Anda di halaman 1dari 10

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara tropis dengan keanekaragaman hayati
(biodiversitas) terbesar di dunia. Diantara kekayaan alam Indonesia adalah
tanaman sagu (Metroxylon Sp). Indonesia memiliki potensi sagu sekitar 50% dari
produksi sagu dunia. Sagu adalah satu komoditi yang tinggi kandungan
karbohidrat disamping beras, jagung, atau singkong. Produksi sagu di Indonesia
diperkirakan mencapai 2 juta ton per tahun, dimana 240.000 ton berasal dari Riau.
Tanaman sagu sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan
alternatif bagi masyarakat. Dari aspek nilai gizi, tepung sagu mempunyai
beberapa kelebihan dibanding tepung dari tanaman umbi atau serelia, tanaman
sagu mengandung pati tidak tercerna yang penting bagi kesehatan pencernaan.
Tanaman sagu juga cocok untuk dikembangkan di daerah-daerah marginal seperti
daerah rawa dan gambut. Dengan demikian pengembangan sagu pada lahan itu
tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, namun juga dari aspek ekologis.

Bakso merupakan salah satu makanan yang digemari oleh hampir semua
kalangan. Hal tersebut dibuktikan dari data hasil survey yang dilakukan di
Fakultas Teknik Universitas Riau. Sekitar 90% dari total mahasiswa menyukai
bakso. Selama ini bakso dibuat dari daging sapi, ayam maupun ikan. Namun,
bakso yang terbuat dari daging sapi atau ayam mengandung lemak yang tinggi,
sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat mengganggu kesehatan
konsumen.
Mengangkat citra sagu sebagai salah satu pangan unggulan daerah Riau dan
mendukung “Gerakan Aku Cinta Sagu” sekaligus mendukung visi “Riau Provinsi
Sagu”, maka muncul gagasan untuk membuat varian bakso berbahan dasar sagu.
Upaya memasyarakatkan diversifikasi pangan melalui “Gerakan Aku Cinta Sagu”
ini sangat strategis dilakukan seiring dengan semakin banyaknya serbuan aneka
jajanan modern yang semakin digandrungi generasi muda.
Kandungan karbohidrat yang tinggi pada sagu juga dapat menjadikan bakso
sagu menjadi bahan makanan utama maupun cemilan. Meski kandungan
karbohidratnya tinggi, kandungan glukosa dalam sagu tergolong rendah sehingga
makanan ini cocok utuk penderita diabetes. Untuk menghindari kejenuhan
konsumen terhadap bakso sagu ini maka diberilah inovasi isian pada setiap bakso
seperti isi sosis, udang, dan ikan. Penggunaan ikan sebagai isian bakso merupakan
salah satu bentuk dukungan pada program pemerintah “Ayo Makan Ikan”. Dengan
pemberian inovasi ini diharapkan dapat menjadikan bakso sagu beda dari bakso
yang lainnya. Berawal dari pemikiran itulah, kami menilai bahwa bisnis bakso
sagu ini akan menjadi usaha yang menjanjikan dalam jangka panjang.
2

1.2 Luaran Yang Diharapkan


Pencapaian yang ingin di capai yakni, produk bakso inovatif yang terbuat
dari sagu dengan varian rasa baru. Dengan usaha ini akan tumbuh menjadi usaha
yang lebih besar sehingga dapat menyerap beberapa tenaga kerja dari masyarakat
sekitar. Dengan demikian selain mendapatkan laba, usaha ini juga mampu
mengurangi pengangguran di daerah sekitar usaha.

1.3 Manfaat Kegiatan


Membantu mahasiswa dalam menumbuhkan dan mengembangkan jiwa
kemandirian, sehingga dapat menjadi pembelajaran serta pengalaman yang sangat
berguna bagi mahasiswa sebagai peluang memasuki dunia kerja setelah
menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Selain itu, sebagai agent of change,
mahasiswa diharapkan mampu untuk menciptakan solusi- solusi kreatif dalam
upaya kesejahteraan masyarakat melalui bidang kewirausaahan.
3

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan


Sagu (Metroxylon Spp) merupakan salah satu komoditi yang tinggi
kandungan karbohidrat disamping beras, jagung, atau singkong. Produksi sagu di
Indonesia diperkirakan mencapai 2 juta ton per tahun, dimana 240.000 ton berasal
dari Riau. Tanaman sagu sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan
pangan alternatif bagi masyarakat.
Untuk meningkatkan pemanfaatan dan konsumsi sagu perlu adanya
diversifikasi produk olahan sagu, untuk menghindari kejenuhan konsumen dalam
mengkonsumsi dan diharapkan dapat meningkatkan mutu serta nilai ekonomis
bagi produk olahan sagu. Bakso merupakan salah satu makanan yang digemari
oleh hampir semua kalangan. Bahkan akhir-akhir ini, konsumsi bakso masyarakat
semakin meningkat. Bakso merupakan makanan yang praktis untuk hidangan
sarapan, selain mudah dibuat rasanya pun enak dan bergizi. Sifat yang praktis,
membuat bakso semakin sesuai dengan keadaan masyarakat modern yang ingin
semuanya tersaji dengan cepat dan mudah.
Keberadaan warung bakso di Pekanbaru dapat dikatakan sudah menjamur.
Khususnya sekitaran kampus Universitas Riau, terdapat sekitar 20 warung bakso.
Hal ini menandakan bakso telah menjadi makanan yang sangat disukai
masyarakat khususnya mahasiswa. Namun, disatu sisi bakso yang beredar
dipasaran saat ini banyak mengandung MSG, dan proses pembuatannya pun
kurang higienis. Selain itu bahan baku yang digunakan adalah daging sapi yang
dapat mengganggu kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.
Bakso juga dapat dibuat dari bahan baku berbeda dari biasanya, yaitu sagu.
Bakso sagu ini juga akan diberi inovasi rasa agar para konsumen tidak bosan,
seperti bakso isi udang, sosis, maupun sayur. Selain itu, uniknya bakso ini terdapat
pada teknik penyajiannya. Berbeda dengan bakso pada umumnya, teknik yang
digunakan dalam penyajian bakso sagu yaitu dengan cara digoreng kemudian
disajikan dengan kuah khas melayu. Diharapkan dengan inovasi pengolahan
bahan pangan sagu, dapat menjadikan sagu sebagai bahan makanan yang lebih
dikenal oleh masyarakat. Secara tidak langsung juga telah berkontribusi dalam
mendukung “Gerakan Aku Cinta Sagu” yang digelar oleh Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Riau. Brand yang digunakan untuk bakso ini adalah Soguri.
Sebelum penulisan proposal PKM-K ini, kami telah mencoba membuat
bakso sagu dengan tujuan untuk melihat respon para konsumen yang akan dituju
seperti para mahasiswa. Dari 10 responden yang dipilih secara acak, sebanyak 7
orang menyukai bakso sagu pra-produksi ini. Mawar (salah satu mahasiswa
Fakultas Teknik) menyatakan “Baksonya enak, rasanya unik beda dari bakso
lainya. Ada isian juga yang bikin kaget dan makin enak” begitulah respon salah
4

satu responden. Terlepas dari baik tidaknya pengambilan sampel maupun baik
tidaknya kualitas penelitian, namun cukup meyakinkan kami bahwa bakso sagu
merupakan makanan yang diminati oleh masyarakat khususnya mahasiswa. Dari
pemikiran tersebut, maka kami menilai bahwa bisnis bakso sagu merupakan usaha
yang menjanjikan.

2.2 Potensi Sumber Daya dan Peluang Pasar


Riau merupakan daerah dengan sagu sebagai komoditas unggulan karena
luas lahannya mencapai 87.000 hektar dan produksi mencapai 240.000 ton tiap
tahunnya. Saat ini sagu hanya diolah menjadi olahan mie. Ide pembuatan usaha ini
berasal dari adanya “Gerakan Aku Cinta Sagu” sekaligus keinginan untuk
meningkatkan minat masyarakat khususnya para mahasiswa untuk mengkonsumsi
sagu. Maka dari itu dibuat lah inovasi baru produk olahan sagu yaitu bakso sagu
dengan aneka varian rasa antara lain, keju, sosis, ikan, udang dan telur puyuh.
Target pasar dari Soguri (Bakso Sagu Gurih) adalah masyarakat Pekanbaru
dan untuk bulan pertama, promosi dilakukan di beberapa perguruan tinggi di
Pekanbaru. Di Pekanbaru ada beberapa perguruan tinggi yang memiliki jumlah
mahasiswa yang banyak, salah satunya adalah Universitas Riau. Menurut data
jumlah mahasiswa Universitas Riau tahun 2014 adalah 29.490 mahasiswa, jika
diasumsikan dalam 1 hari ada 1% dari jumlah tersebut memberi Soguri (Bakso
Sagu Gurih) maka dalam 1 hari kami dapat menjual sebanyak 299 paket. Jumlah
ini belum ditambah dengan jumlah penduduk asli kampus dan jumlah dari siswa
SD, SMP dan SMA disekitar kampus. Potensi pasar tentu akan menjadi lebih
besar apabila sudah dilakukan ekspansi keluar kota. Untuk meningkatkan
kepuasan konsumen, maka diberikanlah fasilitas delivery order secara gratis.

2.3 Analisa Ekonomi Usaha


Percobaan pembuatan bakso sagu sudah dilakukan seiring penulisan
proposal PKM-K ini. Hasilnya 7 dari 10 orang menyukai produk pra-produksi.
Pengumpulan data dan tanggapan konsumen serta pengembangan kualitas produk
perlu dilakukan di bulan ke-1 untuk mengembangkan produk bakso ini. Biaya
produksi merupakan biaya pembuatan yang memuat bahan baku, kemasan,
penggorengan dan operasional. Biaya produksi sudah diperhitungkan secara
ringkas dalam analisis usaha.
Terdapat berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah
suatu usaha layak atau tidak. Metode yang paling sering digunakan untuk
menganalisis kelayakan suatu usaha adalah dengan cara menghitung perkiraan
laba rugi dan R/C Ratio. Perkiraan laba rugi dihitung berdasarkan pendapatan per
bulan di kurangi biaya tetap dan biaya variabel per bulan. Sedangkan R/C Ratio,
merupakan perbandingan antara seluruh pendapatan/pemasukan dengan biaya
produksi. Usaha dikatakan layak apabila R/C Ratio lebih dari 1,00 (>1,00).
5

a. Perkiraan Keuntungan
Perkiraan penjualan perhari adalah 50 paket bakso. Harga 1 paket Rp.
7.000,-. Setiap paket terdiri dari 10 buah bakso. Berarti pendapatan perhari adalah
Rp. 350.000,- . Dalam 1 bulan diperkirakan pendapatan kotor adalah 30 hari x Rp
350.000 = Rp. 10.500.000,-. Biaya modal awal dan bahan baku sebesar Rp.
5.196.916,8 (lihat lampiran 2). Sehingga akan didapatkan keuntungan per bulan
seperti pada tabel dihalaman selanjutnya.

b. R/C ratio
Seluruh pemasukan/pendapatan per bulan (R) adalah Rp. 7.500.000,- dan
biaya produksi per bulan (C) Rp. 5.196.916,8/ bulan,- sehingga diperoleh R/C
Ratio = Rp. 7.500.000 x 4 bulan,- : Rp.20.799.667,2 = 2.01 . Jadi dengan R/C
Ratio 2.01 (lebih dari 1) maka usaha ini dinyatakan layak untuk didirikan.

Tabel 2.1 Perkiraan Keuntungan Per 4 Bulan Usaha SOGURI


Komponen Biaya
A. Penerimaan Rp. 42.000.000,-
(Harga Produk X Kapasitas (Rp. 7000 X 50 Paket X 120 hari)
Pembelian rata- rata perbulan)

B. Biaya
Bahan Baku Rp. 19.272.000,-
Penyusutan alat produksi Rp. 1.527.667.2

C. Keutungan Rp. 21.200.332,8

2.4 Kelayakan Usaha


Usaha ini memiliki potensi yang menjanjikan untuk dijalankan sebagai
bisnis makanan. Selain itu bahan yang digunakan bahan-bahan bermutu dan
berkualitas dan tidak membahayakan konsumen. Bakso dengan bahan dasar
tepung sagu ini menyajikan aneka isian seperti keju, sayur dan ikan sehingga
memiliki kandungan gizi dan protein yang tinggi yang bagus untuk di konsumsi.
Karena itu usaha ini layak dijalankan untuk memberikan inovasi bakso sehat dan
nikmat di kalangan masyarakat. Menurut perhitungan R/C rasio SOGURI, usaha
ini layak didirikan karena rasionya diatas 1.
6

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Teknik Pengerjaan


Teknik pekerjaan disini mengarah pada proses produksi SOGURI. Proses
produksinya dilakukan setiap hari, hal ini dikarenakan bakso bukanlah merupakan
makanan yang tahan lama. Selain itu produksi setiap hari bertujuan agar
kandungan gizi pada bakso tetap terjaga dan memiliki cita rasa yang tinggi, bakso
yang diproduksi setiap harinya adalah sebanyak 50 paket yang terdiri dari 10 buah
bakso per paket. Sebagai tahap awal, proses produksi masih dilakukan oleh
anggota PKM-k ini sendiri.

3.2 Tahapan Pengerjaan


3.2.1 Kegiatan Tahap I: Pra-Produksi
Tahap ini diawali dengan membeli peralatan produksi. Pembelian alat
dilakukan melalui beberapa cara yakni berbelanja di toko, dan pemesanan alat
produksi bakso sagu secara online. Tahap selanjutnya adalah penyediaan lokasi
produksi di sebuah rumah di Jalan Bangau Sakti Gg. Sejahtera (sebalah kampus
UR). Tahap ini juga memuat survei pasar dan kontrak kerjasama dengan berbagai
supermarket dan minimarket yang akan di suplay dengan produk bakso sagu
sekaligus mengetahui prospek produk di masa mendatang.

3.2.2 Kegiatan Tahap II: Pengembangan Produk Skala Kecil


Setelah alat produksi sudah siap, tahap selanjutnya meliputi pemilihan
bahan dasar, tes produk secara berkala yang bertujuan untuk mengetahui dengan
pasti permintaan pasar, pemilihan produk layak produksi melalui proses
penyortiran pada bahan baku sehingga penggunaan produk dapat dipertanggung
jawabkan, serta rasa yang sesuai dan dapat menarik konsumen. Hasil produksi
semakin bagus dengan kemasan yang menarik.

3.2.3 Kegiatan Tahap III: Produksi Bakso Sagu


Proses produksi bakso sagu ini dapat dibuat dalam bentuk blok diagram
sederhana berikut :

Pemberian Dibalur
Bahan Baku Tepung Dicetak
Tepung Sagu Isian Tepung Roti

SOGURI

Gambar 3.1 Diagram Proses Produksi Bakso Sagu


7

Pengembangan bakso sagu ini sangat potensial menjadi unit usaha baru
karena usaha tersebut merupakan suatu inovasi baru di bidang pertanian.
Keunggulan dari usaha ini antara lain teknik penyajian bakso yang berbeda
dengan yang lainnya. Teknik yang digunakan adalah dengan cara digoreng, selain
itu kuah yang digunakan adalah kuah khas melayu. Bakso sagu ini juga
mempunyai berbagai varian isian yaitu sosis, udang, dan telur puyuh, ikan dan
keju.

3.2.4 Packaging
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 memperlihatkan logo dan desain packaging
Soguri. Melalui pantun yang terdapat di salah satu bagian dari kemasan, kami juga
turut melestarikan budaya melayu berupa pantun tersebut.

Gambar 3.2 Logo SOGURI

Gambar 3.2 Desain Packaging

3.2.5 Strategi Penjualan


Sebelumnya telah dilakukan uji testimoni cita rasa SOGURI pada
mahasiswa disekitar kampus Universitas Riau. Dan hasil yang didapat sangat
memuaskan dimana 7 dari 10 orang memberikan respon positif terhadap
penyajian dan cita rasa SOGURI. Pada tahap selanjutnya akan dilakukan promosi
8

dan penyebaran pamflet untuk menarik pelanggan sekaligus uji pasar. Kemudian
akan dibuat kerjasama dengan pihak ketiga yang bersedia menjadi distributor
produk kami. Selain itu, proses pemasaran juga dilakukan dengan menggunakan
sosial media.
Salah satu strategi penjualan adalah dengan melakukan Edukasi Market. Hal
ini perlu dilakukan karena sebagian besar penyedia kudapan saat ini banyak yang
menyediakan kudapan yang tidak sehat atau bahkan berbahaya bagi tubuh. Proses
edukasi ini dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada konsumen
tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang sehat.tidak hanya makanan
pokok tapi juga kudapan yang sehat. Cara untuk menjelaskan pada konsumen
dilakukan secara langsung dan melalui media brosur, banner, pamflet ataupun
media online. Hal ini dapat menjadi daya tarik konsumen terhadap minat pada
produk ini, karena selain memberikan informasi tentang Edukasi Market.
SOGURI menyediakan aneka varian isian yaitu ikan, keju, udang, telur puyuh,
dan sosis. Dan produk ini akan dijual dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat.

3.3 Pencapaian Tujuan Program


a. Tahap Evaluasi perkembangan usaha
Pada tahap ini dilakukan penghitungan pengeluaran dan pemasukan dari
produksi SOGURI. Pada tahap ini kami juga menganalisis apakah stategi
pemasaran yang kami lakukan sudah maksimal atau belum. Selain itu,
dilakukan pula evaluasi terhadap modal yang ada, evaluasi terhadap jaringan
dan mitra kerja.
b. Evaluasi kegiatan
Evaluasi diadakan untuk mengetahui secara keseluruhan sejauh mana
usaha ini berjalan, kekurangan dan kelebihan serta rincian secara
keseluruhan. Hasil evaluasi ini akan dijadikan sebagai bahan acuan untuk
pengembangan usaha kedepan agar lebih baik lagi dan menghasilkan
keuntung yang tetap bahkan meningkat.
c. Laporan pertanggungjawaban
Laporan ini berisikan data dari awal kegiatan hingga akhir yang bertujuan
untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh berdasarkan data yang akurat
dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Laporan ini dilaksanakan pada
akhir periode kegiatan.
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Rekapitulasi biaya berdasarkan jenis pembiayaan ditunjukkan pada tabel
berikut. Rincian dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya SOGURI
Jenis Pengeluaran Biaya (Rupiah)
Total Biaya Peralatan Penunjang 7.220.000
Total Biaya Habis Pakai 4.195.000
Total Biaya lain-lain -
Total 12.035.000

4.2 Jadwal Penelitian


Penelitian ini direncanakan berjalan 4 bulan, dengan rincian kegiatan
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rincian Jadwal Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
Kegiatan Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konsultasi
dengan dosen
pembimbing
Persiapan bahan
dan peralatan
Produksi
SOGURI (Bakso
Gurih Nikmat
Aneka Varian
Isian
Tahap
komersialisasi
produk
Evaluasi kegiatan
bisnis
Pengumpulan
data kegiatan
Pembuatan draft
laporan
10

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, B. dan Pangloli, P. 1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius.


Yogyakarta.

Harsanto, P.B. 1986. Budidaya dan Pengolahan Sagu. Kanisius. Yogyakarta.

Wahid, A.S. 1988. Prospek Pengembangan Sagu di Indonesia. Jurnal Litbang


Pertanian. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Tinjauan-Pustaka
    Tinjauan-Pustaka
    Dokumen10 halaman
    Tinjauan-Pustaka
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • MEN
    MEN
    Dokumen3 halaman
    MEN
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Wina Camellia Shita
    Wina Camellia Shita
    Dokumen156 halaman
    Wina Camellia Shita
    annisaa
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi TRP
    Lembar Konsultasi TRP
    Dokumen18 halaman
    Lembar Konsultasi TRP
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Pengeringan
    Lampiran Pengeringan
    Dokumen12 halaman
    Lampiran Pengeringan
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 185 296 1 SM PDF
    185 296 1 SM PDF
    Dokumen8 halaman
    185 296 1 SM PDF
    Alifika Anggun Sa'fitri
    Belum ada peringkat
  • 198 321 3 PB
    198 321 3 PB
    Dokumen6 halaman
    198 321 3 PB
    Jermaine Palmer
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Dinamika
    Perhitungan Dinamika
    Dokumen8 halaman
    Perhitungan Dinamika
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 14 November 2019
    14 November 2019
    Dokumen16 halaman
    14 November 2019
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Dinamika
    Perhitungan Dinamika
    Dokumen8 halaman
    Perhitungan Dinamika
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Modul DPT
    Modul DPT
    Dokumen28 halaman
    Modul DPT
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • PENDAHULUAN PABRIK LAB
    PENDAHULUAN PABRIK LAB
    Dokumen30 halaman
    PENDAHULUAN PABRIK LAB
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    Dokumen16 halaman
    EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DPT Dinamika Proses Tangki
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Dokumen39 halaman
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Ilna Suparta
    50% (2)
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • BAB III. Proses Pengolahan
    BAB III. Proses Pengolahan
    Dokumen4 halaman
    BAB III. Proses Pengolahan
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • BAB II Oleokimia
    BAB II Oleokimia
    Dokumen34 halaman
    BAB II Oleokimia
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DDB Resume 37
    DDB Resume 37
    Dokumen2 halaman
    DDB Resume 37
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • SKM Jul2003 7
    SKM Jul2003 7
    Dokumen34 halaman
    SKM Jul2003 7
    fildaagumps
    Belum ada peringkat
  • Puisi Wisuda 1
    Puisi Wisuda 1
    Dokumen3 halaman
    Puisi Wisuda 1
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Modul DPT
    Modul DPT
    Dokumen28 halaman
    Modul DPT
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Pengilangan Minyak Nabati
    Pengilangan Minyak Nabati
    Dokumen70 halaman
    Pengilangan Minyak Nabati
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DDB Resume 37
    DDB Resume 37
    Dokumen2 halaman
    DDB Resume 37
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat