Anda di halaman 1dari 16

Pabrik Metanol dari Biomassa XX

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Metanol
1.1.1 Pengertian Metanol
Metanol merupakan senyawa alkohol dengan rumus kimia CH3OH.
Metanol merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfir
berbentuk cairan yang mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan
beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan dari pada etanol). Metanol
digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai
bahan aditif bagi industri etanol. Metanol awalnya digunakan sebagai pelarut dan
sebagai bahan baku untuk sejumlah besar senyawa kimia organik terutama
formaldehid (Othmer, 1995).
1.1.2 Sifat Fisika Metanol
Metanol memiliki sifat fisika sebagai berikut titik lebur -970C, titik didih
64.70C, massa molar 32.04 g/mol, densitas 0.79 g/cm3, viskositas 0.59 mPa.s pada
200C, pKa 15.5, mudah terbakar, larut di dalam air dan juga pelarut organic sangat
beracun, dan dapat menyebabkan kebutaan ketika terpapar ke mata, untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Sifat Fisika
Tampilan Bersih Keadaan fisika Caiaran

Bau-bauan Bau alcohol Warna Tidak berwarna

Ambang bau 4.2-5960 ppm Kadar pH Tidak berkenaan

Titik lebur -97.8 ºC Titik didih 64.7 %

Kisaran titik didih Tidak tersedia Titik beku -97.6 ºC

Tingkat penguapan 4.1 (butil asetat=1) Flamabilitas Tidak berkenaan


(padatan, gas)

Temperature 464 ºC Titik nyala 11 ºC


autosulutan

Batas batas ledakan 5.5 % Suhu dekomposisi Tidak tersedia


bawah

Batas ledakan atas 36.5 % Tekanan uap 12.8 kPa (20 ºC)

Rapatan uap (udara=1) 1.1 (@ 20 ºC) Gravitasi spesifik 792 kg/m3


(air=1)

Laporan II 1
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

Kelarutan air Tidak tersedia Koefisien partisi: n- -0.77 (nilai log)


oktanol/air

Viskositas 0.8 Cp (20 ºC, dinamis) Viskositas, Tidak tersedia


kinematik

Solubilitas (lainnya) Tidak tersedia Kepadatan 0.791- 0.793 at

(Sumber: Methanex.com, 2017)

1.1.3 Sifat Kimia Metanol


Metanol adalah alkohol alifatik yang paling sederhana. Reaktivitasnya
ditentukan oleh fungsional gugus hidroksil. Reaksi metanol terjadi melalui
pembelahan C O atau O H obligasi dan ditandai dengan substitusi dari grup H
atau OH (alkohol, alipatik). Berbeda dengan alifatik yang lebih tinggi alkohol,
bagaimanapun, b-eliminasi dengan formasi ikatan ganda tidak dapat terjadi.
Reaksi industri penting metanol adalah dehidrogenasi dan dehidrogenasi oksidatif,
karbonilasi, esterifikasi dengan asam organik atau anorganik dan turunan asam,
esterifikasi, penambahan ke obligasi tidak jenuh, penggantian gugus hidroksil.
Meskipun metanol adalah senyawa organik, metanol ternyata dapat larut di dalam
air. Hal ini dikarenakan adanya gugus (OH) yang menyebabkan metanol menjadi
sedikit polar sehingga dapat larut di dalam air. Selain larut di dalam air, metanol
juga masih bersifat sebagaimana senyawa organik lainnya yaitu larut di dalam
pelarut organik. Mengingat sifatnya yang mudah terbakar, metanol terkadang
dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan. Namun dengan nilai pKa yang
sangat kecil, metanol menjadi salah satu asam lemah. Dengan sifat asam ini,
metanol bersifat korosif terhadap logam. Korosifitas dari metanol ini nantinya
akan menjadi masalah terkait dengan penggunaannya sebagai bahan bakar untuk
kendaraan (Ott, dkk, 2012).
1.2 Proses yang Digunakan
Dari berbagai proses Pembuatan methanol, dipilih proses sintesis metanol
menggunakan reaktor Lurgi (reaktor fluidized bed multitube) dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Perpindahan panas baik dengan reaktor multitube, adanya tube akan
memperluas bidang kontak antara reaktan dan media pendinginnya. Semakin
luas bidang perpindahan panas, semakin cepat kecepatan perpindahan

Laporan II 2
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

panasnya. Reaksi sintesis metanol merupakan reaksi eksotermis. Sehingga.


perpindahan panas yang cepat diperlukan untuk mengontrol suhu reaksi
sintesis metanol dengan baik.
2. Selektivitas produk tinggi pada proses ini digunakan katalis berbasis tembaga
dengan pendukung berupa senyawa aluminium dan seng (Cu/Al2O3/ZnO).
Penggunaan katalis berbasis tembaga telah terbukti memiliki selektivitas
tinggi terhadap produk metanol, sehingga mayoritas pabrik metanol saat ini
menggunakan katalis tersebut.
3. Fabrikasi reaktor relatif sederhana reaktor yang digunakan ini mirip dengan
heat exchanger (HE) jenis multitube, yang merupakan alat yang umum
digunakan di pabrik kimia. Dengan perkembangan teknologi pembuatan HE
yang semakin maju, pembuatan reaktor dengan jenis ini relatif mudah
dilakukan.
4. Kondisi operasi termasuk kategori medium penggunaan jenis reaktor dan
katalis pada proses Lurgi ini, kondisi operasi yang diperlukan tidak terlalu
ekstrim (P<100 atm, T<300 oC). Sebagai pembanding, proses sintesis metanol
skala industri yang pertama kali didirikan (Proses BASF), memiliki tekanan
operasi 300 atm dan dengan suhu yang ekstrim. Dengan kondisi operasi
proses Lurgi, tebal alat yang dipakai cukup wajar, sehingga harga material
reaktor relatif murah. Selain itu, kondisi operasi yang semakin rendah,
berdampak pada hazard bawaan dari proses yang akan semakin rendah.
Tabel 1.2 Perbandingan Proses Sintesis Metanol Berbagai Lisensor
Spesifikasi ICI Lurgi MGC Kellog Nissui
Topsoe
Kondisi operasi:
-Tekanan (bar) 50-100 40-100 50-150 100-150 100-200
-Suhu (ºC) 220-280 220-260 200-280 200-280 200-310
Reaktor: Adiabatis Adiabatis
-Karakteristik Quench Shell&tube Annular (aksial) (radial)
-Jumlah reactor 1 1 1 3-4 3-4
-Pendinginan Cold quench Air Air Intermediate Intermediate
pendingin pendingin Coolers coolers
(on shell) (outertube)
Kelebihan Sudah Efisiensi Profit suhu Kecepatan Kecepatan
terbukti dan termal dan ideal, dan dan kapsitas
paling sellektivita katalis kapasitas produksi
banyak s tinggi, yang produksi tinggi

Laporan II 3
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

digunakan suhu lebih dibutuhkan tinggi


stabil sedikit
Kekurangan Efisiensi Kapasitas Rumit, Tingginya Tingginya
termal produksi biaya kondisi kondisi
rendah, tidak reactor operasi, operasi,
keruskan terlalu mahal menurunkan menurunkan
katalis besar selektivitas selektivitas

Laporan II 4
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Uraian Teknologi yang Digunakan


Berdasarkan uraian proses yang telah dipilih dalam mensintesis metanol
dari bahan baku biomassa yaitu cangkang sawit yang berasal dari provinsi Riau.
Berikut ini dijelaskan mengenai proses-proses yang terjadi pada sintesis metanol
dari biomassa dengan proses gasifikasi biomassa untuk menghasilkan gas sintesis
dan proses lanjutannya menggunakan metode Lurgi pada sintesis metanol.
2.1.1 Proses Gasifikasi Biomassa
Metode yang efisien untuk memproduksi gas sintesis kasar dari biomassa
yaitu proses gasifikasi. Proses gasifikasi dilakukan dengan fluidized bed
gasification. Dalam proses gasifikasi biomassa suhu efektif yaitu 500-750 oC dan
tekanan 1,5-10 atm. Biomassa diumpankan ke fluidized bed gasification
bersamaan dengan gasification agent yaitu steam dan O2. Kondisi proses
gasifikasi yang dipakai yaitu pada suhu 650 oC dengan tekanan 2 atm. Berikut
produk yang dihasilkan dalam proses gasifikasi pada fluidized bed gasification :
Biomassa → Arang  tar  gas (CO2; CO; H2O; H2; CH4 dan CnHm)....(2.1)
2.1.2 Proses Penghilangan Residue pada Gas
Proses gasifikasi biomassa, selanjutnya dilakukan proses pembersihan gas
sintesis kasar dari solid residue dan tar yang masih terdapat dalam gas sintesis
tersebut. Proses tersebut dilakukan dengan mengumpankan gas sintesis kasar
kedalam cyclone. Proses cyclone dilakukan pada suhu 650 oC dengan prinsip gaya
sentrifugasi, dimana partikel yang berukuran 10 microne keluar pada bagian
bawah cyclone dan gas sintesis yang telah dipisahkan dari solid particle keluar
pada bagian atas menuju proses konversi gas sintesis mengguanakan autothermal
removal unit (ATR).
2.1.3 Proses Reformasi Hidrokarbon Ringan
ATR beroperasi pada uap rendah hingga mencapai rasio karbon dan
pengembangan desain burner yang baru memastikan operasi yang aman dan
faktor-faktor aliran yang tinggi. Pengukuran alternatif untuk mencapai rasio

Laporan II 5
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

H2/CO yang lebih rendah adalah dengan cara penambahan oksigen. Autothermic
reforming adalah reforming hidrokarbon ringan yaitu CH4 dalam campuran uap
dengan adanya katalis. Kondisi proses dalam ATR yaitu pada suhu 950 0C dengan
tekanan 2 atm. Reaksi yang terjadi dalam reaktor ATR ditunjukkan pada Tabel
2.3.
Tabel 2.1 Reaksi yang Terjadi pada Reaktor ATR
Reaksi ∆H ∆G ∆S Tcarnot (K)
(kJ/mol) (kJ/mol) (J/Kmol)
CH4 + H2O ↔ CO + 3H2 205.88 141.97 214.47 959.95
2.1.4 Proses Pemisahan dari Senyawa Inert
Proses selanjutnya dalam produksi gas sintesis yaitu penghilangan
senyawa inert berupa unsur sulfure, clorine dan senyawa lainnya yang terkandung
dalam tar. Digunakan unit scrubbing dengan jenis venturi scrubber pada kondisi
70 oC dan tekanan 2 atm. Umpan gas sintesis masuk kedalam scruber dengan
MEA sebagai agen dalam proses scrubing. Sehingga terpisah tar dalam bagian
bawah unit scruber dan bagian atas scruber berupa gas yang lebih bersih.
2.1.5 Sintesis Metanol
Synthesis gas yang dibuat dari recycle pada suhu 250 ºC dan tekanan 40
bar mengandung sebagian besar hidrogen, karbon monoksida dan karbon
dioksida. Reaksi utama untuk pembentukan metanol adalah hidrogenasi CO,
hidrogenasi CO2 dan kemudian digabungkan dengan reaksi pergeseran gas air
berbalik. Metanol secara termodinamika kurang stabil dan oleh karena itu katalis
yang digunakan harus sangat selektif. Ketiga reaksi tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Reaksi pada Sintesis Metanol
Reaksi ∆H ∆G ∆S Tcarnot (K)
(kJ/mol) (kJ/mol) (J/Kmol)
CO + 2H2 ↔ CH3OH -90.45 -25.15 -219.13 412.77
CO2 + 3H2 ↔ CH3OH -49.43 3.46 -177.09 279.12
+ H2O

Laporan II 6
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

Keluaran reaktor didinginkan hingga 35 °C sebelum dikirim ke pemisah


uap-cair. Pemisahan gas/cairan dilakukan dalam bejana bertekanan. Gas di recycle
setelah dibersihkan sebagian kecil untuk menjaga tingkat inerts masih dalam
batasnya. Metanol mentah kemudian dikirim ke bagian pemurnian.
2.1.6 Pemurnian
Campuran antara air dan metanol didistilasi untuk menghasilkan
spesifikasi akhir. Hal ini penting untuk membuat metanol menjadi stabil untuk
menghilangkan komponen yang mudah menguap seperti CO2. Crude methanol
dipisahkan didalam kolom destilasi Residual gas dipisahkan dari campuran air
dan metanol yaitu H2, CO2 dan CO. Crude methanol yang meninggalkan reaktor
mengandung air dan impurities lainnya. Impurities dalam crude methanol secara
umum dipisahkan melalui dua tahap. Pertama, semua komponen yang memiliki
titik didih lebih rendah daripada metanol dihilangkan dalam kolom purge gas.
Metanol murni kemudian didistilasi dalam satu atau lebih kolom distilasi.
Selanjutnya raw methanol akan disimpan ke dalam storage tank (Arthur, 2010).

Laporan II 7
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

BAB III
ASUMSI DAN PENDEKATAN

3.1 Basis Perhitungan Neraca Massa dan Neraca Energi


Pabrik yang akan didirikan dengan laju produksi metanol 200.000
ton/tahun. Berdasarkan laju produksi tersebut akan diperoleh umpan atau bahan
baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan produksi tersebut. Pada perhitungan
neraca massa digunakan basis umpan yaitu 100.000 kg/jam, dan diperoleh laju
produksi per tahun dalam untuk basis tersebut. Berikut penggunaan asumsi dan
pendekatan pada perhitungan neraca massa untuk setiap unit:
3.1.1 Ball Mill (M-101)
Mesin ball mill adalah salah satu bentuk mesin giling yang berfungsi
menghaluskan material dari bentuk yang sangat keras menjadi format pasir.
3.1.2 Conveyor (CV-101)
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi
memindahkan umpan dari ball mill ke reactor gasifikasi.
3.1.3 Reaktor Gasifier (R-101)
Gasifikasi adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung
karbon untuk mengubah material baik cair maupun padat menjadi bahan bakar gas
mampu bakar melalui proses pembakaran dengan suplai udara terbatas. Pada unit
ini pembentukan syngas methanol dari cangkang sawit dengan suhu 303 K pada
tekanan 1 bar menjadi 923 K dan tekanan 2 bar.
3.1.4 Compressor (C-101)
Compressor adalah suatu mesin mekanik yang berfungsi untuk menaikan
tekanan. Pada unit ini tekanan dari 1 bar menjadi 2 bar ke aliran menuju heater
(HE-101)
3.1.5 Heater (HE-101)
Pada unit ini bertujuan untuk memanaskan aliran ke Reaktor gasifier (R-
101) dari suhu 303 K ke 923 K.
3.1.6 Compressor (C-102)
Compressor adalah suatu mesin mekanik yang berfungsi untuk menaikan

Laporan II 8
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

tekanan. Pada unit ini tekanan dari 1 bar menjadi 2 bar ke aliran menuju boiler (B-
101)
3.1.7 Boiler (B-101)
Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan untuk
pemanasan atau tenaga gerak. Pada unit ini suhu 303 K menjadi 923 K pada
tekanan 2 bar menuju Reaktor (R-101).
3.1.8 Cyclone (CC-101)
Cyclone berfungsi untuk memisahkan ash dari komponen lainnya.
3.1.9 Tank (T-101)
Pada unit ini berfungsi untuk penyimpanan tar hasil dari proses gasifikasi
(R-101).
3.1.10 Autothermal (R-102)
Autothermal (ATR) menggunakan oksigen dan karbon dioksida pada
reaksi pembentukan syngas methanol. Pada unit ini, keadaan operasi pada suhu
1223 K dan tekanan 2 bar.
3.1.11 Boiler (B-102)
Pada unit ini suhu 303 K menjadi 1223 K pada tekanan 2 bar menuju
Reaktor (R-102).
3.1.12 Cooler (T-101)
Pada unit ini untuk menurunkan suhu aliran dari 1223 K ke 923 K.
3.1.13 Cooler (T-102)
Pada unit ini untuk menurunkan suhu aliran dari 923 K ke 633 K.
3.1.14 Cooler (T-103)
Pada unit ini untuk menurunkan suhu aliran dari 633 K ke 343 K untuk
menuju aliran Scrubber (S-101).
3.1.15 Scrubber (S-101)
Pada unit ini untuk menghilangkan kandungan H2S dengan menggunakan
MEA 20 % (Parrish, 1974) dari aliran (R-102). Kondisi operasi pada unit ini 303
K pada tekanan 1 bar.
3.1.16 Compressor (C-103)
Pada unit ini tekanan dinaikkan menjadi 40 bar menuju aliran R-103.

Laporan II 9
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

3.1.17 Tank (T-102)


Pada unit ini sebagai penyimpanan H2S yang dipisahkan pada aliran S-
101.
3.1.18 Heater (HE-102)
Pada unit untuk memanaskan aliran ke R-103 pada suhu 523 K.
3.1.19 Reaktor (R-103)
Konversi dalam reaktor adalah sebesar 99 % (Indala, 2001) terhadap CO
dan CO2.
3.1.20 Expander (E-101)
Pada unit ini untuk menurunkan tekanan gas keluaran reactor R-103 dari
40 bar menjadi 1 bar.
3.1.21 Cooler (T-104)
Pada unit ini untuk menurunkan suhu aliran ke distillation column (DC-
101) dari suhu 523 K ke 313 K.
3.1.22 Distillation Column (DC-101)
Pada unit ini untuk memisahakan komponen berdasarkan titik didih yang
merupakan hasil keluaran R-103.
3.1.23 Condenser (CD-101)
Pada unit ini untuk mengubah fasa gas metanol menjadi fasa cair.
3.1.24 Boiler (B-103)
Sebagai sumber panas dari heater (HE-103) menuju aliran distillation
column (DC-101).
3.1.25 Heater (HE-103)
Pada unit untuk memanaskan suhu aliran dari 313 K ke 343 K menuju
aliran (DC-102)
3.1.26 Tank (T-103)
Pada unit ini sebagai penyimpanan gas hasil distillation column (DC-101).
3.1.27 Condenser (CD-102)
Pada unit ini memiliki fungsi yang sama dengan unit CD-101 yaitu untuk
mengubah fasa gas methanol menjadi fasa cair.

Laporan II 10
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

3.1.28 Distillation Column (DC-102)


Pada unit ini untuk mendapatkan keluaran produk methanol yang lebih
murni dari DC-101.
3.1.29 Boiler (B-104)
Sebagai sumber panas dari heater (HE-104) menuju aliran distillation
column (DC-102).
3.1.30 Cooler (T-105)
Pada unit ini untuk menurunkan suhu aliran ke tangki penyimpanan gas
dari suhu 343 K ke 303 K.
3.1.31 Tank (T-104)
Pada unit ini sebagai penyimpanan gas hasil distillation column (DC-102).
3.1.32 Tank (T-105)
Pada unit ini sebagai penyimpanan produk methanol dari distillation
column (DC-102).

Laporan II 11
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

BAB IV
NERACA MASSA DAN ENERGI

4.1 Neraca Massa


Detail formula neraca massa dalam spesies kimia dan unsur-unsur dalam
kasus bereaksi dan tidak bereaksi. Menggunakan analisis aljabar dalam
menyelesaikan masalah persamaan neraca massa termasuk perkalian. Menghitung
neraca overall dalam perhitungan proses dan derajat kebebasan untuk menghitung
per unit atau keseluruhan dapat diselesaikan. Dapat dihitung manual maupun
dengan menggunakan komputer. Perhitungan manual akan terdapat variabel aliran
yang tidak diketahui sebagai hasil perhitungan. Proses ini adalah hasil yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu atau lebih persamaan non linier untuk
menghitung nilai variabel (Reklaitis, 1983).
Neraca massa merupakan dasar (basis) dalam perancangan proses sebuah
pabrik. Dari neraca massa dapat diketahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan
dan produk yang dihasilkan. Selain itu, neraca massa juga merupakan hal yang
sangat beguna untuk mempelajari operasi pabrik, memeriksa rancangan pabrik,
memeriksa instrumen kalibrasi dan mengetahui sumber lokasi material yang
hilang (Coulson, 1999).
Secara umum, neraca massa dibedakan atas dua jenis yaitu neraca massa
physic dan neraca massa kimia (Coulson, 1999). Pada neraca massa physic, di
dalam sistem tidak terjadi reaksi antara komponen di dalam sistem tersebut.
Sedangkan pada neraca massa kimia, terjadi reaksi komponen di dalam sistem.
a. Neraca massa di dalam sistem yang tidak bereaksi
Input = Output
N = ∑jNj
F = ∑jFj
Untuk komposisi masing – masing aliran:
𝑠
Σ𝑗=1 𝑤𝑗 = 1

𝑠
Σ𝑗=1 𝑥𝑗 = 1

Laporan II 12
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

Jika masing – masing berat molekul untuk setiap jenis komponen diketahui
didalam aliran, maka

𝑠 𝑤𝑗 𝑠 𝑤𝑗
Ν = Σ𝑗=1 ( ) = 𝐹Σ𝑗=1 ( )
𝑀𝑗 𝑀𝑗
𝑤𝑗 𝐹 𝑤𝑗
𝑀𝑗 𝑀𝑗 𝑤𝑗
𝑥𝑗 = = 𝑠 ( )
𝑁 Σ𝑗=1 𝑀𝑗
𝐹𝑗 𝑁𝑗
𝑤𝑗 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥𝑗 =
𝐹 𝑁
Dimana : N = laju alir dalam mol
F = laju alir dalam massa
Nj = laju alir komponen j perwaktu dalam mol
Fj = laju alir komponen j perwaktu dalam massa
w = fraksi massa
x = fraksi mol
wj = Fraksi massa komponen j
xj = fraksi mol komponen j
Mj = berat molekul komponen j

b. Neraca massa di dalam sistem yang bereaksi


Input = output
𝑁𝑠𝑖𝑛 = 𝑁𝑠𝑜𝑢𝑡
𝑅𝑠 = 𝑁𝑠𝑜𝑢𝑡 − 𝑁𝑠𝑖𝑛
𝐹𝑠𝑖𝑛
𝑅𝑠 = 𝐹𝑠𝑜𝑢𝑡 −
𝑀𝑠
𝑅𝑠
𝑟=
𝜎𝑠
Dimana:
𝑁𝑠𝑖𝑛 = laju alir masuk senyawa s
𝑁𝑠𝑜𝑢𝑡 = laju alir keluar senyawa s
Rs = Perubahan laju alir keluar dan masuk
rs = laju alir reaksi

Laporan II 13
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

𝜎𝑠 = koefisien reaksi

4.2 Neraca Energi


a. Neraca Energi di dalam sistem yang tidak bereaksi
𝑠
𝑑𝑄 𝑑𝑊 𝑗̂
− =∑ ∑ 𝐹𝑠 𝐻 𝑗
𝑠 (𝑇 ) − ∑ ̂𝑠 (𝑇 𝑘 )
𝐹𝑠𝑘 𝐻
𝑑𝑇 𝑑𝑡
𝑠=1 𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡
[𝑠𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚𝑠 𝑗 𝑠𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚𝑠 𝑘 ]
𝑇
𝑠
𝑄 = Σ𝑠=1 𝑁𝑠 ∫ 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇
𝑇𝑟𝑒𝑓

b. Neraca Energi di dalam sistem yang bereaksi


- Single Reaction :
𝑇
𝑑𝑄
= 𝑟ΔΗ𝑅 (𝑇𝑟𝑒𝑓) + ∑ 𝑁𝑠𝑜𝑢𝑡 ∫ 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇
𝑑𝑇 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑠

ΔΗ𝑅 ( 𝑇𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟) = ΔΗ𝑓0 𝑜𝑢𝑡 − 𝑖𝑛


𝑇𝑟𝑒𝑓
ΔΗ𝑅 (𝑇𝑟𝑒𝑓) = ΔΗ𝑅 ( 𝑇𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟) + ∑ 𝜎𝑠 ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇
𝑇𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

- Multiple Reaction :
𝑇
𝑑𝑄
= 𝑟1 ∆𝐻𝑅1 (𝑇𝑟𝑒𝑓) + 𝑟2 ∆𝐻𝑅2 (𝑇𝑟𝑒𝑓) − ∑ 𝑁𝑠𝑖𝑛 ∫ 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇
𝑑𝑇 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑠

1. Perhitungan panas yang masuk dan keluar


𝑇
𝑄 = 𝐻 = ∫𝑇 𝑛. 𝐶𝑝. 𝑑𝑇
𝑟𝑒𝑓=25℃

2. Persamaan untuk menghitung kapasitas panas


Cp = a + bT + cT2 + dT3
3. Jika Cp adalah fungsi dari temperatur maka persamaan menjadi:
𝑇2 𝑇2
∫𝑇1 𝐶𝑝𝑑𝑇 = ∫𝑇1 (𝑎 + 𝑏𝑇 + 𝑐𝑇 2 + 𝑑𝑇 3 )𝑑𝑇
𝑇2
𝑏 2 𝑐 𝑑
∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇 = 𝑎(𝑇2 − 𝑇1) + (𝑇2 − 𝑇12 ) + (𝑇23 − 𝑇13 ) + (𝑇24 − 𝑇14 )
𝑇1 2 3 4
4. Untuk sistem yang melibatkan perubahan fasa persamaan digunakan adalah:
𝑇2 𝑇2 𝑇2
∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇 = ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇 + ∆𝐻𝑛 + ∫ 𝐶𝑝𝑣 𝑑𝑇
𝑇1 𝑇1 𝑇1
Laporan II 14
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

5. Perhitungan energi untuk sistem yang melibatkan reaksi:


𝑇2 𝑇2
𝑑𝑄
= 𝑟∆𝐻𝑟 (𝑇) + 𝑁 ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇 − 𝑁 ∫ 𝐶𝑝𝑑𝑇𝑜𝑢𝑡
𝑑𝑇 𝑇1 𝑇1

Laporan II 15
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX

DAFTAR PUSTAKA
Coulson, J. M., dan Richardson’s, J. F., 1999, “Chemical Engineering”,
3rdedition, Volume 6, Butterworth-Heinemann Publications, Oxford
Indala, Sudheer. 2001. Development and Integration of New Processes
Consuming Carbondioxide in Multi-Plant Chemical Production Complexes.
Andhra University : India.
Kirk, R.E. and Othmer, V.R., 1995, Encyclopedia of Chemical Technology,
vol.16 Mass Transfer to Neuroregulators, 4thed., John Wiley & Sons Inc., New
York.

Parrish, C.C., Abrajano, T.A., Budge, S.M., Helleur, R.J., Hudson, E.D., Pulchan,
K. and Ramos, C., (2000), “Lipid and phenolic biomarkers in marine ecosystems:
Analysis and applications”, The Handbook of Environmental Chemistry, 5, Part
D, 193-223.
Reklaitis, G.V., 1983, Introduction To Material And Energy Balances, John Wiley
& Sons, Inc : New York.
Yaws, C.L., 1999, Chemical Properties Handbook, McGraw Hill Companies Inc.,
USA

Laporan II 16
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian

Anda mungkin juga menyukai

  • Tinjauan-Pustaka
    Tinjauan-Pustaka
    Dokumen10 halaman
    Tinjauan-Pustaka
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • MEN
    MEN
    Dokumen3 halaman
    MEN
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Wina Camellia Shita
    Wina Camellia Shita
    Dokumen156 halaman
    Wina Camellia Shita
    annisaa
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Dinamika
    Perhitungan Dinamika
    Dokumen8 halaman
    Perhitungan Dinamika
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi TRP
    Lembar Konsultasi TRP
    Dokumen18 halaman
    Lembar Konsultasi TRP
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 198 321 3 PB
    198 321 3 PB
    Dokumen6 halaman
    198 321 3 PB
    Jermaine Palmer
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Dinamika
    Perhitungan Dinamika
    Dokumen8 halaman
    Perhitungan Dinamika
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 185 296 1 SM PDF
    185 296 1 SM PDF
    Dokumen8 halaman
    185 296 1 SM PDF
    Alifika Anggun Sa'fitri
    Belum ada peringkat
  • Modul DPT
    Modul DPT
    Dokumen28 halaman
    Modul DPT
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DDB Resume 37
    DDB Resume 37
    Dokumen2 halaman
    DDB Resume 37
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DPT Dinamika Proses Tangki
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Dokumen39 halaman
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Ilna Suparta
    50% (2)
  • PENDAHULUAN PABRIK LAB
    PENDAHULUAN PABRIK LAB
    Dokumen30 halaman
    PENDAHULUAN PABRIK LAB
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Pengeringan
    Lampiran Pengeringan
    Dokumen12 halaman
    Lampiran Pengeringan
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • SKM Jul2003 7
    SKM Jul2003 7
    Dokumen34 halaman
    SKM Jul2003 7
    fildaagumps
    Belum ada peringkat
  • EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    Dokumen16 halaman
    EKSTRAKSI CA, NA, CO3
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • BAB III. Proses Pengolahan
    BAB III. Proses Pengolahan
    Dokumen4 halaman
    BAB III. Proses Pengolahan
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • 4 Isi
    4 Isi
    Dokumen10 halaman
    4 Isi
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Puisi Wisuda 1
    Puisi Wisuda 1
    Dokumen3 halaman
    Puisi Wisuda 1
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • BAB II Oleokimia
    BAB II Oleokimia
    Dokumen34 halaman
    BAB II Oleokimia
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • DDB Resume 37
    DDB Resume 37
    Dokumen2 halaman
    DDB Resume 37
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Modul DPT
    Modul DPT
    Dokumen28 halaman
    Modul DPT
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Pengilangan Minyak Nabati
    Pengilangan Minyak Nabati
    Dokumen70 halaman
    Pengilangan Minyak Nabati
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Khalya Fathonah Luwu
    Belum ada peringkat