SUBDURAL HYGROMA
Pembimbing
dr. Ananda Haris Sp.BS
Disusun oleh:
Indri Lestari Hazizah 201710401011016
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN
R REFERAT
SUBDURAL HYGROMA
ii
KATA PENGANTAR
الر ِحيم
الرحْ َم ِن ه بِس ِْم ه
َّللاِ ه
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan
semua pihak, rekan sejawat, dan terutama dr. Ananda Haris Sp.BS yang telah
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan guna
menyempurnakan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3
2.1 Anatomi Sirkulasi CSS .........................................................................3
2.2 Fisiologi Aliran Serebrospinal ..............................................................5
2.3 Definisi ...................................................................................................7
2.4 Insiden ...................................................................................................7
2.5 Etiologi ...................................................................................................8
2.6 Patogenesis ...........................................................................................10
2.7 Gejala Klinis ........................................................................................11
2.8 Diagnosis .............................................................................................12
2.9 Diagnosis Banding ...............................................................................13
2.10 Penatalaksanaan ................................................................................13
2.11 Prognosis ...........................................................................................14
2.12 Komplikasi .......................................................................................14
BAB 3 KESIMPULAN .........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tanda & Gejala pada pasien dengan Higroma Subdural .......................12
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pleksus Koroideus, ventrikel lateral, tertius dan quartus pada otak ....4
Gambar 2.2 Potongan koronal (vena, meningeal dan granulatio araknoidea) ........5
Gambar 2.3 Aliran cairan serebrospinal ..................................................................6
Gambar 2.4 Skema Patofisiologi Subdural Hygroma ...........................................11
Gambar 2.4 Gambaran CT scan dan MRI Subdural Hygroma .............................13
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Subdural hygroma pada bayi dan anak-anak disebut juga dengan Subdural
subdural). Hal ini dikarenakan tidak ada diagnostik pasti metode untuk
tidak tepat maka akan terjadi perdarahan dan berkembang menjadi hematoma
trauma yang diketahui setelah di rawat di rumah sakit selama 7 hari. 45,2%
dengan 31 Desember 2002 pada 25 pasien dengan rentang usia 2-120 bulan
(rata-rata usia 6 bulan) didapatkan hasil 17 pasien (68%) dari 25 pasien yaitu
pada usia kurang dari 1 tahun (mayoritas 3-5 bulan), 16 pasien laki-laki, dan
idiopatik sebanyak 9 kasus (36%) dimana 8 kasusnya terjadi pada usia kurang
dari 1 tahun, selain itu akibat prosedur pembedahan sebanyak 7 kasus (28%),
6 kasus akibat pasca trauma, 2 kasus terjadi karena komplikasi dari infeksi
1
Leptomeningeal dan 1 kasus setelah terjadi perdarahan intraserebral.
higroma subdura. .
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
1. Pleksus koroideus
Pada usia minggu ke-7 sampai ke-9, pleksus koroideus mulai kehilangan
2008)
2. Sistem ventrikulus
a. Ventrikulus Lateralis
anatomi, ventrikel ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian kornu
b. Ventrikulus Tertius
3
foramen Monroe. Sedangkan bagian posteriornya berhubungan dengan
c. Ventrikulus Quartus
dan inferior (bagain mielensefalon). Dinding dari ventrikel ini dibatasi oleh
sel-sel ependim, berlanjut ke bawah oleh canalis sentralis dari medulla dan
3. Ruang Subaraknoid
Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh meningeal yang terdiri dari tiga
lapisan. Dari luar ke dalam di mulai dari duramater, araknoid dan piamater.
cranii, kemudian lapisan kedua adalah araknoid dan selaput otak, yang
4
langsung melekat pada girus otak adalah piamater. Antara araknoid dan
dan arteri-arteri utama yang memperdarahi otak. Pada bagian tertentu spatium
penting dalam mengatur aliran CSS ke sistem venosus pada tubuh manusia.
cranium)
5
Sebagian besar (sekitar 70%) CSS diproduksi oleh pleksus choroideus
Produksi CSS normal adalah 0,20- 0,35 mL / menit; atau sekitar 300-500
ml/hari (Islam A.A, 2012 ). Kapasitas ventrikel lateralis dan tertius orang
yang sehat adalah 20 mL dan total volume CSS pada orang dewasa adalah
120 -160 mL. Aliran CSS dimulai dari pleksus choroideus yang terdapat pada
6
2.3 Definisi
ini agak jarang ditemukan dan dapat terjadi karena robekan selaput araknoid
sebagai koleksi protein kaya, jelas, berwarna merah muda, atau xanthochromic
2.4 Insiden
trauma yang diketahui setelah di rawat di rumah sakit selama 7 hari. 45,2%
diakibatkan karena adanya massa intrakranial pada pasien. Pada orang dewasa
insiden Subdural hygroma pada anak-anak, dari 1 Januari 1998 sampai dengan
31 Desember 2002 pada 25 pasien dengan rentang usia 2-120 bulan (rata-rata
usia 6 bulan) didapatkan hasil 17 pasien (68%) dari 25 pasien yaitu pada usia
kurang dari 1 tahun (mayoritas 3-5 bulan), 16 pasien laki-laki, dan 9 pasien
perempuan.
7
makrokrania 4 kasus, dan perubahan kesadaran 2 kasus. Berdasarkan
higroma subdura
2.5 Etiologi
kasus (36%) dimana 8 kasusnya terjadi pada usia kurang dari 1 tahun, selain
itu akibat prosedur pembedahan sebanyak 7 kasus (28%), 6 kasus akibat pasca
setiap komponen yang ada, mulai bagian terluar (scalp) sampai bagian
mekanisme cedera yang terjadi. Dengan demikian cedera yang terjadi dapat
berupa cedera jaringan lunak, fraktur tulang kepala, dan cedera otak yang bisa
8
Kebanyakan subdural higroma terjadi sekunder akibat trauma. Cofiar et al
cukup besar untuk menekan otak dan menyebabkan kematian hingga 60-80%
kasus. Resolusi spontan cepat pada kasus hematom subdural akut sangat
subdural dan hematom sulit dilakukan dan mungkin artifisial, sebab higroma
ini yang mungkin terpikirkan adalah kebocoran LCS melalui fistula dural
9
radioisotope cisternography untuk mengelusidasi patogenesis kasus tersebut.
2011-2013 Subdural hygroma terajdi akibat trauma brain injury (76,5%), post
T, et al, 2014)
2.6 Patogenesis
peralihan (jalur biru pada Gambar 2.4) karena SDH akut dapat sembuh dengan
cepat, karena tromboplastinin jaringan otak dan CSF yang tinggi. Apabila
terjadi SDH akut maka akan terjadi reabsorpsi spontan namun reabsorpsi ini
tidak semuanya dapat direabsorpsi total ada juga yang sebagian masih tersisa.
Selama reabsopsi SDH akut maka akan menyebabkan TIK menurun dan
terjadi celah diantara duramater dan arachnoid yang diasumsikan sebagai area
paska traumatis yang persisten. Pada orang yang normal celah ini tidak ada.
Sisa-sisa cairan SDH atau CSF akut kemudian bisa masuk ke ruang terbuka
Menurut Mack et al, CSF secara fisiologis berpindah dari ruang subarachnoid
10
sinus dural. CSF mungkin ada dalam jumlah kecil di dura setiap saat. Dalam
disebabkan oleh laserasi pada arachnoid bisa karena adanya trauma atau
(D.Wittschieber,2015).
11
2.7 Gejala Klinis
2 tahun, namun ada pula beberapa anak berusia < 2 tahun dengan rerata umum
Tabel 2.1 Tanda & Gejala pada pasien dengan Higroma Subdural (Raj
Kumar,2010)
2.8 Diagnosis
trauma atau tidak, riwayat operasi pada kepala atau tidak dan dengan
12
2.4 Gambaran CT scan dan MRI Subdural hygroma (D. Wittschieber, 2015)
2.10 Penatalaksanaan
13
Tindakan kraniotomi dilakukan untuk menemukan lokasi kebocoran CSF
(yang mungkin sangat sulit untuk dilakukan). Juga dilakukan peletakan shunt
subdural ke peritoneal, untuk mengalirkan cairan yang berlebih menuju ruang
peritoneum. (Greaves,2010)
2.11 Prognosis
Dari segi mortalitas dan morbiditas secara neurologis, hasil akhir cedera
kepala pada anak biasanya baik. Mortalitas mencapai 10-20% pada anak
dengan GCS 8 atau kurang. Pada beberapa laporan, anak dengan GCS 5 atau
lebih tanpa syok, mortalitas mencapai 10 persen, sedangkan anak dengan GCS
dibawah 5, mortalitas mencapai 50-70%. Syok akan memperburuk hasil
akhir.11 Berdasarkan literatur lain prognosis higroma sendiri berprognosis
baik, tetapi prognosis lebih ditentukan oleh cedera otak primernya.( Vanden
Berg JSP,2011)
2.12 Komplikasi
14
BAB 3
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Atlas Berwarna & Teks Anatomi Manusia jilid 3, edisi 6, sistem saraf dan
alat-alat sensoris. Kahle, Leonhardt, Platzer.2008 (Hipokrates, hal 262-
271).
3. Cofiar M, Eser O, Aslan A, Ela Y. Rapid Resolution of Acute Subdural Hematoma and
effects on the Size of Existent Subdural Hygroma: A CaseRepor Turkish.
Neurosurgery 2012, Vol: 17, No; 3,224-227
4. D. Wittschieber, B. Karger, T. Niederstadt, H. Pfeiffer and M.L.
Hahnemann, Subdural Hygromas in Abusive Head Trauma: Pathogenesis,
Diagnosis, and Forensic Implications, 2015.
8. Jun Beom Cho, M.D., Ki Hong Cho, M.D., Se Hyuk Kim, M.D et al,
2005, Surgical Treatment of Chronic Subdural Hygromas in Infants and
Children, Department of Neurosurgery, Ajou University School of
Medicine, Suwon, Korea
9. Listiono LD. Ilmu bedah saraf satyanegara Edisi III. Jakarta: Gramedia,
1990. h.175
10. Mack J, Squier W, Eastman JT. Anatomy and development of the
meninges: implications for subdural collections and CSF circula- tion.
Pediatr Radiol 2009;39:200–10
11. Raj Kumar. Chronic Subdural Fliud Collection in Children. Journal of
Medical Education and Research;2010.Vol;7,No:1
16
12. Sohn IT, Lee KS, Doh JW, Bae HG, Yun IG, Byun BJ : A prospective
study on the incidence, patterns and premorbid conditions of traumatic
subdural hygroma. J Korean Neurosurg Soc 26 : 87-93, 1997.
13. Satyanegara, Arifin Z, Hasan Yusni, dkk, Buku Ilmu Bedah Saraf Edisi V,
Jakarta 2014. (hal 511-530)
14. Shu-qing Y, Ji-sheng W, Nan J. Compressive brainstem
deformation resultingfrom subdural hygroma after neurosurgery:
a case report.Chinese Medical Journal 2010; 121(11):1055-1056
15. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
2009.EGC:1110
16. VandenBerg JSP, Sijbrandy SE, Meijer AH, Oostdijk AHJ. Subdural
Hygroma:A Rare Complication of Spinal Anesthesia. Anesth Analg;;2011.94:1625–7
17