Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN REMAJA

Fase perkembangan masa remaja merupakan pusat perhatian. Hal ini disebabkan karena masa
remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa dewasa. Remaja merasa bukan
kanak-kanak lagi, akan tetapi belum mampu memegang tangung jawab seperti orang dewasa
oleh karena itu, pada masa remaja ini sering terdapat kegoncangan pada individu remaja itu,
terutama di dalam nilai-nilai yang lama dan dalam memperoleh nilai-nilai yang baru untuk
mencapai kedewasaan (Willis 1994).
Dradjat (dalam Willis 1994), menyatakan bahwa remaja adalah usia transisi. Seorang individu
telah meninggalkan usia anak-anak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum
mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap
masyarakat. Semakin maju masyarakat, semakin panjang usia remaja, karena ia harus
mempersepsikan diri untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat yang banyak sarat dan
tuntutannya.
Perubahan emosi pada masa remaja terlihat dari ketegangan emosi dan tekanan, tetapi remaja
mengalami kestabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada
pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru, seperti misalnya masalah percintaan merupakan
masalah yang pelik pada periode ini.
Perkembangan Fisik
Perempuan mulai berkembang pesat pada usia 10,5 tahun dan paling cepat pada usia 12 tahun.
Sedangkan laki-laki 2 tahun lebih lambat mulainya, namun akhirnya laki-laki bertambah 12 – 15
cm dalam 1 tahun hingga pada usia 13 sampai menjelang 14 tahun. Kenyataannya perkembangan
fisik dan emosional tidak selalu berjalan searah. Seorang remaja yang bertumbuh tinggi, tidak
selalu lebih matang secara emosional dibandingkan dengan remaja seusia yang lebih
pendek.Pertumbuhan tinggi remaja tergantung dari 3 faktor yaitu: genetik (faktor keturunan),
gizi dan variasi individu.
Faktor genetik mempunyai efek yang nyata misalnya orang tua yang tinggi akan mempunyai
anak yang tinggi pula. Faktor gizi juga mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan anak. Anak
yang mendapat gizi yang baik, tumbuh lebih tinggi, sedangkan anak yang kurang gizi akan lebih
pendek. Faktor genetik sudah terlihat sejak usia dini. Orang tua yang ingin memonitor kesehatan
anaknya, harus mengukur dan mencatat pertumbuhan tinggi dan berat anak, setiap bulan sekali
sejak lahir dan dicatat di KMS. Bila tidak mencapai target berat badan ideal, perlu konsultasi
dengan tenaga kesehatan. Berat badan bertambah pesat pada usia 10–18 tahun. Pada remaja laki-
laki pertambahan berat ini terutama pada otot, sedangkan pada remaja perempuan pada otot dan
lemak yang ditumpuk di payudara, pinggul dan bahu sehingga memberikan bentuk yang khas
pada perempuan. Seringkali remaja perempuan merasa dirinya gemuk, sehingga mereka menjadi
preokupasi untuk menurunkan berat badan dengan cara mengatur diet, olah raga atau
menggunakan obat pelangsing. Kadang-kadang mereka sangat takut gemuk dan berpuasa
berlebihan.
Disamping terjadinya pertumbuhan fisik yang pesat, terdapat pula perubahan lainnya. Umumnya
pada remaja perempuan pertumbuhan payudara merupakan tanda pertama dan yang paling nyata
(pada sepertiga remaja, pertumbuhan rambut pubis terjadi sebelum tumbuh nya payudara). Tabel
1 menunjukkan usia rata-rata terjadinya perubahan fisik. Disamping itu juga harus diperhatikan
variabel yang tak dapat diduga sebelumnya, misalnya ada orang yang sudah mulai menunjukkan
ciri pubertas sebelum berusia 9 tahun. Pubertas pada perempuan biasanya mulai pada usia 10
atau 11 tahun. Perempuan menunjukkan perkembangan yang pesat pada usia 13 tahun dan telah
mencapai pematangan seksual penuh pada usia 16 tahun. Pola perkembangan pada laki-laki lebih
lambat dari pada anak perempuan, laki laki menunjukkan tanda perkembangan pada usia 14
tahun dan biasanya pematangan seksual pada usia 17–18 tahun.
Ciri-Ciri Masa Remaja
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya : Ciri-ciri
remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa
remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan
mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi
dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi
waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan
sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat
dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta
keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit
diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua
menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari
kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang
diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam
usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa
mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku
ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja
akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar
remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab.
Perkembangan Remaja dan Aspek-Aspeknya
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik sudah di mulai pada masa praremaja dan terjadi cepat pada masa remaja
awal yang akan makin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Cole (dalam
monks, 2002:16) berpendapat bahwa perkembangan fisik merupakan dasar dari perkembangan
aspek lain yang mencakup perkembangan psikis dan sosialis. Artinya jika perkembangan fisik
berjalan secara baik dan lancar, maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar. Jika
perkembangan fisik terhambat sulit untuk mendapat tempat yang wajar dalam kehidupan
masyarakat dewasa.
2. Perkembangan Kognitif Remaja
Perkembangan kognitif remaja menurut Piaget (dalam Elisabet,1999:117) menjelaskan bahwa
selama tahap operasi formal yang terjadi sekiyar usia 11-15 tahun. Seorang anak mengalami
perkembangan penalaran dan kemampuan berfikir untuk memecahkan persoalan yang
dihadapinya berdasarkan pengalaman langsung. Struktur kognitif anak mencapai pematangan
pada tahap ini. Potensi kualitas penalaran dan berfikir (reasoning dan thinking) berkembang
secara maksimum. Setelah potensi perkembangan maksimum ini terjadi, seorang anak tidak lagi
mengalami perbaikan struktural dalam kualitas penalaran pada tahap perkembangan selanjutnya.
Remaja yang sudah mencapai perkembangan operasi formal secara maksimum mempunyai
kelengkapan struktural kognitif sebagai mana halnya orang dewasa. Namun, hal itu tidak berarti
bahwa pemikiran (thinking) remaja dengan penalaran formal (formal reasoning) sama baiknya
dengan pemikiran aktual orang dewasa karena hanya secara potensial sudah tercapai.
3. Perkembangan Emosi
Emosi merupakan salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah efektif. Aspek psikologis ini
sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya, dan dalam hubungannya
dengan orang lain pada khususnya. Keseimbangan antar ketiga ranah psikologis sangat di
butuhkan sehingga manusia dapat berfungsi dengan tepat sesuai dengan stimulus yang di
hadapinya.
Manifestasi emosi yang sering muncul pada remaja termasuk higtened emotionality atau
meningkatkan emosi yaitu kondisi emosinya berbeda dengan keadaan sebelumnya. Ekspresi
meningkatnya emosi ini dapat berupa sikap binggung, emosi meledak-ledak, suka berkelahi,
tidak ada nafsu makan, tidak punya gairah apapun, atau mungkin sebaliknya melarikan diri
membaca buku. Di samping kondisi emosi yang meningkat, juga masih dijumpai beberapa emosi
yang menonjol pada remaja termasuk khawatir, cemas, jengkel, frustasi cemburu, iri, rasa ingin
tahu, dan afeksi, atau rasa kasih sayang dan perasaan bahagia.
Apa yang Dibutukan Remaja?
Sebagai pribadi yang sedang mencari jati diri, remaja memerlukan beberapa hal yang dapat
memperkuat jati dirinya. Di antara kebutuhan remaja sebagai berikut;
1. Butuh rasa kekeluargaan
2. Butuh penyesuaian diri
3. Butuh kebebasan
4. Butuh diterima secara sosial
5. Butuh pengendalian diri
6. Butuh agama dan nilai-nilai
DAMPAK PERGAULAN BAGI PERKEMBANGAN REMAJA
Pengaruh Positif
Meningkatkan motivasi belajar
Dengan pergaulan remaja yang benar dan saling mendukung dapat meningkatkan motivasi untuk
terus belajar. Motivasi ini datangnya interaksi positif yang dilakukan dalam pergaulan remaja
tersebut.
Meningkatkan pengembangan bakat pada remaja dengan minat yang sama
Pergaulan yang positif terlebih lagi memiliki minat dan bakat yang sama secara langsung mereka
mendukung bakat dan minat mereka dalam pergaulan. Bakat dan minat yang sama dapat menjadi
partner yang luar biasa dalam perkembangan karier.
Kegiatan yang positif
Dengan pergaulan yang luar biasa dapat membentuk kegiatan-kegiatan yang positif yang
berguna untuk mengisi waktu yang ada dalam dunia ini. Walaupun waktu tak akan pernah
kembali. Namun dengan mengisi kegiatan positif yang dapat membangun kemajuan dari
kemampuan seorang remaja.

Mengembangkan sikap yang berkarakter


Dengan pergaulan yang berkarather, maka seorang remaja dapat mengembangkan sikap yang
berkarather positif pula. Karather yang diaksud antara lain ramah, suka menolong, sopan, dan
saling mendukung hal-hal positif.
Mencetak pribadi yang menyenangkan
Dalam pergaulan remaja, kepribadian yang menyenangkan selalu disenangi oleh banyak orang.
Sehingga kepribadian tersebut selalu dipercaya dan membuat dirinya selalu dicari banyak orang.
Membangun Komunitas yang positif
Dengan pergaulan antar remaja sering terjadi pembentukan komunitas, baik itu positif maupun
negatif. Komunitas yang dimaksud adalah komunitas yang saling mendukung serta menjadi
komunitas yang dikenal masyarakat sebagai komunitas positif.
Membangun persahatan yang luas.
Dengan pergaulan dapat menjalin seluruh masyarakat di seluruh dunia tanpa terkecuali.
Dikarenakan telah terdapat kemajuan teknologi yang pesat sehingga pergaulan dengan
masyarakat dunia hampir tidak ada batasannya sama sekali.
1. Terjerumus Kepada Narkoba
Salah satu contoh dampak buruk pergaulan bebas bagi remaja dapat menimbulkan pengaruh
kepada obat – obatan seperti narkoba, obat penenang dan sebagainya.
Remaja yang cenderung ingin mencoba hal baru, jika tidak disaring dalam bergaul maka bisa
saja memilih teman yang salah. Jadi peran orangtua sangat penting dalam memilih teman dan
bergaul anak, untuk menghindari kenakalan remaja yang menyimpang. Contoh pengaruh negatif
kenakalan remaja dalam masyarakat disekitarnya.
2. Tawuran Remaja
Dampak positif dan negatif pergaulan bebas bagi remaja lain secara negatifnya adalah remaja
mudah terbawa kepada kenakalan remaja, seperti terjadi tawuran, bullying, provokasi dan masih
banyak lagi lainnya.

Usia remaja memang rentan terhadap provokasi dan isu yang tidak jelas kebenarannya, dan
faktor emosi yang labil. Sehingga sangat mungkin terjadi penyimpanangan kenakalan remaja
karena salah dalam bergaul dan terlalu bebas tanpa tahu batasan yang baik dan benar.

3. Seks Bebas

Dampak buruk lain dalam bergaul secara bebas bagi remaja yaitu bisa berdampak kepada seks
bebas, banyak remaja yang ingin mencoba dan ingin tahu mengenai hal tersebut.

Jika salah dalam memilih jalan dan pertemanan bisa saja remaja akan mencoba melakukan hal
tersebut, dan sudah pasti dampaknya sangat vatal.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PERGAULAN BAGI PERKEMBANGAN REMAJA

Anda mungkin juga menyukai