Anda di halaman 1dari 3

Nama Peserta Didik : Fitri Septiani

Pleton :I
Nomor Peserta Didik : 201904073323
Asal Instansi : RSUD dr Slamet Kab Garut

RESUME MATERI ANALISIS ISU KONTEMPORER

1. Resume Bahan Tayang “Deretan Hukum dan Upaya Yang Dilakukan POLRI
Dalam Memerangi Berita Hoax dan Ujaran Kebencian Di Medsos & Media
Abal-Abal”

 Pesatnya dunia teknologi membuat penyebaran berita menjadi lebih cepat


tetapi banyak yang belum terbukti kebenarannya (Hoax)
 Hoaks adalah kabar berita yang berkembang di masyarakat dengan ketidak
adanya sumber relevan dalam penyampaian materi-materinya, sehingga
kondisi ini menyebabkan kegaduhan serta memunculkan potensi perpecahan
dalam kehidupan.
 Hoaks adalah sebuah pemberitaan palsu atau usahan untuk menipu atau
mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang
pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut palsu.
 Hoaks menurut Silverman  runtutan informasi yang memiliki kesengajaan
dalam melakukan penyesatan penyebaran informasi, namun dianggap benar
dan dijual atas nama kebenaran.
 Ciri berita Hoax
o Tidak memiliki sumber yang jelas
o Berisi bentuk fanatisme
o Pengantar provokatif
o Terlihat konyol dan meragukan
 Elemen berita Hoax
o Menggunakan kalimat persuasive yang memaksa  sebarkanlah!
o Artikel penuh huruf besar dan tanda seru
o Merujuk pada kejadia dengan istilah seperti kemarin, dua hari yang
lalu (tidak ada tanggal dan hari yang jelas)
o Lebih merupakan opini dari seseorang, bukan fakta
o Terkesan menakut-nakuti atau menyesatkan penerima berita
o Meneror seseorang atau sekelompok orang agar merasa takut
o Provokatif dan cenderung mengadu domba
o Menghujat seseorang atau golongan
o Memuji secara berlebihan “lebay”
 Dasar Hukum
o Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Pasal 156 KUHP
o Pasal 27 ayat (3) UU ITE
o Pasal 310 ayat (1) KUHP
o Surat Edaran KAPOLRI SE/6/X/2015
 Latar Belakang Penanganan Ujaran Kebencian
o Penanganan hate speech sudah lama didiskusikan
o Kompolnas TLH LAKK LIT di 4 kota besar di Indonesia tentang
penanganan ujaran kebencian oleh POLRI  adanya kegamangan
(keraguan) anggota POLRI dalam tangani ujaran kebencian
o Kompolnas merekomendasikan agar dibuat produk naskah dinas ttg
tata cara penanganan ujaran kebencian
 SE NO: SE/6/X/2015 Tentang Penanganan Ujaran Kebencian
o SE ini ditunjukan untuk internal POLRI bukan perintah untuk gakkum
tetapi mengupayakan pencegahan
o SE bukan regulasi atau peraturan, jadi tidak memuat norma baru
 Substansi SE NO: SE/6/X/2015
o Pemahaman umum dan bentuk” ujaran kebencian, serta penjelasan
mengenai dampak negative yang akan muncul apabila terjadi
pembiaran terhadap dugaan atau terjadinya ujaran kebencian yang
ditunjukan pada suatu komunitas tertentu
o Hate speech semakin mendapat perhatian masyarakat seiring dengan
meningkatnya kepedualian terhadap perlindungan HAM
o Norma – norma gakkum yang diberitahukan dalam SE dimaksud
diambil dari hokum positif di Indonesia, yaitu KUHP, UU NO. 11
THN 2008, UU NO.40 THN 2008, serta tindakan ketika ujaran
kebencian telah menyebabkan terjadinya konflik social
o Bentuk ujaran kebencian  penghinaan, pecemaran nama baik
o Ujaran kebencian bertujuan untuk menghasut dan menyulut kebencian
terhadap individu dan/atau kelompok masyarakat dalam berbagai
komunitas yang dibedakan SARA
o Ujaran kebencian dapat dilakukan melalui berbagai media 
kampanye, spanduk, dll
 Prosedur penanganan Hate Speech
o Memonitor dan mendeteksi sedini mungkin timbulnya benih pertikaian
dalam masyarakat
o Melakukan pendekatan pada pihak yang diduga melakukan ujaran
kebencian
o Mempertemukan dua pihak (pelaku dan korban)
o Mencari solusi damai
o Beri pemahaman mengenai dampak yang akan timbul dari ujaran
kebencian di dalam masyarakat
o Bila tindakan preventif sudah dilakukan tidak menyelesaikan masalah
makan dilakukan penegakan hokum
 Sanksi Hate Speech
o Pasal 310 KUHP
Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik
seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang
supaya hal itu diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan
pidana penjara paling lama 9 bulan atau pidana denda paling banyan
Rp. 4500.
o Pasal 28 UU NO 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE
o Pasal 45 (2) UU NO 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE
Pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
1.000.000.000

 Pesan Presiden Tentang Hate Speech


o Kita harus evaluasi media online yang sengaja memproduksi berita
bohong, tanpa sumber yang jelas, dengan judul provokatif,
mengandung fitnah
o Saya juga minta gerakan massif untuk melakukan literasi edukasi dan
menjaga etika keadaban kita dalam bermedia social

2. Peran ASN Dalam Menanggapi Hoax


 Aparatur Sipil Negara (ASN) harus dapat berperan aktif dalam membangun
suasana kondusif di media social.
 Hal tersebut karena media social telah menjadi sarana komunikasi yang sangat
dinamis.
 Oleh karena itu dalam menggunakan media social ASN harus menjunjung
tinggi nilai dasar, kode etik dank ode perilaku ASN
 Selain POLRI, Kementrian PANRB juga menerbitkan SE NO 137/2018
tentang Penyebarluasan Informasi Melalui Media Sosial bagi ASN
 Delapan hal yang harus diperhatikan ASN dalam penyebarluasan informasi
o ASN harus memegang teguh ideologi pancasila, sebagai ASN kita
harus menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
sehingga kita wajib untuk mencari sumber terpercaya dari sebuah
berita
o ASN harus memelihara dan menjungjung tinggi standar etika yang
luhur, memegang nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
o ASN harus menjaga kerahasiaan kebijakan negara, sebagai ASN kita
tidak bisa memberikan informasi yang bersifat rahasia ke masyarakan
sekitar kecuali bila diberi perintah
o Tidak menyalahgunakan informasi intern negara untuk mencari
keuntungan bagi diri sendiri atau orang lain
o ASN diharapkan menggunakan sarana media social secara bijaksana,
serta diarahkan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI
o ASN harus memastikan bahwa informasi yang disebarluakan jelas
sumbernya, dapat dipastikan kebenarannya dan tidak mengandung
unsur kebohongan
o ASN tidak boleh membuat dan menyebarluakan berita palsu (Hoax),
fitnah, provokasi, radikalisme, terorisme dan pornografi melalui media
social atau media lainnya
o ASN tidak boleh memproduksi dan menyebarluaskan informasi yang
memiliki muatan yang menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarka SARA,
melanggar kesusilaan, penghinaan dan/atau pencemaran nama baik,
pemerasan dan/atau pengancaman.
 Jadi sebagai ASN kita harus berperan secara aktif dalam menanggapi berita
Hoax karena dengan adanya berita Hoax dapat memecahbelah NKRI.

Anda mungkin juga menyukai