Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


II.1.1 Pemisahan
Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk
mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa
kimia.Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak
murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan
senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang
memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi
suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.
Proses pemisahan sangat penting dalam bidang teknik kimia. Suatu contoh pentingnya
proses pemisahan adalah pada proses pengolahan minyak bumi. Minyak bumi
merupakan campuran berbagai hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon
penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian yang tinggi.
Proses pemisahan minyak bumi menjadi komponen-komponennya akan menghasilkan
produk LPG, solar, avtur, pelumas, dan aspal. (Wahab,2014)
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses
perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses
pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang
digunakan bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis
dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari
pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui
proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses pemisahan
kimiawi harus dilakukan. (Wahab,2014)
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase komponen penyusun campuran.
Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fase) atau campuran heterogen
(lebih dari satu fase). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih
fase: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-
cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan. (Wahab,2014)
II.1.2 Metode Pemisahan
Menurut Wahab (2014) untuk memisahkan suatu zat dari zat lain pada suatu
campuran dapat digunakan berbagai jenis metode pemisahan, berikut adalah jenis
metode pemisahan yang biasa digunakan :

A. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung
cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.Proses filtrasi yang sederhana
adalah proses penyaringan dengan dengan media filter kertas saring (Gambar
dibawah).

II-1
II-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat
padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim
akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah
menyublim, seperti kamfer dan iod.

C. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses terbentuknya fasa padatan kristalin. Kristal adalah
fasa padatan berbentuk tertentu/spesifik dimana permukaannya berupa kisi-kisi.
Bentuk kristal yang spesifik ini disebut dengan kristal habit : contoh bentuk kubus,
prisma, octahedron, rhombic dan lain – lain.

D. Distilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan dan pemurnian dari cairan yang mudah
menguap yang penting. Prosesnya meliputi penguapan cairan tersebut dengan cara
memanaskan, dilanjutkan dengan kondensasi uapnya menjadi cairan, disebut dengan
destilat.

E. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu
komponen cairan/campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut yang
sesuai dengan kompnen yang diinginkan.Cairan dipisahkan dan kemudian diuapkan
sampai pada kepekatan tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat terlarut
antar dua pelarut yang tidak saling tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut
dari satu pelarut ke pelarut lain.

F. Adsorbsi
Adsorpsi adalah suatu proses dimana molekul-molekul dari fasa gas atau cair
terikat pada permukaan padatan atau cairan. Molekul-molekul yang terikat pada
permukaan disebut adsorbat sedangkan substansi yang mengikat disebut adsorben.
Definisi lain dari adsorpsi adalah akumulasi sejumlah molekul (senyawa, ion, maupun
atom) yang terjadi pada batas antara dua fasa. Adsorpsi dapat terjadi di antara dua fasa
seperti antara fasa cair-padat, fasa padat-gas dan antara fasa gas-cair.

G. Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase
diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).Bila fase diam berupa zat padat
yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption
chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi
pembagian (partition chromatography).

II.1.3 Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan
titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult
digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proszes pemisahan yang
menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang
menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan
fraksimol komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang
mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di
atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu
yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses
destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Destilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan
kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses
pemisahan dikembangkan dari konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan
sebagainya. Destilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap
yang cukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan
cairan-cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran
azeotrop). Destilasi merupakan metode isolasi /pemurnian (Bahti, 1998).

II.1.4 Macam-macam destilasi


Menurut Cahyono (1991), macam-macam Destilasi yaitu :
1. Destilasi Uap
Proses penyaringan suatu campuran air dan bahan yang tidak larut sempurna
atau larut sebagian dengan menurunkan tekanan sistem sehingga didapatkan hasil
penyulingan jauh dibawah titik didih awal.
Destilasi uap digunakan untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut
dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut
mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi
pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan


destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi
campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap
air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap
pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk
destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan
labu pembangkit uap. (Cahyono,1991)

2. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi
oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator
berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini. (Walangare,2013)
Destilasi vakum ditunjukkan pada gambar berikut

Gambar II.1.3.2 Destilasi vakum


(Walangare,2013)

3. Destilasi Sederhana
Untuk memurnikan campuran senyawa dimana komponen-komponen yang akan
dipisahkan memiliki titik didih yang jauh berbeda. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. (Cahyono,1991)
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh
senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap saat mencapai
titik didih masing-masing. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi
destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
(Walangare,2013)
Destilasi sederhana seperti pada gambar berikut :

Gambar II.1.3.3 Destilasi Sederhana


(Wahab,2014)

4. Destilasi Fraksionasi (Bertingkat)


Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini
memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan
dua jenis cairan yang sama mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi
bertingkat. Destilasi bertingkat adalah suatu proses destilasi berulang. Proses berulang
ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana
pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang
yang kurang atsiri lebih banyak kondensat. (Walangare,2013)
Berikut gambar dari destilasi fraksionasi

Gambar II.1.3.4 Destilasi Fraksionasi


(Wahab,2014)

II.1.5 Destilasi Uap


Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 °C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa
ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air. (Cahyono,1991)
Larutan ideal memiliki tekanan yang uap yang berbanding lurus dengan fraksi
molnya dalam larutan untuk seluruh kisaran fraksi mol :
Pi = Xi Pi 0

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keterangan :

Pi0= Tekanan uap zat


murni I

Xi = Fraksi mol zat


murni I
Dengan Pi 0 adalah tekanan uap (pada suhu tertentu) zat murninya I, Xi adalah
fraksi molnya dalam larutan dan Pi adalah tekanan uap parsial diatas larutan.
Ini merupakan generalisasi dari Hukum Raoult untuk setiap komponen larutan.
Ketika fraksinasi terjadi pada campuran yang tidak saling larut (immiscuble), hal
ini sering disebut condistillation. Ketika salah satu zat tersebut berupa air, maka
proses ini disebut steam distillation (penyulingan uap). Untuk kondisi dimana suatu
bahan tidak saling larut tekanan total dapat dicari dengan Hukum Dalton, yaitu :
P = P0A+ P0B

Keterangan :

P =
Tekanan total

P0A =
Tekanan air
P0B = Tekanan uap sampel

(Maron & Lando, 1965)

Dimana P adalah tekanan total, P0A adalah tekanan air dan P0B tekanan uap dari

sampel. P0A dan P0B adalah berkoresponding terhadap temperatur (Maron & Lando,
1965).
Setiap suhu yang mendidih selama campuran dilambangkan dengan T (tekanan
uap parsial dari dua konstituen P0A dan P0B sesuai dengan suhu tertentu). Jika kita
membiarkan Na’ dan Nb’ menjadi fraksi mol dari kedua konstituen dalam uap maka,

P0A = NA’ P dan P0 B= NB’ P

Keterangan :

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

P0A = Tekanan air


NA’ = Fraksi mol air
P0B = Tekanan uap sampel
NB’ = Fraksi mol sampel
P = Tekanan total
(Maron & Lando, 1965)
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam
seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan
untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air
yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan.
Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke
labu distilat. (Cahyono,1991)
Destilasi uap ditunjukkan pada gambar berikut

Gambar II.1.3.1 Destilasi Uap

(Wahab,2014)

II.1.6 Azeotrop
Campuran yang ideal atau berangkat hanya sedikit dari idealistis dapat
dipisahkan menjadi konstituen mereka dengan distilasi fraksional. Di sisi lain, jika
penyimpangan dari hukum Raoult yang begitu besar untuk menghasilkan maksimum
atau minimum pada kurva tekanan uap, maka sesuai dengan minimum atau maksimum

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang muncul pada kurva titik didih. Campuran tersebut tidak dapat sepenuhnya
dipisahkan menjadi konstituen dengan distilasi fraksional. Hal ini dapat menunjukkan
bahwa jika kurva tekanan uap memiliki maksimum atau minimum, maka pada saat itu
cairan dan uap kurva harus bersinggungan satu sama lain dan cairan dan uap harus
memiliki komposisi yang sama (teorema Gibbs-Konovalov). Campuran memiliki
tekanan uap maksimum atau minimum disebut azeotrop (dari bahasa Yunani:
mendidih tidak berubah) (Castellan, 1983).
Mempertimbangkan sistem ditunjukkan pada Gambar. II.1.4.1, yang
menunjukkan titik didih maksimum. Jika campuran dideskripsikan oleh titik, memiliki
komposisi azeotropik, dipanaskan, uap akan bentuk pertama pada suhu t; uap yang
memiliki komposisi yang sama seperti cairan;

Gambar II.1.4.1 Diagram t-X Gambar II.1.4.2 Diagram t-X


dengan titik didih maksimum dengan titik didih minimum

(Castellan, 1983)
Akibatnya, distilat yang diperoleh memiliki tepat komposisi yang sama
seperti cairan aslinya; ada pemisahan yang dilakukan. Jika campuran dideskripsikan
oleh b pada Gambar II.1.4.1 dipanaskan, bentuk uap pertama di tf, dan memiliki uf
komposisi. uap ini lebih kaya dalam komponen didih lebih tinggi. Fraksinasi akan
memisahkan campuran ke komponen murni 1 di distilat dan meninggalkan campuran

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

azeotropik dalam pot. Campuran dideskripsikan oleh c akan mendidih pertama di t ";
uap akan memiliki komposisi u". Fraksinasi campuran ini akan menghasilkan murni
komponen 2 di distilat dan azeotrop dalam pot. (Castellan, 1983)
Perilaku azeotrop didih minimum ditunjukkan pada Gambar. II.1.4.2 adalah
analog. Azeotrop sendiri menyaring tidak berubah. Campuran digambarkan oleh b
mendidih pertama pada suhu t, uap memiliki komposisi v Fraksinasi campuran ini
menghasilkan azeotrop di distilat.; komponen murni 1 tetap dalam pot. Demikian pula,
fraksinasi dari campuran digambarkan oleh c akan menghasilkan azeotrop di distilat
dan meninggalkan komponen murni 2 di pot. (Castellan, 1983)
Dalam Tabel 14. 1, sejumlah campuran azeotropik dicantumkan, bersama-
sama dengan sifat-sifat mereka. Azeotrop menyerupai senyawa murni merupakan
bagian pendidihan pada suhu konstan sementara campuran biasa mendidih pada
rentang suhu tertentu. Namun, perubahan dalam tekanan menghasilkan perubahan
dalam komposisi azeotrop ini, serta perubahan titik didih, dan sehingga tidak dapat
menjadi senyawa murni. Pendidihan konstan asam klorida adalah kasus pada titik ini.
Variasi dalam komposisi dengan tekanan diilustrasikan oleh data pada Tabel 14.2.
Komposisi ini telah ditentukan dengan cukup akurat bahwa solusi Hel standar dapat
dibuat dengan pengenceran asam didih konstan. (Castellan, 1983)

Tabel II.1.4.1 Pendidihan minimum azeotrop


Component A Tb/oC Component B Tb/oC Azeotrope
Mass % A Tb/oC
H2O 100 C2H5OH 78.3 4.0 78.174
H2O 100 CH3COC2H5 79.6 11.3 73.41
CCl4 76.75 CH3OH 64.7 79.44 55.7
CS2 46.25 CH3COCH3 56.15 67 39.25
CHCl3 61.2 CH3OH 64.7 87.4 53.43

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel II.1.4.2 Pendidihan maksimum azeotrop


Component A Tb/oC Component B Tb/oC Azeotrope
Mass % A Tb/oC
H2O 100 HCl -80 79.778 108.584
H2O 100 HNO3 86 32 120.5
CHCl3 61.2 CH3COCH3 56.10 78.5 64.43
C6H5OH 182.2 184.35 42 186.2

II.1.7 Uraian Tumbuhan Kayu Putih


II.1.7.1 Tumbuhan kayu Putih Secara Umum
Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L), merupakan salah satu
tumbuhan penghasil minyak atsiri yang mana daun tumbuhan ini mengandung
minyak atsiri sekitar 0,5 - 1,5% tergantung efektivitas penyulingan dan kadar minyak
yang terkandung terhadap bahan yang disuling. (Lutony, 1994).
Menurut Lutony (1994) klasifikasi tumbuhan ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Melaleuca
Spesies : Melaleuca Leucadendra, (L.) L
II.1.7.2 Morfologi tumbuhan
Tumbuhan dari famili Myrtaceae merupakan salah satu sumber minyak atsiri
yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Beberapa jenis dari famili ini yang
terkenal sebagai penghasil minyak atsiri adalah tumbuhan dari marga Eucalyptus dan
Melaleuca. (Lutony, 1994)
Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L) merupakan tumbuhan
perdu yang mempunyai batang pohon kecil dengan banyak anak cabang yang
menggantung ke bawah. Daunnya berbentuk lancip dengan tulang daun yang sejajar.
Bunga kayu putih berwarna merah, sedangkan kulit batang kayunya berlapis-lapis

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dengan permukaan terkelupas. Keistimewaan tanaman ini adalah mampu bertahan


hidup di tempat yang kering, di tanah yang berair, atau di daerah yang banyak
memperoleh guncangan angin atau sentuhan air laut. Tanaman ini tumbuh liar di
daerah berhawa panas. Tanaman kayu putih tidak memerlukan syarat tumbuh yang
spesifik. Pohon kayu putih dapat mencapai ketinggian 45 kaki. Dari ketinggian antara
5 - 450 m di atas permukaan laut, terbukti bahwa tanaman yang satu ini memiliki
toleransi yang cukup baik untuk berkembang. (Lutony, 1994)
II.1.7.3 Syarat tumbuh dan budidaya
Tanaman kayu putih tidak mempunyai syarat tumbuh yang spesifik. Dari
ketinggian antara 5 – 450 m diatas permukaan laut, terbukti bahwa tanaman yang
satu ini memiliki toleransi yang cukup baik untuk berkembang. Pemungutan daun
kayu putih sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Alasannya, pada waktu pagi hari daun
mampu menghasilkan rendeman minyak atsiri lebih tinggi dengan kualitas baik.
Setelah pemungutan daun yang pertama, pohon kayu putih dipangkas agar bisa
tumbuh tunas baru dan yang akan menghasilkan daun yang lebih banyak. Selanjutnya
setiap kali pemungutan daun selalu diikuti dengan pemangkasan. (Lutony, 1994).
Cara yang ditempuh untuk memproduksi minyak kayu putih bisa langsung
dengan menyuling daunnya saja atau dengan cara menyuling daun kayu putih
tersebut berikut ranting daunnya sepanjang lebih kurang 20 cm dari pucuk daun.
Apabila yang disuling itu berikut dengan ranting daunnya sebaiknya menggunakan
perbandingan antara berat ranting terhadap berat daun sebesar 15%, karena ranting
daun hanya mengandung 0,1% minyak (Ketaren, 1985)
II.1.7.4 Minyak kayu putih
Minyak kayu putih disuling dari daun dan ranting (terminal branhlet)
beberapa spesies melaleuca merupakan sejenis pohon yang tumbuh melimpah
dikepulauan hindia timur (Indonesia), semenanjung malaya, dan dibeberapa tempat
lainnya. Pasaran utama bagi minyak atsiri cajeput oil antara lain Amerika Serikat,
Jepang, Singapura, Perancis, dan Belanda. Pada saat sekarang produksi minyak kayu
putih indonesia mengalami penurunan, bahkan untuk mencukupi kebutuhan didalam
negeri pun terpaksa mengimpornya (Lutony, 1994).
II.1.7.5 Mutu minyak kayu putih

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standart mutu minyak kayu putih menurut Lutony (1994) adalah sebagai
berikut :
Warna : cairan berwarna kuning atau hijau
Berat jenis pada 25o C : 0,908 – 0,925
Putaran optik : o – (40 )
Indeks refraksi 200 C : 1,4660 – 1,4720.
Kandungan sineol : 50% - 65%
Minyak pelikan : Negatif
Minyak lemak : Negatif
Kelarutan dalam alkohol 80% : Larut dalam 1 volume Untuk mempertahankan
mutunnya, sebaiknya minyak kayu putih dikemas dalam drum berlapis timah putih
atau drum besi galvanis.

II.1.7.6 Kandungan Kimia


Umumnya minyak atsiri dari jenis atau varietas tumbuhan yang berbeda juga
memiliki komponen kimia yang berbeda. Kandungan kimia dari minyak kayu putih
yang dihasilkan dari tumbuhan Melaleuca leucadendra (L). L. dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel II.1.6.1 Kandungan kimia tumbuhan kayu putih

Nama Komponen Kimia Kadar (%)


β – pinena 1,21
Sineol 60,03
Terpinolena 0,47
4, 11, 11, -tetrametil – 8 metilen 1,44
β linalool 1,59
α terpineol 14,96
Kariofilena 1,26
α kariofilena 0,52
isokariofilena 0,87
dehidro – 1,1,4,7, - tetrametil elemol 5,32
(Lutony, 1994)

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.2 Jurnal Aplikasi Distilasi Uap


PENGARUH UKURAN BAHAN DAN METODE DESTILASI (DESTILASI AIR
DAN DESTILASI UAP-AIR) TERHADAP KUALITAS MINYAK ATSIRI KULIT
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii)
Fuki Tri Yuliarto, Lia Umi Khasanah, R. Baskara Katri Anandito
2012
Selama ini kulit kayu manis Indonesia mempunyai pengaruh yang besar dalam pasar
dunia. Pada tahun 2003 – 2005 Indonesia menguasai pangsa dunia sebesar 26,10%, dengan
jumlah sebesar 37.192 ton dengan nilai 22,4 US$ (FAOSTAT, 2005 dalam Jaya dkk, 2009).
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode destilasi air (water
distillation), destilasi uap - air (steam and water destillation) dan ukuran bahan terhadap
kualitas minyak atsiri kayu manis yang dihasilkan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 set alat destilasi, yang terdiri dari
ketel suling, pendingin (kondensor) dan penampung hasil kondensasi. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii). Bahan
yang sudah dipersiapkan dengan masing – masing ukuran didestilasi dengan menggunakan
2 macam metode destilasi, yaitu destilasi air dan destilasi uap – air. Selain dilakukan
penghitungan terhadap randemen yang dihasilkan, dilakukan juga analisis lain yang
bertujuan untuk mengetahui kualitas dari minyak atsiri yang dihasilkan. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, yaitu variasi metode
destilasi dan ukuran bahan . Setiap sampel variasi akan dilakukan ulangan percobaan
sebanyak dua kali. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan ANOVA. Jika terdapat
perbedaan, maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada
taraf signifikan α = 0,05. Setelah melakukan perhitungan diperoleh rendemen minyak atsiri
tertinggi dihasilkan pada perlakuan destilasi uap-air dengan ukuran gilingan kasar yaitu
sebesar 0,456%. Sedangkan randemen minyak atsiri terendah dihasilkan pada perlakuan
destilasi air dengan ukuran gulungan yaitu sebesar 0,106%.
Ukuran bahan dan metode destilasi kulit kayu manis mempengaruhi randemen dan
viskositas minyak atsiri yang dihasilkan. Sedangkan bila ditinjau dari berat jenis, indeks bias,
dan kelarutan dalam alkohol, maka ukuran bahan dan metode destilasi tidak memberikan
pengaruh (beda nyata).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS

Anda mungkin juga menyukai