Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kerja praktek adalah mata kuliah wajib bagi mahasiswa Institut Teknologi
Padang. Kerja praktek wajib dilaksanakan apabila mahasiswa telah lulus sks
sebanyak 100 sks. Kerja praktek merupakan kegiatan akedemik yang berorientasi
pada bentuk pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan dan meningkatkan
tenaga kerja yang berkualitas. Dengan mengikuti kerja praktek diharapkan dapat
menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Dalam kerja praktek ini kegiatan yang dilakukan adalah proses pemetaan
lahan untuk HGU (Hak Guna Tanah) di PT.Agrowiratama di Kenagarian Muaro
Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan pasal
28 ayat (1) Undang – Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 ( UUPA ),
Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung
oleh Negara, dalam jangka waktu tertentu, guna perusahaan pertanian, perikanan
atau pertenakan (HGU). Selain UUPA, peraturan lain yang mengatur mengenai
HGU adalah Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah (“PP No. 40/1996”). Pada
PP No.40/1996 tersebut diatur lebih jauh mengenai HGU.
COMNAV T300 pada umumnya adalah GPS (global position system)
geodetic yang sama-sama memberikan hasil secara real time atau yang sering
disebut dengan alat RTK (real time kinematic) yang hasilnya bisa langsung kita
lihat pada device. Pada pengukuran pemetaan lahan PT.Agrowiratama di
Kenagarian Muaro Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat
ini comnav berfungsi sebagai rover dan bisa juga digunakan sebagai base, konsep
seperti ini biasa disebut dengan post processing. konsepnya hampir sama dengan
dengan GPS (global posistion system) handheld, yaitu mengambil titik koordinat
atau biasa disebut marking.
Pergeseran sistem peralatan terjadi di semua sektor pemetaan. Terjadi
perubahan dari pengukuran yang mengandalkan mata dan telinga manusia (ear
and eye observation) beralih ke sensor elektronik (digital data Observation)
(Sinaga, 1991:3).
Untuk pengukuran jarak, berbagai pabrik alat ukur diberbagai negara, seperti
Jepang, Swiss, Jerman dan Swedia telah menawarkan berbagai merk dan tipe alat
ukur jarak elektronis atau EDM (Electronic Distance Measurement).
Perkembangan Teknologi Pemetaan dan Kaitannya dengan Pendidikan Bahkan
akhir-akhir ini berbagai pabrik di Jepang, seperti Sokkisha, Topcon dan Pentax
saling berlomba memproduksi Electronic Total Station (ETS) dengan tingkat
ketelitian yang makin tinggi dan pengoperasian yang makin mudah. ETS adalah
gabungan dari alat ukur jarak (EDM) dan alat ukur sudut(teodolit). Dengan ETS
ini dapat pula diukur beda tinggi antara dua tempat dengan hasil yang diteliti.
Dengan bergesernya alat ukur optis ke elektronis ini target ukur yang
digunakanpun berubah dari mistar atau rambu ukur yang dibaca secara manual ke
prisma reflektor yang memantulkan gelombang elektromagnetik yang diolah
secara digital. Kecenderungan beralihnya peralatan manual ke digital antara lain
berupa berkembangnya pembacaan sudut, jarak dan beda tinggi digital. Selain
pada pengumpulan data ukur dari permukaan bumi, kecenderungan digitasi ini
meliputi pengukuran di atas peta pula, misalnya dengan adanya planimeter (alat
pengukur luas) digital. Di samping pada pengukuran, perkembangan digitasi juga
meliputi pencatatan data ukur. Jadi, data tidak lagi dicatat dalam buku ukur, tetapi
direkam dalam perekam elektronis atau semacam disket. Contoh perekam data
elektronis adalah SDR 2 buatan Sokkisha (Jepang) yang merupakan kesatuan
terpadu dengan ETS (Soeban, 1988:1).
Dengan adanya kerja praktek ini semua teori-teori yang dipelajari diberbagai
mata kuliah dapat langsung dipraktekan dikantor wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Sumatera Barat.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari kerja praktek ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana Memahami dan mengaplikasikan alat GNSS merk COMNAV
T300
2. Bagaimana pengambilan data guna untuk pendaftaran HGU ( Hak Guna
Usaha ) PT.Agrowiratama di Kenagarian Muaro Kiawai?
1.3. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktek ini, sebagai berikut :
1. Memahami dan mengaplikasikan alat GNSS merk COMNAV T300
2. Pengambilan data guna untuk pendaftaran HGU ( Hak Guna Usaha ) PT.
Agrowiratama diKenagarian Muaro Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh,
Kabupaten Pasaman Barat.
b. Manfaat
Adapun manfaat dari kerja praktek ini, sebagai berikut :
1. Menambah kreatifitas diri dan membuka wawasan mahasiswa serta
mengasah kemampuan yang dimiliki.
2. Dapat memperluas wawasan sekaligus menambah pengalaman tentang
kondisi lingkungan kerja agar tidak merasa asing atau takut ketika terjun
kedunia kerja yang sebenarnya.
3. Menambah kemampuan dalam mengaplikasikan alat COMNAV T300
serta mengetahui kelebihan dan keurangan dari alat COMNAV T300
4. Menambah kemampuan untuk mengolah data lapangan yang didapat.
1.4 Batasan dan Lingkup Permasalahan
a. Batasan
Adapun batasan masalah dalam kerja praktek ini, sebagai berikut :
1. Mahasiswa hanya melakukan pengambilan data untuk kegiatan
pendaftaran HGU ( Hak Guna Usaha ) PT.Agrowiratama.
2. Mahasiswa tidak masuk secara mendalam tentang kegiatan intim dari
tempat kerja praktek.
b. Lingkup Permasalahan
Adapun lingkup permasalahan dalam kerja praktek ini, sebagai berikut :
1. Membahas kegunaan Comnav T300 sebagai alat GNSS (global
navigation satelit system) untuk pengukuran HGU ( Hak Guna Usaha )
PT.Agrowiratama.
2. Menampilkan Surat Dukung yang telah disepakati oleh pihak
PT.Agrowiratama dan Petinggi Masyarakat untuk melakukan pengukuran
Lahan PT.Agrowiratama.

Anda mungkin juga menyukai