Anda di halaman 1dari 6

Nama: Firda Chaerunissa

Kelas: A

1. TAHAP PEMBUATAN BRIDGE


● WAXING : pembuatan pola dan malam (wax pattern)
● SPRUING : pembuatan sprue pin atau sprue tormer dan casting wax ​
(​malam cor). ​

● INVESTING : penanaman pola malam dalam adonan bahan invesmen (yang ada di
dalam casting ring)
● PRE-HEATING : pemanasan permulaan pada casting ring agar adonan bahan tanam
lebih kering. ​

● WAX ELIMINATION : penghilangan malam dart pola malam yang tertanam dalam
adonan bahan invesmen (yang ada di dalam casting ring). ​


HEATING : pemanasan casting ring (yang berisi adonan bahan invesmen) sampai
suhu tertentu. ​

● MELTING / BURN OUT : pelelehan logam yang dtlakukan pada sprue - hold atau fire
clay. ​

● CASTING : pengecoran lelehan logarn ke dalam ruang cetak (mould space). ​

2. BAHAN INVESTMENT
● Phosphate bonded investment, karena digunakan untuk pembuatan gigi tiruan
sebagian
3. Muko fungsional → digunakan pada pembuatan gigi tiruan sebagian

Posisi pasien:

● Mencetak RA: posisi kepala bidang Frankfurt sejajar lantai


● Mencetak RB: posisi kepala bidang yang melalui sudut mulut dan telinga sejajar lantai

Posisi Operator

● Mencetak RA:
▪ Depan pasien: saat memasang sendok cetak dan saat ingin melepas sendok cetak
(setelah setting)
▪ Kanan belakang pasien: saat menahan sendok saat mencetak
● Mencetak RB: kanan depan pasien

4. - Gigi

- Vestibulum (labialis,bukalis)

- Frenulum (labialis,bukalis)

- Tubermaxila

- Hamular notch

- Papila insisive

- Fovea palatine

- Proc. Alveolaris

5. - M. Levator & tensor palatine

- M. Masseter

- M. Temporalis

- M. Pterygoideus internus

6. EFISIENSI PENGUNYAHAN SISI KANAN ANISA

Fungsi mastikasi secara umum akan terpengaruh akibat perubahan fisiologis maupun patologis
system stomatognatik. Factor-faktor yang mempengaruhi kinerja mastikasi antara lain meliputi
kehilangan gigi dan restorasi gigi posterior, gaya-gaya oklusal, aktivitas sensoris, aliran saliva, dan
fungsi motoric mulut.

Pada kasus diatas, diketahui pasien ingin melakukan restorasi gigi posterior kiri, sedangkan pada gigi
bagian kanan tidak, shingga menyebabkan terbentuknya perbedaan gaya oklusi dan fungsi motoric
mulut dan proses mastikasi menjadi tidaj efektif.
Nama: Firda Chaerunissa

Kelas: A
1. a. MALOKLUSI KELAS II DIVISI 1 : Posisi lengkung gigi mandibula lebih ke distal dari lengkung
gigi maxilla.

i. Cusp mesiobukal gigi molar 1 permanen maxilla oklusi dengan ruangan antara
cusp mesio bukal molar 1 RB permanen dan distal gigi premolar 2 mandibula.
ii. Cusp mesiolingual gigi molar 1 permanen maxilla oklusi dengan cusp
mesiolingual molar 1 permanen mandibula.

KELAS II DIVISI 1 → hubungan molarnya ​distoklus​i dengan gigi insisif nya ​labioversi (​insisif lebih ke
labial daripada normal)

b. Tujuannya: -- Memperoleh bentuk muka yg seimbang dan simetris


● Memperbaiki hubungan gigi, lengkung gigi dan tulang rahang
● Fungsi pengunyahan menjadi efisien
● Berbicara menjadi jelas
-- Fungsi pengunyahan normal

c. – Panoramic : -- Memeriksa gigi geligi berikut RA dan RB

o Melihat tahap perkembangan gigi tetap dan resorbsi akar sulung


o Melihat ada tidaknya kelainan patologis

-- Cephalometri: -- Menganalisa hubungan dental dan skeletal

o Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan craniofasial


o Mendiagnosa kelainan craniofasial
o Mempelajari profil wajah
o Merencanakan perawatan ortho
o Evaluasi hasil perawatan ortho
o Analisa fungsi sendi rahang
2. a. Bitewing foto
7
b. Bitewing film No. 0 (Child Film) : ukuran 8 x 1 38 inch

3. Perkembangan Kognitif : Konkrit operasi --> Kemampuan kognitif diimbangi dengan perkembangan
mental yang semakin matang. Anak mulai mampu memahami penjelasan abstrak.

Perkembangan Emosi : Bertingkah laku yang baik agar diterima oleh lingkungan sosialnya.

Perkembangan Sosial: Kehidupan social anak diusia ini dipengaruhi oleh kegiatan sekolah. Guru
dan teman sebaya berperan dalam perkembangan social anak.

Perkembangan motorik : koordinasi mata dan tangannya sudah baik


Perkembangan persepsi : mampu menilai pesan yang perlu diperhatikan atau diabaikan
Perkembangan bahasa : sudah memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik, sehingga tidak
diperlukan memberi penjelasan dengan bahasa yang terlalu diperhalus
4. Manajemen tingkah laku

- TSD

- Positive reinforcement

- Modelling

5. Fisik: --​ Cacat wajah (bentuk wajah tidak seimbang)


o Kurangnya fungsi pengunyahan
o Bicara kurang jelas
Mental: -- Minder
Sosial: -- Diejek oleh teman sebaya

■ Susah Bersosialisasi

Nama: Firda Chaerunissa

Kelas: A

1. Ranula, karena: - Pada satu sisi uniteral


- Dari kecil dan asimtomatik

- Tempatnya di dasar mulut


2. Enukleasi / Marsupialisasi 60-90 %
3. Terjadi karena duktus yang tersumbat biasanya duktus sub lingualis. Tetapi bisa juga duktus
submandibularis atau kelenjar kecil didalam mulut
4. A. Minimal RS kelas C
B. – Ruang pulih ( Recovery room)
-- Ruang ganti pakaian & Ruang istirahat staff
5. – 3 x 24 setelah dirawat
■ 3 hari → waktu tubuh memperbaiki trauma
■ 2 hari → evaluasi
6. Mencuci tangan ( factor paling dominan )
- Sebelum melakukan tindakan invasive
- Sebelum memeriksa pasien kelainan imunologik
- Sesudah kontak dengan luka / cairan tubuh pasien
7. Indikasi: - Pencabutan gigi
- Alveoletomi
- Odontektomi
- Apeks reseksi
- Insisi abses
- Operasi kista / tumor
- Crown and bridge
- Vital pulpektomi
8. Blok anastesi RB
9. Keadaan umum penderita sebelum dilakukan tindakan anastesi umum harus dilakukan
pemeriksaan secara umum & konsultasi pada sejawat yang lebih ahli dalam bidang yang
diperlukan, tujuannya pemeriksaan ini agar penderita selama tindakkan anastesi tidak
mengalami komplikasi & perubahan faal sedikit sekali bahkan sama sekali tidak berubah ( Sp.
Anastesi )
10. Nitrous Oxida ( N2O) → Keuntungannya :
- obat anastetik paling aman, asalkan diberikan O2 yang cukup ( N2O 70% & O2
30% )
- Tidak meledak
- Tidak merangsang penderita
- Action & eliminasi cepat sehingga baik untuk ambulatory
- Tidak pusing / muntah sesudah anastesi
11. – Mempunyai daya tembus yang tinggi. Sinar x dapat menembus bahan / massa padat
dengan daya tembus yang sangat besar seperti tulang & gigi. Makin tinggi tegangan tabung (
besarnya KV ) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat alam /
kepadatan suatu benda makin besar daya tembusnya.
- Mempunyai efek fotografi. Sinar x dapat menghitamkan emulsi film
setelah diproses dikamar gelap.
- Mempunyai sifat berionisasi. Efek primer sinar x apabila mengenai suatu
bahan / zat akan menimbulkan ionisasi partikel2 bahan zat tersebut.
- Mempunyai efek biologi. Sinar x akan menimbulkan perubahan2 biologi
pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.
12. Radioopaque
Sinar x dipancarkan ke jar. Keras tubuh ( tulang/gigi) yang daya serapnya tinggi, karna hal
tersebut hanya sedikit sinar yang diteruskan ke film. Dalam film terdapat emulsi yang
mengandung AgBr. Karena sinar yang diteruskan sedikit maka Ag yang terikat sedikit & Br
larut ini yang menyebabkan gambar terlihat radiopaque.
Radiolusen
Sinar x dipancarkan ke jar. Lunak ( pulpa ) yang daya serapnya rendah. Karena hal tersebut
banyak sinar yang diteruskan ke film. Di dalam film terdapat emulsi yang mengandung AgBr.
Karena sinar yang di teruskan banyak maka Ag yang terikat banyak dan Br larut ini yang
menyebabkan gambar terlihat radiolusen.

Anda mungkin juga menyukai