BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Metanol
1.1.1 Pengertian Metanol
Metanol merupakan senyawa alkohol dengan rumus kimia CH3OH.
Metanol merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada keadaan atmosfir
berbentuk cairan yang mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan
beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan dari pada etanol). Metanol
digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai
bahan aditif bagi industri etanol. Metanol awalnya digunakan sebagai pelarut dan
sebagai bahan baku untuk sejumlah besar senyawa kimia organik terutama
formaldehid (Othmer, 1995).
1.1.2 Sifat Fisika Metanol
Metanol memiliki sifat fisika sebagai berikut titik lebur -970C, titik didih
64.70C, massa molar 32.04 g/mol, densitas 0.79 g/cm3, viskositas 0.59 mPa.s pada
200C, pKa 15.5, mudah terbakar, larut di dalam air dan juga pelarut organic sangat
beracun, dan dapat menyebabkan kebutaan ketika terpapar ke mata, untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Sifat Fisika
Tampilan Bersih Keadaan fisika Caiaran
Batas ledakan atas 36.5 % Tekanan uap 12.8 kPa (20 ºC)
Laporan II 1
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
Laporan II 2
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
Laporan II 3
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
Laporan II 4
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Laporan II 5
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
H2/CO yang lebih rendah adalah dengan cara penambahan oksigen. Autothermic
reforming adalah reforming hidrokarbon ringan yaitu CH4 dalam campuran uap
dengan adanya katalis. Kondisi proses dalam ATR yaitu pada suhu 950 0C dengan
tekanan 2 atm. Reaksi yang terjadi dalam reaktor ATR ditunjukkan pada Tabel
2.3.
Tabel 2.1 Reaksi yang Terjadi pada Reaktor ATR
Reaksi ∆H ∆G ∆S Tcarnot (K)
(kJ/mol) (kJ/mol) (J/Kmol)
CH4 + H2O ↔ CO + 3H2 205.88 141.97 214.47 959.95
2.1.4 Proses Pemisahan dari Senyawa Inert
Proses selanjutnya dalam produksi gas sintesis yaitu penghilangan
senyawa inert berupa unsur sulfure, clorine dan senyawa lainnya yang terkandung
dalam tar. Digunakan unit scrubbing dengan jenis venturi scrubber pada kondisi
70 oC dan tekanan 2 atm. Umpan gas sintesis masuk kedalam scruber dengan
MEA sebagai agen dalam proses scrubing. Sehingga terpisah tar dalam bagian
bawah unit scruber dan bagian atas scruber berupa gas yang lebih bersih.
2.1.5 Sintesis Metanol
Synthesis gas yang dibuat dari recycle pada suhu 250 ºC dan tekanan 40
bar mengandung sebagian besar hidrogen, karbon monoksida dan karbon
dioksida. Reaksi utama untuk pembentukan metanol adalah hidrogenasi CO,
hidrogenasi CO2 dan kemudian digabungkan dengan reaksi pergeseran gas air
berbalik. Metanol secara termodinamika kurang stabil dan oleh karena itu katalis
yang digunakan harus sangat selektif. Ketiga reaksi tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Reaksi pada Sintesis Metanol
Reaksi ∆H ∆G ∆S Tcarnot (K)
(kJ/mol) (kJ/mol) (J/Kmol)
CO + 2H2 ↔ CH3OH -90.45 -25.15 -219.13 412.77
CO2 + 3H2 ↔ CH3OH -49.43 3.46 -177.09 279.12
+ H2O
Laporan II 6
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
Laporan II 7
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
BAB III
ASUMSI DAN PENDEKATAN
Laporan II 8
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
tekanan. Pada unit ini tekanan dari 1 bar menjadi 2 bar ke aliran menuju boiler (B-
101)
3.1.7 Boiler (B-101)
Boiler adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan untuk
pemanasan atau tenaga gerak. Pada unit ini suhu 303 K menjadi 923 K pada
tekanan 2 bar menuju Reaktor (R-101).
3.1.8 Cyclone (CC-101)
Cyclone berfungsi untuk memisahkan ash dari komponen lainnya.
3.1.9 Tank (T-101)
Pada unit ini berfungsi untuk penyimpanan tar hasil dari proses gasifikasi
(R-101).
3.1.10 Autothermal (R-102)
Autothermal (ATR) menggunakan oksigen dan karbon dioksida pada
reaksi pembentukan syngas methanol. Pada unit ini, keadaan operasi pada suhu
1223 K dan tekanan 2 bar.
3.1.11 Boiler (B-102)
Pada unit ini suhu 303 K menjadi 1223 K pada tekanan 2 bar menuju
Reaktor (R-102).
3.1.12 Cooler (T-101)
Pada unit ini untuk menurunkan suhu aliran dari 1223 K ke 923 K.
3.1.13 Cooler (T-102)
Pada unit ini untuk menurunkan suhu aliran dari 923 K ke 633 K.
3.1.14 Cooler (T-103)
Pada unit ini untuk menurunkan suhu aliran dari 633 K ke 343 K untuk
menuju aliran Scrubber (S-101).
3.1.15 Scrubber (S-101)
Pada unit ini untuk menghilangkan kandungan H2S dengan menggunakan
MEA 20 % (Parrish, 1974) dari aliran (R-102). Kondisi operasi pada unit ini 303
K pada tekanan 1 bar.
3.1.16 Compressor (C-103)
Pada unit ini tekanan dinaikkan menjadi 40 bar menuju aliran R-103.
Laporan II 9
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
Laporan II 10
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
Laporan II 11
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
BAB IV
NERACA MASSA DAN ENERGI
𝑠
Σ𝑗=1 𝑥𝑗 = 1
Laporan II 12
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
Jika masing – masing berat molekul untuk setiap jenis komponen diketahui
didalam aliran, maka
𝑠 𝑤𝑗 𝑠 𝑤𝑗
Ν = Σ𝑗=1 ( ) = 𝐹Σ𝑗=1 ( )
𝑀𝑗 𝑀𝑗
𝑤𝑗 𝐹 𝑤𝑗
𝑀𝑗 𝑀𝑗 𝑤𝑗
𝑥𝑗 = = 𝑠 ( )
𝑁 Σ𝑗=1 𝑀𝑗
𝐹𝑗 𝑁𝑗
𝑤𝑗 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥𝑗 =
𝐹 𝑁
Dimana : N = laju alir dalam mol
F = laju alir dalam massa
Nj = laju alir komponen j perwaktu dalam mol
Fj = laju alir komponen j perwaktu dalam massa
w = fraksi massa
x = fraksi mol
wj = Fraksi massa komponen j
xj = fraksi mol komponen j
Mj = berat molekul komponen j
Laporan II 13
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
𝜎𝑠 = koefisien reaksi
- Multiple Reaction :
𝑇
𝑑𝑄
= 𝑟1 ∆𝐻𝑅1 (𝑇𝑟𝑒𝑓) + 𝑟2 ∆𝐻𝑅2 (𝑇𝑟𝑒𝑓) − ∑ 𝑁𝑠𝑖𝑛 ∫ 𝐶𝑝𝑠 𝑑𝑇
𝑑𝑇 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑠
Laporan II 15
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian
Pabrik Metanol dari Biomassa XX
DAFTAR PUSTAKA
Coulson, J. M., dan Richardson’s, J. F., 1999, “Chemical Engineering”,
3rdedition, Volume 6, Butterworth-Heinemann Publications, Oxford
Indala, Sudheer. 2001. Development and Integration of New Processes
Consuming Carbondioxide in Multi-Plant Chemical Production Complexes.
Andhra University : India.
Kirk, R.E. and Othmer, V.R., 1995, Encyclopedia of Chemical Technology,
vol.16 Mass Transfer to Neuroregulators, 4thed., John Wiley & Sons Inc., New
York.
Parrish, C.C., Abrajano, T.A., Budge, S.M., Helleur, R.J., Hudson, E.D., Pulchan,
K. and Ramos, C., (2000), “Lipid and phenolic biomarkers in marine ecosystems:
Analysis and applications”, The Handbook of Environmental Chemistry, 5, Part
D, 193-223.
Reklaitis, G.V., 1983, Introduction To Material And Energy Balances, John Wiley
& Sons, Inc : New York.
Yaws, C.L., 1999, Chemical Properties Handbook, McGraw Hill Companies Inc.,
USA
Laporan II 16
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh
Indra Abidayu Sagala
Ira Ramadhani
Mhd. Refsi Oktafian