Anda di halaman 1dari 31

 Beranda

 Home
 PROFIL »
 PEGAWAI PKM »
 Parent Category »
 Featured
 Health »
 Uncategorized

PROFIL 2014

PROFIL
PUSKESMAS WAIMITAL
TAHUN 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan Pembangunan
kesehatan suatu atau sebagian wilayah kecamatan. Dan Puskesmas sebagai unit organisasi
fungsional dibidang kesehatan dasar yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,
membina peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar secara menyeluruh dan
terpadu.Untuk mewujudkan pelaksanaan fungsi dan program kegiatan puskesmas, maka telah
dilengkapi dengan sistem menejemen seperti , Mini lokakarya, SP2TP, Monitoring
bulanan,laporan bulanan, laporan triwulan, laporan tahunan dan hal yang menunjang
pelaksaanannya.
Profil UPT Puskesmas Waimital adalah gambaran situasi kesehatan di UPT Puskesmas
Waimital yang diterbitkan setiap tahun sekali, Dalam Profil ini memuat berbagai data tentang
kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan.
Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan
seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data
dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Penerbitan profil UPT Puskesmas Waimital tahun 2014 ini adalah agar diperoleh
gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Waimital khususnya tahun 2014 dalam bentuk
narasi, tabel, dan gambar.
Profil UPT Puskesmas Waimital Tahun 2014 diharapkan dapat memberikan data yang akurat,
untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai
penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan
di UPT Puskesmas Rawat Jalan Waimital tahun 2014 dengan mengacu kepada Visi Indonesia
Sehat 2015 .

B. Tujuan Penyusunan Profil

1. Tujuan Umum
Tujuan dari penyusunan Profil UPT Puskesmas Waimital ini adalah untuk memperoleh dan
menghadirkan informasi kesehatan serta faktor-faktor kesehatan lainnya yang dapat dijadikan
sebagai bahan penilaian tercapai atau tidaknya target kegiatan, yang kelak dapat dijadikan
sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah perencanaan selanjutnya
2. Tujuan Khusus
Diperolehnya data/informasi kesehatan di tingkat UPT Puskesmas Waimital, yang menyangkut
data-data sebagai berikut :
a. data/informasi derajat kesehatan masyarakat
b. data/informasi perilaku masyarakat di bidang kesehatan
c. data/informasi kesehatan lingkungan
d. data/informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Geografi
Puskesmas Waimital terletak di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian
Barat Propinsi Maluku. Di Kecamatan Kairatu sendiri terdapat 2 buah Puskesmas yaitu
Puskesmas Kairatu dan Puskesmas Waimital.
Puskesmas Waimital mewilayahi Desa Hatusua, Desa Waipirit, Desa Waimital, Desa Rumberu,
Dusun Kawatu dan Dusun KM 9
Luas wilayah kerja Puskesmas Waimital adalah 166,17 Km2 dan mewilayahi 4 desa dan 2
Dusun,yaitu Desa Hatusua (34,59 Km2), Desa Waipirit (9.50 Km2), Desa Waimital(43,56 Km2),
Desa Rumberu (108,52 Km2), Dusun Kawatu dan Dusun KM 9
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Waimital adalah sebagai berikut:
Utara : Wilayah kerja Puskesmas Inamosol
Barat : Wilayah kerja Puskesmas Kairatu Barat
Timur : Wilayah kerja Puskesmas Kairatu
Selatan : Laut Seram

B. Demografi

Kependudukan
Jumlah penduduk keseluruhan diwilayah UPT Puskesmas Waimital adalah 11.248 jiwa.
Dimana terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 5.546 jiwa
Penduduk wanita sebanyak 5.702 jiwa,
Jumlah keluarga miskin sebanyak 9.037 jiwa yang tersebar di wilayah kerja UPT Puskesmas
Waimital
C. Mata Pencaharian
Sebagian besar penduduk diwilayah kerja UPT Puskesmas Waimital menpunyai mata
pencaharian pokok sebagai petani dan peternak, serta untuk sebagaian mata pencaharian adalah
sebagai nelayan, pedagang dan pegawai pemerintahan ataupun swasta.

D. Keadaan Fasilitas Kesehatan


Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka sangat dibutuhkan
fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Waimital terdiri atas :

Sarana Kesehatan
I. Puskesmas
Puskesmas Waimital berlokasi di Jl. Tukirin Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten
Seram Bagian Barat. Terbagi atas Ruang- Ruang terdiri dari :
a. Ruang Ka. UPT.
b. Ruang Pemeriksaan Gigi
c. Ruang Pendaftaran
d. Ruang Periksa
e. Ruang Apotik
f. Ruang Tindakan Emergency
g. Ruang P2M Gabung dengan Ruang Serbaguna
h. Laboratorium Sederhana
i. Ruang KIA/KB
j. Kamar mandi/ WC 2 buah

II. 2 Unit Pustu masing-masing :


a. Pustu Hatusua desa Hatusua .
b. Pustu Rumberu letaknya di desa Rumberu

III. 4 Unit Polindes masing-masing :


a. Polindes Hatusua berlokasi di Dusun Wayari Desa Hatusua
b. Polindes Waipirit berlokasi di Desa Waipirit
c. Polindes Kawatu berlokasi di Dusun Dusun Kawatu Desa Rumberu
d. Polindes KM 9 berlokasi di Dusun KM 9 Desa Rumberu

IV. 7 Posyandu masing-masing :


a. 2 Posyandu di Desa Waimital
b. 1 Posyandu di Desa Waiprit
c. 1 Posyandu di Desa Hatusua
d. 3 Posyandu di Desa Rumberu

V. 1 Unit kendaraan roda empat sebagai Puskesmas Keliling.

Tenaga Kesehatan

I. Tenaga Medis :
a. 3 dokter umum 1 dengan status pegawi negeri sipil dan 2 dengan status dokter PTT
b. 1 dokter gigi dengan status PTT
c. Tenaga Bidan :
- 9 Tenaga Bidan Puskesmas dengan status Pegawai Negeri Sipil.1 status PTT
- 9 Tenaga bidan desa. 7 dengan status Pegawai Negeri Sipil dan 2 dengan status bidan PTT.

II. Tenaga Paramedis


1. 18 Tenaga Perawat ,
- 14 status sebagai Pegawai Negeri Sipil
- 4 status perawarawat PTT
2. 1 Tenaga Apoteker dengan status Pegawai Negeri Sipil
3. 2 Tenaga Kesling dengan status Pegawai Negeri Sipil
4. 1 Perawat Gigi dengan status Pegawai Negeri Sipil
5. 1 Petugas Gizi dengan status Pegawai Negeri
6. 1 Tenaga Pekaray dengan status Pegawai Negeri

III. 1 Tenaga Cleaning Service

IV. 15 Dukun Terlatih, 8 Dukun Tidak Terlatih


V. 28 Kader Kesehatan Posyandu status aktif, 7 Kader Kesehatan Posyandu status tidak
aktif.

BAB III
PEMBANGUNAN KESEHATAN

I. VISI, MISI DAN STRATEGI UPT PUSKESMAS WAIMITAL


Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas Waimital, telah ditetapkan Visi dan Misi untuk
mendukung Rencana Strategis Depkes.

1.1. VISI
Tercapainya Masyarakat dilingkungan yang sehat di wilayah kerja Puskesmas Waimital

1.2. MISI
a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan keluarga dan masyarakatdiwilayah kerja
dan sekitarnya serta lingkungannya
b. Menjadikan Puskesmas sebagai pilihan utama bagi masyarakat di wilayah kerja serta
masyarakat disekitarnya
c. Memberikan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangakau bagi masyarakat di wilayah
kerja dan sekitarnya.

1.3. TUJUAN
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat serta memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi masyarakat di wilayah kerja waimital

1.4. STRATEGI
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas induk
b. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif.
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling.
d. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder
e. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan

1.5. BUDAYA PUSKESMAS


Bekerja dengan Ikhlas, Efisien, Profesional dan Mempunyai Komitmen Yang Kuat Demi
Kepuasan Pasien.

II. BENTUK KEGIATAN


Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di
Puskesmas induk adalah dengan cara :
a. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan kemampuan yang
tersedia
 Pelayanan registrasi
 Pelayanan Umum
 Pelayanan KIA KB
 Pelayanan gigi
 Pelayanan imunisasi
 Pelayanan laboratorium
 Pelayanan farmasi
b. Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
c. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap
d. Mengoptimalkan pelayanan : secara tepat waktu, standar mutu, efisien dan dengan keramah
tamahan
e. Mengoptimalkan pelayanan rujukan terutama rujukan horisontal (antar lini pelayanan di
puskesmas) dalam rangka mendorong optimaliasi pelayanan dengan tetap mengoptimalkan
pelayanan rujukan vertikal.
f. Mengoptimalkan koordinasi pada semua lini pelayanan puskesmas.
g. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif.
h. Mengoptimalkan petugas jaga layanan klinik sehat meliputi :
 Konsultasi gizi
 Konsultasi sanitasi
 Konsultasi PHBS
 Konsultasi medis
 Konsultasi gigi
 Konsultasi KIA dan KB dll.
i. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling.
a. Mengoptimalkan peranan SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
b. Mengoptimalkan pelayanan di Pustu secara tepat waktu, peningkatan mutu, efisien dan dengan
keramah tamahan
j. Mengoptimalkan pelayanan Puskesmas keliling terutama pada dusun yang kesulitan mengakses
pelayanan kesehatan ke Puskesmas induk/Pustu
k. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder
l. Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan , secara aktif maupun pasif
m. Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa dalam rangka memperoleh
dukungan untuk implementasi program kesehatan di tingkat desa.
n. Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan puskesmas pada masyarakat
melalui tokoh masyarakat.
o. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
p. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai jaringan program dan layanan
kesehatan pada masyarakat.
q. Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu
r. Mengoptimalkan peran petugas penanggunjawab wilayah desa
s. Mengoptimalkan kerja sama lintas program dalam memberdayakan masyarakat
t. Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta pelayanan kesehatan pada institusi
pendidikan.

BAB IV
UPAYA PROGRAM POKOK PUSKESMAS

Dalam upaya pelaksanaan program kesehatan Puskesmas, ada dua upaya kesehatan Puskesmas
yaitu :
A. Upaya Kesehatan wajib ( Basic six ) puskesmas meliputi :
a. Kesehatan Ibu, Anak dan KB
b. Kesehatan Gigi
c. Peningkatan Gizi
d. Promasi Kesehatan
e. Pemberantasan Penyakit Menular
f. Kesehatan Lingkungan
g. Pengobatan

B. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dilaksanakan sesuai dengan masalah
kesehatan masyarakat yang ada dan kemampun puskesmas.Upaya labratorium (medis dan
kesehatan masyarakat) dan Perkesmas, pencatatan dan pelaporan merupakan kegiatan penunjang
dari tiap upaya wajib atau pengembangan. Untuk dapat melihat gambaran keadaan Puskesmas
Waimital ,maka puskesmas memaparkan hasil cakupan upaya program kesehatan Puskesmas
Waimital mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2014 sebagai berikut :

A. Hasil Cakupan KIA


Kegiatan KIA terdiri dari kegiatan pokok dan integratif. Kegiatan integratif adalah
kegiatan program lain (misalnya kegiatan imunisasi merupakan kegiatan pokok P2M) yang
dilaksanakan pada program KIA karena sasaran penduduk program P2M (ibu hamil dan anak-
anak) juga menjadi sasaran program KIA. Ruang lingkup kegiatan :

1. Pemeriksaan Kesehatan Bumil (ANC).

Pemeriksaan kehamilan diukur berdasarkan jumlah pemeriksaan kehamilan ibu di tempat


pelayanan kesehatan. Untuk pertama ( kontak pertama ) disingkat dengan K1 sedangkan yang
lengkap K 4. Berdasarkan data tahun 2014 dari Program KIA diperoleh K1 sebanyak
274 dengan persentase cakupan ..97.. % dan K4 sebanyak 260 dengan persentase cakupan 92.
%. Kondisi ini memberikan gambaran pencapaian masih di bawah target yang harus dicapai
yakni K1 100 % dan K4 80 %.
2. Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak-anak balita, integrasi dengan program
gizi.
3. Memberikan nasihat tentang makanan, mencegah timbulnya masalah gizi karena
kekurangan protein dan kalori dan memperkenalkan jenis makanan tambahan (vitamin
dan garam beryodium). Integrasi program PKM (konseling) dan Gizi.
4. Memberikan pelayanan KB kepada pasangan usia subur. (Integrasi program KB).
5. Merujuk ibu-ibu atau anak-anak yang memerlukan pengobatan. Integrasi program
pengobatan.
6. Memberikan pertolongan persalinan dan bimbingan selama masa nifas. Integrasi dengan
program perawatan kesehatan masyarakat.

Berikut adalah tabel pencapaian program KIA tahun 2014.


Tabel pencapaian program KIA di wilayah Kerja Puskesmas Waimital tahun 2014.

NEONATUS
DG
PERSALINAN
K1 K4 KN1 KN LENGKAP KOMPLIKASI
NOMAL
NO DESA/KEL. YG DI
TANGANI
ABS % ABS % ABS % ABS % ABS % ABS %

1 Waimital 147 86 143 83 154 86 154 80 137 77 36 19

2 Waipirit 13 68 12 63 12 60 12 60 9 45 5 3

3 Hatusua 43 116 41 105 44 107 44 107 32 78 17 9

4 Dusun Kawatu 30 150 26 130 23 120 23 120 20 105 13 7

5 Dusun KM 9 32 133 31 129 34 148 34 148 31 135 14 7

6 Rumberu 9 90 7 70 3 30 3 30 1 10 2 1

PUSKESMAS 274 97 260 92 270 92 270 92 230 79 87 45

Sumber : Dataprogram KIA

Angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sepanjang tahun 2014 mulai Januari s/d
Desenber cenderung mengalami peningkatan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu masyarakat sedikit lebih mengerti akan pentingnya
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

B. Hasil Cakupan KB
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Ruang lingkup kegiatan :
1. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat kunjungan
rumah, Posyandu, dasa wisma dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah
konseling untuk PUS.
2. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan pengobatan efek
samping KB.
Dari hasil pendataan yang dilakukan, menunjukkan bahwa Jumlah Pus tahun 2014 sebanyak
1.951, Peserta KB paling banyak menggunakan Suntik 143 akseptor (7,33 %), menyusul
akseptor yang menggunakan Pil 57 akseptor (2,92 %), Implan 47 akseptor (2,41%), KB Kalender
6 akseptor (0,31 %), Kondom 6 akseptor (0,31 %), MOP/MOW 2 akseptor (0,1 %). Jumlah PUS
yang tidak memakai alat kontrasepsi sebanyak 1.690 orang (86,62%).

Tabel Pengguna Alat Kontrasepsi Pada Puskesmas Waimital Tahun 2014

Persen /
No JENIS KB Jumlah
%
1 Suntik 143 7,33

2 Pil 57 2,92

3 Implan 47 2,41

4 KB Kalender 6 0,31

5 Kondom 6 0,31

6 MOP / MOW 2 0,10

7 Tidak memakai Alat Kontrasepsi 1690 86,62


JUMLAH 1951 100

3. Mengadakan pembinaan keluarga berencana untuk para dukun bersalin. Dukun diharapkan
dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan dan bersedia menjadi motivator KB untuk ibu-ibu
yang mencari pertolongan pelayanan dukun. (Kegiatan KB di puskesmas diintegrasikan ke dalam
program KIA).

C. Hasil Cakupan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)


Tujuan P2M adalah menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, dan
mengurangi berbagai faktor resiko lingkungan masyarakat yang memudahkan terjadinya
penyebaran penyakit menular di suatu wilayah, memberikan proteksi khusus kepada kelompok
masyarakat tertentu agar terhindar dari penularan penyakit.
Secara umum penyakit menular yang masih endemis di Indonesia adalah TBC, malaria,
batuk rejan dan cacingan.

Lebih khusus untuk Puskesmas Waimital, penyakit yang masih endemis adalah ;
1. Penyakit Menular bersumber pada binatang / Zonosis Disease
a). Rabies
Penyakit ini menular melalui gigitan hewan penular rabies ( anjing, kucing, kera dan hewan
lainnya)
Penyakit Rabies ini adalah penyakit yang memiliki IR yang rendah tetapi memiliki CFR ( Case
Fatality Rate ) yang tinggi sehingga penyakit ini sangat berbahaya bila tidak segera diatasi.
Dari Surveylans Puskesmas Binuang pada tahun 2014 ditemukan adanya penderita sebanyak 4
gigitan anjing , namun tidak ada orang meninggal dengan diagnosa rabies.

b). Malaria
Malaria adalah penyakit menular dan menyerang semua golongan umur yaitu bayi, anak-
anak dan orang dewasa. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Setiap tahun terdapat 300-500 juta kasus malaria di dunia dan penyebab 1 juta kematian
anak. Di daerah yang terjangkit malaria dapat menjadi penyebab utama kematian dan
penghambat pertumbuhan anak.
Di Indonesia , angka penderita Malaria cukup tinggi, mencapai 70 juta atau 35 % dari
penduduk Indonesia. Dimasa yang akan datang , penderita malaria akan meningkat akibat
mobilitas penduduk yang relative cepat, perubahan lingkungan antara lain karena pembagunan
wilayah yang kurang memperhatikan aspek kualitas lingkungan.
Berdasarkan data dari program P2M tahun 2014 , kasus malaria klinis di wilayah kerja
Puskesmas Waimital adalah 129 Kasus.

Tabel 4.1
Distribusi Penderita Malaria menurut desa
di Wilayah kerja Puskesmas Waimital
tahun 2014

No Desa / Dusun Jml Malaria klinis

1 Waimital 91

2 Waipirit 11

3 Hatusua 13

4 Kawatu 6

3 Km 9 2

4 Rumberu 6
JUMLAH 129
Sumber : Data P2M Malaria

2. Penyakit Menular langsung ( Direct Communicable Disease )


a). Diare
Penyakit diare adalah penyakit yang disebabkan antara lain vibrio, “E.Choli”, klostridia dan
intoksikasi / keracunan makanan. Merupakan penyakit yang mudah menular dan sering
menimbulkan wabah penyakit terutama pada awal musim penghujan. Lingkungan yang
terkendali, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.
Untuk tahun 2014, kasus diare pada BALITA yang ditangani sebanyak kasus, namun
semuanya dapat diatasi dengan baik tanpa menimbulkan korban jiwa.

Tabel 4.4
Jumlah Kasus Diare
Pada Puskesmas Waimital
Tahun 2014

No Bulan Jumlah

1 Desa Waimital 93

2 Desa Waipirit 15

3 Desa Hatusua 43

4 Dusun Kawatu 19

5 Dusun KM 9 22

6 Desa Rumberu 9

JUMLAH 201
Sumber : P2 Diare

b). Kusta ( Lepra )


Penyakit Kusta adalah penyakit menular cronis dan disebabkan oleh kuman kusta
mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya.
Jumlah kasus penyakit kusta di wilayah kerja Puskesmas Waimital selama tahun 2014
sebanyak 3 kasus

d). ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut )


Infeksi Saluran Pernafasan Atas atau yang lebih dikenal dengan ISPA lebih banyak
mengenai kelompok usia muda yang rawan, khususnya Bayi dan Anak Balita. Dalam program
ISPA Penyakit ini digolongkan menjadi tiga, Bukan Pneumonia, Pneumonia dan Pneumonia
berat.
Di dunia, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) jadi penyebab kematian dari 2
Juta Anak Balita pada tahun 2000. Di Indonesia , ISPA merupakan penyebab 36,4% kematian
bayi tahun 1992 dan 32,1 % kematian bayi pada tahun 1995, serta penyebab 18,2 % kematian
pada balita tahun 1992 dan 38,8% tahun 1995.
Berdasarkan data dari program ISPA Puskesmas Waimital tahun 2014, Tidak
ditemukan penderita ISPA pneumoni
Tabel distribusi penyakit ISPA pada Puskesmas Waimital Tahun 2014

No Bulan Jumlah

1 Desa Waimital 771

2 Desa Waipirit 86

3 Desa Hatusua 224

4 Dusun Kawatu 33

5 Dusun KM 9 35

6 Desa Rumberu 39

JUMLAH 1188
Sumber : Data P2Ispa

Penyakit ini ditimbulkan terutama perumahan yang tidak layak, polusi udara sehingga
memungkinkan penularan penyakit ini. Dan faktor resiko lainnya seperti; Gizi kurang, Status
Imunisasi yang tidak lengkap, Menbedung Anak, Pemberian ASI tidak/kurang Memadai,
Riwayat penyakit cronis, dan Orang tua perokok.
e). Tubercolusis (TB)
Penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh kuman tuberculosis dengan gejala khas. Pada
umumnya diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menyerang kelompok usia
produktif 15 tahun keatas.
Penyakit memiliki daya tular yang tinggi dan untuk mengetahuinya, dideteksi melalui
pemeriksaan dahak di laboratorium terhadap kuman BTA positif.
Indikator yang digunakan dalam Progam TB diantaranya ; Proporsi Suspek yang diperiksa
dahaknya, Angka konversi (Conversion Rate), Angka Kesembuhan (Cure Rate) dan Angka
Kesalahan Baca (Error Rate).
Fenomena yang terjadi pada penyakit TBC ini dikenal dengan istilah Ice Berg Phenomena ,
dimana jumlah penderita yang tidak terlaporkan (muncul) lebih banyak dari pada yang
terlaporkan, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam upaya penemuan kasus.
Di Puskesmas Waimital, pada tahun 2014 Angka temuan suspek sebanyak orang dan

Tabel 4.6
Hasil Pencapaian Program P2 TB Paru
Periode Triwulan Pada Tahun 2014
di Wilayah Kerja Puskesmas Waimital

NO TRIWULAN SUSPEK BTA (+) KATEGORI I,II,III

1. TRIWULAN I 31 4 I
2. TRIWULAN II 37 4 I

3. TRIWULAN III 40 4 I

4. TRIWULAN IV 60 4 I

JUMLAH 168 12

Sumber : Data P2 TB Paru

Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi


Ada tujuh penyakit infeksi pada anak-anak yang dapat menyebabkan kematian
atau cacad, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut
adalah Poliomyelitis (kelumpuhan), Measles ( Campak ), Difteri (indrak), Pertusis (batuk rejan ;
batuk seratus hari), Tetanus, Tuberculosis (TBC), Hepatitis –B.

a). Poliomyelitis
Penyakit ini adalah merupakan suatu infeksi menular yang terutama mengenai dan merusak
sel-sel motorik dikurno anterior medulla spinalis dan inti motorik batang otak sehingga
menimbulkan kelumpuhan dan atrofi otot.
Pada tanggal 21 April 2005 Indonesia mengalami importasi virus dari Afrika Barat.
Menteri Kesehatan melakukan upaya penanggulangan KLB Poliomyelitis di
Indonesia dengan :
1. Memutuskan mata rantai penularan polio (1) dengan
a. Outbreak Response Immunizattion (ORI) :
b. Mopping Up
2. Memutuskan mata Rantai Penularan (2) yaitu dengan PIN ( Pekan Imunisasi Nasional)

b). Campak
Campak Ialah infeksi akut menular yang disebabkan oleh virus. Terutama mengenai anak
umur 6 bulan – 5 tahun.

c). Diftheri
Ialah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium
Diftheriae. Sangat mudah menular terutama mengenai anak-anak umur 2 bulan – 5 tahun.

d). Pertusis
Adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella Pertusis. Nama lain penyakit ini
adalah tussis quinta, whooping cough, batuk rejan, batuk seratus hari.

e). Tetanus
Adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang
mengeluarkan eksotoksin. Seperti halnya penyakit Rabies, Penyakit tetanus juga memiliki kasus
yang jarang namun mempunyai CFR yang tinggi.

f). TBC
Tuberkulosis anak masih merupakan problema yang kompleks terutama di Negara yang
sedang berkembang. Morbiditas tuberculosis anak merupakan parameter daripada berhasil atau
tidaknya pemberantasan tuberculosis di suatu daerah atau suatu Negara.

g). Hepatitis-B

Grafik 4.4
DistribusiCakupan Imunisasi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Waimital
Tahun 2014

Cakupan Imunisasi
Nama Desa KET
DPT DPT
NO Campak HB0 BCG POLIO4
HB1 HB3
1. Desa Waimital 131 124 135 130 125 133

2. Desa Waipirit 20 17 17 17 17 17

3. Desa Hatusua 34 35 26 39 39 34

4. Dusun Kawatu 21 26 29 23 24 23

5. Dusun KM 9 33 33 21 21 33 21

6. Desa Rumberu 10 0 12 10 11 9

JUMLAH 249 235 240 240 249 237

Ialah penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada
hati. Berdasarkan laporan P2 (SST) Puskesmas Waimital akhir Desember 2014 belum pernah
dilaporkan adanya ketujuh macam penyakit tersebut di atas.
Sumber : DataProgram Imunisasi

D. Hasil Cakupan Peningkatan Gizi


Masalah gizi masih cukup rawan di beberapa wilayah Indonesia, tidak terkecuali
wilayah kerja Puskesmas Perawatan Waimital. Penyebab langsung adalah komsumsi zat gizi
kurang dan infeksi penyakit. Sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan pangan
ditingkat rumah tangga, asuhan Ibu dan anak . Disisi lain yang menjadi penyebab utama yakni,
kemiskinan , pendidikan, ketersediaan pangan. Puskesmas harus mengatasi masalah gizi,
khususnya pada kelompok ibu hamil dan balita.
Tujuan Upaya Peningkatan Gizi di Puskesmas yaitu meningkatkan status gizi masyarakat
melalui usaha pemantauan status gizi kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai risiko
tinggi (ibu hamil dan balita), pemberian makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat
penyuluhan maupun pemulihan.
Ruang lingkup kegiatan program gizi:
1. Menimbang berat badan Balita untuk memantau pertumbuhan anak. Dilakukan secara rutin setiap
bulan, baik di Puskesmas maupun di Pos timbang/Posyandu.

2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi. PMT penyuluhan
(pemberian makanan tambahan) dilakukan melalui demonstrasi pemilihan bahan makanan yang
bergizi dan cara memasaknya. PMT pemulihan dilakukan melalui pemberian makanan yang
sifatnya suplementasi (Vitamin A, Sulfas Ferrosus, Susu dan sebagainya).
3. Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat. Kegiatan gizi diintegrasikan ke dalam program
KIA baik di gedung Puskesmas maupun di Posyandu.
4. Pembagian vitamin A untuk Balita 2 x setahun, suplemen tablet besi (sulfas ferrosus) untuk ibu
hamil yang datang ke puskesmas untuk ANC dan pemberian obat cacing untuk anak yang kurang
gizi karena gangguan parasit cacing.

Target program perbaikan gizi telah ditetapkan meliputi, Cakupan distribusi Vitamin A, cakupan
Fe, Kapsul Yodium.

E. Cakupan distribusi Vitamin A

a). Balita
Cakupan pemberian Vitamin A kepada anak Balita di Puskesmas Waimiatl pada tahun 2014
adalah 87%. Artinya cakupan pemberian Vit. A belum mencapai target 100 %. Berikut adalah
grafik cakupan pemberian Vitamin A pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Waimital.
Sumber: DataProgram Gizi

FEBRUARI AGUSTUS
NO Nama Desa KET
ABS % ABS %

1. Desa Waimital 239 24,23 289 29,31

2. Desa Waipirit 43 39,44 32 29,35

3. Desa Hatusua 73 32,44 36 16

4. Dusun Kawatu 80 68,37 78 66

5. Dusun KM 9 130 95,59 71 52

6. Desa Rumberu 0 0 0 0

JUMLAH 565 35,87 506 32,13


2) Cakupan Tablet Fe
Target pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada Bumil 80 %, sedangkan pencapaian Puskesmas
Waimital Tahun 2014 adalah 16,5% ( Fe1) dan 85,5% (Fe3). Artinya pencapaian pemberian
tablet Fe pada bumil di atas target. Berikut adalah grafi cakupan tablet Fe pada Bumil tahun
2014.

Sumber: Dataprogram gizi


Fe 1 Fe 3
NO Nama Desa KET
ABS % ABS %

1. Desa Waimital 147 86 82 83

2. Desa Waipirit 13 68 12 63

3. Desa Hatusua 43 116 41 105

4. Dusun Kawatu 30 150 26 130

5. Dusun KM 9 32 133 31 129

6. Desa Rumberu 9 90 7 70

JUMLAH 274 643 199 580

3) Konsumsi Garam Beryodium

a) Komsumsi Garam Beryodium

Berdasarkan hasil pendataan dan survey penggunaan garam beryodium tahun 2014 di
wilayah kerja Puskesmas Waimital Kecamatan Kairatu menununjukkan keberhasilan yang
berarti. Hal ini terlihat dari tingkat komsumsi garam beryodium cukup di Wilayah Kerja
Puskesmas Waimital tahun 2014, tingkat komsumsinya telah mencapai 70,07 %.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel dibawah ini :

Sumber: Dataprogram gizi

Garam Yodium

Jumlah KK Tidak
NO Nama Desa Menggunakan KET
yang di data menggunakan

ABS % ABS %

1. Desa Waimital 727 520 71,53 207 28,47


2. Desa Waipirit 76 58 76,32 18 23,68

3. Desa Hatusua 150 120 80,00 30 20,00

4. Dusun Kawatu 76 59 77,63 17 22,37

5. Dusun KM 9 81 60 74,07 21 25,93

6. Desa Rumberu 76 14 18,42 62 81,58

JUMLAH 1186 831 70,07 355 29,93

Akibat dari kekurangan Yodium akan menurunkan tingkat kecerdasan anak,


menciptakan generasi yang lemah. Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan upaya Program
penyuluhan PUGS, GAKI, Penggunaan Garam Beryodium, Pemberian Kapsul Yodium.
Indikator status kesehatan juga diukur berdasarkan gizi penduduk menurut ;
Status Gizi, Anemia, KEK, BBLR, GAKI.

1) Status Gizi
Berdasarkan data petugas gizi, akhir Desember 2014 status gizi balita paling banyak adalah Baik
dengan persentase 96,3 %. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel di bawah ini :

Sumber: dataprogram gizi

STATUS GIZI

NO Nama Desa Baik Lebih Kurang Buruk BGM KET

ABS % ABS % ABS % ABS % ABS %

1. Desa Waimital 120 17 2 0,28 0 0 0 0 0 0

2. Desa Waipirit 29 36 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Desa Hatusua 32 20 0 0 0 0 0 0 0 0

4. Dusun Kawatu 48 57 0 0 1 1,19 0 0 0 0

5. Dusun KM 9 57 58 0 0 0 0 0 0 0 0

6. Desa Rumberu 27 57 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 313 26,48 2 0,28 1 1,19 0 0 0 0


Status Bayi di Wil Kerja Puskesmas Waimital Tahun 2014
STATUS GIZI

NO Nama Desa Baik Lebih Kurang Buruk BGM KET

ABS % ABS % ABS % ABS % ABS %

1. Desa Waimital 95 61 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Desa Waipirit 10 59 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Desa Hatusua 37 100 0 0 0 0 0 0 0 0

4. Dusun Kawatu 28 15 0 0 0 0 0 0 0 0

5. Dusun KM 9 57 26 0 0 0 0 0 0 0 0

6. Desa Rumberu 9 90 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 236 91,40 0 0 0 0 0 0 0 0

2) Anemia
Salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah anemia yang
disebabkan kekurangan zat besi (Fe). Dari data KIA diperoleh informasi bahwa tahun 2014
angka kematian ibu menurun.
Upaya penanggulangan tersebut dilakukan dengan pemberian tablet Fe selama hamil sebanyak
90 tablet. Hasil cakupan pemberian tablet Fe pada Bumil, dapat di lihat pada grafik 4.8.

3) Bumil KEK dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)


Bayi yang dilahirkan dibawah 2500 gram disebut dengan BBLR. Berbagai faktor
penyebab terjadinya BBLR, namun faktor utama adalah gizi ibu selama hamil kurang (Bumil
KEK). Pada masa kehamilan ibu perlu mendapat perhatian khusus oleh karena dampak yang
ditimbulkan bukan saja pada berat yang tidak cukup, tetapi dengan bayi BBLR memiliki
kemungkinan kecil untuk tumbuh dengan baik, dan akan lebih mudah terserang penyakit.

4) GAKI
Dalam rangka penanganan kasus Gizi Kurang khususnya Ibu Hamil Puskesmas telah
melakukan beberapa hal antara lain :
a. Memberikan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok pada puskesmas dan
posyandu mengenai hal-hal yang akan terjadi apabila kondisi gizi buruk tidak ditangani atau
diatasi dengan tepat.
b. Mengadakan pemantauan melalui kunjungan rumah.
c. Mengadakan pengawasan akan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kasus-kasus penyakit
sehubungan dengan kondisi kurang gizi.
1. Bayi dan Balita
a. Ditingkat Puskesmas
o Pada tahap awal kami melakukan registrasi akan adanya kasus gizi buruk yang terjadi disetiap
desa pada Wilayah Puskesmas melalui pendataan dan pemantauan status gizi pada anak
o Melakuakan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok yang dilaksanakan
diposyandu, puskesmas maupun kelompok masyarakat, dengan materi khusus mengenai
pemenuhan gizi pada anak melalui pemberian makanan seimbang serta mengadakan demonstrasi
makanan seimbang.
o Mengadakan pendampingan pada kasus gizi buruk anak balita oleh TPG, Puskesmas yang
bertujuan memberikan bimbingan kepadaa keluarganya cara hidup dengan pola makan yang
seimbang.
o Pengawasan akan kemungkinan-kemungkinan adanya kasus penyakit sehubungan dengan kondisi
gizi agar mendeteksi secara cepat.
o Pemberian bantuan paket makanan pendamping kepada Anak Gizi Buruk yang ada diwilayah
kerja Puskesmas Waimital berupa
o Biskuit

E. Hasil Kegiatan Kesehatan Lingkungan


Environment atau Lingkungan adalah situasi atau kondisi diluar host dan agent
yang memudahkan interaksi antara keduanya. Faktor ini juga dapat menjadi risiko timbulnya
gangguan penyakit pada host karena lingkungan memberikan peluang agent untuk berkembang
(breeding).
Tujuan Upaya Kesehatan Lingkungan adalah menanggulangi dan menghilangkan
unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi
faktor resiko timbulnya penyakit menular di masyarakat.
Ruang lingkup kegiatan ;

a. Inspeksi Sarana Air Bersih


b. Pemeriksaan dan Pengawasan system pembuangan kotoran manusia.
c. Inspeksi Sanitasi Rumah
d. Pemeriksaan dan Pengawasan Sarana pengolahan sampah yang baik
e. Pemeriksaan dan Pengawasan Sarana Pembuangan Air Limbah
f. Pemeriksaan dan Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum.
g. Melakukan pemberantasan jentik dan pengendalian vektor.

a. Sarana Air Bersih


Air adalah benda berbentuk cair dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk minum,
mandi dan mencuci serta berbagai kebutuhan lainnyauntuk dapat bertahan hidup.
Air merupakan unsur yang sangat esensial bagi pemeliharaan berbagai bentuk kehidupan
semua mahluk termasuk manusia. Hampir semua organisme hidup hanya dapat bertahan hidup
dalam perioda yang pendek tanpa air. Pemenuhan kebutuhan akan air haruslah memenuhi dua
syarat yaitu kuantitas dan kualitas.
Kuantitas air yang diperlukan untuk berbagai penggunaan oleh masyarakat adalah
berbeda-beda, tergantung pada tingkat sosial budaya, suhu atau iklim, dan ketersediaanya yang
ditentukan oleh berbagai faktor. Syarat kualitas meliputi persyaratan fisik, kimiawi dan
bakteriologik. Pemakaian air yang tidak memenuhim baku kualitas air tersebut dapat
menimbulkan berbagai gangguan antara lain kesadaran, estetika dan ekonomis.

Gambar 4.4
Jumlah Sarana Air Bersih di Wilayah Puskemas Waimital Tahun 2014
Jumlah Penduduk Yang
Jumlah Sarana
Menggunakan
NO Nama Desa Perpipaan Perpipaan KET
PMA SGL PAH PMA SGL PAH
SR KU SR KU
Desa
1. 25 0 0 613 0 81 0 0 4050 0
Waimital

2. Desa Waipirit 0 0 0 82 0 0 0 0 653 0

3. Desa Hatusua 0 0 0 216 1 0 0 0 1518 13

Dusun
4. 12 0 0 0 2 786 0 0 0 0
Kawatu

5. Dusun KM 9 127 41 0 2 0 0 841 0 95 0

Desa
6. 0 0 3 0 2 0 0 438 0 7
Rumberu
JUMLAH 164 41 3 913 5 867 841 438 6316 20

Jamban keluarga
Jamban penting dalam kehidupan kita, seperti pentingnya makan dan minum,
karena kita setiap hari makan dan minum, maka kitapun harus mengeluarkannya setiap hari.
Untuk mengeluarkannya harus mempunyai tempat khusus, tempat itulah yang disebut jamban.
Membuang tinja di sembarang tempat dapat menularkan penyakit , seperti Diare,
Disentri dan Kolera. Penyakit tersebut dapat terjadi karena binatang/ serangga yang kontak
dengan tinja yang di buang ke sembarang tempat akan membawa kuman yang diperolehnya dari
kotoran tinja, kemudian serangga/ binatang tersebut hinggap pada makanan kita, bila kita makan
makanan tersebut, akan mendatangkan penyakit seperti yang disebutkan di atas.
Berikut adalah Tabel distribusi akses jamban keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Waimital tahun 2014.

DISTRIBUSI AKSES JAMBAN KELUARGA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAIMITAL
TAHUN 2014
Sumber : Data program Sanitasi

JENIS SARANA
DESA / LEHER ANGSA CEMPLUNG MCK
NO
DUSUN
JML MS JML MS JML MS

1 WAIMITAL 1151 1095 308 184 0 0

2 WAIPIRIT 92 90 7 7 0 0

3 HATUSUA 168 160 0 0 12 11

4 KAWATU 31 17 104 52 0 0

5 KM 9 45 35 41 25 0 0

6 RUMBERU 10 6 20 0 0 0

JUMLAH 1497 1403 480 268 12 11

c. Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL )

Menurut Anwar (2001) yang dimaksud degan air limbah atau air kotor adalah air yang
tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau
hewan dan lasimnya muncul karena hasil perbuatan manusia dan industrialisasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka secara umum dapat dikatakan bahwa limbah cair
adalah air bekas pakai yang dihasilkan akibat aktivitas manusia baik yang berasal dari rumah
tangga, pertanian, perdagangan, dan industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang harus di
buang yang dapat mebahayakan manusia atau kelestarian lingkungan.
Untuk mencegah penyakit serta pencemaran akibat air limbah, maka perlu dibuatkan
Saluran Pembuangan Air Limbah dari rumah-rumah/ sumber-sumber air limbah sebelum di
lakukan pengolahan lebih lanjut. Air limbah yang dibiarkan tergenang, akan menimbulkan
pencemaran tanah serta menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit.

JENIS SARANA SPAL


DESA /
NO
DUSUN RIOL TTP TBK

1 WAIMITAL 95 5 932
2 WAIPIRIT 25 0 58

3 HATUSUA 0 0 93

4 KAWATU 0 1 58

5 KM 9 0 17 72

6 RUMBERU 0 0 5

JUMLAH 120 23 1218

d. Sarana Pengolahan Sampah


Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:

1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis

2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

Terdapat perbedaan tentang pengelolaan sampah, tergantung dari jenis sampah itu sendiri.

Cara-cara Pengelolaan Sampah

1. Daur-ulang
2. Pengkomposan
3. Pengurugan sampah

Manfaat Pengelolaan Sampah

1. Penghematan sumber daya alam


2. Penghematan energi
3. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

Bencana Sampah Yang Tidak Dikelola Dengan baik

1. Longsor tumpukan sampah


2. Sumber penyakit
3. Pencemaran lingkungan

Jumlah Sarana Persampahan di wilayah kerja puskesmas waimital


PERSAMPAHAN
DESA / TPS TPA
NO
DUSUN
BAKAR KOLAM LAIN2 OD

1 WAIMITAL 1062 25 35 1

2 WAIPIRIT 105 2 3 2

3 HATUSUA 343 8 0 0

4 KAWATU 131 0 0 0

5 KM 9 160 3 0 0

6 RUMBERU 30 0 1 0

JUMLAH 1831 38 39 3

e. Pemeriksaan dan Pengawasan TTU

Tempat-tempat umum merupakan lingkungan dimana banyak dilakukan interaksi/


aktifitas oleh banyak orang, sehingga perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan untuk
menjaga agar tempat-tempat umum tersebut tetap terpelihara kebersihan lingkungannya.
Lingkungan yang tidak saniter akan memudahkan penularan penyakit yang membahayakan
keselamatan banyak orang.

Jumlah TTU di wilayah kerja Puskesmas Waimital Kecamatan Kairatu Tahun 2014

RUMAH TEMPAT PEMANDIAN


HOTEL BIOSKOP PASAR SALON MESJID GEREJA SEKOLAH
DESA / KOST WISATA UMUM
NO
DUSUN
JML MS JML MS JML MS JML MS JML MS JML MS JML MS JML MS JML MS JML MS

1 WAIMITAL 4 4 0 0 1 0 9 3 1 1 0 0 11 6 15 15 0 0 1 1

2 WAIPIRIT 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 7 4 0 0 0 0

3 HATUSUA 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 3 4 2 0 0 1 1 0 0

4 KAWATU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0

5 KM 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4 2 0 0 0 0 0 0

6 RUMBERU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH 7 7 0 0 1 0 9 3 2 1 9 6 25 11 22 19 1 1 1 1
F. Pengobatan
Program pengobatan di Puskesmas Perawatan Binuang merupakan bentuk pelayanan
kesehatan dasar yang bersifat kuratif. Masyarakat cenderung memanfaatkan pelayanan
Puskesmas hanya untuk mendapat pelayanan pengobatan.
Ruang lingkup kegiatan :
A. Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan.

a) Rawat Jalan
TABEL 4.7
JUMLAH KUNJUNGAN PENDERITA BEROBAT
DI PUSKESMAS WAIMITAL
TAHUN 2014

JUMLAH JENIS KUNJUNGAN


N BULAN TOTAL
O UMUM JAMKESMA ASKES
S
1.
JANUARI 1.200 200 150 1.550
2.
FEBRUARI 850 250 86 1.166
3,
MARET 813 270 105 1.188
4APRIL 1.093 205 130 1.428
5MEI 1.073 222 97 1.392
6JUNI 1.063 226 85 1.374
7JULI 719 211 98 1.028
8AGUSTUS 1.100 248 90 1.438
9SEPTEMBER 939 215 83 1.237
10
OKTOBER 1.150 250 100 1.500
11
NOVEMBER 1.050 250 86 1.365
12
DESEMBER 1.072 207 93 1.372
JUMLAH 10.972 2.754 1.203 14.884
Sumber: data kunjungan pengobatan

Tabel 4.8
10 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Waimital
Tahun 2014

Sumber: data registrasi pasien

No Kasus Jumlah

1 Infeksi Akut lainnya pada saluran nafas bagian Atas 1188

2 Common Cold 543

3 Penyakit Jaringan Otot 523

4 Penyakit Vulva 230

5 Gastritis 226

6 Hipertensi 173

7 Diare 148

8 Penyakit Kulit Infeksi 132

9 Infeksi Penyakit usus lainnya 102

10 Hipotensi 101
JUMLAH 3366

Grafik 4.8
10 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Waimital
Tahun 2014

G. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


Tujuan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah untuk meningkatkan kesadaran ,
melalui upaya promosi kesehatan sehingga masyarakat dengan sadar mau mengubah perilakunya
menjadi perilaku sehat.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap
program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh
petugas , apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
Di tingkat Puskesmas Waimital, semua kegiatan penyuluhan kesehatan dikoordinir oleh
petugas Promkes.. Koordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan
teknik dan materi penyuluhan.
H. Usaha Kesehatan Sekolah
Tujuan UKS adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah.
Ruang lingkup kegiatan :
1. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa
kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
2. Membina kebersihan perseorangan peserta didik.
3. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil.
4. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
5. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai VI dan guru
berupa pemeriksaan kesehatan sederhana.
6. Immunisasi peserta didik kelas I dan VI
7. Pengawasan terhadap keadaan air
8. Pengobatan ringan pertolongan pertama
9. Rujukan medik
10. Penanganan kasus anemia gizi
11. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
12. Pencatatan dan pelaporan

I. Perawatan Kesehatan Masyarakat


Tujuan :

o Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh (comprehensive health care)


kepada pasien dan keluarganya di rumah pasien.
o Memberikan konseling kepada anggota keluarga untuk mengenali kebutuhan
kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas
kemampuan mereka.
o Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan
dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.

Ruang lingkup kegiatan ;


Melaksanakan perawatan kesehatan perorangan, keluarga dan kelompok-kelompok
masyarakat lainnya. Semua kegiatannya dilakukan di luar gedung puskesmas yaitu di tingkat
rumah tangga. Misalnya pertolongan persalinan, perawatan penyakit kronis, peningkatan sanitasi
lingkungan yang dilakukan di rumah-rumah penduduk sasaran.
J. Kesehatan Gigi
Tujuan Usaha Kesehatan Gigi adalah untuk menghilangkan dan mengurangi gangguan
kesehatan gigi dan mempertinggi kesadaran kelompok-kelompok masyarakat tentang pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi.
Ruang lingkup kegiatan ;

a. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan perawatan gigi secara rutin untuk anak-anak
sekolah dan ibu hamil.
b. Penyuluhan kesehatan gigi di sekolah
c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi ;

1). Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
2). Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sasaran yang lebih mampu
3). Memberikan penyuluhan secara individu dan kelompok
4). Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
5). Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan

d. Pencatatan dan Pelaporan

BAB V
MASALAH DAN HAMBATAN

A. MASALAH

 Pencatatan : Sejalan dengan perkembangan teknologi masa kini, sistem pencatatan semua unit
kegiatan masing program harusnya suda dilakukan dengan sistem koputerisasi, namum dalam
pengoperasiannya dibutuhkan latihan untuk bisa melakukan pencatatan dengan baik, hal inilah
yang menjadi kendala di Puksemas Waimital bahwa tidak semua penanggung jawab program
mampu mengoperasikan komputer dengan baik, sehingga pencatan masi dilakukan secara
manual.
 Pelaporan : pelaksanaan pelaporan masih sangat bersifat rutinitas ( tergantung permintaan data
sesuai format ) sehingga petugas tidak dapat mengoreksi hasil kerjanya, sama halnya dengan
pencatatan seperti diatas perlu juga adanya pelaporan dengan komputerisasi untuk menjaga dan
memberikan kualitas dan faliditas dari perlaporan.
 Hasil : Hasil kegiatan setiap program, baik di dalam gedung maupun di luar gedung seharusnya di
catat sebagai bahan pembuatan laporan yang kemudian akan dilakukan sebagai bahan evaluasi,
namun tidak jarang kegiatan yang dilakukan tidak di dokumentasikan dalam bentuk catatan,
sehingga pada saat dilakukan pemeriksaan, petugas tidak bisa memberikan penjelasan yang
disertai bukti pencatatan. pencatatan dan pelaporan program pada tiap-tiap unit sangat bervariasi
bahkan banyak terjadi penurunan sehigga hal-hal ini perlu dievaluasi secara seksama factor
penyebabnya.
 Pembinaan dan Pelatihan staf : Perlu adanya peningkatan pembinaan staf puskesmas baik dalam
bentuk bimbingan maupun dalam bentuk pelatihan pada semua program. Walaupun sudah ada
pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten dan dinas kesehatan Propinsi, tapi
tidak semua program sehingga hanya beberapa staf yang dapat mengikuti pelaksanaannya. Atau
pengadaan instruktur computer untuk tiap puskesmas bila akan diprogramkan system pencatatan
dan pelaporan secara komputerisasi dipuskesmas.
 Peralatan Medis : peralatan dan perlengkapan medis untuk ukuran puskesmas suda boleh di bilang
lengkap, namun yang menjadi masalah ialah kedisiplinan dan kesadaran dari petugas kesehatan
dalam menggunakan dan memelihara perlatan tersebut, sehingga banyak peralatan yang tidak
bisa lagi digunakan
 Kendaraan Roda Empat : Mobil Ambulance sebagai sarana Puskesmas Keliling untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang susah menjangkau sarana kesehatan, sudah tidak
bisa beroperasi dengan maksimal karena sudah mengalami kerusakan, hal ini disebabkan kondisi
kendaraan yang suda tebilang tua (pengadaan tahun anggaran 2002).
B. HAMBATAN

 Lintas Sektor : kerja sama lintas sector belum terpadu dengan sempurnah antara instansi terkait
seperti Pertanian, Depag, Diknas, serta PKK sehingga kegiatan belum berjalan sebagai mana
yang diharapkan. Selain institusi terkait yang dimaksud di atas, kerjasama dengan pemerintah
setempat juga perlu lebi di tingkatkan untuk mendukung setiap program kesehatan di lapangan.
 Tokoh Masyarakat : organisasi yang ada dimasyarakat seperti LKMD adalah tempat tokoh
masyarakat, tapi karena belum berfungsinya peranan LKMD dengan baik dimana masih banyak
tokoh masyarakat yang kurang berperan dalam kegiatan kesehatan. Masih kurangnya partisipasi
masyarakat untuk menjadi kader serta banyaknya kader yang drop out sehingga ada beberapa
posyandu yang kurang maju dalam perkembangan kegiatan kesehatan.
 Data Penduduk : Pencatatan jumlah penduduk menurut golongan umur baik ditingkat kecamatan
maupun ditingkat desa tidak sesuai dengan data yang ada di Puskesmas, hal ini disebabkan oleh
karena kerjasama dalam melakukan validasi data sasaran setiap tahun antara data Puskesmas
dengan pemerintah setempat belum berjalan dengan baik.
 Wilayah kerja : wilayah kerja Puskesmas Waimital terdiri dari daerah pegunungan , ada sebagian
daerah yang tidak di jangkau oleh kendaraan bermotor, sehingga untuk menjangkau daerah
tersebut petugas harus bejalan kaki melewati hutan selama beberapa jam.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

C. KESIMPULAN

 Pada tahun 2014 Puskesmas Waimital telah melaksanakan 6 program pokok (Basic Six
Program) ditambah 2 Muatan local kegiatan puskesmas.
 Pengukuran pencapaian hasil kegiatan untuk beberapa program seperti KIA, GIZI, Imunisasi,
telah dapat dievaluasi karena adanya target yang telah ditetapkan oleh Dinas kesehatan tetapi
untuk program-program lainnya yang belum punya target agak sulit dievaluasi sehingga
pelaksanaan evaluasi hanya dengan menggunakan perbandingan hasil kegiatan tahun lalu untuk
mengukur keberhasilan program tersebut.
 Dalam pelaksanaan evaluasi laporan tahunan, digunakan taget dengan mengacu pada Standar
Pelayanan Minimal (SPM) agar lebih mudah dalam meningkatkan hasil kerja program tersebut,
walaupun beberapa program dapat diukur melalui stratifikasi.
 Untuk program-program baru seperti Program Lansia dan Kesehatan Kerja, perlu adannya
penataan pelaksanaan program khususnya bagi petugas pelakasana program yang bersangkutan
perlu mendapat perhatian khusus agar mereka dapat terampil dalam mengelolah program
tersebut.

D. SARAN-SARAN

 Perlu adanya motivasi atau pembinaan bagi setiap petugas program dalam bentuk pelatihan
baik dipuskesmas maupun di Dinas Kesehatan pada masing-masing penanggung jawab program.
 Untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sekiranya dilakukan pelatihan komputer untuk
penanggungjawab tiap-tiap program dalam rangka pencapaian faliditas data.
 peningkatan supervisi dan bimbinngan dari setiap seksi dari dinas kesehatan dalam upaya
peningkatan kualitas dan cakupan program.
 Perlu adanya Umpan balik serta tanggapan dari tingkat dinas atas laporan rutin yang dibuat
puskesmas baik laporan bulanan dan triwulan juga teguran tertulis bila terjadi kesalahan dan
kekeliruan dalam pencatatan serta pelaporan, sehingga petugas dapat memperbaiki dalam rangka
peningkatan program selanjutnya.
 Penambahan petugas tehnisi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap program yang ada
sehingga tidak terjadi banyaknya tugas rangkap.
 Dalam pelaksanaan program-program baru perlu dibentuk Tim perumus agar dapat memantau
dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan program tersebut.
 Diharapakan kepada pemerintah setempat ( Camat dan kepala desa ) serta institusi lintas sektor
untuk senantisa mendukung dan menjalin kerjasama yang baik dalam melaksanakan program
kesehatan di masyarakat.

BAB VII
PENUTU P

Evaluasi bidang kesehatan dengan menilai derajat kesehatan dari beberapa aspek
diantaranya angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Aspek ini dipengaruhi oleh upaya
kesehatan yang dilakukan melalui upaya peningkatan, pemerataan pelayanan kesehatan
Sedangkan upaya kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sumber daya
manusia, sumber daya sarana dan prasarana dan sumber dana.
Di era Desentralisasi, data dan Informasi kesehatan sangat penting artinya baik dalam
menunjang perencanaan kesehatan maupun sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Untuk menjawab kepentingan diatas, maka profil ini disusun setiap tahunnya yang
memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Waimital dalam
bentuk persentase pencapaian Upaya Program Puskesmas. Profil ini disajikan dalam bentuk teks,
table, gambar ( grafik ) untuk mempermudah menganalisis masalah kesehatan.
Progam kesehatan diera Desentralisasi terjadi beberapa perubahan terutama dalam hal
perencanaan kesehatan yang semakin dibutuhkan. Sementara dalam hal pendanaan kondisinya
masih jauh dari anggaran yang layak untuk bidang kesehatan.
Demikian hasil sajian kami, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

0 komentar:

Poskan Komentar

Social Profiles

Search

 Popular
 Tags
 Blog Archives

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates
Blogroll
sdfdsdsssd

About
Mengenai Saya
toto gemba
Lihat profil lengkapku

Cari Blog Ini


Index »

Opini

Copyright © 2016 PUSKESMAS WAIMITAL | Powered by Blogger


Design by FThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web based
Project Management
http://puskesmaswaimital.blogspot.co.id/p/profil-2014.html

Anda mungkin juga menyukai