Bedah Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
PENDAHULUAN penyakit imunokompromis.
Otitis eksterna maligna Kuman penyebab terbanyak (OEM) atau otitis eksterna OEM adalah Pseudomonas nekrotikans merupakan infeksi aeruginosa. 4 - 7 telinga yang berpotensi Pada laporan kasus ini kematian. Infeksi biasanya dilaporkan OEM dengan dimulai dari meatus akustikus komplikasi kranial neuropati eksterna (MAE) sebagai otitis yang berhasil diterapi dengan eksterna akut (OEA) yang tidak pemberian antibiotik ada respon terhadap terapi. 1 Siprofloksasin. Infeksi menyebar melalui fissura Santorini ke jaringan LAPORAN KASUS lunak dan pembuluh darah Tanggal 5 Desember sekitarnya sampai ke tulang datang seorang wanita 50 tahun dasar tengkorak. 1 - 3 Pen yebaran ke poli THT-KL RSUD dr infeksi melalui sistem Soetomo dengan rujukan dar i Haversian tulang padat dapat dokter spesialis THT -KL Kediri menimbulkan osteomielitis, dengan otitis media supuratif terbentuknya abses multipel, kronik kanan. Penderita dan sequestra tulang nekrotik. 4 mengeluh telinga kanan otalgi Infeksi dapat mengenai foramen sejak 3 bulan yang lalu, otore 3 stilomastoid sehingga terjadi bulan, pendengaran menurun, paralisis nervus fasialis, jika tinitus. Nyeri telinga terasa mengenai foramen jugularis menjalar ke leher dan nyeri akan terjadi paralisis N. IX, X, kepala hebat terutama di malam XI dan jika mengenai kanal hari. Riwayat otore sebelumnya hipoglosus akan terjadi paralisis tidak ada. Muka m enceng dan N. XII. 3 - 7 bengkak di wajah sejak 3 bulan. Orang tua dengan diabetes Keluhan hidung tidak ada, melitus yang tidak terkontrol keluhan tenggorok tidak ada merupakan faktor risiko terbesar kadang-kadang mual. Riwayat terjadinyan OEM. Faktor risiko diabetes melitus (DM) sejak 16 lain yaitu adanya infeksi kronis, tahun yang lalu berobat tidak kondisi umum lemah dan teratur. Gambar 1. Kranial neuropati pasien OEM dengan paresis N. VII dan N. XII
Pada pemeriksaan fisik kanan dan kiri
penderita tampak lemah, kompos Pemeriksaan laboratorium mentis, tidak didapatkan anemi, didapatkan glukosa darah acak ikterus, sianosis ataupun sesak. 398 mg/dl (normal 60 -160 Tanda-tanda vital dalam batas mg/dl), leukosit 7.800 , laju normal. Status lokalis telinga endap darah 27 cm/jam (normal didapatkan masa penuh di MAE 3-8 cm/jam). Pemeriksaan foto kanan, berdungkul -dungkul Schuller didapatkan gambaran permukaan licin, tidak mudah aerasi selule mastoid kanan dan berdarah dan dilakukan biopsi kiri masih baik, trigonum ad untuk pemeriksaan patologi antrum sklerotik dengan anatomi. Didapatkan adanya bayangan lusen di dorsalnya, paresis N.VII perifer dan paresis tegmen timpani baik, kesan N.XII (deviasi lidah). Penderita mastoiditis kronik dengan didiagnosis seb agai tumor MAE suspek kolesteatom. kanan dan diagnosa banding Pemeriksaan CT Scan dengan OEM. didapatkan masa di MAE yang mengisi meatus akustikus interna kanan mendestruksi os maleus, inkus, stapes, kesan mastoiditis bilateral tidak didapatkan infiltrasi intra kranial. Pemeriksaan audiogram didapatkan gambaran tuli campuran kanan dan kiri dengan (Pure Tone Audiometry) PTA kanan 78,75 dan PTA kiri 58,75. Penderita direncanakan masuk rumah sakit untuk evaluasi dan perawatan. Gambar 2. Audiogram pasien OEM dengan tuli campuran Gambar 2. Foto Schuller kanan tampak gambaran mastoiditis kronik
regulasi cepat intra venus (iv)
Hasil konsul dengan actrapid 3x4 iu tiap 1 jam neurologi didapatkan paresis sampai GDA< 250 mg/dl N.VII dan N.XII tanpa tanda dilanjutkan dengan maintenance rangsangan meningeal yang actrapid 3x8 iu subcutan (sc) disebabkan penekanan masa atau 15menit antecoenam (ac). infiltrasi masa tanpa tanda -tanda Rencana diagnostik pemeriksaan peningkatan tekanan intra gula darah puasa 2 jam post kranial. Hasil konsul dengan prandial, Hb A1c, profil lipid interna penderita mendapatkan dan urine lengkap terapi diit B1 2100 kalori, .
Gambar 3. CT Scan kepala tampak masa di MAE
Pada tanggal 15 Desember berkurang otalgi tidak ada, hasil PA didapatkan jaringan keadaan umum baik, paresis granulasi, sehingga penderit a N.VII berkurang dan penderita didiagnosis sebagai OEM . dapat keluar rumah sakit, Keluhan penderita otalgi mulai dengan advis kontrol poli THT - berkurang GDA masih naik KL dan poli Diabet es Penyakit turun. Pentalaksanaan diberikan Dalam. antibiotik Gentamicyn 2x80 mg, Metronidazol 3x500 mg , tetes PEMBAHASAN telinga Ciprofloxacin 4x gtt II, OEM adalah penyakit neurotropik injeksi 1x sehari, infeksi telinga luar yang agresif diit B1 2100 kalori, Hummulin dan berpotensi kematian yang R 3x 10 iu sc 15 menit ac, disebabkan oleh kuman Hummulin N 3 iu sc jam 21.00 Pseudomonas Aeruginosa . 2 , 3 , 7 - 1 5 dan Methylcobal 1x 5oo mg. Tahun 1959 Meltzer pertama Perawatan juga dilakukan kali melaporkan adanya kasus debridemant setiap hari dan Pseudomanal osteomyelitis ekstraksi granulasi berkala. tulang temporal dan Chandler Pemeriksaan GDA diulang tahun 1968 pertama kali 10-18 berkala untuk menyesuaikan menggunakan istilah OEM. dengan terapi. Saat ini patogenesis Pada tanggal 18 Desember terjadinya OEM masih belum didapatkan hasil kultur adanya jelas, beberapa faktor kuman Pseudomonas spp dan predisposisinya adalah Staphylococcus. Hasil mikroangiopati diabetik, faktor sensitifitas antibiotik kuman imun yang rendah, dan penyakit pertama sensit if salah satunya kronis. Lebih dari 90% kasus terhadap Siprofloksasin dan OEM terjadi pada penderita DM kuman kedua dengan Tetrasiklin tipe 2. 1 2 Mikroangiopati sehingga terapi antib iotik diabetik dengan kronik diganti dengan Siprofloksas in hipoperfusi dan resistensi lokal 2x 400 mg drip, Met ronidazol yang menurun akan 3x500 mg dan Tetrasik lin 4x meningkatkan risiko infeksi. 500 mg per oral. Penderita biasanya datang Pada tanggal 9 Januari dengan otalgi hebat, nyeri 2009 antibiotik Siproflo ksasin menjalar ke leher, otore dan diganti peroral 2x 500 mg, pendengaran menurun. 1 1 - 1 9 Actrapid 3x 4 iu sc 15 menit ac. Keluhan penderita jauh Ada tiga stadium OEM yaitu 1 0 : dan tes sensitifitas dilakukan 1. Stadium 1 (stadium untuk mengetahui kuman kardinal) didapatkan otore penyebab dan menentukan jenis purulen, otalgi, granulasi antibiotik yang tepat. 1 0 - 1 6 MAE, tanpa paresis N.VII Pemeriksaan tambahan CT 2. Stadium 2 proses infeksi Scan dan MRI dapat melihat menyebar ke jaringan adanya osteomielitis pada OEM. lunak dasar tengkorak, Gambaran radiologis yang osteomielitis dan menekan didapatkan dari X -foto mastoid nervus kranial posterior yaitu adanya perselubungan air (N.XI, N.XII) cell mastoid dan destruksis 3. Stadium 3 sudah terjadi tulang. Dengan CT Scan akan ekstensi intrakranial lebih lebih teliti lagi untuk lanjut yaitu meningitis, mendapatkan gambaran epidural empiema, penyebaran OEM pada tulang. subdural empiema atau Sedangkan MR I lebih baik untuk abses otak melihat keterlibatan jaringan Pada kasus ini pasien lunak sehingga komplikasi sudah berada pada stadium 2 intrakranial dapat terdeteksi. 5 - 1 0 dengan neuropati kranial Tapi pada kondisi dini CT Scan berupa paresis N.VII dan N. tidak dapat mend eteksi adanya XII. Keberhasilan terapi tidak abnormalitas. Gallium-67 scans identik dengan resolusi paresis dapat mendeteksi OEM dini dan kranial neuropati. Pada dapat digunakan untuk umumnya paresis N. VII tetap mengevaluasi resolusi OEM. ada walau gradasinya lebih baik Pemeriksaan technitium bone dari pada sebelum terapi scans juga sensitif untuk sedangkan kranial neuropati mendeteksi adanya osteomielitis yang lain dari beberapa literatur tapi tidak dapat digunakan untuk resolusinya bisa mencapai 100% mengevaluasi resolusi OEM. 1 0 - pasca terapi. 1 8 17,20,21 Pada kasus ini dari CT Pemeriksaan biopsi Scan didapatkan adanya granulasi MAE perlu dilakukan gambaran mastoiditis tanpa untuk membedakan dengan OEM adanya osteomielitis. dengan keganasan MAE atau Pemeriksaan MRI tidak osteomielitis karena didapatkan adanya komplikasi 5 Aspergillus . Pemeriksaan kultur intrakranial. Penatalaksanaan standar OEM hasil kultur dan tes sensitifitas . adalah dengan merawat inap Evaluasi kesembuhan dilihat penderita dan regulasi diabetes. dari perkembangan klinis dan Kombinasi terapi diabetes, keluhan yang lebih baik. pemberian antibiotika yang Penatalaksaan sesuai dengan hasil kultur dan pembedahan kadang-kadang juga debridement MAE setiap hari diperlukan dalam kondisi memberikan angka kesembuhan penderita yang buruk yaitu yang tinggi. Standar terapi mastoidektomi dengan antibiotik kombinasi dekompresi N. VII atau aminoglikosid dengan penisilin petrosektomi subtotal atau antipseudomonas atau bahkan dilakukan reseksi parsial sefalosporin untuk intervensi tulang temporal. Terapi oksigen primer. Penggunaan hiperbarik juga digunakan untuk aminoglikosid harus disertai terapi penunjang. 5 Pada kasus dengan evaluasi fungsi renal ini kondisi pasien baik dan mengingat efek samping masih stadium awal sehingga nefrotoksik dan ototoksik tidak diperlukan tindakan aminoglikosid. Karena itulah pembedahan. quinolones baik peroral atau perenteral saat ini digunakan KESIMPULAN sebagai alternatif antibiotik dan dari beberapa penelitian Otitis eksterna maligna menunjukkan angka merupakan penyakit infeksi keberhasilan yang tinggi. Lama MAE yang dapat meluas ke pemberian antibiotik dapat struktur sekitarnya sehingga dievaluasi dengan pemeriksaan dapat menimbulkan komplikasi serial gallium scans periodik dengan resiko kematian. interval 4 minggu atau dengan Diagnosis dini membantu melihat kondisi klinis penderita. keberhasilan penatalaksanaan. 5,16-21 Beberapa literatur Kombinasi pemberian antibiotik menganjurkan pemberian Siprofloksasin, regulasi dia betes antibiotik selama 6 -8 minggu dan pembersihan lokal dengan untuk mencegah kekambuhan. 1 3 antibiotik lokal akan Pada kasus ini diberikan memberikan angka kesembuhan Siprofloksasin, Metronidazol yang lebih baik. dan Tetrasiklin sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA 1. Linstrom CJ, Lucente FE. 7. Nussenbaum B, roland PS. Infectios of the external ear. External ear, malignant In : Bailey BJ, Johnson JT external otitis. eMedicine eds. Head & Neck Surgery- specialties Otolaryngology Otolaryngology 4 th ed. and Facial Plastic surgery. Philadelphia : Lippincot Update: 04/14/06. Available Williams & Wilkins, 2006 : at : 1994-7 http://emedicine.medscape.co 2. Duvvi SK, Lo S, Kumar R, m/article/845525-overview. Blanshard J. Malignant Accesed 01/15/2009 external otitis with multiple 8. McPhee SJ, Tierney LM, cranial nerve palsies the use Papadakis MA. Malignanat of hyperbaric ox ygen. The external otitis. In: Current Internet Journal of Medical Diagnosis & Otorhinolaryngology. 2005; Treatment.New York : Volume 4 Number 1. McGraw- Hill Professional; Available at : 2007 : 184-5. http://wwwispub.com/ostia/in Available at: http:// books. dex.php?xmlFilePath=jounals google.co.id. Accesed at . Accesed 3/5/2009 03/15/2009 3. Lee KJ. Essential 9. Durand ML. Malignant Otolaryngology Head & Neck external otitis. In : Nador JB, Surgery 8 t h ed. New York : Mc Kenna MJ, Galla R eds. McGraw-Hill, 2003 : 468 -70 Surgery of the Ear and 4. Kroon DF, Strasnick B. Temporal Bone 2 n d ed. New Diseases of the auricle, York : Lippincot Williams & external auditory canal, and Wilkins; 2005: 247 -8. tympanic membran. In : Available at : Glasscock ME, Gul ya AJ. http://books.google.co.id . Glasscock- Shambaugh Accesed at 03/15/2009 Surgery of the Ear 5 t h ed. 10.Wigand ME, Laszig R, Philadelphia : WB Saunders Rettinger G, Robertson M. Company, 1990 : 357 Petrositis and osteom yelitis 5. Jung TTK, Jinn TH. Diseases of the temporal bone. In : of the external ear. In: Snow Restitutional Surgery of the JB, Ballenger JJ eds. Ear & Temporal Bone. New Ballenger’s York; Thieme : 185-186 Otorhinolaryngology Surgery 11.Moghaddam M. Malignant 16 t h ed. Philadelphia : external otitis. Acta Medica William & Wilkins; 1996 : Iranica 1993; 31: 72 -4. 238-241 Available at: http:// 6. Meyerhoff WL, Caruso VG. journals.tums.ac.ir/uploadfile Trauma & infections of the s/pdf/4998.pdf. Accesed at external ear. In : Paparella 03/15/2009 MM, Shumrick DA, 12.Bernardini GL. Focal Gluckman JL, Meyerhoff W L Infections. In : Rowland LP, eds. Otolaryngology 3 r d ed. Merrit HH eds. Merritt’s New York : WB Saunders ; Neurology. Available at: 1991: 1230-1 http//books.google.co.id. Accesed at 03/15/2009 13.Tirmizey MA, Hasan S, Rehman modalit y in the diagnosis and A. Malignant otitis externa. follow-up of malignant external Profesional 1996; 03: 248 -252 otitis. Journal of Laryngology and 14.Ress BD, Luntz M, Telischi FF, Otology 2004; 118: 576 -9. Balkany TJ, Whiteman MLH. Available at: Necrotizing external otitis in http;//proquest.umi.com. Accesed patients with AIDS. at 06/10/2009 Laryngoscope 1997; 107: 456 -460 21.Levenson MJ, Parieser SC, 15.Dobbyn L, O’Shea C, McLoughlin Dolitsky J, Bindra G. P. Malignant (invasive) otitis Ciprofloxacin: drug of choice in externa involving the the treatment of malignant temporomandibular joint. Journal external otitis (MEO). of Laryngology and Otology Laryngoscope 1991; 101: 821 -4 2005; 119: 61-3. Available at: http://proquest.umi.com . Accesed at 06/10/2009 16.Paauw DS. Infectious emergencies in patients with diabetes. Clinical Diabetes 2000; 18: 2. Available at: http://journal.diabetes.org/clinica ldiabetes/v18N -32000/pg102.htm. Accesed at 06/10/2009 17.Grandis JR, Branstetter BF, Yu VL. The changing face of malignant (necrotizing) external otitis: clinical, radiological and anatomic correlations. Lancet Infectious Diseases 2004; 4: 34 -9. Available at: http://proquest.umi.com . Accesed at 06/10/2009 18.Mani N, Sudhof H, Rajagopal S, Moffat D, Axon PR. Cranial nerve involvement in malignant external otitis: Implications for clinical outcome. Laryngoscope 2007; 117: 907 -10 19.Gattaz G, Sperotto LS, Reboucas LM. Malignant otitis externa. Revista Brasileira de Otorrinolaringologia 2007; 73: 1 - 3 20.Ismail H, Hellier WP, Batt y V. Use of magnetic resonance imaging as the primary imaging