Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM II

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR PARACETAMOL DENGAN


METODE SPEKTROFOTOMER UV - VIS

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui validasi metode
sampel paracetamol total secara spektrofotometri uv vis

2. DASAR TEORI
Parasetamol merupakan obat yang dikenal dengan nama “analgetik anilin”.
Paracetamol juga diklasifikasikan dalam obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)
dan menurut sumber lain juga tidak diklasifikasikan dalam obat golongan NSAID.
Paracetamol (C8H9NO2) juga disebut asetaminofen adalah 4’-hidroksiasetanilida dan
merupakan turunan aniline. Obat ini tersedia dalam formulasi yang berbeda beda
dan digunakan secara luas untuk meningkatkan efisiensi dan toleransi, menurunkan
efek yang kurang baik dan toksisitas dari substansi obat lain.
Menurut Farmakope Amerika (USP), sebuah tablet parasetamol seharusnya
mengandung tidak kurang dari 90% (450 mg) dan tidak lebih dari 110% (550 mg)
parasetamol. Persentase kandungan dari analisis sampel menggunakan
KCKT memiliki rentang 51,04-103,84%, sedangkan menggunakan UV,
rentangnya 50,19- 109,2%, yang mengindikasikan tidak ada sampel yang
mengandung kurang dari 50% zat aktifnya.
Paracetamol merupakan obat yang bersifat analgesic (penahan rasa sakit/nyeri)
dan antipiretik (penurun panas/demam) adalah obat yang paling banyak dikonsumsi
oleh masyarakat, karena obat ini dapat berkhasiat untuk menyembuhkan demam,
sakit kepala dan rasa nyeri. Umumnya obat yang bersifat analgetik dan
antipiretik ini mengandung zat aktif yang disebut asetaminofen atau lebih dikenal
dengan nama parasetamol. Obat ini beredar di masyarakat dalam berbagai macam
sediaan tablet, kaplet, kapsul, sirup, dan serbuk (Rachdiati,2008).
USP membagi metode-metode analisis ke dalam kategori yang terpisah yaitu :
1. Penentuan kuantitatif komponen-komponen utama atau bahan aktif
2. Penentuan pengotor (impurities) atau produk-produk hasil degradasi
3. Penentuan karakteristik-karakteristik kinerja
4. Pengujian identifikasi
Elemen-eleman data yang dibutuhkan untuk uji validasi

ICH (International Conference on Harmanization)


membagikarakteristikvalidasimetodemenjadibeberapayaitu:
1. Akurasi:Akurasi merupakan ketelitian metodeanalisis/kedekatan antara nilai
terukur dengan nilai sebenarnya atau nilai rujukan. Untuk
mendokumentasikan, ICH merekomendasikan pengumpulan data dari 9 kali
penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang berbeda (misal 3
konsentrasidengan 3 kali replikasi);
2. Presisi:Presis imerupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai simpangan baku relative dari sejumlah sampel yang
berbeda signifikan secara statistik. Dokumentasi presisi mencakup:
simpanganbaku, simpangan bakurelatif (RSD) atau koefisienvariasi (CV) dan
kisaran kepercayaan;
3. Spesifisitas:Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur analit yang
dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen-komponen lain
dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian, produk terdegradasi, dan
komponen matriks;
4. Batas Deteks i(Limit of Detection/LOD): LOD adalah konsentrasi analit
terendah yang masih dapat ditentukan dengan metode yang digunakan. Limit
deteksi dihitung berdasarkan garis regresi linier dari kurva bakudandigunakan
untuk mengetahui sensitivitas suatu metode analisis;
5. Batas Kuantifikasi (Limit of Quantification/LOQ): LOQ didefinisikan sebagai
konsentrasi analit terendah dalamsampel yang dapat ditentukan dengan presisi
dan akurasi;
6. Linearitas:Linearitas merupakan salah satu parameter untuk menilaikesahihan
metode analisis dengan melihat nilai hubungan respon dari berbagai
konsentrasi zat baku pada suatu kurva baku yang dilihat sebagai nilai
koefisien korelasi (r). Nilai r yang baik ± 1;
7. Kisaran (range): Kisaran didefinisikan sebagai konsentrasi terendah dan
tertinggi yang mana suatu metode analisis menunjukkan akurasi, presisi, dan
linieritas yang mencukupi;
8. Ruggedness:Kekasaran merupakan tingkat reprodusibilitas hasil yang
diperoleh dibawah kondisi yang bermacam-macam yang diekspresikan
sebagai persen standardeviasi relatif (% RSD);
9. Ketahanan:Ketahanan merupakan kapasitas metode untuk tetap tidak
terpengaruh oleh adanya variasi parameter metode yang kecil;
10. Stabilitas:Untuk memperoleh hasil-hasil analisis yang reprodusibel dan
reliable, maka sampel, reagen dan baku yang digunakan harus stabil pada
waktu tertentu(GandjardanRohman, 2007).
Kriteria Penerimaan Studi Akurasi Dan Presisi Untuk Konsentrasi Analit Yang
Berbeda
Konsentrasi analit Unit Akurasi (% Presisi
(%) Recovery) (RSD, %)
100 100% 98-102 1,3
≥ 10 10% 98-102 2,7
≥1 1% 97-103 2,8
≥ 0,1 0,1% 95-105 3,7
0,01 100 ppm 90-107 5,3
0,001 10ppm 80-110 7,3
0,0001 1ppm 80-110 11
0,00001 100ppb 80-110 15
0,000001 10ppb 60-115 21
0,0000001 1ppb 40-120 30

3. ALAT
1. Gelas kimia
2. Erlenmeyer
3. Pipet tetes
4. Spektrofotometer UV-Vis
5. Kuvet
6. Timbangan analitik
7. Sudip
8. Batang pengaduk
9. Botol semprot

4. BAHAN
1. Aquades
2. Paracetamol murni
3. Tablet Paracetamol GENERIC dan Non Generic
4. Etanol
5. Cara Kerja
Penentuan linieritas
a. Buat larutan baku induk 100 ppm dan 80 ppm masing masing sebanyak
100 ml
b. Dari larutan induk tersebut buat seri pengenceran 0,1; 0,2, 0,3 ; 0,4; 0,5;
0,6; 0,7 0,8, 0,9, 1 ppm masing masing 10 ml
c. . tentukan lamda maksimum dari standart
d. Hitung parameter linieritas
e. Tentukan LOD dan LOQ dari metode tersebut

Penentuan presisi
a. Timbang 10 tablet cari masa rata –rata nya
b. Timbang tablet tersebut hingga didapatkan masa setara 50 mg paracetamol
larutkan masukan labu 100 ml tambahkan etanol 96% 100 ml,
c. tambahkan aquadest sampai tanda, pipet 1 ml masukan labu 100 ml
tambahkan aquadest sampai tanda,
d. pipet 1 ml masukan labu 10 ml. replikasi larutan sebanyak 6 kali
e. .Ukur absorbansi dengan absorbansi terpilih
f. Hitung parameter presisi dari pengukuran sampel tersebut

Penentuan akurasi
a. Timbang masing masing paracetamol dengan masa rata – rata 50 mg
b. Tambahkan parasetamol murni 15 mg, 22,5 mg dan 30 mg
c. Timbang tablet tersebut hingga didapatkan masa setara 50 mg paracetamol
larutkan masukan labu 100 ml tambahkan etanol 96% 100 ml,
d. tambahkan aquadest sampai tanda, pipet 1 ml masukan labu 100 ml
tambahkan aquadest sampai tanda,
e. pipet 1 ml masukan labu 10 ml.
f. Replikasi masing masing – masing penimbangan sebanyak 3 kali
g. Ukur absorbansi dengan absorbansi terpilih

Tugas
1. Carilah rumus yang digunakan dalam pengukuran parameter:
a. LOD dan LOQ
b. Presisi
c. Akurasi
2. Sebutkan dan Jelaskan macam – macam presisi
3. Sebutkan dan Jelaskan macam – macam akurasi
4. Jelaskan perbedaan antara LOD dan LOQ
5.
LEMBAR PENGAMATAN
Pembuatan larutan baku
Penimbangan 1 = …………..
Penimbangan 2 = …………...
Pengenceran Standart induk 0,1; 0,2, 0,3 ; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7 0,8, 0,9, 1ppm
Linieritas
No Kadar Abs
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Persamaan Kalibrasi =…………


R =…………
Parameter statistik lain =………….. hasil………….
Kesimpulan linieritas…………….

Presisi
No Abs Kadar %
1
2
3
4
5
6

Perhitungan presisi :
Kesimpulan presisi…………
Akurasi
No Abs Kadar Kadar % recovery
teoritis pengukuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Perhitungan akurasi
Kesimpulan akurasi
Penetapan kadar
1. Nama obat:……….
Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
2. Nama obat:……….
Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
Perhitungan penetapan kadar
Kesimpulan penetapan Kadar. 1.Nama Obat:………
Kadar 2 Nama Obat……….

Anda mungkin juga menyukai