A. Furnace (Dapur)
1. Convection section
2. Radiation section
B. Tipe Furnace
1. Furnace berdasarkan kontruksinya secara umum terdiri dari :
a. Tipe box
Furnace yang berbentuk kotak/box dan mempunyai burner disamping atau
di bawah yang tegak lurus terhadap dinding furnace. Nyala api didalam
furnace adalah mendatar atau tegak lurus. Tube Furnace dipasang
mendatar atau tegak lurus.
b. Tipe silinder vertikal
Furnace yang berbentuk silinder tegak yang mempunyai Burner pada
lantai Furnace dengan nyala api tegak lurus keatas sejajar dengan dinding
Furnace. Dikatakan tipe vertikal karena tube didalam seksi radiasi
dipasang tegak lurus dan sejajar dinding Furnace.
c. Tipe cabin
Furnace jenis ini terdiri dari kamar-kamar dimana tube-tubenya dipasang
secara horizontal. Letak Burner pada bagian bawah Furnace dan nyala api
sejajar tegak lurus dengan dinding Furnace.
2. Furnace berdasarkan draft
Draft adalah perbedaan tekanan didalam Furnace dengan tekanan udara
luar (Atmosfir). Berdasarkan Draft Furnace dibedakan empat tipe, antara
lain :
a. Natural Draft
Gas asap hasil pembakaran keluar Furnace melalui cerobong dengan
tarikan alam. Tekanan didalam Furnace lebih kecil dibandingkan dengan
tekanan atmosfir. Akibat perbedaan tekanan ini maka udara luar untuk
pembakaran dapat masuk kedalam Furnace.
b. Forced Draft
Udara untuk pembakaran dalam Furnace dimasukan dengan tenaga
mekanis yaitu Blower. Karena tekanan udara luar dan tekanan udara yang
dimasukan lebih tinggi dari tekanan didalam Furnace maka secara
langsung gas asap hasil pembakaran keluar melalui cerobong.
c. Induced Draft
Gas asap hasil pembakaran keluar melalui cerobong dengan tarikan
Blower. Tarikan Blower ini menyebabkan tekanan didalam Furnace lebih
rendah dari tekanan atmosfir, sehingga udara luar masuk kedalam Furnace.
d. Balance Draft
Merupakan kombinasi Forced Draft dan Induced Draft. Forced Draft untuk
memberikan udara pembakaran. Induced Draft untuk menarik gas asap
melewati cerobong menuju atmosfir serta mengatur tekanan didalam
Furnace
C. Bagian-bagian Furnace
1. Dinding Furnace
Dinding Furnace terbuat dari baja (carbon steel) sebagai penahan struktur
yang dilapisi dengan isolasi, batu tahan api dan refractory sebagai
pendukung untuk pemanfaatan panas secara maksimal serta untuk
mencegah terjadinya kehilangan panas.
2. Tube Coil
Tube Coil pada Furnace merupakan bagian yang paling penting pada
instalasi dapur. Merupakan rangkain tube dalam Furnace yang berfungsi
untuk memindahkan panas dari panas hasil pembakaran kedalam fluida
yang ada didalam pipa pembuluh (tube).
Tube-tube dapur ini disambung dengan menggunakan U Bend. Disamping
itu bila terjadi pembentukan kerak didalam tube Furnace dapat dibersihkan
dengan steam air decoking.
3. Burner
Burner merupakan alat pembakaran bahan bakar (fuel) sistem pengapian
dan pencampuran bahan bakar dan udara dengan udara primer/sekunder
serta sistem atomizing steam sehingga bahan bakar (fuel) dapat terbakar
dengan sempurna.
Beberapa macam burner :
- Pilot burner adalah burner kecil yang menggunakan gas sebagai
penyalaan awal pada Furnace. Untuk menaikan temperatur fluida
selanjutnya menggunakan burner bahan bakar gas ataupun bahan bakar
minyak.
- Gas Burner adalah burner dengan menggunakan bahan bakar gas.
- Oil Burner adalah burner dengan menggunakan bahan bakar gas.
- Dual burner adalah burner dengan menggunakan bahan bakar gas dan
bahan bakar minyak.
4. Stack (Cerobong asap)
Alat ini berfugsi untuk mengalirkan gas asap hasil pembakaran dari dalam
Furnace (atmosfer). Umumnya terbuat dari carbon steel, temperatur stack
perlu dijaga antara 350-900 0F. Bila temperatur stack terlalu tinggi akan
mengakibatkan stack rusak. Jika temperatur stack <350 0F kemungkinan
akan terjadi kondensasi dari pada air dan gas SO2 yang terbawa oleh flue
gas sehingga terbentuk H2SO2 yang sangat korosif dan merusak semen
lining maupun metal stack.
5. Stack Damper
Alat ini berfungsi untuk mengatur pembuangan gas asap melewati
cerobong dan mengatur tekanan didalam Furnace.
6. Lubang Intip (Peep Hole)
Lubang pengamat pada dinding Furnace yang berfungsi untuk mengamati
nyala api, kondisi tube didalam Furnace.
7. Explotion Door
Pintu yang dapat terbuka bila terjadi ledakan (tekanan furnace naik)
sehingga Furnace terhindar dari kerusakan.
8. Pengatur Udara (Air Register)
Berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang masuk kedalam Furnace.
9. Snuffing Steam
Alat ini berfungsi untuk mengalirkan steam kedalam Furnace, untuk
mematikan api bila terjadi kebocoran tube. Juga digunakan untuk
menghalau gas-gas didalam ruang pembakaran sebelum menyalakan
burner.
10. Soot Blower
Alat ini berfungsi untuk menghilangkan jelaga yang menempel pada pipa-
pipa pembuluh didaerah konveksi.
D. Proses pembakaran
CDU IV merupakan salah satu unit primary proses yang ada dikilang
minyak Plaju (CD&GP/ Unit produsi I). CDU IV mengolah crude oil dengan
distilasi atmosferik sehingga fraksi-fraksinya dapat dipisahkan menjadi produk
seperti gas, crude butane, SR.Tops, Nafta II, Nafta III (avtur), LKD, HKD, LCT,
HCT dan Long Residu. Kapasitas pengolahan pada CDU IV adalah 3000 ton/ day.
Jenis feed yang diolah adalah Jene, Ramba, SPD-TAP, Geragai, dan Lalang.
Feed ini ditarik dari tanki R dengan menggunakan Pompa no. 17/18 dan masuk ke
LCT-HE 6-2, HCT-HE 6-1, Vapour HE 6-4/5/6 dan Residu-HE 6-11/12/7/8 dan
selanjutnya masuk ke stabilizer pada tray no. 20.
a. Column Stabilizer
Top produk stabilizer sebagian didinginkan pada deplhegmator (3-2) dan
sebagian pada Condensor (5-6/7), gas yang tidak terkondensasi dialirkan ke
SRMGC sementara kondensatnya ditampung di Accumulator (8-4). Dari
Accumulator (8-4) dipompakan dengan Pompa P-39/40 sebagai produk crude
buthane, sebagian sebagai refluks stabilizer. Bottom produk column stabilizer
sebagian dipanaskan kembali (Reboiling Stabilizer) dengan Pompa P-11/12 ke
dapur 1 coil 1 (F1C1) dan sebagian lagi dialirkan ke Convection Section Furnace
II untuk Inlet Flash Zone Column 1-1 pada piringan no. 13 sebagai feed column
1-1.
b. Column 1-1
Top Column 1 dialirkan melalui deplhegmator (3-1) dan liquid trap (9-13)
dan terus ke Column III sebagai feed pada piringan no. 10. Side stream pada
column 1 pada tray no. 22, 24, 26 masuk ke Nafta III stripper (2-5). Bottom
produk Nafta III Stripper masuk ke cooler (4-10/11/12) yang dihisap dengan
Pompa P-26/27 sebagai produk Nafta III. Bottom produk Column 1 dipompakan
dengan Pompa P-9/16 sebagai Reboilling Column 1 dan sebagai feed Column II
yang dipompakan dengan Pompa P-7/8 ke dapur II coil 1 (F2C1). Dinaikan
temperaturnya untuk inlet flash zone Column II yang masuk pada tray no. 9.
c. Column II
Top Column II dialirkan melalui VHE 6-3/4/5/6 untuk memanasi crude oil
intake, didinginkan oleh cooler 4-6/7/8/9 kemudian masuk Accumulator (8-2).
Sebagian diisap dengan Pompa P-33/34 untuk refluk Column II, sebagian lagi
sebagai produk LKD yang diisap dengan Pompa P-23/24. Untuk side stream yang
lain yakni HKD, LCT, dan HCT ditampung di stripper column masing-masing
yakni HKD stripper (2-3), LCT stripper (2-2), HCT stripper (2-1). Bottom produk
HCT stripper setelah melalui HE 6-1 cooler 4-3 kemudian dipompakan dengan
Pompa P-19/20 sebagai produk HCT. Bottom produk LCT stripper setelah
melalui HE 6-2 masuk cooler 4-4 dan dipompakan dengan Pompa P-20/21
sebagai produk LCT. Bottom HKD stripper 2-3 setelah melalui cooler 4-4/5
dipompakan dengan Pompa P-21/22 sebagai produk HKD.
Bottom column II sebagian dipompa dengan Pompa P-5/6 kedapur II
(F2C2) sebagian di Reboilling Column II dan sebagian lagi dipompakan dengan
Pompa P-1/2 melalui HE 6-7/8/11/12 dan masuk Box Cooler 4-16/17 sebagai
produk Long Residu. Sebagian masuk ke tanki 402 sebagai bahan bakar fuel oil
untuk Furnace CDU 3-4.
d. Column III
Feed masuk Column III adalah Top produk Column I yang masuk pada tray
no. 10. Top produk Column III didinginkan oleh Condensor 5-1/2/3/4/5 kemudian
masuk ke Accumulator 8-3. Gas yang tidak terkondensasi dialirkan ke SRMGC.
Dari Accumulator 8-3 sebagian dipompakan sebagai refluk Column III dengan
menggunakan Pompa P-37/38 dan sebagian lagi dipompakan sebagai produk SR
Tops dengan menggunakan Pompa P-30/31/32.
A. Pengumpulan Data
B. Pengolahan Data
C. Perhitungan