Anda di halaman 1dari 34

BAB II

ISI

2.1 Minyak Nabati


Minyak nabati adalah minyak yang disari/diekstrak dari berbagai bagian
tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, menggoreng, pelumas, bahan
bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai penggunaan industri
lainnya. Minyak nabati berasal dari tumbuhan seperti kelapa, kedelai, kacang dan
sawit. Minyak merupakan persenyawaan dari glycerol dan asam-asam lemak.
Asam-asam lemak itu seperti asam palmitat, stearate, oleat, laurat, linoeat,
linolenat.

1. Monogliserida dengan 1 asam lemak


2. Digliserida dengan 2 asam lemak
3. Trigliserida dengan 3 asam lemak
Asam-asam lemak yang membentuk minyak/lemak mempunyai jumlah
karbon (C) genap dan dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu (1) golongan yang
jenuh, seperti asam stearat (C17H35COOH), yang merupakan dasar bagi minyak –
minyak tidak mengering, (2) golongan monoolefinik, dengan satu pengikatan
rangkap diantara karbon–karbon, seperti asam oleat (C17H33COOH),
dan (3) golongan polielofinik dengan lebih dari satu pengikatan rangkap, seperti
asam linoleat (C17H31COOH) dan asam linolenat (C17H29COOH) Yang terakhir
ini merupakan minyak tidak jenuh dan merupakan minyak–minyak yang
mengering (semi drying dan drying oils).
Lemak/minyak alamiah terutama merupakan trigliserida campuran (mixed)
yang berarti bahwa trigliserida itu disusun tidak hanya oleh satu macam asam
lemak tapi oleh 2 atau 3 macam asam lemak. Istilah minyak dan lemak didasarkan
pada sifat fisis semata-mata. Jika cair pada temperatur kamar, disebut minyak dan
disebut lemak jika padat pada temperatur kamar.
Jika banyak mengandung asam lemak tidak jenuh (mengandung
pengikatan rangkap –C=C-) seperti asam oleat, maka akan cair, sedang jika
banyak mengandung asam lemak jenuh, seperti asam palmitat atau stearat, maka
akan padat. Juga jika gliserida mengandung banyak lemak dengan rantai pendek,
akan berupa cair (minyak), meskipun gugusan asam itu jenuh adanya. Contohya
adalah minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji kapas, minyak kacang. Di
antara sekian banyak tumbuhan penghasil minyak, yang terpenting di Indonesia
dan merupakan bahan baku bagi industri adalah kelapa dan kelapa sawit.

2.1.1 Sejarah Minyak Nabati


Sejak dahulu manusia mengetahui bagaimana untuk menghilangkan
minyak dan lemak dari sumber alaminya dan dan membuatnya untuk dpat
digunakan. Lemak hewani yang pertama dikonsumsi sebagai makanan, tetapi jauh
sebelum mereka dibakar dan dipanaskan. Penduduk asli daerah tropis di dunia
sudah sejak lama memperoleh minyak dari sumber nabati dengan menghilangkan
minyaknya dari berbagai kacang-kacangan setelah mengeringkannya dibawah
sinar matahari. Penggunaan minyak ikan diawali dengan penangkapan ikan paus,
yang dimulai oleh Basques di Bay Biscay pada abad ke-15.
Reaksi kimia pertama diaplikasikan untuk lemak dan minyak (tidak
termasuk oksidasi dalam pemanasan) yaitu saponifikasi, untuk memberi sabun.
Awalnya material mentah terutama berasal dari hewan, menyumbangkan daging
menjadi seni tua. Industrialisasi minyak dan lemak berawal dengan pendirian
mesin penggilingan biji kapas di Carolina Selatan, sekitar tahun 1826. Industri
sederhana ini tidak berkembang dengan cepat sampai setelah tahun 1865. Pada
tahun 1850, menggunakan soda kaustik untuk menghilangkan asam bebas dari
minyak diperkenalkan dari prancis. Sekitar tahun ini, tukang giling menjadi sadar
nilai dari linter yang melekat pada kulit, dan juga kulit itu sendiri, untuk binatang
ternak.
Berawal dari industri margarin di Chicago tahun 1885, memberikan
dorongan pada industri minyak biji kapas karena ditemukan bahwa minyak
tersebut dapat digunakan sebagai penipis dalam oleomargarine. Semakin tinggi
kualitas yang dituntut pasar baru ini menghasilkan beberapa
perbaikan pengolahan. Fuller’s earth digunakan untuk decolorisasi minyak. Pada
tahun 1887, beberapa ilmuwan memperkenalkan metode pemurnian. Pada tahun
1893, dipelajari deodorisasi dengan meniup uap panas pada temperature tinggi.
Belakangan ditemukan bahwa deodorisasi dengan dikurangi tekanan diperbaiki
keduanya yaitu rasa dan bau. Pada 1900 ditemukan bahwa minyak dapat
diperbaiki dengan hidrogenasi. Ini fase industri telah berkembang pesat, sampai
(1953) ada 1.674-702.000 pon. 3.097.000.000 pon dari minyak terhidrogenasi
yang dihasilkan di Amerika Serikat setiap tahunnya.

2.1.2 Bahan Baku Minyak Nabati


a. Kelapa Sawit
Kelapa sawit dalam hal ini umumnya telah diketahui bahwa Palm
Oil (Elaeis guineensis) berasal dari kawasan hutan hujan tropis Afrika Barat.
Sabuk utama berjalan melalui lintang selatan Kamerun, Pantai Gading, Ghana,
Liberia, Nigeria, Sierra Leone, Togo dan ke wilayah khatulistiwa Angola dan
Kongo. Dan kemudian sampailah pada negeri subur Indonesia, kelapa sawit
pertama kali ditanam di provinsi jawa barat yaitu kota bogor sebagai tanaman
pagar atau hias, dan kemudian baru berkembang biak di daerah aceh
darusalam. Kemudian menyebar luas ke semua daerah Sumatra termasuk di
provinsi jambi hingga saat ini.
Buah kelapa sawit terdiri dari tanda dan buah yang berbentuk
kemerah-merahan, dengan bentuk yang sangat besar dengan berat sekitar sampai
16/46 kg. kelapa sawit memiliki kandungan minyak yang sangat tinggi sekitar
(30-35%) dan pokok batangnya tidak terlalu tinggi sehingga dapat berbuah
lebih awal. Bagian buah kelapa sawit terdiri dari exocarp (kulit paling luar),
mesokarp (serabut, mirip serabut kelapa), endocarp (tempurung) dan kernel
(inti sawit). Pengolahan bagian serabutnya (endocarp) dengan cara ekstraksi
dapat menghasilkan Crude Palm Oil (CPO), sedangkan pengolahan bagian
kernel (inti) dapat menghasilkan Palm Kernel Oil (PKO).

Gambar 2.1 Daging buah kelapa sawit CPO

b. Kelapa
Pemanfaatan minyak kelapa sebagai sumber utama minyak nabati telah
dikenal sejak berabad-abad lalu sampai sekarang di Indonesia. Pada tahun 1969-
1982 terjadi peningkatan konsumsi minyak kelapa di Indonesia, karena
bertambahnya jumlah penduduk sebagai akibat berkembangnya bentuk
pemanfaatan minyak kelapa,. Pada saat bersamaan produksi kelapa meningkat
dengan laju pertumbuhan 2,5% pertahun. Produksi minyak kelapa tidak lagi
mampu memenuhi pasokan pasar domestik padahal sebelumnya minyak kelapa
merupakan komoditi ekspor nonmigas Indonesia. Peranan minyak kelapa sebagai
komoditas ekspor tergeser dengan minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak yaitu
A, D, E dan K serta pro-vitamin A (karoten) vitamin ini sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk metabolism tubuh. Di samping itu minyak kelapa mengandung
sejumlah asam lemak jenuh yaitu asam laurat, asam miristat,asam palmitat, asam
kaprilat,asam kaprat,asam strearat,dan asam koprat. Sedangkan asam lemak tak
jenuh adalah oleat atau omega-9 dan linoleat atau omega-6. Berdasarkan
komposisi asam-asam lemak tersebut minyak kelapa mengandung asam lemak
rantai medium yang tinggi.

Gambar 2.2 Minyak Kelapa


Minyak kelapa meiliki efek kesehatan yang sama dengan Air Susu Ibu
(ASI), karena asam laurat yang merupakan asam lemak dominan pada kelapa
apabila dikonsumsi, dalam tubuh manusia akan diubah menjadi monolaurin.
Monolaurin bersifat antivirus, antibakteri dan anti protozoa. Hasil penelitian
membuktikan bahwa monolaurin dapat merusak membran lipida (lapisan
pembungkus) virus di antaranya virus HIV, influenza, dan cytomelagovirus. .
Minyak kelapa ternyata juga dapat mencegah kaker usus besar, payudara
dan prostat. Riset membuktikan bahwa 33% orang yang mengkonsumsi minyak
jagung menderita kanker usus, sedangkan yang mengkonsumsi minyak kelapa 3%
menderita kanker usus.
Adapun manfaat minyak kelapa yang lainya adalah:
1. Mengurangi resiko arterosklerosis
2. Menurunkan resiko kanker
3. Membantu mencegah infeksi virus
4. Menjaga sistem kekebalan tubuh
5. Membantu mencegah osteoporosis
6. Membantu mengontrol diabetes
7. Memulihkan kembali kehilangan berat badan
8. Menyediakan sumber energi dengan cepat .
c. Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang
terpenting, selain gandum dan padi. Tingginya kandungan karbohidrat dan protein
membuat tanaman ini dimanfaatkan sebagai alternatif sumber pangan oleh
beberapa daerah di Indonesia seperti Madura dan Nusa Tenggara. Selain sebagai
bahan pangan, jagung juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan
mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai pakan ternak dan juga sebagai
bahan baku untuk beberapa industri, seperti industri pangan, farmasi, kosmetik
dan kimia.

Gambar 2.3 Minyak Jagung

Selain itu, juga untuk keperluan non-pangan (non-edible oil) seperti bahan
pelembab dan pewangi dalam industri kosmetik, bahan tambahan dalam
pembuatan sabun, industri farmasi, ataupun digunakan dalam industri oleokimia
dan biodiesel. Pemanfaatan jagung sebagai edible oil (minyak jagung) terutama
menjadi minyak goreng dinilai sangat efektif dikarenakan tingginya permintaan
pasar akan minyak goreng sehat. Minyak jagung berpotensi sebagai minyak sehat
karena jagung mengandung minyak yang kaya akan Vitamin E, Omega 6, dan
asam lemak tak jenuh yang berpotensi untuk menurunkan kolesterol darah dan
menurunkan resiko serangan jantung (Dhenny dkk, 2014).
Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan
asamasam lemak. Persentase trigliserida dalam minyak jagung sekitar 98,6%,
sedangkan sisanya merupakan bahan non minyak, seperti abu, air, zat warna atau
lilin. Asam lemak yang menyusun minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh
dan asam lemak tidak jenuh (Ketaren, 1986). Jumlah asam lemak jenuh dalam
minyak jagung sekitar 13 persen. Golongan asam lemak jenuh yang menyusun
trigliserida minyak jagung adalah: asam miristat, asam palmitat dan asam stearat.
Golongan asam lemak tidak jenuh yang menyusun trigliserida minyak jagung
berjumlah sekitar 86 persen yang terdiri dari: asam oleat dan asam linoleat.

d. Zaitun
Minyak zaitun atau olive oil adalah minyak yang didapat dari buah minyak
zaitun (Olea europaea).Pohon zaitun biasa tumbuh hingga 50 meter di habitat
alami dan hidup selama lebih dari 500 tahun. Buah ini memiliki bentuk bulat
gemuk dengan warna hijau ketika mentah dan akan berubah menjadi kekuningan
ketika sudah mulai masak. Minyak zaitun diperoleh dari pemerasan buah zaitun
hingga menghasilkan minyak yang berkhasiat.Manfaat minyak zaitun sangat
banyak bagi kesehatan karena mengandung lemak tak jenuh yang tinggi terutama
asam oleik dan polifenol.Asam lemak tak jenuh tunggal yang terkandung dalam
minyak zaitun hampir sebagian besar dalam bentuk asam oleat. Asam oleat
mempunyai resiko lebih rendah teroksidasi dari pada asam linoleat dan asam
linolenat yang termasuk asam lemak tak jenuh.( Aditya,2010 )

.
Gambar 2.4 Minyak Zaitun
(International Olive Council, 2013)
Dalam penentuan kualitas minyak zaitun kadar air yang melebihi standar
juga dapat mempegaruhi kualitas suatu minyak. Karena air dapat mempercepat
reaksi hidrolisa pada minyak.Hasil reaksi hidrolisa pada minyak zaitun adalah
asam lemak bebas dan gliserol. Minyak zaitun merupakan salah satu minyak
tumbuh-tumbuhan yang telah lama dingunakan dalam bidang dermatologi.Minyak
zaitun dingunakan secara topikal dan berperan sebagai emolien yang dapat
menghidrasi kulit, juga secara proteksi kulit. (Ruiz , 1999) Minyak zaitun berupa
cairan berwarna kuning muda dan mengandung asam lemak ,seperti asam oleat,
palmitat, linoleat. Selain mengandung asam, minyak zaitun mengandung fenolik,
skualen, dan beta karoten yang memiliki sifat sebagai antioksidan, sterol berupa
fitosterol yang bermanfaat dalam menurunkan kolesterol (Mailer R, 2006).
Minyak zaitun juga mengandung hidroksitirosol dan oleuropein yang merupakan
anti-oksidan yang kuat.Dalam berbagai penelitian disebutkan bahwa komponen
ini memiliki aktivitas biologis seperti anti-inflamasi, anti-jamur, antiviral, dan
anti-bakteri ( Waterman E, 2007).

2.2 Minyak Goreng


Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat
pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media
penggorengan sangat penting dan kebutuhannya semakin meningkat. Minyak dapat
bersumber dari tanaman, misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak kelapa, dan
minyak biji bunga matahari. Minyak juga dapat bersumber dari hewan, misalnya ikan
sarden, ikan paus (Angelina, 2012).
Minyak dan lemak besar sekali peranannya dalam metabolisme tubuh, Peranan
minyak dan lemak dalam metabolisme bukan hanya sebagai wahana pengangkut vitamin-
vitamin yang larut dalam minyak (A,D,E, dan K) dalam darah, melainkan juga
peranannya dalam proses pembentukan otak dan kecerdasan manusia, serta kesehatan
tubuh pada umumnya. Di samping itu minyak dan lemak dapat merupakan sumber asam
lemak esensial, yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan anak dan pemeliharaan kulit
tubuh dan kesehatan kulit wajah, sehingga juga erat kaitannya dengan kecantikan, karena
lemak merupakan penghantar panas yang buruk (Winarno, 1999).
Secara umum lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam suhu kondisi ruang
berada dalam keadaan padat, sedangkan minyak adalah yang dalam suhu ruang berbentuk
cair. Trigliserida merupakan kelompok lipid yang 9 terdapat paling banyak dalam
jaringan hewan dan tanaman, trigliserida dalam bentuk tubuh manusia bervariasi
tergantung dari tingkat kegemukan seseorang (Winarno, 1999).
Minyak goreng curah biasanya memiliki warna yang lebih keruh. Minyak goreng
curah ini tidak digunakan berulang-ulang kali, sampai berwarna coklat pekat hingga
kehitam-hitaman karena pemakaian berulangulang pada minyak makan sangat tidak baik
bagi kesehatan, selain itu minyak goreng yang sering digunakan secara berkali-kali
sampai minyaknya berubah warna menjadi hitam kondisi ini tidak membahayakan
kesehatan hanya membuat nilai gizi makanan yang digoreng menjadi turun dan
mempengaruhi rasa vitamin A dan D dalam makanan itu sudah hancur (Bundakata,
2007).

2.3 Proses Pengolahan Minyak Goreng


2.3.1 Refinery Section
Proses Refinery merupakan proses pemurnian minyak sawit crude palm
oil (CPO) untuk meghilangkan Free Fatty Acid (FFA), bau, serta menurunkan
wana, sehingga memenuhi syarat mutu gunanya.
Perlakuan pendahuluan yang umum dilakukan terhadap pemurnian minyak
kelapa sawit (CPO) yaitu mempersiapkan bahan baku yang akan dikelola
menjadi minyak goreng. Dimana CPO dari Storage Tank dipompakan dengan
menggunakan pompa sentrifugal menuju HE (E.600A dan E.600B), dimana pada
alat ini terjadi co-current, karena didalamnya terjadi perpindahan panas antara
CPO dan RBDPO, sehingga alat ini sering disebut heat exchanger economizer.
CPO masuk berkisar 40 – 500C menuju E.600A, dan keluar pada suhu 78 – 800C,
lalu masuk ke E.600B dan keluar pada suhu 1050C. RBDPO yang berasa dari
P.716 (penampungan RBDPO) masuk menuju E.600B pada suhu 1050C dan
keluar pada suhu 1280C kemudian masuk menuju ke E.600A dan keluar pada
suhu 1000C lalu menuju T.706 sebagai tempat penyimpanan RBDPO untuk
dikelola pada proses Fraksinasi.

Alat kontrol pada Preatment Section diantaranya yaitu:


1) Feed Pump (P.760)

Pompa yang digunakan untuk mentransfer CPO dari thank Heat Exchanger
Economizir (E.600A/B), menuju Heat Exchanger Steam E.601, knife
mixer (M.680A/B/C), kemudian paddle mixer (M.686) dan ke bleacher
thank (B.601). Didalam mixer M.686 terjadi pengadukan antara crude palm
oil,citrid acid dan phosporic acid yang sudah ditambah pada tiap mixer
(M.680A/B/C)
2) Heat Exchanger Economizer (E.600A/B)
Heat Exchanger Economizer merupakan alat penukar panas yang dapat
meningkatkan temperatur CPO masuk dari 40 – 500C dan temperatur keluar 78 –
1050C. CPO akan menukar panas dari RBDPO yang memiliki temperatur 125 –
1500C dari P.716 melalui E.600A/B.
3) Heat Exchanger Steam (E.601)

Heat Exchangger Steammerupakan alat penukar panas dimana CPO dari E.600B
akan menerima panas sehingga temperaturnya meningkat 115 – 1200C. Steam
sebagai media pemanas dengan suhu 180 – 1850C. Temperatur masuk CPO ke
E.601 100 – 1050C dan temperatur keluar 115 – 1200C. Temperatur steam masuk
180 – 1900C dan temperatur keluarnya 130 – 1400C.

Gambar 2.5 Proses Pengolahan CPO

2.3.2 Degumming Section


Degumming meruakan suatu proses pemisahan kotoran, logam – logam, dan getah
atau lendir yang terdiri dari phospatida, protein, residu, karbohidrat, air, dan resin
tanpa mengurangi asam lemak bebas dalam minyak. Pada prinsipnya
proses degumming adalah proses pembentukan dan pengaktifan flok – flok dari
zat tersebut di atas yang bereaksi dengan asam Phosporit (H3PO4), sehingga flok –
flok yang terbentuk cukup besar untuk dipisahkan dari minyak.
Proses degummingyang paling banyak digunakan adalah
proses degumming dengan phosporic acid (H3PO4) dan Citrid Acid. Pengaruh
yang timbul dari asam tersebut adalah penggumpalan dan pengendapan zat – zat
seperti phospatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin yang terdapat pada
minyak.

Gambar 2.6 Proses Degumming


CPO dari E.601 dialirkan ke mixer M.680 yang berjenis knife mixer. Di dalam
mixer ini terjadi pencampuran phosporic acid dengan penggunaan 0,03 – 0,045%
dan citric acid dengan penggunaan 100 – 200 ppm ke dalam minyak CPO panas
secara teratur, pencampuran ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu dengan mixer
M.680 A/B/C dan mixer M.686, di dalam mixer M.686 terjadi pengadukan secara
sempurna antara Phosporic acid, Citric Acid dan Crude PalmOil secara homogen,
dimanaknife yang bersilang berjajar ke bawah di bagian tengah mixer. Hal ini
Bertujuan agar diperoleh hasil campuran yang homogen. Operasi berlangsung
pada tekanan 1 atm. Hasil dari proses ini adalah Degumming Palm Oil (DPO),
yaitu minyak sawit yang bebas gum dan selanjutnya dialirkan ke
dalam bleacher tank untuk proses pemucatan.

Kontrol alat Degumming Section meliputi :


a. Phosporic Acid Tank (T.623)

Phosporic Acid Tank merupakan tangki penyediaan H3PO4 (asam posfat)yang


berkapasitas ± 2000 liter dengan temperatur 30 – 320C.

b. Phosporic Acid Pump (P.623 A/B/C)

Phosporic Acid Pump merupakan pompa yang mengtur storage untuk presentasi
pemakaianphosporicacid dari T.623 menuju knife mixer M.680 A/B/C.

c. Knife Mixer (M.680 A/B/C)

Knife Mixer merupakan alat untuk mengaduk campuran phosporic acid dan CPO
dengan kapasitas 0,2 Ton. Pisau mixer yang saling bersilangan sejajar ke bawah
berfungsi untuk mengaduk campuran. Temperatur CPO 105 – 1150C sedangkan
temperatur phosporic acid 30 – 320C, di knife mixer temperatur tetap dijaga pada
suhu 1050C dengan jaket agar panasnya tetap stabil.
d. Paddel Mixer

Paddle Mixer merupakan alat yang digunakan untuk mencampur


kembali phosporic acid dan CPO dari M.686 A/B/C, dengan lama
pencampuran 3 – 5 menit. Alat ini berkapasitas 10 Ton dengan
temperatur CPO tetap di jaga pada suhu 105 – 1150C.
e. Citric Acid Tank (T.724)

Citric Acid Tank merupakan tangki penyediaan citric acid 4000 Ton.

2.3.3 Bleaching Section


Setelah phosporic acid dan CPO bercampur secara homogen, kemudian campuran
ini selanjutnya dialirkan ke bleacher tank B.610yang bekerja pada
tekanan vacuum 40 Torr agar uap air dan udara yang terkandung dalam CPO
dapat ditarik oleh sistem vacuum PT.611. CPO yang berada
dalam bleacher bercampur dengan bleaching earth (tanah pemucat) yang berasal
dari BT.661 ditarik keatas oleh EP.661 A menuju ke bleacher
tank melalui valve V.660A1 dan V.660A2 selama 20 detik kemudian campuran
tersebut turun ke B.610. Pencampuran beacher earth dengan CPO dibantu
dengan spurging steam bertekanan 0.7 – 1.5 Bar dan temperatur 175 –
1800C. Bleacher earth berfungsi unruk mengikat heavy metals (Fe dan Cu),
kotoran dan memucatkan warna.

Gambar 2.7 Proses Bleaching


Kapasitas CPO yang diolah sangat besar yaitu 2600 Ton/hari. Akibat besarnya
kapasitas CP yang akan diolah sementara waktu kontak bleacher earth dengan
CPO hanya berkisar 20 detik dan dapat mempengaruhi kualitas pemucatan, maka
ditambah satu tangki lagi yaitu buffer tank T.611. Tangki ini juga bekerja pada
tekanan vacuum, dari bleacher section akan didapatkan bleacher earth. Uap air
dan udara yang terkandung pada CPO ditarik oleh sistem vacuum PT.611. Agar
tetap terjadipencampuran secara homogen dalam tangki ini maka
diberi steam antara B.610 dan T.6111 berdasarkan prinsip bejana berhubungan.
Minyak yang keluar dari B.610 inlah yang disebur Bleacher Palm Oil (BPO).

Untuk memisahkan BPO dari bleaching earth dan gum – gum maka minyak
dialirkan melalui bagian bawah T.661 ke Niagara Filter F.691, F.692, F.693,
F.694, F.695, F.696, F.697 dengan menggunakan pompa P.691, P.692, P.693,
P.694, P.695, P.696, P.697 melalui valve V. 691P, V. 692P, V. 693P, V. 694P, V.
695P, V. 696P, V. 697P untuk dibersihkan, sehingga minyak bebas daribleachibg
earth yang mengandung partikel minyak, sehingga bleaching earth terjebak
pada filter leaf tersebut. Lembaran filter (filter leaf) sebanyak 18 lembar disusun
secara vertikal agar pemisahan efektif. Bleaching earth harus bersih dari filter
setelah 45 menit operasi untuk mendapatkan filtrasi yang baik. Tetapi di dalam
minyak masih terdapat bleching earth yang belum terpisahkan.

Selanjutnya bleacher palm oil yang berwarna merah darah dipompakan


dari Niagara Filter kericket fiter F.681 dan F.682, untuk menyaring bleaching
earth yang masih terkandung dalam BPO. Minyak yang telah diperoleh dialirkan
ke dalam bleaching oil tank (T.770) sebagai penyimpan sementara sebelum
proseslebih lanjut dengan temperatur 1150C.

Proses penyaringan yang terjadi pada Niagara Filter adalah sebagai berikut :
1. Stand By

Artinya Niagara Filter dalam keadaan kosong dan siap untuk digunakan, tidak
ada valve yang dibuka dan pompa dalam keadaan off.

2. Vacuum

Pada tahap ini NiagaraFilter dikosongkan dengan cara menghisap/menarik


udara/steam keluar oleh Valve V.02 menuju tank T.611. Udara harus dikeluarkan
karena dapat menyebabkan proses oksidasi pada minyak selama proses
penyaringan sehingga minyak menjadi hangus. Minyak yang hangus pada proses
ini akan mengurangi kualitasnya dan oengolahan lebih lanjut akan membutuhkan
energi dan biaya yang lebih tinggi.

3. Filling

Setelah mencapai tekanan Vacuum, maka proses selanjutnya adalah proses


pengisian minyak ke dalam NiagaraFilter. CPO dan bleaching dari T.611
dipompakan oleh pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P695, P.696, P697
ke NiagaraFilter sampai penuh (highlevel). Valveyang dibuka agar sisa-sisa udara
pada minyak dan tangki dapat dikeluarkan. Proses ini memerlukan waktu 10
menit.

4. Coating

Pada proses ini terjadi penjernihan minyak agar minyak yang keluar dan Niagara
Filter bebas dari bleaching earth. Minyak dari T.611 dipompa ke Niagara
Filter F.691, F.692, F.693, F.694, F.695, F.696, F697 dengan menggunakan
pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P.695, P.696, P.697 melalui valve V.691P,
V.692P, V.693P, V.694P, V.695P, V.696P, V.697P ke bagian bawah Niagara
Filter. Minyak lalu disaring oleh leaf filter yang dipasang vertikal berjajar
dalam Niagara Filter. Bleaching earth yang ada di dalam minyak akan tersaring
pada leaf filter sehingga minyak yang keluar bebas dari bleaching earth. Hasil
penyaringan akan kembali lagi ke T.611 melalui V.6811, V.6814, V.6821,
V.6824. Pompa dalam kondisi on proses ini berlangsung sekitar 4 menit.

5. Filtration

Agar minyak yang didapat benar-benar jernih (bebas dari bleaching earth), maka
dilakukan proses filtrasi. Minyak dari T.611 dipompa masuk ke Niagara
Filter oleh pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P.695, P.696, P.697
melalui valve V.691P, V.692P, V.693P, V.694P, V.695P, V.696P, V.697P, lalu
disaring pada leaf filter. minyak keluar dari Niagara Filter melalui V.6811,
V.6814, V.6824, menuju T.777. Untuk penyaringan yang lebih baik maka disaring
lagi didalam 2 filter bag kemudian masuk ke polishing filter F.681 dan F.682.
Pompa dalam kondisi on proses ini berlangsung 90-100 menit.

6. Circulation

Proses circulation tidak terjadi pada setiap proses filtrasi (filtration


section). Tetapi hanya terjadi apabila minyak dalam T.611 atau T.770 yang
kepenuhan. Proses circulation ini dilakukan secara manual, misalnya pada
saat bleacher tank dihentikan sebentar operasinya atau pada keadaan
tertentu. Valve yang terbuka 0,1, 0,3 dan pompa on. Proses akan terus berlangsung
hingga ada tanda low level pada T.611 atau alrm high level T.770 dan proses
kembali lagi ke step filtration.

7. Emptying

Proses ini adalah proses pengeluaran/pengosongan minyak yang telah difilter


dengan mengalirkan melalui valve V.6813, V.6823, V.6814, V.6824 dengan
bantuan menggunakan steam dengan tekanan 3-3,5 bar melalui V.09. Minyak
yang berada pada leaf filter akan dikeluarkan melalui valve 07 menuju C.641
dan valve 06 melalui T.611. Di C.601 terjadi pemisahan antara minyak
dengan steam. Steam naik ke atas sedangkan minyak mengalir ke T.641. Disini
minyak dipanaskan agar tidak membeku dengan menggunakan steam, lalu
dipompa oleh P.641 (centrifugal pump) melalui V.643. valve yang terbuka 0,9,
0,6, 0,7 dan pompa off. Proses ini memerlukan waktu sekitar 6-7 menit.

8. Full Empying

Proses pengosongan keseluruhan minyak yang ada di dalam niagara Filter.


9. Cake Drying

Cake drying merupakan proses pengeringan cake (bleaching earth yang


menempel pada filter) agar minyak yang terdapat pada cake dapat dikeluarkan.
Untuk mengeringkan bleaching earthpada leaf filter dialirkan dengan steam
bertekanan 3 - 3.5 bar melalui V.9 valve yang terbuka 0,7, 0,8, 0,9 dan pompa off.
Proses ini berlangsung 20 - 25 menit atau sampai kandungan minyak dalam spend
earth lebih kurang 15-16%.

10. Post Emptying

Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan sisa-sisa minyaka dar prosses cake
drying yang terdapat di bagian bawah Niagara Filter (bagian cekungnya) masuk
ke C.641 melalui V.6105, V.6205, V.6305 yang terbuka 0,5 dan pompa off. Proses
ini berlangsung hanya 1 menit.

11. Ventilation

Proses ini bertujuan untuk menyamakan tekanan di dalam Niagara Filter dengan
tekanan luarcake yang keluar tidak bertebaran ke segala arah karena tekanan
dalam Niagara Filter yang besar. Hal ini dilakukan dengan cara memasukan
melalu V. 6811, V.6814, V.6821, V.6824. Valve yang terbuka 11 dan pompa off.
Proses ini berlangsung selama 2 menit.

12. Discharge

Jika tekanan di dalam Niagara Filter telah sama dengan tekanan udara luar maka
proses selanjutnya adalah cake discharge yaitu proses pengeluaran spent
earth (cake discharge) melalui bawah Niagara Filter. proses ini dilakukan dengan
menggetarkan vibrator oleh compressed airmelalui valve V. 681a dan
V.681b. Spent earth akan ditampung di dalam bak dan selebihnya akan
dibuang. Valve yang terbuka 10 dan pompa off. Proses ini merupakan proses akir
penyaringan dan memerlukan sekitar 11 menit.

Kontrol alat di bleaching section meliputi:


a. Bleacher tank (B.610)

Bleacher tank merupakan tangki tempat proses pencampuran antara CPO


dan bleaching erth dengan cara pengadukan campuran menggunakan spurging
stea spiral. Temperatur tangki 105-120o C, kapasitasnya 30 ton dan tekanan 1-1,5
bar.

b. Buffer tank

Buffer tank merupakan tangki penampung campuran bleaching


earth dari bleaching tank B.601 serta mengaduk campuran tersebut kembali
sehingga diperoleh campuran yang lebih homogen. Temperatur alat 100-105o C,
kapasitasnya 12 ton dan tekanan 50-100 torr.

c. Bleaching earth pump (P.691-P697)

Bleaching earth pum merupakan alat yang digunakan untuk memompakan


campuran ke Niagara Filter, Filter bag, polishing filter dan buffer tank (T.701)
temperatur pompa normal 30-32o C dengan tekanan 3-4 bar.

d. Niagara Filter

Niagara Filter merupakan alat untuk menyaring Bleaching earth, gum, residu
logam, pengotor sehingga minyak yang dihasilkan benar-benar bersih dan jernih.
Berbentuk tabung silinder yang terdiri dari leaf filter, vibrator dan corong
pembuang limbah. Temperatur alat 100 – 105o C, kapasitas 5 ton dan tekanan 2 -
3,5 bar.

e. Bleaching tank (BT.661)

Bleaching tank merupakan tangki sumber bleaching earth yang akan digunakan
dalam prosesbleaching section.

f. Blower pump (EP.661A/B)

Blower pump merupakan alat untuk menghisap bleaching earth dari tempat
pencurahan ke tangki penampungan bleaching (BT.660A/B).

g. Bleaching feesd flopper (BT. 660A/B)


Bleaching feed flopper merupakan alat penampung bleaching earth dari BT.661 A
untuk pengisian menuju ke B.610.

h. Filter bag

Filter bag merupakan tangki yang di dalamnya terdapat saringan yang digunakan
untuk menyaring kebali bleaching earth dan kotoran yang masih lolos
dari Niagara Filter.

i. Polishing Filter (F.681, F.682)

Sama seperti filter bag, polishing berfungsi untuk penyaringan ulang agar minyak
yang dihasilkan lebih jernih. Temperatur alat 100 -105o C, dengan kapasitas 1,5
ton dan tekanan0,2 -0,5 bar.

j. Knock down drum (C.641)

Knock down drum merupakan sebuah tangki yang pada bagian bawahnya terdapat
corong untuk pengeluaran steam sedangkan bagian bawahnya digunakan untuk
minyak mengalir ke slop oil tank (T.641). Alat ini digunakan sebagai tempat
penampungan sementara minyak dan tempat pemisahan steam dengan minyak.
Temperatur alat 100 – 105o C, dengan tekanan 2 – 2,5 bar dan kapasitas 1,7 ton.

2.3.4 Deodorisasi

CPO yang telah mengalami proses degumming (pengikat gu atau lendir) dan
pemucatan wara (bleaching) maka CPO disebut bleaching palm oil (BPO). BPO
akan diproses lagi untuk mendapatkan reffined bleached deodorized palm
oil (RBDPO) atau sering disebut RPO. Agar diproses penghilangan zat penyebab
rasa dan bau yang tidak disukai dalam minyak berlangsung dengan baik, minyak
yang akan mengalami deodorisasi sudah bersih dari bleaching earth. Proses
deodorisasi adalah siste destilasi proses di bawah vacuum yang tujuannya untuk
mengeluarkan free fatty acid (FFA), aldehid, keton, alkohol dan bleaching
color yang tidak dapat dikeluarkan pada proses bleaching.

Gambar 2.8 Proses Deodorisasi


Pada tahapan Pretripper BPO dari proses bleaching dipanaskan pada heat
exchanger E.701 dari temperatur 110o C menjadi 130o C dengan menggunakan
sumber panas dari steam. Dalam prosesdeoderization di design supaya terjadi
waktu tinggal (residence time) yang lama, kondisi vacuum, fasilitas spurging
steam untuk pengadukan dan suhu yanag tinggi untuk menghilangkan free faty
acid serta bau yang masih ada pada minyak tersebut.

a. Deodorization Section 1 (preheating)

BPO yang berasal dari tangki T.770 dipompa dengan P.770 menuju
ke dearator D.710. tetapi sebelumnya mengalami kenaikan suhu dari 110o C
menjadi 120o C dengan menggunakan heat exchangerE.701 dimana media
pemanasnya adalah steam. Dearator D.710 dilengkapi dengan steam ejector yang
berguna untuk menghilangkan kadar air dan gas-gas yang masih ada dalam
minyak, misalnya oksigen dan air serta menahan mutu minyak.
Proses deodorization bekerja di bawah tekanan vacuum antar 1,5 -2,5 torr,
tekanan uap BPO akan turun sehingga uap air dan gas-gas akan terhisap
oleh vacuum. Temperatur minyak di dearator (115o C) sudah cukup untuk
menghilangkan uap air dan gas-gas (volatil matter).

BPO dari D.770 dipompa oleh P.770 untuk dialirkan menuju spiral heat
exchanger E.703 A/B/C secara continue untuk dinaikan temperaturnya dengan
memanfaatkan panas RBDPO yang berasal dari D.710. Di dalam spiral heat
exchanger ini terjadi perpindahan panas antar BPO dengan temperatur 110 –
135o C sehingga BPO yang keluar dengan temperatur 225 -240o C sedangkan
suhu RBDPO yang masuk 240 – 260oC dan temperatur keluar 125 -135o C. Heat
exchanger E.703 A/B/C ini sering disebut heat exchanger economizer. BPO yang
telah dipanaskan di E.703 A/B/C akan dialirkan menuju oil heater VHE.704 A/B
dengan sumber panas dari boiler dengan temperatur 265oC kemudian minyak
BPO dialirkan ke dalam pretripper PR.711 untuk dipanaskan kembali hingga
mencapai temperatur 265 – 268o C (minyak akan terdistilasi dan volatile matter
akan menguap pada suhu teersebut). Model heat exchnger VHE 704 A/B adalah
shell dengan media pemanas saturated steam yang dihasilkan oleh high pressure
boiler (HP Boiler). HP Boiler dapat menghasilkan suhu steam dan tekanan tinggi
sehingga minyak yang dipanaskan dapat mencapai suhu optimal.

Kontrol alat di Deodorization Section 1 (Preheating) meliputi:


1) Dearator Feed Pump (P.770)

Dearator Feed Pump merupakan pompa yang digunakan untuk memompakan


minyak BPO dari buffer tank menuju dearator heater E.701 dan
ke dearator D.710. jenis pompa ini centrifugal pumpdengan temperatur 95 –
100o C, dengan tekanan pompa 4,5 – 5,5 bar.

2) High temperatur economizer (E.703A/B/C)

Alat penukar panas yang berupa spiral exchanger dimana minyak BPO akan
bertukar panas dengan minyak RBDPO yang keluar dari P.703. temperatur BPO
masuk 110o C – 135o C mengalami perpindahan panas dengan RBDPO dengan
temperatur 240o C – 260o C. Temperatur BPO menjadi 225 – 240o C sedangkan
temperatur keluar RBDPO menjadi 125 -130o C.

3) Final oil heater (VHE.704 A/B)

Final oilheater merupakan heat exchanger yang terdiri dari shell and tube.
Minyak BPO akan dipanaskan lagi sampai 265-268o C di E.703 dengan
pemanas steam dry saturated dari HP boiler (G.760). Temperatur BPO 225 –
240oC mengalami perpindahan panas dengan RBDPO bertemperatur 240 –
260o C.

4) Free Heater System High Pressure Boiler (G.760)

Suatu tangki yang terdiri dari burner untuk memanaskan spiral-spiral pemanas
membuat air menjadisteam dry saturated untuk dipakai sebagai pemanas
VHE.704 A/B.

b. Deodorization section 2

Bleached palm oil (BPO) dengan tempratur 265-268oC masuk ke cyclone tank
PR.711. Di dalam PR.711 ini terjadi pemisahan antara air, FIFA, dan semua
volatile matter serta minyak. Air,FFA, volati le matter dari PR.771. keluar
menuju D. 710 melalui top cyclone, sedangkan minyak BPO keluar menuju
distributor D.710 melalui bottom cyclone. Pada D.710 terjadi proses distilasi
dimana uap, FFA, bau, volatile matter akan memisah dari minyak. Pemisahan
terjadi karena suhu yang tinggi.

Dearator (D.710) dilengkapi dengan dua packed column yang berguna pada
proses distilasi. Satu untuk PFAD ( palm fatty Acid Distilasi) dan satu lagi untuk
minyak serta tray yang berfungsi untuk memisahkan FFA, bau, volatile matter
yang masih ada dalam minyak dengan spurging steam.
Dari D.710 BPO akan menjadi RBDPO dan PFAD dan PFAD. D.710 ini bekerja
pada tekanan vacum (1,5-2,5 torr).PFAD ini di dapat dari penguapan FFA,
aldehid, keton, peroksida, bau, pigment, dan air pada packed colum PFAD. PFAD
akan menguap dan akan di tangkap dengan cara mengkondensasi uap tersebut
dengan PFAD dingin ( 60-70oC). PFAD hasil kondensasi akan mengalir masuk
ke T.775. jika T.775 sudah penuh, maka secara otomatis V.775 terbuka dan
minyak mengalir menuju storage tank dengan tenaga dari pompa P.775 A/B.
Sebagian dari PFAD ( karena tidak semua PFAD di kirim storage tank) akan di
turunkan suhunya dengan menggunakan heat exchanger E.705 dimana media
pendinginnya adalah air, hingga suhunya menjadi 60-70oC, dan digunakan lagi
untuk menangkap PFAD uap dengan cara menspraykan PFAD yang bersuhu
rendah/dingin pada top PR.711 PFAD akan bersikulasi secara continue.

D.710 pada bagian bawahnya di lengkapi dengan 13 buah spurging steam bekerja
pada tekanan 0,7- 1,5 bar. Fungsi dari spurging steam ini adalah untuk mengaduk
minyak sehingga semakin sempurna pemisahan FFA, volatile matter dan bau.
Minyak pada bagian bawah D.710 di sebut refined bleached deodorized Palm Oil
( RBDPO) yang di pompa oleh P.710 A/B menuju heat exchenger E.703 A/B/C
untuk di manfaatkan panasnya. Spurging steam menyebabkan minyak mengalir
secara turbulan pada masing- masing tray. Aliran ini menyebabkan adanya
percikan-percikan minyak yang keluar dari tray. Minyak tersebut lalu di alirkan ke
tank T.770 yang kemudian di pompa oleh P.703 B ke tank T.701 untuk di proses
lagi.

Minyak RBDPO yang keluar dari D.710 mengalami dua kali pemanfaatan panas (
E.703 A/B/C dan E.600) sehingga suhunya turun menjadi 75oC. Untuk hasil
terakhir,RBDPO di turunkan lagi suhunya menjadi 68oC di E.706. Heat
exchanger ini di sebut final Oil cooler dengan air sebagai media pendinginnya.
Lalu selanjutnya, RBDPO di saring lagi di polishing filter F.784, F.785, F.786
sehingga di hasilkan RBDPO yang lebih murni lalu di kirim ke buffer tank untuk
difraksinasi.
Fungsi alat deodorization (D.710) adalah:
1. Memisahkan FFA ( free fatty Acid) secara aktual.

2. Mengeluarkan pigmen warna (carotene).

3. Menghilangkan bau yang terkandung dalam minyak sawit.

4. Menghilangkan secodary oxidation seperti aldehid, keton,peroxide.

5. Menghilangkan air, volatile matter tahap kedua yang masih ada pada BPO.

Kontrol alat di deodorization section 2 meliputi:


a. Splash cyclone (PR.711)

Splash cyclone merupakan tanki yang di dalamnya terdapat spray


nozzel. Digunakan sebagai tempat pemisah FFA,moist dan volatile matter yang
akan mengalir ke bagian atas cyclone. Tempatkan 265-268oC.

b. Deodorizer (D.710)

Deodorizer merupakan suatu alat yang berbentuk seperti botol besar di mana di
bagian atasnya di lengkapi dengan packed coloum dan bagian bawahnya dengan
13 set tray. Packed coloum pertama tempat memisahkan PFAD dengan tempratur
in 60-70oC dan tempratur out 80-90oC.
Packed coloum kedua di gunakan untuk tempat pemisahan RBDPO dengan
tempratur in 265-2680C dan out 255-259oC.

c. Hot Oil Discharge Pump (P.710 A/B)

Pompa yang di lengkapi dengan pendingin body motor dan pendingin minyak
untuk pendingin seal Pump. Digunakan untuk memompakan minyak RBDPO dari
D.710 ke high temperatur Economizer E.703 A/B/C, ke crude oil Economizer
E.001, ke final oil cooler E.706 dan ke polishing filter F.784, F.785, F786.
Tempratue alat 225 – 259oC, tekanan 5,5 – 6 Bar, dengan kapasitas 98 ton/hr.

d. Final Oil Heater (E.706)


Heat exchanger yang berupa plate exchanger dimana RBDPO dari E.600 akan
melepaskan panas yang kemudian di terima oleh air dari cooling tower. Tempratur
in RBDPO 70o – 75oC dan tempratur out 65 – 68oC . tempratur in air 28oC –
30oC dan tempratur out 60 – 65oC.

e. Bouster Pump

Pompa yang di gunakan untuk memompakan minyak RBDPO dari E.706 ke


polishing filter F.784, F.785, F.786 dan ke buffer fract tank atau ke stroge tank.

f. Polishing Filter (F.784, F.785, F.786 )

Suatu tanki berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat cartridge cartridge


tempat menyaring minyak agar minyak dapat di pastikan bebas dari kotoran dll.

g. Splash Oil Tank ( T.776)

Tanki slender tempat menampung minyak yang berasal dari D.710 yang keluar
dari tray. Tempratur alat 140 – 150oC.

h. Splash Oil Pimp ( P.711A dan P.711B )

Berfungsi untuk mentransfer minyak RBDPO dari PR.711 ke D.710. tempratur


pompa 140 – 150oC, tekanan 3.5 – 4 Bar.

i. Fatty Acid tank ( P.775 )

Tanki tempat menampung fatty acidd yang dispray dalam packed coloum vetsil
deodorizer. Tempratur alat 78 – 90oC, tekanan 1.5 – 3 bar.

j. Fatty Acid Pump ( P. 775A dan P.775B)


Untuk memompa fatty acid dari T. 775 ke fatty acid cooler E. 705 ke packed
coloum vetsil deodorizer dan sebagian PFAD dingin ke stroage tank. Tempratur
alat 80 – 90oC, tekanan 3 – 3.5 Bar.

k. Fatty Acid Cooler ( E.705 )

Heat exchanger yang berupa Plate exchanger dimana fatty Acid mengalami
penurunan suhu oleh air dari cooling tower sehingga suhunya menjadi 60oC.
Tempratur in fatty acid 80 – 90oC dan tempratur out fatty acid 60 – 70oC.
Tempratur in air 28 – 30oC dan tempratur out 60 – 65oC.

l. Fatty Acid cooler Pump (P. 706 )

Di gunakan untuk memompakan air dari cooling tower masuk ke fatty acid cooler
E. 705. Tempratur alat 30oC, tekanan 3 – 3.5 Bar.

2.3.5 Dry Fractination station


Fraksinasi adalah proses pemisahan minyak menjadi dua fraksi ( fraksi olein dan
fraksi stearin ) berdasarkan sifat fisiknya atau berdasarkan perbedaan titik beku.
Proses pemisahan minyak di PT. Wilmar nabati indonesia menggunakan sistem
fraksinasi tanpa bahan pelarut atau lebih di kenal dengan istilah Dry fracsination.

Pada proses Fraksinasi terjadi pemisahan yaitu:


a. Refined Bleaced deodorized Palm Oil ( RBDPO) menjadi refined Bleaced
Deodorized Olein ( RBDOL) dan refined Bleached deodorized stearin ( RBDST).

b. RBDST menjadi soft stearin 1 dan hard stearin 1.

c. RBDOL menjadi super olein dan stearin.

d. RBDST ( 25%) + soft stearin 1 ( 75%) menjadi soft stearin 2 dan hard stearin 2.
Pada fraksinasi ini minyak RBDPO produk dari Refiney plant yang masih
mengandung dua fraksi yaitu fraksi olein (RBDOL) dan fraksi stearin (RBDST) di
pisahkan berdasarkan sifat fisiknya, fraksi olein mempunyai titik beku lebih
rendah dan fraksi stearin dengan titik beku lebih tinggi.

Proses Dry Fractination meliputi tiga tahap yaitu:


1. Tahap persiapan dan pengkondisian minyak.

2. Tahap kristalisai.

3. Tahap penyaringan ( Filtration).

Diagram alir proses fraksinasi dapat di lihat pada gambar 4.1.2 berikut ini.

2.5.6 tahapan persiapan dan kondisi minyak


Minyak RBDPO dari tanki timbun ( R.102) di pompa oleh feed pump (P.202)
masuk ke Cristalizer tank (CR.401, CR.402, CR.403, CR.404, CR.405, CR.406,
CR.407, CR.408, CR.409, CR. 410, CR.411, CR.412, CR.413, CR.414, CR.415,
CR.416, CR.417, CR 418, CR.419, CR420,CR.21, CR.422).
Cristalizer tank ini merupakan kapasitas sebesar 40 ton. Apabila suhu RBDPO
belum mencapai 65 – 68oC, RBDPO akan di panaskan terlebih dahulu untuk
menaikkan suhu dengan menggunakan heat exchanger ini dilengkapi dengan
peneumatic control valve yang berfungsi untuk mengatur secara otomatis masuk
tidaknya steam. Apabila tempratur RBDPO telah mencapai 65oC, maka valve
akan membuka dan steam akan masuk untuk menaikkan tempratur RBDPO
tersebut.
Kontrol alat pada tahapan persiapan dan kondisi minyak meliputi:
a. Tanki timbun (R.102)

Alat yang di gunakan untuk menampung minyak RBDPO dari refinery atau tank
farm. Tempratur 65 – 68oC.

b. Feed Pump For Oil ( P.202)

Pompa ini di gunakan untuk mentransfer minyak RBDPO dari tanki timbun (
R.102) ke feed Oil Heater (E.202) dan ke Crystalizer tank ( CR.401, CR.402,
CR.403, CR.404,CR.405, CR.406, CR.407, CR.408, CR.409, CR.410, CR.411,
CR.412, CR.413, CR.414, CR.415, CR.416, CR.417, CR.418, CR.419, CR.420,
CR.421, CR.422). tempratur alat 65 – 68oC dengan tekanan 3,5 bar.

c. Feed Oil Header

Feed Oil Heater merupakan alat penukar panas berupa plate exchanger di mana
minya RBDPO akan menerima panas dari steam. tempratur masuk minyak
RBDPO 60oC sedangkan tempratur keluar 65 – 68oC. Tempratur steam masuk
150oC sedangkan tempratur keluar steam 80 – 90oC.

4.1.2.2 Crystalization section


Minyak RBDPO dari E.201 langsung di pompakan ke Crystalizer tank. Tahap
kristalisasi adalah tahap pembentukan kristal – kristal stearin karena perbedaan
titik beku. Pengkristalan ini di lakukan dengan cara mendinginkan minyak secara
bertahap dalam beberapa segmen tempratur. Segmen tempratur yang di maksud
adalah perubahan tempratur pada media pendinginan yang di gunakan untuk
mendinginkan minyak di dalam Crystalizer.

Media pendingin yang di gunakan adalah air dan di bedakan menjadi cooling
water dan chilled Water. Cooling water di gunakan untuk mendinginkan minysk
hingga tempraturnya menjadi 45oC. Kemudian di dinginkan lagi dengan chilled
water hingga tempratur minyak menjadi 25oC. Jadi pergantian antara cooling
water dengan chilled water terjadi pada saat tempratur minyak 45oC. Tempratur
cooling water dari cooling tower berkisar antara 29 – 30oC, sedangkan tempratur
chilled water dari balanced tank chiller berkisar antara 12 – 17oC. Minysk masuk
dan keluar dari bawah tanki, sedangkan air pendingin masuk tanki melalui bawah
tanki dan keluar melaui bagian atas tanki.

Pada Crystalizer ini terdapat double coil, yaitu tempat media pendingin di alirkan
dengan tujuan agar air pendingin tersebut tidak bercampur dengan minyak
RBDPO. Pronsip double coil ini adalah 2 aliran masukdan 2 aliran keluar. Air
tersebut tidak langung memenuhi coil tersebut melainkan sedikit demi sedikit agar
rasio suhu antara air dam minyak RBDPO sesuai dengan setting tempratur . di
dalam Crystalizer ini terdapt control valve, yaitu untuk mengatur aliran coil agar
delta T tercapai atau perbandingan suhu air dan suhu minyak sesuai dengan
setting tempratur.

Sistem pendingin pada Cristalizer di PT.wilmar nabati indonesia di kendalikan


secara otomatis oleh program logic control (PLC). Laju alir pendingin di atur oleh
modulating control valve (MCV). Pergantian air pendingin yaitu dari cooling
water menjadi chilled water, di atur dengan dengan penemuatic control valve
(PCV) untuk memerintahkan control valve terbuka atau tertutup dengan dengan
persentase tertentu sesuai dengan yang di setting. Minyak keluar dari bagian
bawah crystalizer tidak lagi berbentuk liquid, tetapi sudah berbentuk liquid, tetapi
sudah berbentuk bubur yang terdiri dari kristal – kristal stearin dan olein.

Crystalizer tank di lengkapi dengan peralatan pembantu lainnya, yaitu:


1. Alarm untuk menunjukkan levevl tertinggi, level terendah dan alarm untuk
cyclone complate serta pergantian cooling water dengan chilled water.

2. Level transmiter yang mengirimkan sinyal ke komputer untuk mengetahui level


setiap crystalizer tank.

3. Thermocouple yang berfungsi untuk mengukur tempratur minyak atau tempratur


air pendingin.

4. Pipa pipa air pendingin, peneumatic valve, modulating control valve untuk
membantu pengoprasian Crystalizer.

Kontrol alat pada crystalizer section meliputi:


1. Feed Pump untuk cooling Liquid ( Pu. 120A dan Pu.120B)

Pompa ini di gunakan untuk memompakan atau mentransfer chilled water dari
balance tank ke crystalizer tank. Tampratur chilled water in 12 – 17oC sedangkan
tempratur chilled water out 24 – 35oC, tekanan 7 – 7,5 bar.

2. Chilling Pump ( Pu.332B)

Pompa ini di gunakan untuk memompakan atau mentransfer air cooling tower ke
condensor chilled dan cooling tower. Tempratur in 12 – 17oC sedangkan chilled
water out 24 – 35oC, tekanan 5 – 6 bar.
3. Cooling Wate Pump (Pu.331A dan Pu.331B)
Pompa ini digunakan untuk memompa atau menransfer air cooling tower ke
Condensor Chiller dan ke Coolong Tower. Temperatur ini 38 – 400C, tekanan 5 –
6 bar.
4. Crystalizer Tank (CR.401 – CR.422)
Tangki ini digunakan untuk proses pengkristalan RBDPO dengan cara
pendinginan. Median pendingin yang digunakan adalah chilled tower. Di dalam
tangki ini dilengkapi dengan pengaduk (agitator) yang digunakan untuk mengaduk
minyak RBDPO pada proses pengkristalan dan spiral – spiral untuk pendingin.
Temperatur RBDPO ini 65 – 680C sehingga temperatur RBDPO out 23 – 240C,
kapasitas tangki 40 Ton/hr.
5. Recirculation Pump untuk Cooling Liquid (Pu.401 – Pu.422)
Pompa ini digunakan untuk memompakan atau mentransfer cooling water dari
cooling tower ke Crystalizer Tank dan dari Crystalizer Tank ke Cooling Tower.
Temperatur 23 – 240C dan tekanan 1,5 – 2 Bar.

4.1.2.3 filtration section


Proses penyaringan adalah proses pemisahan fraksi stearin yang telah mengkristal
dan fraksi olein yang masih berwujud cair.tujuan proses ini adalah untuk
memisahkan fraksi stearin yang telah mengkristal dari fraksi olein yang masih
berwujud cair.proses ini menggunakan membrane filter press yang terdiri dari 84
buah plate,dimana setiap plate dilengkapi dengan plate chamber,plate
membrane,filter cloth dan rubber membran.stearin dan olein tersebut akan
mengalami dua kali proses penyaringan sehingga akan dihasilkan stearin yang
benar-benar halus dan olein yang benar-benar jernih.
Pemisahan fraksi stearin dengan fraksi olein dalam membran filter press terdiri
dari beberapa tahap,yaitu:

a.C lose Filter


pada tahap ini membran filter yang terbuka akan ditutup dan ditekan oleh unit
hidrolik sampai tekanan mencapai 120 – 360 Bar.Proses ini berlangsung selama
135 detik.

b.Filtration
Pada tahap ini RBDPO yang telah mengalami proses kristalisasi dipompakan
oleh filter pump Pu.510 hingga mencapai tekanan 2,0 – 2,5 Bar.Minyak yang
masuk ke membran sebanyak 30 – 32 ton.Didalam membran akan mengalami
pemisahan stearin dan olein karena adanya plate chamber,membran dan cloth
ilter.Olein akan mengalir melalui selang-selang dibagian plate chamber dan
membran menuju ke intermediate tank T.512 dan T.522 sedangkan stearin akan
tertinggal diantara filter cloth.

c.Squeezing
Tahap ini dimakssudkan untuk memadatkan stearin yang ada pada cloth filter
dengan memasukkan angin kompresor kemembran karet (rubber). Rubber akan
menekan stearin yang ada pada cloth filter sehingga olein yang masih
terperangkap di cloth filter terdesak dan mengalir ke intermediate tank.Pada
proses ini stearin yang ada pada filter cloth akan padat.

d.Blowing Filtrate
Pada tahap ini membrane filter press dikosongkan dari sisa-siasa minyak RBD
olein yang masih ada pada lubang-lubang bagian atas plate.Lalu dialirkan melalui
pipa menuju intermediate tank.Tahap ini dilakukan dengan menghembuskan angin
bertekanan 4.5 – 5.0.Bar melalui control valve V.1411.Proses ini berlangsung
selama 60 detik.

e.Blowing Care
Tahap ini dilakukan untuk mengkosongkan bagian tengah membran filter press
dari minyak RBDPO.Angin dihembuskan dari kompresor dengan tekanan 2,5 Bar
dari control Valve V.1412 sehingga minyak mengalir ke cyclon tank
melalui valve V.1403 kemudian menuju ke buffer Tank RBDPO untuk diproses
kembali.

f.Cake Discharge
Tahap ini dimakdsudkan untuk membuang stearin yang telah dipadatkan ke
melting Tank yang terletak dibawah membran filter press.Stearin-stearin padat
yang jatuh ke Melting Tank akan dicairkan dengan steam-steam yang dialirkan
melalui pipa-pipa steam sehingga minyak stearin mencair.kemudian stearin ini
dialirkan ke storage tank stearin,margerin plant,proses soft stearin 1 dan soft
stearin 2.

Kontrol alat pada tahap Filtration Section meliputi:


a. Feed Pump Filter (Pu.510)
Berfungsi untuk mendapatkan RBDPO crystal di filter press F.511 dan F.521
menuju tank T.512 dan ke melting stearin receiving tank T.513 dan T.523 dengan
temperatur 23-240c,tekanan 1- 2 bar.
b. Membran Filter press (F.511 dan F.521)
Alat ini terdiri dari plate chamber,plate membran,filter cloth,rubber membran,dan
hydrolic pump yang berfungsi untuk memisahkan RBDPO crystal menjadi
RBDPO olein dan stearin.Temperatur 65-680c dengan tekanan 1.8- 2.2 Bar.
c. Olein Receiving Tank (T.512 dan T.522)
Tanki ini berfungsi sebagai penampung RBDOL dari Membran Filter
Press,dengan temperatur 24 -25oC.
d. Cyclone Tank (521)
Dalam alat ini terdapat spiral pemanas dan crystal dari membran filter proses
blowing core.Temperatur RBDPO in 23 – 240c sedangkan temperatur out 40 –
800C.

e. Cyclone pump (Pu.521)


Alat ini digunakan untuk memompakan RBDPO dari cyclone tank ke buffer
tank dengan temperatur 65 -680C dan tekanan 3 – 3.5 bar.

f. Stearin Melting receiving Tank (T.513 dan T.523)


Tangki ini berbentuk empat persegi untuk menampung stearin yang telah diproses
,didalam tanki ini terdapat pipa- pipa yang berfungsi untuk mencairkan stearin
sebelum dialirkan receiving Tank.Temperaturnya 50 – 600C dengan kapasitas
2000 MT2.
g. Stearin Melting Receiving Pump (P.513 dan P.523)
Pompa ini berfungsi untuk mentransfer stearin dari stearin melting dan receiving
tank receiving tank stearin,Temperatur 50 – 600c dengan kapasitas 100 m3/hr.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tinjauan-Pustaka
    Tinjauan-Pustaka
    Dokumen10 halaman
    Tinjauan-Pustaka
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • MEN
    MEN
    Dokumen3 halaman
    MEN
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Wina Camellia Shita
    Wina Camellia Shita
    Dokumen156 halaman
    Wina Camellia Shita
    annisaa
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi TRP
    Lembar Konsultasi TRP
    Dokumen18 halaman
    Lembar Konsultasi TRP
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Pengeringan
    Lampiran Pengeringan
    Dokumen12 halaman
    Lampiran Pengeringan
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 185 296 1 SM PDF
    185 296 1 SM PDF
    Dokumen8 halaman
    185 296 1 SM PDF
    Alifika Anggun Sa'fitri
    Belum ada peringkat
  • 198 321 3 PB
    198 321 3 PB
    Dokumen6 halaman
    198 321 3 PB
    Jermaine Palmer
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Dinamika
    Perhitungan Dinamika
    Dokumen8 halaman
    Perhitungan Dinamika
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 14 November 2019
    14 November 2019
    Dokumen16 halaman
    14 November 2019
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Dinamika
    Perhitungan Dinamika
    Dokumen8 halaman
    Perhitungan Dinamika
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DDB Resume 37
    DDB Resume 37
    Dokumen2 halaman
    DDB Resume 37
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Modul DPT
    Modul DPT
    Dokumen28 halaman
    Modul DPT
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • PENDAHULUAN PABRIK LAB
    PENDAHULUAN PABRIK LAB
    Dokumen30 halaman
    PENDAHULUAN PABRIK LAB
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    Dokumen16 halaman
    EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DPT Dinamika Proses Tangki
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Dokumen39 halaman
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Ilna Suparta
    50% (2)
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • BAB III. Proses Pengolahan
    BAB III. Proses Pengolahan
    Dokumen4 halaman
    BAB III. Proses Pengolahan
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 4 Isi
    4 Isi
    Dokumen10 halaman
    4 Isi
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Puisi Wisuda 1
    Puisi Wisuda 1
    Dokumen3 halaman
    Puisi Wisuda 1
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • SKM Jul2003 7
    SKM Jul2003 7
    Dokumen34 halaman
    SKM Jul2003 7
    fildaagumps
    Belum ada peringkat
  • DDB Resume 37
    DDB Resume 37
    Dokumen2 halaman
    DDB Resume 37
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Modul DPT
    Modul DPT
    Dokumen28 halaman
    Modul DPT
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Pengilangan Minyak Nabati
    Pengilangan Minyak Nabati
    Dokumen70 halaman
    Pengilangan Minyak Nabati
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat