Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN PUSTAKA

A. Furnace (Dapur)

Furnace adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan panas yang


dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar dalam suatu ruangan ke fluida
yang dipanaskan sehingga mencapai suhu yang diinginkan.

Furnace merupakan struktur bangunan berdinding plat baja yang bagian


dalamnya dilapisi oleh material bahan api, batu isolasi untuk menahan kehilangan
panas ke udara melalui dinding furnace.

Secara umum, furnace terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

1. Convection section
2. Radiation section

Convection section merupakan daerah tempat masuknya fluida yang


dipanaskan. Pada bagian ini, fluida dipanaskan secara konveksi oleh aliran fuel
gas sisa pembakaran. Untuk memperluas area perpindahan panas, pada pipa
diberikan fin. Fluida kemudian dialirkan melalui pipa menuju radiation section,
dimana fluida proses dipanaskan oleh bahan bakar yang dibakar. Radiation
section ini disebut juga sebagai Fire Box (combustion chamber), karena pada
bagian ini, terjadi proses pembakaran bahan bakar. Panas hasil pembakaran bahan
bakar digunakan untuk memanaskan fluida proses yang berada didalam pipa
secara radiasi.

Untuk pembakaran, bahan bakar yang digunakan pada furnace biasanya


terdiri dari bahan bakar gas (fuel gas), bahan bakar minyak (fuel oil), kombinasi
bahan bakar gas dan minyak, serta bahan bakar padat seperti batubara, tergantung
seberapa besar panas seperti batubara, tergantung seberapa besar panas yang ingin
dihasilkan serta aspek keekonomiannya. Besarnya beban panas yang harus
diberikan oleh furnace kepada fluida yang dipanaskan bergantung pada jumlah
umpan dan perbedaan temperatur inlet dan temperatur outlet umpan yang ingin
dicapai.
Semakin besar perbedaan temperatur dan semakin banyak jumlah umpan,
maka beban dapur akan semakin tinggi. Namun, juga harus diperhatikan, bahwa
temperatur yang dicapai oleh fluda proses yang dipanaskan tidak boleh mencapai
temperatur dimana dapat terjadi perengkahan thermal pada fluida proses yang
dipanaskan. Perengkahan thermal akan mengakibatkan terbentuknya gas-gas
ringan yang akan mengakibatkan volume fluida hasil pembakaran menjadi sangat
besar dan melebihi volume pipa fluida proses. Bila hal ini terjadi, dapat
menimbulkan bahaya berupa meledaknya furnace. Perengkahan thermal dapat
pula mengakibatkan terbentuknya coke yang dapat mengurangi luas perpindahan
panas pada furnace.

B. Tipe Furnace
1. Furnace berdasarkan kontruksinya secara umum terdiri dari :
a. Tipe box
Furnace yang berbentuk kotak/box dan mempunyai burner disamping atau
di bawah yang tegak lurus terhadap dinding furnace. Nyala api didalam
furnace adalah mendatar atau tegak lurus. Tube Furnace dipasang
mendatar atau tegak lurus.
b. Tipe silinder vertikal
Furnace yang berbentuk silinder tegak yang mempunyai Burner pada
lantai Furnace dengan nyala api tegak lurus keatas sejajar dengan dinding
Furnace. Dikatakan tipe vertikal karena tube didalam seksi radiasi
dipasang tegak lurus dan sejajar dinding Furnace.
c. Tipe cabin
Furnace jenis ini terdiri dari kamar-kamar dimana tube-tubenya dipasang
secara horizontal. Letak Burner pada bagian bawah Furnace dan nyala api
sejajar tegak lurus dengan dinding Furnace.
2. Furnace berdasarkan draft
Draft adalah perbedaan tekanan didalam Furnace dengan tekanan udara
luar (Atmosfir). Berdasarkan Draft Furnace dibedakan empat tipe, antara
lain :
a. Natural Draft
Gas asap hasil pembakaran keluar Furnace melalui cerobong dengan
tarikan alam. Tekanan didalam Furnace lebih kecil dibandingkan dengan
tekanan atmosfir. Akibat perbedaan tekanan ini maka udara luar untuk
pembakaran dapat masuk kedalam Furnace.
b. Forced Draft
Udara untuk pembakaran dalam Furnace dimasukan dengan tenaga
mekanis yaitu Blower. Karena tekanan udara luar dan tekanan udara yang
dimasukan lebih tinggi dari tekanan didalam Furnace maka secara
langsung gas asap hasil pembakaran keluar melalui cerobong.
c. Induced Draft
Gas asap hasil pembakaran keluar melalui cerobong dengan tarikan
Blower. Tarikan Blower ini menyebabkan tekanan didalam Furnace lebih
rendah dari tekanan atmosfir, sehingga udara luar masuk kedalam Furnace.
d. Balance Draft
Merupakan kombinasi Forced Draft dan Induced Draft. Forced Draft untuk
memberikan udara pembakaran. Induced Draft untuk menarik gas asap
melewati cerobong menuju atmosfir serta mengatur tekanan didalam
Furnace
C. Bagian-bagian Furnace
1. Dinding Furnace
Dinding Furnace terbuat dari baja (carbon steel) sebagai penahan struktur
yang dilapisi dengan isolasi, batu tahan api dan refractory sebagai
pendukung untuk pemanfaatan panas secara maksimal serta untuk
mencegah terjadinya kehilangan panas.
2. Tube Coil
Tube Coil pada Furnace merupakan bagian yang paling penting pada
instalasi dapur. Merupakan rangkain tube dalam Furnace yang berfungsi
untuk memindahkan panas dari panas hasil pembakaran kedalam fluida
yang ada didalam pipa pembuluh (tube).
Tube-tube dapur ini disambung dengan menggunakan U Bend. Disamping
itu bila terjadi pembentukan kerak didalam tube Furnace dapat dibersihkan
dengan steam air decoking.
3. Burner
Burner merupakan alat pembakaran bahan bakar (fuel) sistem pengapian
dan pencampuran bahan bakar dan udara dengan udara primer/sekunder
serta sistem atomizing steam sehingga bahan bakar (fuel) dapat terbakar
dengan sempurna.
Beberapa macam burner :
- Pilot burner adalah burner kecil yang menggunakan gas sebagai
penyalaan awal pada Furnace. Untuk menaikan temperatur fluida
selanjutnya menggunakan burner bahan bakar gas ataupun bahan bakar
minyak.
- Gas Burner adalah burner dengan menggunakan bahan bakar gas.
- Oil Burner adalah burner dengan menggunakan bahan bakar gas.
- Dual burner adalah burner dengan menggunakan bahan bakar gas dan
bahan bakar minyak.
4. Stack (Cerobong asap)
Alat ini berfugsi untuk mengalirkan gas asap hasil pembakaran dari dalam
Furnace (atmosfer). Umumnya terbuat dari carbon steel, temperatur stack
perlu dijaga antara 350-900 0F. Bila temperatur stack terlalu tinggi akan
mengakibatkan stack rusak. Jika temperatur stack <350 0F kemungkinan
akan terjadi kondensasi dari pada air dan gas SO2 yang terbawa oleh flue
gas sehingga terbentuk H2SO2 yang sangat korosif dan merusak semen
lining maupun metal stack.
5. Stack Damper
Alat ini berfungsi untuk mengatur pembuangan gas asap melewati
cerobong dan mengatur tekanan didalam Furnace.
6. Lubang Intip (Peep Hole)
Lubang pengamat pada dinding Furnace yang berfungsi untuk mengamati
nyala api, kondisi tube didalam Furnace.
7. Explotion Door
Pintu yang dapat terbuka bila terjadi ledakan (tekanan furnace naik)
sehingga Furnace terhindar dari kerusakan.
8. Pengatur Udara (Air Register)
Berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang masuk kedalam Furnace.
9. Snuffing Steam
Alat ini berfungsi untuk mengalirkan steam kedalam Furnace, untuk
mematikan api bila terjadi kebocoran tube. Juga digunakan untuk
menghalau gas-gas didalam ruang pembakaran sebelum menyalakan
burner.
10. Soot Blower
Alat ini berfungsi untuk menghilangkan jelaga yang menempel pada pipa-
pipa pembuluh didaerah konveksi.
D. Proses pembakaran

Pembakaran bahan bakar dapat dinyatakan sebagai suatu reaksi oksidasi


berantai dari senyawa hidrokarbon dengan oksigen yang berasal dari atmosfir.
Proses pembakaran akan berjalan dengan baik, apabila tersedia bahan bakar dan
udara yang cukup, sehingga terbentuk api yang menghasilkan panas dan gas asap
hasil pembakaran. Pada umumnya komposisi kimia dari bahan bakar merupakan
ikatan hidrokarbon yang terdiri dari Carbon (C) dan Hidrogen (H2).

Reaksi pembakaran dapat digolongkan sebagai berikut :


1. Pembakaran lengkap dan sempurna
CH4+2O2 CO2+2H2O
2. Pembakaran lengkap tapi tidak sempurna (dengan udara berlebih)
CH4+3O2 CO2+2H2O+O2
3. Pembakaran tidak sempurna
3CH4+5O2 CO2+2CO+6H2O

Pada pengoperasian Furnace reaksi pembakaran yang berlangsung adalah


reaksi pembakaran lengkap tidak sempurna yaitu dengan udara berlebih (excess
air). Namun demikian udara yang banyak akan mengakibatkan panas yang hilang
dibawa oleh gas asap hasil pembakaran akan semakin besar, sehingga
menurunkan efisiensi Furnace. Oleh karena itu udara pembakaran diatur sesuai
dengan kebutuhan optimum.

Furnace akan dapat beroperasi dengan efisiensi yang tinggi bila :


1. Terjadi reaksi pembakaran yang sempurna.
2. Udara berlebih (Excess Air) yang optimum.
3. Permukaan luar atau dalam dari pipa-pipa pembuluh dalam keadaan
bersih.
4. Memperkecil panas yang hilang lewat dinding Furnace.
5. Mengoptimalkan panas yang hilang lewat gas asap.
6. Udara pembakaran dengan temperatur yang tinggi dengan memakai APH
E. Panas Pembakaran

Panas pembakaran adalah panas yang dihasilkan dari proses pembakaran


bahan bakkar yang dinyatakan sebagai nilai kalori (Heating value) dari bahan
bakar padat, cair atau gas dapat dikatakan sebagai jumlah panas yang dihasilkan
dari pembakaran setiap kilogram bahan bakar, yang dinyatakan dalam satuan
Kcal/Kg, Kcal/m3, atau Btu/lb. Nilai kalori dibedakan menjadi dua, yaitu : Higher
heating value (HHV) dan Lower Heating Value (LHV). HHV adalah nilai panas
dari hasil pembakaran bahan bakar yang tidak memperhitungkan panas penguapan
air sedangkan pada LHV dikoreksi dengan memperhitungkan panas penguapan
air.

F. Uraian Proses Unit CDU IV

CDU IV merupakan salah satu unit primary proses yang ada dikilang
minyak Plaju (CD&GP/ Unit produsi I). CDU IV mengolah crude oil dengan
distilasi atmosferik sehingga fraksi-fraksinya dapat dipisahkan menjadi produk
seperti gas, crude butane, SR.Tops, Nafta II, Nafta III (avtur), LKD, HKD, LCT,
HCT dan Long Residu. Kapasitas pengolahan pada CDU IV adalah 3000 ton/ day.

Jenis feed yang diolah adalah Jene, Ramba, SPD-TAP, Geragai, dan Lalang.
Feed ini ditarik dari tanki R dengan menggunakan Pompa no. 17/18 dan masuk ke
LCT-HE 6-2, HCT-HE 6-1, Vapour HE 6-4/5/6 dan Residu-HE 6-11/12/7/8 dan
selanjutnya masuk ke stabilizer pada tray no. 20.

a. Column Stabilizer
Top produk stabilizer sebagian didinginkan pada deplhegmator (3-2) dan
sebagian pada Condensor (5-6/7), gas yang tidak terkondensasi dialirkan ke
SRMGC sementara kondensatnya ditampung di Accumulator (8-4). Dari
Accumulator (8-4) dipompakan dengan Pompa P-39/40 sebagai produk crude
buthane, sebagian sebagai refluks stabilizer. Bottom produk column stabilizer
sebagian dipanaskan kembali (Reboiling Stabilizer) dengan Pompa P-11/12 ke
dapur 1 coil 1 (F1C1) dan sebagian lagi dialirkan ke Convection Section Furnace
II untuk Inlet Flash Zone Column 1-1 pada piringan no. 13 sebagai feed column
1-1.

b. Column 1-1

Top Column 1 dialirkan melalui deplhegmator (3-1) dan liquid trap (9-13)
dan terus ke Column III sebagai feed pada piringan no. 10. Side stream pada
column 1 pada tray no. 22, 24, 26 masuk ke Nafta III stripper (2-5). Bottom
produk Nafta III Stripper masuk ke cooler (4-10/11/12) yang dihisap dengan
Pompa P-26/27 sebagai produk Nafta III. Bottom produk Column 1 dipompakan
dengan Pompa P-9/16 sebagai Reboilling Column 1 dan sebagai feed Column II
yang dipompakan dengan Pompa P-7/8 ke dapur II coil 1 (F2C1). Dinaikan
temperaturnya untuk inlet flash zone Column II yang masuk pada tray no. 9.

c. Column II

Top Column II dialirkan melalui VHE 6-3/4/5/6 untuk memanasi crude oil
intake, didinginkan oleh cooler 4-6/7/8/9 kemudian masuk Accumulator (8-2).
Sebagian diisap dengan Pompa P-33/34 untuk refluk Column II, sebagian lagi
sebagai produk LKD yang diisap dengan Pompa P-23/24. Untuk side stream yang
lain yakni HKD, LCT, dan HCT ditampung di stripper column masing-masing
yakni HKD stripper (2-3), LCT stripper (2-2), HCT stripper (2-1). Bottom produk
HCT stripper setelah melalui HE 6-1 cooler 4-3 kemudian dipompakan dengan
Pompa P-19/20 sebagai produk HCT. Bottom produk LCT stripper setelah
melalui HE 6-2 masuk cooler 4-4 dan dipompakan dengan Pompa P-20/21
sebagai produk LCT. Bottom HKD stripper 2-3 setelah melalui cooler 4-4/5
dipompakan dengan Pompa P-21/22 sebagai produk HKD.
Bottom column II sebagian dipompa dengan Pompa P-5/6 kedapur II
(F2C2) sebagian di Reboilling Column II dan sebagian lagi dipompakan dengan
Pompa P-1/2 melalui HE 6-7/8/11/12 dan masuk Box Cooler 4-16/17 sebagai
produk Long Residu. Sebagian masuk ke tanki 402 sebagai bahan bakar fuel oil
untuk Furnace CDU 3-4.
d. Column III

Feed masuk Column III adalah Top produk Column I yang masuk pada tray
no. 10. Top produk Column III didinginkan oleh Condensor 5-1/2/3/4/5 kemudian
masuk ke Accumulator 8-3. Gas yang tidak terkondensasi dialirkan ke SRMGC.
Dari Accumulator 8-3 sebagian dipompakan sebagai refluk Column III dengan
menggunakan Pompa P-37/38 dan sebagian lagi dipompakan sebagai produk SR
Tops dengan menggunakan Pompa P-30/31/32.

Bottom produk Column III didinginkan dengan Cooler 4-13/14 kemudian


masuk ke Accumulator 8-1 sebagian dipompakan sebagai refluk Column Idengan
menggunakan Pompa P-35/36 dan sebagian lagi diisap dengan Pompa P-28/29
sebagai produk Naftha II.
PEMECAHAN MASALAH

A. Pengumpulan Data

Untuk melakukan perhitungan efisiensi Furnace F-84-001 dan Furnace F-


84-002 diambil data lapangan pada tanggal 30 Januari 2015 sampai dengan 8
Februari 2015. Data yang diambil meliputi data umpan dan kondisi operasi
Furnace F-84-001 dan Furnace F-84-002.

B. Pengolahan Data

Tahap-tahap yang dilakukan pada Evaluasi Efisiensi Kinerja Furnace F-84-


001 dan Furnace F-84-002 adalah sebagai berikut :

1. Panas Yang Diserap Crude Oil

Panas yang diserap pada masing-masing coil, pada Furnace F-84-002


terdapat convection bank dimana Crude Oil mengalir dengan
memanfaatkan panas conveksi yaitu panas pembuangan melalui stack
sehingga tidak mempengaruhi kinerja Furnace.

2. Panas yang dilepas bahan bakar


a. Panas yang dilepas Fuel Oil
Q = m x LHV fuel oil
b. Panas yang dilepaska Fuel Gas
Q = m x LHV fuel gas
c. Panas yang dilepas steam Atomizing
Q = m x ∆H
d. Panas udara pembakaran
Q = m x Cp x ∆T
3. Menghitung Panas Yang Hilang (Heat Losses)

Heat Loss = Panas yang dilepas – panas yang diserap

4. Menghitung Efisiensi Pembakaran (η)


Dalam menghitung Efisiensi Furnace pada tugas khusus ini dapat
dilakukan dengan metode Heat absorbed and Heat released. Serta
menggunakan metode grafik namun tidak dapat dilakukan perhitungan
dengan metode ini karena O2 analyzer pada Furnace CDU IV rusak.

Efisiensi menurut metode Heat absorbed and Heat released


𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎
η= x 100 %
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠

C. Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai

  • 198 321 3 PB
    198 321 3 PB
    Dokumen6 halaman
    198 321 3 PB
    Jermaine Palmer
    Belum ada peringkat
  • MEN
    MEN
    Dokumen3 halaman
    MEN
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Wina Camellia Shita
    Wina Camellia Shita
    Dokumen156 halaman
    Wina Camellia Shita
    annisaa
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 14 November 2019
    14 November 2019
    Dokumen16 halaman
    14 November 2019
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Dinamika
    Perhitungan Dinamika
    Dokumen8 halaman
    Perhitungan Dinamika
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi TRP
    Lembar Konsultasi TRP
    Dokumen18 halaman
    Lembar Konsultasi TRP
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Dinamika
    Perhitungan Dinamika
    Dokumen8 halaman
    Perhitungan Dinamika
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 185 296 1 SM PDF
    185 296 1 SM PDF
    Dokumen8 halaman
    185 296 1 SM PDF
    Alifika Anggun Sa'fitri
    Belum ada peringkat
  • Modul DPT
    Modul DPT
    Dokumen28 halaman
    Modul DPT
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DDB Resume 37
    DDB Resume 37
    Dokumen2 halaman
    DDB Resume 37
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DPT Dinamika Proses Tangki
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Dokumen39 halaman
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Ilna Suparta
    50% (2)
  • PENDAHULUAN PABRIK LAB
    PENDAHULUAN PABRIK LAB
    Dokumen30 halaman
    PENDAHULUAN PABRIK LAB
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Pengeringan
    Lampiran Pengeringan
    Dokumen12 halaman
    Lampiran Pengeringan
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • SKM Jul2003 7
    SKM Jul2003 7
    Dokumen34 halaman
    SKM Jul2003 7
    fildaagumps
    Belum ada peringkat
  • EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    Dokumen16 halaman
    EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • BAB III. Proses Pengolahan
    BAB III. Proses Pengolahan
    Dokumen4 halaman
    BAB III. Proses Pengolahan
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 4 Isi
    4 Isi
    Dokumen10 halaman
    4 Isi
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Puisi Wisuda 1
    Puisi Wisuda 1
    Dokumen3 halaman
    Puisi Wisuda 1
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • BAB II Oleokimia
    BAB II Oleokimia
    Dokumen34 halaman
    BAB II Oleokimia
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DDB Resume 37
    DDB Resume 37
    Dokumen2 halaman
    DDB Resume 37
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Modul DPT
    Modul DPT
    Dokumen28 halaman
    Modul DPT
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Pengilangan Minyak Nabati
    Pengilangan Minyak Nabati
    Dokumen70 halaman
    Pengilangan Minyak Nabati
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat