ISI
b. Kelapa
Pemanfaatan minyak kelapa sebagai sumber utama minyak nabati telah
dikenal sejak berabad-abad lalu sampai sekarang di Indonesia. Pada tahun 1969-
1982 terjadi peningkatan konsumsi minyak kelapa di Indonesia, karena
bertambahnya jumlah penduduk sebagai akibat berkembangnya bentuk
pemanfaatan minyak kelapa,. Pada saat bersamaan produksi kelapa meningkat
dengan laju pertumbuhan 2,5% pertahun. Produksi minyak kelapa tidak lagi
mampu memenuhi pasokan pasar domestik padahal sebelumnya minyak kelapa
merupakan komoditi ekspor nonmigas Indonesia. Peranan minyak kelapa sebagai
komoditas ekspor tergeser dengan minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak yaitu
A, D, E dan K serta pro-vitamin A (karoten) vitamin ini sangat dibutuhkan oleh
tubuh untuk metabolism tubuh. Di samping itu minyak kelapa mengandung
sejumlah asam lemak jenuh yaitu asam laurat, asam miristat,asam palmitat, asam
kaprilat,asam kaprat,asam strearat,dan asam koprat. Sedangkan asam lemak tak
jenuh adalah oleat atau omega-9 dan linoleat atau omega-6. Berdasarkan
komposisi asam-asam lemak tersebut minyak kelapa mengandung asam lemak
rantai medium yang tinggi.
Selain itu, juga untuk keperluan non-pangan (non-edible oil) seperti bahan
pelembab dan pewangi dalam industri kosmetik, bahan tambahan dalam
pembuatan sabun, industri farmasi, ataupun digunakan dalam industri oleokimia
dan biodiesel. Pemanfaatan jagung sebagai edible oil (minyak jagung) terutama
menjadi minyak goreng dinilai sangat efektif dikarenakan tingginya permintaan
pasar akan minyak goreng sehat. Minyak jagung berpotensi sebagai minyak sehat
karena jagung mengandung minyak yang kaya akan Vitamin E, Omega 6, dan
asam lemak tak jenuh yang berpotensi untuk menurunkan kolesterol darah dan
menurunkan resiko serangan jantung (Dhenny dkk, 2014).
Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan
asamasam lemak. Persentase trigliserida dalam minyak jagung sekitar 98,6%,
sedangkan sisanya merupakan bahan non minyak, seperti abu, air, zat warna atau
lilin. Asam lemak yang menyusun minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh
dan asam lemak tidak jenuh (Ketaren, 1986). Jumlah asam lemak jenuh dalam
minyak jagung sekitar 13 persen. Golongan asam lemak jenuh yang menyusun
trigliserida minyak jagung adalah: asam miristat, asam palmitat dan asam stearat.
Golongan asam lemak tidak jenuh yang menyusun trigliserida minyak jagung
berjumlah sekitar 86 persen yang terdiri dari: asam oleat dan asam linoleat.
d. Zaitun
Minyak zaitun atau olive oil adalah minyak yang didapat dari buah minyak
zaitun (Olea europaea).Pohon zaitun biasa tumbuh hingga 50 meter di habitat
alami dan hidup selama lebih dari 500 tahun. Buah ini memiliki bentuk bulat
gemuk dengan warna hijau ketika mentah dan akan berubah menjadi kekuningan
ketika sudah mulai masak. Minyak zaitun diperoleh dari pemerasan buah zaitun
hingga menghasilkan minyak yang berkhasiat.Manfaat minyak zaitun sangat
banyak bagi kesehatan karena mengandung lemak tak jenuh yang tinggi terutama
asam oleik dan polifenol.Asam lemak tak jenuh tunggal yang terkandung dalam
minyak zaitun hampir sebagian besar dalam bentuk asam oleat. Asam oleat
mempunyai resiko lebih rendah teroksidasi dari pada asam linoleat dan asam
linolenat yang termasuk asam lemak tak jenuh.( Aditya,2010 )
.
Gambar 2.4 Minyak Zaitun
(International Olive Council, 2013)
Dalam penentuan kualitas minyak zaitun kadar air yang melebihi standar
juga dapat mempegaruhi kualitas suatu minyak. Karena air dapat mempercepat
reaksi hidrolisa pada minyak.Hasil reaksi hidrolisa pada minyak zaitun adalah
asam lemak bebas dan gliserol. Minyak zaitun merupakan salah satu minyak
tumbuh-tumbuhan yang telah lama dingunakan dalam bidang dermatologi.Minyak
zaitun dingunakan secara topikal dan berperan sebagai emolien yang dapat
menghidrasi kulit, juga secara proteksi kulit. (Ruiz , 1999) Minyak zaitun berupa
cairan berwarna kuning muda dan mengandung asam lemak ,seperti asam oleat,
palmitat, linoleat. Selain mengandung asam, minyak zaitun mengandung fenolik,
skualen, dan beta karoten yang memiliki sifat sebagai antioksidan, sterol berupa
fitosterol yang bermanfaat dalam menurunkan kolesterol (Mailer R, 2006).
Minyak zaitun juga mengandung hidroksitirosol dan oleuropein yang merupakan
anti-oksidan yang kuat.Dalam berbagai penelitian disebutkan bahwa komponen
ini memiliki aktivitas biologis seperti anti-inflamasi, anti-jamur, antiviral, dan
anti-bakteri ( Waterman E, 2007).
Pompa yang digunakan untuk mentransfer CPO dari thank Heat Exchanger
Economizir (E.600A/B), menuju Heat Exchanger Steam E.601, knife
mixer (M.680A/B/C), kemudian paddle mixer (M.686) dan ke bleacher
thank (B.601). Didalam mixer M.686 terjadi pengadukan antara crude palm
oil,citrid acid dan phosporic acid yang sudah ditambah pada tiap mixer
(M.680A/B/C)
2) Heat Exchanger Economizer (E.600A/B)
Heat Exchanger Economizer merupakan alat penukar panas yang dapat
meningkatkan temperatur CPO masuk dari 40 – 500C dan temperatur keluar 78 –
1050C. CPO akan menukar panas dari RBDPO yang memiliki temperatur 125 –
1500C dari P.716 melalui E.600A/B.
3) Heat Exchanger Steam (E.601)
Heat Exchangger Steammerupakan alat penukar panas dimana CPO dari E.600B
akan menerima panas sehingga temperaturnya meningkat 115 – 1200C. Steam
sebagai media pemanas dengan suhu 180 – 1850C. Temperatur masuk CPO ke
E.601 100 – 1050C dan temperatur keluar 115 – 1200C. Temperatur steam masuk
180 – 1900C dan temperatur keluarnya 130 – 1400C.
Phosporic Acid Pump merupakan pompa yang mengtur storage untuk presentasi
pemakaianphosporicacid dari T.623 menuju knife mixer M.680 A/B/C.
Knife Mixer merupakan alat untuk mengaduk campuran phosporic acid dan CPO
dengan kapasitas 0,2 Ton. Pisau mixer yang saling bersilangan sejajar ke bawah
berfungsi untuk mengaduk campuran. Temperatur CPO 105 – 1150C sedangkan
temperatur phosporic acid 30 – 320C, di knife mixer temperatur tetap dijaga pada
suhu 1050C dengan jaket agar panasnya tetap stabil.
d. Paddel Mixer
Citric Acid Tank merupakan tangki penyediaan citric acid 4000 Ton.
Untuk memisahkan BPO dari bleaching earth dan gum – gum maka minyak
dialirkan melalui bagian bawah T.661 ke Niagara Filter F.691, F.692, F.693,
F.694, F.695, F.696, F.697 dengan menggunakan pompa P.691, P.692, P.693,
P.694, P.695, P.696, P.697 melalui valve V. 691P, V. 692P, V. 693P, V. 694P, V.
695P, V. 696P, V. 697P untuk dibersihkan, sehingga minyak bebas daribleachibg
earth yang mengandung partikel minyak, sehingga bleaching earth terjebak
pada filter leaf tersebut. Lembaran filter (filter leaf) sebanyak 18 lembar disusun
secara vertikal agar pemisahan efektif. Bleaching earth harus bersih dari filter
setelah 45 menit operasi untuk mendapatkan filtrasi yang baik. Tetapi di dalam
minyak masih terdapat bleching earth yang belum terpisahkan.
Proses penyaringan yang terjadi pada Niagara Filter adalah sebagai berikut :
1. Stand By
Artinya Niagara Filter dalam keadaan kosong dan siap untuk digunakan, tidak
ada valve yang dibuka dan pompa dalam keadaan off.
2. Vacuum
3. Filling
4. Coating
Pada proses ini terjadi penjernihan minyak agar minyak yang keluar dan Niagara
Filter bebas dari bleaching earth. Minyak dari T.611 dipompa ke Niagara
Filter F.691, F.692, F.693, F.694, F.695, F.696, F697 dengan menggunakan
pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P.695, P.696, P.697 melalui valve V.691P,
V.692P, V.693P, V.694P, V.695P, V.696P, V.697P ke bagian bawah Niagara
Filter. Minyak lalu disaring oleh leaf filter yang dipasang vertikal berjajar
dalam Niagara Filter. Bleaching earth yang ada di dalam minyak akan tersaring
pada leaf filter sehingga minyak yang keluar bebas dari bleaching earth. Hasil
penyaringan akan kembali lagi ke T.611 melalui V.6811, V.6814, V.6821,
V.6824. Pompa dalam kondisi on proses ini berlangsung sekitar 4 menit.
5. Filtration
Agar minyak yang didapat benar-benar jernih (bebas dari bleaching earth), maka
dilakukan proses filtrasi. Minyak dari T.611 dipompa masuk ke Niagara
Filter oleh pompa P.691, P.692, P.693, P.694, P.695, P.696, P.697
melalui valve V.691P, V.692P, V.693P, V.694P, V.695P, V.696P, V.697P, lalu
disaring pada leaf filter. minyak keluar dari Niagara Filter melalui V.6811,
V.6814, V.6824, menuju T.777. Untuk penyaringan yang lebih baik maka disaring
lagi didalam 2 filter bag kemudian masuk ke polishing filter F.681 dan F.682.
Pompa dalam kondisi on proses ini berlangsung 90-100 menit.
6. Circulation
7. Emptying
8. Full Empying
Proses ini dimaksudkan untuk mengeluarkan sisa-sisa minyaka dar prosses cake
drying yang terdapat di bagian bawah Niagara Filter (bagian cekungnya) masuk
ke C.641 melalui V.6105, V.6205, V.6305 yang terbuka 0,5 dan pompa off. Proses
ini berlangsung hanya 1 menit.
11. Ventilation
Proses ini bertujuan untuk menyamakan tekanan di dalam Niagara Filter dengan
tekanan luarcake yang keluar tidak bertebaran ke segala arah karena tekanan
dalam Niagara Filter yang besar. Hal ini dilakukan dengan cara memasukan
melalu V. 6811, V.6814, V.6821, V.6824. Valve yang terbuka 11 dan pompa off.
Proses ini berlangsung selama 2 menit.
12. Discharge
Jika tekanan di dalam Niagara Filter telah sama dengan tekanan udara luar maka
proses selanjutnya adalah cake discharge yaitu proses pengeluaran spent
earth (cake discharge) melalui bawah Niagara Filter. proses ini dilakukan dengan
menggetarkan vibrator oleh compressed airmelalui valve V. 681a dan
V.681b. Spent earth akan ditampung di dalam bak dan selebihnya akan
dibuang. Valve yang terbuka 10 dan pompa off. Proses ini merupakan proses akir
penyaringan dan memerlukan sekitar 11 menit.
b. Buffer tank
d. Niagara Filter
Niagara Filter merupakan alat untuk menyaring Bleaching earth, gum, residu
logam, pengotor sehingga minyak yang dihasilkan benar-benar bersih dan jernih.
Berbentuk tabung silinder yang terdiri dari leaf filter, vibrator dan corong
pembuang limbah. Temperatur alat 100 – 105o C, kapasitas 5 ton dan tekanan 2 -
3,5 bar.
Bleaching tank merupakan tangki sumber bleaching earth yang akan digunakan
dalam prosesbleaching section.
Blower pump merupakan alat untuk menghisap bleaching earth dari tempat
pencurahan ke tangki penampungan bleaching (BT.660A/B).
h. Filter bag
Filter bag merupakan tangki yang di dalamnya terdapat saringan yang digunakan
untuk menyaring kebali bleaching earth dan kotoran yang masih lolos
dari Niagara Filter.
Sama seperti filter bag, polishing berfungsi untuk penyaringan ulang agar minyak
yang dihasilkan lebih jernih. Temperatur alat 100 -105o C, dengan kapasitas 1,5
ton dan tekanan0,2 -0,5 bar.
Knock down drum merupakan sebuah tangki yang pada bagian bawahnya terdapat
corong untuk pengeluaran steam sedangkan bagian bawahnya digunakan untuk
minyak mengalir ke slop oil tank (T.641). Alat ini digunakan sebagai tempat
penampungan sementara minyak dan tempat pemisahan steam dengan minyak.
Temperatur alat 100 – 105o C, dengan tekanan 2 – 2,5 bar dan kapasitas 1,7 ton.
2.3.4 Deodorisasi
CPO yang telah mengalami proses degumming (pengikat gu atau lendir) dan
pemucatan wara (bleaching) maka CPO disebut bleaching palm oil (BPO). BPO
akan diproses lagi untuk mendapatkan reffined bleached deodorized palm
oil (RBDPO) atau sering disebut RPO. Agar diproses penghilangan zat penyebab
rasa dan bau yang tidak disukai dalam minyak berlangsung dengan baik, minyak
yang akan mengalami deodorisasi sudah bersih dari bleaching earth. Proses
deodorisasi adalah siste destilasi proses di bawah vacuum yang tujuannya untuk
mengeluarkan free fatty acid (FFA), aldehid, keton, alkohol dan bleaching
color yang tidak dapat dikeluarkan pada proses bleaching.
BPO yang berasal dari tangki T.770 dipompa dengan P.770 menuju
ke dearator D.710. tetapi sebelumnya mengalami kenaikan suhu dari 110o C
menjadi 120o C dengan menggunakan heat exchangerE.701 dimana media
pemanasnya adalah steam. Dearator D.710 dilengkapi dengan steam ejector yang
berguna untuk menghilangkan kadar air dan gas-gas yang masih ada dalam
minyak, misalnya oksigen dan air serta menahan mutu minyak.
Proses deodorization bekerja di bawah tekanan vacuum antar 1,5 -2,5 torr,
tekanan uap BPO akan turun sehingga uap air dan gas-gas akan terhisap
oleh vacuum. Temperatur minyak di dearator (115o C) sudah cukup untuk
menghilangkan uap air dan gas-gas (volatil matter).
BPO dari D.770 dipompa oleh P.770 untuk dialirkan menuju spiral heat
exchanger E.703 A/B/C secara continue untuk dinaikan temperaturnya dengan
memanfaatkan panas RBDPO yang berasal dari D.710. Di dalam spiral heat
exchanger ini terjadi perpindahan panas antar BPO dengan temperatur 110 –
135o C sehingga BPO yang keluar dengan temperatur 225 -240o C sedangkan
suhu RBDPO yang masuk 240 – 260oC dan temperatur keluar 125 -135o C. Heat
exchanger E.703 A/B/C ini sering disebut heat exchanger economizer. BPO yang
telah dipanaskan di E.703 A/B/C akan dialirkan menuju oil heater VHE.704 A/B
dengan sumber panas dari boiler dengan temperatur 265oC kemudian minyak
BPO dialirkan ke dalam pretripper PR.711 untuk dipanaskan kembali hingga
mencapai temperatur 265 – 268o C (minyak akan terdistilasi dan volatile matter
akan menguap pada suhu teersebut). Model heat exchnger VHE 704 A/B adalah
shell dengan media pemanas saturated steam yang dihasilkan oleh high pressure
boiler (HP Boiler). HP Boiler dapat menghasilkan suhu steam dan tekanan tinggi
sehingga minyak yang dipanaskan dapat mencapai suhu optimal.
Alat penukar panas yang berupa spiral exchanger dimana minyak BPO akan
bertukar panas dengan minyak RBDPO yang keluar dari P.703. temperatur BPO
masuk 110o C – 135o C mengalami perpindahan panas dengan RBDPO dengan
temperatur 240o C – 260o C. Temperatur BPO menjadi 225 – 240o C sedangkan
temperatur keluar RBDPO menjadi 125 -130o C.
Final oilheater merupakan heat exchanger yang terdiri dari shell and tube.
Minyak BPO akan dipanaskan lagi sampai 265-268o C di E.703 dengan
pemanas steam dry saturated dari HP boiler (G.760). Temperatur BPO 225 –
240oC mengalami perpindahan panas dengan RBDPO bertemperatur 240 –
260o C.
Suatu tangki yang terdiri dari burner untuk memanaskan spiral-spiral pemanas
membuat air menjadisteam dry saturated untuk dipakai sebagai pemanas
VHE.704 A/B.
b. Deodorization section 2
Bleached palm oil (BPO) dengan tempratur 265-268oC masuk ke cyclone tank
PR.711. Di dalam PR.711 ini terjadi pemisahan antara air, FIFA, dan semua
volatile matter serta minyak. Air,FFA, volati le matter dari PR.771. keluar
menuju D. 710 melalui top cyclone, sedangkan minyak BPO keluar menuju
distributor D.710 melalui bottom cyclone. Pada D.710 terjadi proses distilasi
dimana uap, FFA, bau, volatile matter akan memisah dari minyak. Pemisahan
terjadi karena suhu yang tinggi.
Dearator (D.710) dilengkapi dengan dua packed column yang berguna pada
proses distilasi. Satu untuk PFAD ( palm fatty Acid Distilasi) dan satu lagi untuk
minyak serta tray yang berfungsi untuk memisahkan FFA, bau, volatile matter
yang masih ada dalam minyak dengan spurging steam.
Dari D.710 BPO akan menjadi RBDPO dan PFAD dan PFAD. D.710 ini bekerja
pada tekanan vacum (1,5-2,5 torr).PFAD ini di dapat dari penguapan FFA,
aldehid, keton, peroksida, bau, pigment, dan air pada packed colum PFAD. PFAD
akan menguap dan akan di tangkap dengan cara mengkondensasi uap tersebut
dengan PFAD dingin ( 60-70oC). PFAD hasil kondensasi akan mengalir masuk
ke T.775. jika T.775 sudah penuh, maka secara otomatis V.775 terbuka dan
minyak mengalir menuju storage tank dengan tenaga dari pompa P.775 A/B.
Sebagian dari PFAD ( karena tidak semua PFAD di kirim storage tank) akan di
turunkan suhunya dengan menggunakan heat exchanger E.705 dimana media
pendinginnya adalah air, hingga suhunya menjadi 60-70oC, dan digunakan lagi
untuk menangkap PFAD uap dengan cara menspraykan PFAD yang bersuhu
rendah/dingin pada top PR.711 PFAD akan bersikulasi secara continue.
D.710 pada bagian bawahnya di lengkapi dengan 13 buah spurging steam bekerja
pada tekanan 0,7- 1,5 bar. Fungsi dari spurging steam ini adalah untuk mengaduk
minyak sehingga semakin sempurna pemisahan FFA, volatile matter dan bau.
Minyak pada bagian bawah D.710 di sebut refined bleached deodorized Palm Oil
( RBDPO) yang di pompa oleh P.710 A/B menuju heat exchenger E.703 A/B/C
untuk di manfaatkan panasnya. Spurging steam menyebabkan minyak mengalir
secara turbulan pada masing- masing tray. Aliran ini menyebabkan adanya
percikan-percikan minyak yang keluar dari tray. Minyak tersebut lalu di alirkan ke
tank T.770 yang kemudian di pompa oleh P.703 B ke tank T.701 untuk di proses
lagi.
Minyak RBDPO yang keluar dari D.710 mengalami dua kali pemanfaatan panas (
E.703 A/B/C dan E.600) sehingga suhunya turun menjadi 75oC. Untuk hasil
terakhir,RBDPO di turunkan lagi suhunya menjadi 68oC di E.706. Heat
exchanger ini di sebut final Oil cooler dengan air sebagai media pendinginnya.
Lalu selanjutnya, RBDPO di saring lagi di polishing filter F.784, F.785, F.786
sehingga di hasilkan RBDPO yang lebih murni lalu di kirim ke buffer tank untuk
difraksinasi.
Fungsi alat deodorization (D.710) adalah:
1. Memisahkan FFA ( free fatty Acid) secara aktual.
5. Menghilangkan air, volatile matter tahap kedua yang masih ada pada BPO.
b. Deodorizer (D.710)
Deodorizer merupakan suatu alat yang berbentuk seperti botol besar di mana di
bagian atasnya di lengkapi dengan packed coloum dan bagian bawahnya dengan
13 set tray. Packed coloum pertama tempat memisahkan PFAD dengan tempratur
in 60-70oC dan tempratur out 80-90oC.
Packed coloum kedua di gunakan untuk tempat pemisahan RBDPO dengan
tempratur in 265-2680C dan out 255-259oC.
Pompa yang di lengkapi dengan pendingin body motor dan pendingin minyak
untuk pendingin seal Pump. Digunakan untuk memompakan minyak RBDPO dari
D.710 ke high temperatur Economizer E.703 A/B/C, ke crude oil Economizer
E.001, ke final oil cooler E.706 dan ke polishing filter F.784, F.785, F786.
Tempratue alat 225 – 259oC, tekanan 5,5 – 6 Bar, dengan kapasitas 98 ton/hr.
e. Bouster Pump
Tanki slender tempat menampung minyak yang berasal dari D.710 yang keluar
dari tray. Tempratur alat 140 – 150oC.
Tanki tempat menampung fatty acidd yang dispray dalam packed coloum vetsil
deodorizer. Tempratur alat 78 – 90oC, tekanan 1.5 – 3 bar.
Heat exchanger yang berupa Plate exchanger dimana fatty Acid mengalami
penurunan suhu oleh air dari cooling tower sehingga suhunya menjadi 60oC.
Tempratur in fatty acid 80 – 90oC dan tempratur out fatty acid 60 – 70oC.
Tempratur in air 28 – 30oC dan tempratur out 60 – 65oC.
Di gunakan untuk memompakan air dari cooling tower masuk ke fatty acid cooler
E. 705. Tempratur alat 30oC, tekanan 3 – 3.5 Bar.
d. RBDST ( 25%) + soft stearin 1 ( 75%) menjadi soft stearin 2 dan hard stearin 2.
Pada fraksinasi ini minyak RBDPO produk dari Refiney plant yang masih
mengandung dua fraksi yaitu fraksi olein (RBDOL) dan fraksi stearin (RBDST) di
pisahkan berdasarkan sifat fisiknya, fraksi olein mempunyai titik beku lebih
rendah dan fraksi stearin dengan titik beku lebih tinggi.
2. Tahap kristalisai.
Diagram alir proses fraksinasi dapat di lihat pada gambar 4.1.2 berikut ini.
Alat yang di gunakan untuk menampung minyak RBDPO dari refinery atau tank
farm. Tempratur 65 – 68oC.
Pompa ini di gunakan untuk mentransfer minyak RBDPO dari tanki timbun (
R.102) ke feed Oil Heater (E.202) dan ke Crystalizer tank ( CR.401, CR.402,
CR.403, CR.404,CR.405, CR.406, CR.407, CR.408, CR.409, CR.410, CR.411,
CR.412, CR.413, CR.414, CR.415, CR.416, CR.417, CR.418, CR.419, CR.420,
CR.421, CR.422). tempratur alat 65 – 68oC dengan tekanan 3,5 bar.
Feed Oil Heater merupakan alat penukar panas berupa plate exchanger di mana
minya RBDPO akan menerima panas dari steam. tempratur masuk minyak
RBDPO 60oC sedangkan tempratur keluar 65 – 68oC. Tempratur steam masuk
150oC sedangkan tempratur keluar steam 80 – 90oC.
Media pendingin yang di gunakan adalah air dan di bedakan menjadi cooling
water dan chilled Water. Cooling water di gunakan untuk mendinginkan minysk
hingga tempraturnya menjadi 45oC. Kemudian di dinginkan lagi dengan chilled
water hingga tempratur minyak menjadi 25oC. Jadi pergantian antara cooling
water dengan chilled water terjadi pada saat tempratur minyak 45oC. Tempratur
cooling water dari cooling tower berkisar antara 29 – 30oC, sedangkan tempratur
chilled water dari balanced tank chiller berkisar antara 12 – 17oC. Minysk masuk
dan keluar dari bawah tanki, sedangkan air pendingin masuk tanki melalui bawah
tanki dan keluar melaui bagian atas tanki.
Pada Crystalizer ini terdapat double coil, yaitu tempat media pendingin di alirkan
dengan tujuan agar air pendingin tersebut tidak bercampur dengan minyak
RBDPO. Pronsip double coil ini adalah 2 aliran masukdan 2 aliran keluar. Air
tersebut tidak langung memenuhi coil tersebut melainkan sedikit demi sedikit agar
rasio suhu antara air dam minyak RBDPO sesuai dengan setting tempratur . di
dalam Crystalizer ini terdapt control valve, yaitu untuk mengatur aliran coil agar
delta T tercapai atau perbandingan suhu air dan suhu minyak sesuai dengan
setting tempratur.
4. Pipa pipa air pendingin, peneumatic valve, modulating control valve untuk
membantu pengoprasian Crystalizer.
Pompa ini di gunakan untuk memompakan atau mentransfer chilled water dari
balance tank ke crystalizer tank. Tampratur chilled water in 12 – 17oC sedangkan
tempratur chilled water out 24 – 35oC, tekanan 7 – 7,5 bar.
Pompa ini di gunakan untuk memompakan atau mentransfer air cooling tower ke
condensor chilled dan cooling tower. Tempratur in 12 – 17oC sedangkan chilled
water out 24 – 35oC, tekanan 5 – 6 bar.
3. Cooling Wate Pump (Pu.331A dan Pu.331B)
Pompa ini digunakan untuk memompa atau menransfer air cooling tower ke
Condensor Chiller dan ke Coolong Tower. Temperatur ini 38 – 400C, tekanan 5 –
6 bar.
4. Crystalizer Tank (CR.401 – CR.422)
Tangki ini digunakan untuk proses pengkristalan RBDPO dengan cara
pendinginan. Median pendingin yang digunakan adalah chilled tower. Di dalam
tangki ini dilengkapi dengan pengaduk (agitator) yang digunakan untuk mengaduk
minyak RBDPO pada proses pengkristalan dan spiral – spiral untuk pendingin.
Temperatur RBDPO ini 65 – 680C sehingga temperatur RBDPO out 23 – 240C,
kapasitas tangki 40 Ton/hr.
5. Recirculation Pump untuk Cooling Liquid (Pu.401 – Pu.422)
Pompa ini digunakan untuk memompakan atau mentransfer cooling water dari
cooling tower ke Crystalizer Tank dan dari Crystalizer Tank ke Cooling Tower.
Temperatur 23 – 240C dan tekanan 1,5 – 2 Bar.
b.Filtration
Pada tahap ini RBDPO yang telah mengalami proses kristalisasi dipompakan
oleh filter pump Pu.510 hingga mencapai tekanan 2,0 – 2,5 Bar.Minyak yang
masuk ke membran sebanyak 30 – 32 ton.Didalam membran akan mengalami
pemisahan stearin dan olein karena adanya plate chamber,membran dan cloth
ilter.Olein akan mengalir melalui selang-selang dibagian plate chamber dan
membran menuju ke intermediate tank T.512 dan T.522 sedangkan stearin akan
tertinggal diantara filter cloth.
c.Squeezing
Tahap ini dimakssudkan untuk memadatkan stearin yang ada pada cloth filter
dengan memasukkan angin kompresor kemembran karet (rubber). Rubber akan
menekan stearin yang ada pada cloth filter sehingga olein yang masih
terperangkap di cloth filter terdesak dan mengalir ke intermediate tank.Pada
proses ini stearin yang ada pada filter cloth akan padat.
d.Blowing Filtrate
Pada tahap ini membrane filter press dikosongkan dari sisa-siasa minyak RBD
olein yang masih ada pada lubang-lubang bagian atas plate.Lalu dialirkan melalui
pipa menuju intermediate tank.Tahap ini dilakukan dengan menghembuskan angin
bertekanan 4.5 – 5.0.Bar melalui control valve V.1411.Proses ini berlangsung
selama 60 detik.
e.Blowing Care
Tahap ini dilakukan untuk mengkosongkan bagian tengah membran filter press
dari minyak RBDPO.Angin dihembuskan dari kompresor dengan tekanan 2,5 Bar
dari control Valve V.1412 sehingga minyak mengalir ke cyclon tank
melalui valve V.1403 kemudian menuju ke buffer Tank RBDPO untuk diproses
kembali.
f.Cake Discharge
Tahap ini dimakdsudkan untuk membuang stearin yang telah dipadatkan ke
melting Tank yang terletak dibawah membran filter press.Stearin-stearin padat
yang jatuh ke Melting Tank akan dicairkan dengan steam-steam yang dialirkan
melalui pipa-pipa steam sehingga minyak stearin mencair.kemudian stearin ini
dialirkan ke storage tank stearin,margerin plant,proses soft stearin 1 dan soft
stearin 2.