1
Pemeriksaan
Identitas Anamnesis
fisik
1. Keadaan
1. Nama 1. KU
umum, GCS
2. Tgl
2. RPS 2. TTV
lahir/usia
3. Jenis
Physical kelamin
3. RPD 3. Inspeksi
diagnostik
4. Alamat 4.RPK 4. Palpasi
6. Pendidikan 6.Riwayat
6. Auskultasi
terakhir terapi
7. Agama,
7.JVP
suku, ras
2
Anamnesis 1. Sesak nafas
2. Nyeri dada
3. Palpitasi
4. Syncope
7. Klaudikasio
intermiten
8. Bengkak
9. Sianosis 3
Anamnesis
RPS
• Awal timbulnya keluhan/sejak kapan
1.KRONOLO • Perkembangan sampai sekarang
GI
• Frekuensi, durasi
• Jumlah
3.KUANTITAS
• konsistensi
• Sifat keluhan
4.KUALITAS
4
Anamnesis
5
Anamnesis
RPD
HT DM ASMA
R. SAKIT R. KATERISASI
R. ALERGI
JANTUNG JANTUNG
6
Anamnesis
RPSos
Merokok Alkohol
Makanan Olahraga
7
Nyeri dada
Cardiac origin Non-cardiac origin
Angina pektoris Penyakit gastrointestinal
-spasme esophagus
-ruptur esophagus
-refluks esophageal
-ulkus peptikum
Infark miokard Psikogenik
-ansietas
-depresi
Likely-ischaemic in origin: Penyakit neuromuskuler
-stenosis aorta -penyakit degenerative sendi
-kardiomiopati hipertrofik leher/spinal
-hipertensi ventrikel kanan berat -kostokondritis
-regurgitasi aorta -herpes zoster
-anemia/hipoksia berat -nyeri dada pada dinding dada
Non-ischaemic in origin Kelainan paru
-diseksi aorta -emboli paru
-karditis -pneumotoraks
-prolaps kantung mitral -pneumonia 8
-pleuritis
NYERI DADA
• Stabil: durasi 5-20 menit, hilang dengan obat-
obatannitroglycerine
Angina
pektoris • Unstable: >20 menit, tidak hilang dengan istirahat
• Sesak kronik gagal jantung, penyakit paru, efusi pleura, ansietas, dan obesitas.
• Sesak akut asma, edema paru, pneumothorax, emboli pulmonal, pneumonia,
obstruksi jalan napas.
• Sesak nafas waktu aktifitas (Dyspnea on effort/exertional dyspnea)-> ggal jantung kiri,
sebagian penyakit paru, anemia, obesitas, hipertiroid, tdk pernah olahraga.
• Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) gagal jantung kiri, eksaserbasi asma, sleep
apnea,
• Orthopnea gagal jantung kiri atau penyakit katup mitral, eksaserbasi asma atau
PPOK, paralisa diafragma bilateral, penekanap pada abdomen (kehamilan, asites
permagna)
10
PALPITASI
• Penderita merasa jantungnya berdebar-debar (palpitasi), hal ini akibat dari:
1. Ansietas
2. Irama ektopik
3. Peningkatan stroke volume pada regurgitasi katub aorta insufficiency
4. Keadaan hiperdinamik/hiperkinetik Anemia, tirotoksikosis, fibrilasi atrium
(timbul tanpa aktivitas berat)
5. Nadi
- Bradikardia mendadak heart block
- Nadi ireguler fibrilasi atrium
- Takikardi (> 150x/mnt) supraventrikuler takikardi
11
SYNCOPE/PINGSAN
Aritmia
• irama ventrikel yg sangat lambat: total AV block
• Irama ventrikel yg sangat cepat: Morgagni-adams-stokes syncope
Obstruksi aliran darah melalui jantung atau paru
• Valvular aortic stenosis, hypertrophic subaortic stenosis, mitral stenosis,
atrial trombus, tetralogy of fallot,dll
Reflek yg mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah
• Vasodepresor (vasovagal syncope), orthostatic hypotension,
hipersensitive carotid sinus,
• Non cardiac: penyakit serebrovaskuler
12
Batuk & batuk darah
Edema
14
PEMERIKSAAN FISIK
KU, GCS
TANDA
VITAL: T,
JVP
N, RR
TEMP
PEMERIK-
SAAN FISIK
AUSKULTA
INSPEKSI
SI
PERKUSI PALPASI
15
TTV
Klasifikasi Tekanan Darah
16
TTV PEMERIKSAAN NADI
Arteri yang perlu
diperiksa ialah
60-90x/mnt: normal
a. a.karotis,
<60x/mnt: bradikardia
b. a. brachialis,
>100x/mnt: takikardia
c. a. radialis,
d. a. femoralis, FREKUENSI
e. a. popliteal,
f. a. dorsalis pedis,
g. a. tibialis posterior
dan
h. aorta. IRAMA AMPLITUDO
0 tidak teraba
- reguler: normal, total AV- 1+ melemah
block (bradikardia) 2+ normal
- irreguler: fibrilasi atrium, 3+ hiperaktif
aritmia sinus 4+ pulsasi
berlebihan
ELASTISITAS KONTUR
U/ dpt men dx :
17
Atherosklerotik
INSPEKSI UMUM
kaki
distensi pulsasi bengkak
Sesak vena berlebih , jari
nafas pucat jugularis an tabuh
18
INSPEKSI
19
PALPASI
Palpasi Jantung
• Raba thrill +/- (getaran akibat penjalaran bising jantung)
• Iktus ditekan dengan menggunakan ujung jari telunjuk.
– Iktus normal tidak dapat mengangkat jari pemeriksa
20
PERKUSI
Perkusi Jantung
• Untuk mengetahui besar jantung
• Batas Kiri Jantung
– Lakukan perkusi dari lateral ke medial
– Lateral (sinistra) kearah medial perubahan suara (sonor ke redup).
– Normal :
• Atas : ICS 2 di linea parasternalis kiri (pinggang jantung)
• Bawah : ICS 5 kiri agak ke medial linea midclavicula kiri
21
PERKUSI
Perkusi Jantung
• Batas Kanan Jantung
– Lakukan perkusi dari lateral ke medial
– Agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding
depan thotak
– Tentukan batas paru hepar ICS 5 dextra naik 1 ICS
– Normal :
• temukan relative dullness (ICS 4, parasternal line dextra)
22
AUSKULTASI
• Ada 4 daerah yang harus mendapat perhatian khusus,
Penderita sebaiknya relaxed dan ialah :
comfortable 1. ICS II parasternal line Dauskultasi katub aorta
2. ICS II parasternal line Sauskultasi katub pulmonal
Ruangan sebaiknya sunyi 3. ICS IV-V parasternal line S auskultasi katub tricuspid
4. ICS V-VI midclavicula line Sauskultasi katub mitral
Stetoskop
23
Suara jantung:
S1: penutupan katup mitral dan tricuspid
S2: penutupan katup aorta dan pulomnal
S3: waktu permulaan diastolic katup mitral membuka dan
darah membanjiri ventrikel kiri yg penuh
S4: denyutan atrium pada akhir diastole.
24
Bising jantung:
1.Fase bising sistolik/diastolik
2.Bentuk bising
3.Derajat bising
4.Punctum maximum
5.Penjalaran bising
6.Kualitas bising
7.Frekuensi atau nada bising
8.Perubahan intensitas bising
25
Bentuk bising
Bising sistolik :
• Pansistolik
• Sistolik dini
• Ejeksi sistolik
• Akhir sistolik
26
Bising diastolic :
• Diastolik dini
• Mid-diastolic
• Akhir diastolic
27
Intensitas atau derajat dari murmur dibagi menjadi 6 tingkat
• I/VI : terdengar suara maneuver khusus atau setelah diperiksa
dan didengar dengan sunguh-sunguh
• II/VI : lemah tetapi mudah didengar
• III/VI : keras tetapi tanpa thrill
• IV/VI : dihubungkan dengan thrill tetapi stetoskop harus tetap
menempel didada
• V/VI : teraba thrill. Tetap terdengar dengan stetoskop sebagian
dilepaskan dari dinding dada
• VI/VI : teraba thrill. Tetap terdengar walaupun stetoskop
dilepaskan semua dari dinding dada tapi sedikit
28
Punctum maximum
• Tempat bising paling keras
Penjalaran bising
• Axila, leher, punggung, dll
Kualitas
• Blowing/ rumbling
Frekuensi
• High frecuency (M/T), low frecuency (A/P)
30
Insufisiensi aorta Stenosis pulmonal Insufusiensi pulmonal
31
PEMERIKSAAN VENA
VENA JUGULARIS:
Normalnya dalam posisi Abnormal:
berbaring v. jugularis Gagal jantung kanan
tidak terisi ( decompensatio
Abnormal peninggian v. cordis dextra)
jugularis tampak terisi
32
Pemeriksaan Vena
Pemeriksaan Tekanan Vena Jugularis
1. Pasien dalam posisi berbaring dan leher (lemas)
2. Letak kepala atau posisi leher pasien harus sedemikian rupa
sehingga vena terisi sampai kira –kira di pertengahan antara
mandibular dan klavikula
3. Titik acuan-bidang horizontal (Angulus sterni Ludovici)
4. Titik nol-titik setinggi tengah-tengah atrium kanan dimana
tekanan sama dengan nol
5. Jarak titik acuan-titik nol pada orang dewasa adalah 5 cm(R)
dan jarak ini konstan.
33
Pemeriksaan Vena
6. Mula-mula vena ditekan dengan 1 jari di sebelah bawah (distal) dekat klavikula
7. Ditekan di sebelah atas (proksimal) dekat mandibular dengan jari lain diikuti oleh
pelepasan tekanan yang pertama
8. Dilihat sampai dimana vena terisi pada waktu inspirasi biasa
9. Tinggi tekanan diukur dari titik acuan
10. Misalnya pada pemeriksaan ditemukan tekanan vena 2 cm lebih tinggi dari titik
acuan, maka tekanan vena adalah R+2 cm H2O (sebab jarak titik acuan dengan
titik nol atau R adalah 5 cm).
34
Terima kasih
35
36