TINJAUAN PUSTAKA
A. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung
cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.Proses filtrasi yang sederhana
adalah proses penyaringan dengan dengan media filter kertas saring (Gambar
dibawah).
II-1
II-2
B. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat
padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim
akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah
menyublim, seperti kamfer dan iod.
C. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses terbentuknya fasa padatan kristalin. Kristal adalah
fasa padatan berbentuk tertentu/spesifik dimana permukaannya berupa kisi-kisi.
Bentuk kristal yang spesifik ini disebut dengan kristal habit : contoh bentuk kubus,
prisma, octahedron, rhombic dan lain – lain.
D. Distilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah
menguap yang penting. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara
memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan, disebut dengan
destilat.
E. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu
komponen cairan/campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut yang
sesuai dengan kompnen yang diinginkan.Cairan dipisahkan dan kemudian diuapkan
sampai pada kepekatan tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat terlarut
antar dua pelarut yang tidak saling tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut
dari satu pelarut ke pelarut lain.
F. Adsorbsi
Adsorpsi adalah suatu proses dimana molekul-molekul dari fasa gas atau cair
terikat pada permukaan padatan atau cairan. Molekul-molekul yang terikat pada
permukaan disebut adsorbat sedangkan substansi yang mengikat disebut adsorben.
Definisi lain dari adsorpsi adalah akumulasi sejumlah molekul (senyawa, ion, maupun
atom) yang terjadi pada batas antara dua fasa. Adsorpsi dapat terjadi di antara dua fasa
seperti antara fasa cair-padat, fasa padat-gas dan antara fasa gas-cair.
G. Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase
diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).Bila fase diam berupa zat padat
yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption
chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi
pembagian (partition chromatography).
II.1.3 Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan
titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-
cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult
digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proszes pemisahan yang
menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang
menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan
fraksimol komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang
mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di
atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu
yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses
destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Destilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan
kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses
pemisahan dikembangkan dari konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan
sebagainya. Destilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap
yang cukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan
cairan-cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran
azeotrop). Destilasi merupakan metode isolasi /pemurnian (Bahti, 1998).
2. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi
oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator
berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini. (Walangare,2013)
Destilasi vakum ditunjukkan pada gambar berikut
3. Destilasi Sederhana
Untuk memurnikan campuran senyawa dimana komponen-komponen yang akan
dipisahkan memiliki titik didih yang jauh berbeda. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. (Cahyono,1991)
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh
senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai
titik didih masing-masing. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi
destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
(Walangare,2013)
Destilasi sederhana seperti pada gambar berikut :
banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang
yang kurang atsiri lebih banyak kondensat. (Walangare,2013)
Berikut gambar dari destilasi fraksionasi
Keterangan :
Keterangan :
P =
Tekanan total
P0A =
Tekanan air
P0B = Tekanan uap sampel
Dimana P adalah tekanan total, P0A adalah tekanan air dan P0B tekanan uap dari
sampel. P0A dan P0B adalah berkoresponding terhadap temperatur (Maron & Lando,
1965).
Setiap suhu yang mendidih selama campuran dilambangkan dengan T (tekanan
uap parsial dari dua konstituen P0A dan P0B sesuai dengan suhu tertentu). Jika kita
membiarkan Na’ dan Nb’ menjadi fraksi mol dari kedua konstituen dalam uap maka,
Keterangan :
(Wahab,2014)
II.1.6 Azeotrop
Campuran yang ideal atau berangkat hanya sedikit dari idealistis dapat
dipisahkan menjadi konstituen mereka dengan distilasi fraksional. Di sisi lain, jika
penyimpangan dari hukum Raoult yang begitu besar untuk menghasilkan maksimum
atau minimum pada kurva tekanan uap, maka sesuai dengan minimum atau maksimum
yang muncul pada kurva titik didih. Campuran tersebut tidak dapat sepenuhnya
dipisahkan menjadi konstituen dengan distilasi fraksional. Hal ini dapat menunjukkan
bahwa jika kurva tekanan uap memiliki maksimum atau minimum, maka pada saat itu
cairan dan uap kurva harus bersinggungan satu sama lain dan cairan dan uap harus
memiliki komposisi yang sama (teorema Gibbs-Konovalov). Campuran memiliki
tekanan uap maksimum atau minimum disebut azeotrop (dari bahasa Yunani:
mendidih tidak berubah) (Castellan, 1983).
Mempertimbangkan sistem ditunjukkan pada Gambar. II.1.4.1, yang
menunjukkan titik didih maksimum. Jika campuran dideskripsikan oleh titik, memiliki
komposisi azeotropik, dipanaskan, uap akan bentuk pertama pada suhu t; uap yang
memiliki komposisi yang sama seperti cairan;
(Castellan, 1983)
Akibatnya, distilat yang diperoleh memiliki tepat komposisi yang sama
seperti cairan aslinya; ada pemisahan yang dilakukan. Jika campuran dideskripsikan
oleh b pada Gambar II.1.4.1 dipanaskan, bentuk uap pertama di tf, dan memiliki uf
komposisi. uap ini lebih kaya dalam komponen didih lebih tinggi. Fraksinasi akan
memisahkan campuran ke komponen murni 1 di distilat dan meninggalkan campuran
azeotropik dalam pot. Campuran dideskripsikan oleh c akan mendidih pertama di t ";
uap akan memiliki komposisi u". Fraksinasi campuran ini akan menghasilkan murni
komponen 2 di distilat dan azeotrop dalam pot. (Castellan, 1983)
Perilaku azeotrop didih minimum ditunjukkan pada Gambar. II.1.4.2 adalah
analog. Azeotrop sendiri menyaring tidak berubah. Campuran digambarkan oleh b
mendidih pertama pada suhu t, uap memiliki komposisi v Fraksinasi campuran ini
menghasilkan azeotrop di distilat.; komponen murni 1 tetap dalam pot. Demikian pula,
fraksinasi dari campuran digambarkan oleh c akan menghasilkan azeotrop di distilat
dan meninggalkan komponen murni 2 di pot. (Castellan, 1983)
Dalam Tabel 14. 1, sejumlah campuran azeotropik dicantumkan, bersama-
sama dengan sifat-sifat mereka. Azeotrop menyerupai senyawa murni merupakan
bagian pendidihan pada suhu konstan sementara campuran biasa mendidih pada
rentang suhu tertentu. Namun, perubahan dalam tekanan menghasilkan perubahan
dalam komposisi azeotrop ini, serta perubahan titik didih, dan sehingga tidak dapat
menjadi senyawa murni. Pendidihan konstan asam klorida adalah kasus pada titik ini.
Variasi dalam komposisi dengan tekanan diilustrasikan oleh data pada Tabel 14.2.
Komposisi ini telah ditentukan dengan cukup akurat bahwa solusi Hel standar dapat
dibuat dengan pengenceran asam didih konstan. (Castellan, 1983)
Standart mutu minyak kayu putih menurut Lutony (1994) adalah sebagai
berikut :
Warna : cairan berwarna kuning atau hijau
Berat jenis pada 25o C : 0,908 – 0,925
Putaran optik : o – (40 )
Indeks refraksi 200 C : 1,4660 – 1,4720.
Kandungan sineol : 50% - 65%
Minyak pelikan : Negatif
Minyak lemak : Negatif
Kelarutan dalam alkohol 80% : Larut dalam 1 volume Untuk mempertahankan
mutunnya, sebaiknya minyak kayu putih dikemas dalam drum berlapis timah putih
atau drum besi galvanis.