Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM 5 : KOMUNIKASI SERIAL Radio Frekuensi

I. Tujuan
 Mahasiswa mampu memahami prinsip komunikasi wireless.
 Mahasiswa mampu mengkonfigurasi dan menggunakan modul komunikasi wireless
XBEE S2.
 Mampu membuat program komunikasi wireless menggunakan modul XBEE S2 untuk
mengirim dan menerima data antar mikrokontroller.
 Menguji koneksi client‐sever pada komunikasi wireless menggunakan teknologi DSSS

II. Dasar Teori


Komunikasi nirkabel (wireless) sebagai media komunikasi pada jaringan komputer banyak
digunakan untuk beberapa aplikasi saat ini. Sehingga proses pengiriman data menjadi
mudah dan lebih efisien. Xbee Pro adalah salah satu perangkat komunikasi data wireless
yang bekerja pada frekuensi 2,4GHz dengan menggunakan protokol standart IEEE
802.15.4. Xbee Pro sudah banyak digunakan untuk beberapa aplikasi diantaranya Wireless
Sensor Network (WSN) untuk monitoring kelembaban, temperature, kecepatan dan angin.
Selain itu digunakan ukomunikasi robot.

DSSS
Deretan data melalui blok channel encoder untuk menghasilkan sinyal analog dengan
bandwidth relatif sempit disekitar center frequency. Sinyal ini dimodulasi mengunakan
sederetan bit yang dikenal sebagai spreading code atau spreading squence.
Speadingcode dihasilkan oleh pseudonoise. Pengaruh dari modulasi ini adalah meningkat
bandwidth (penyebaran spectrum) secara signifikann dari sinyal yang dikirim. Pada sisi
penerima deretan digit yang sama digunakan untuk proses demodulasi dari sinyal
spread spectrum. Akhirnya sinyal melalui blok channel decoder untuk mendapatkan data
kembali. Terdapat beberapa kelebihan pada sistem spread spectrum diantaranya :

 Sinyal tahan terhadap beberapa jenis noise dan pengaruh multipath. Awalnya aplikasi
spread Spectrum digunakan pada dunia militer untuk kekebalan terhadapjamming
 Dapat juga digunakan untuk menyembunyikan dan enkripsi sinyal. Hanya pengguna
yang mengetahui spreading code yang dapat meng‐decode data informasi
 Beberapa pengguna dapat menggunakan bandwith yang lebih tinggi dengan inteferensi
yang sangat sedikit. Seperti digunakan pada aplikasi telepon selular, dengan
sebuah teknik yang dikenal sebagai code division multiplexing (CDM) atau code
division multiple access (CDMA)

Dengan menggunakan Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), masing-masing bit


pada Sinyal asli direpresentasikan oleh multiple bits pada sinyal yang dikirim
menggunakan sebuah spreading code. Salah satu teknik pada direct sequence spread
spectrum adalah Me-ngkombinasikan deretan informasi digital dengan deretan bitspreading
code menggunakan Sebuah exclusive-OR (XOR). Salah satu contoh sinyal DSSS seperti
terlihat di bawah ini.
Gambar Contoh dari Direct Squence Spread Spectrum

Modul RFXbee Pro

Salah satu contoh modul RF yang bekerja menggunakan teknologi DSSS adalah modul
RF Xbee Pro. Modul RF ini merupakan radio frequency transceiver yaitu mendukung
komunikasi secara full duplex. Xbee Pro bekerja pada frekuensi 2.4G Hzdengan meng-
gunakan standart IEEE 802.15.4. Radiofrequency transceiver ini merupakan sebuah modul
yang terdiri dari RF receiver dan RF transmitter dengan interface serial UART
asynchronous. Pengaturan beberapa parameter modul dapat dilakukan dengan me-
nggunakan program X-CTU. Modul ini dapat digunakan untuk beberapa aplikasi pengiriman
data sensor dan penentuan besarnya kuat sinyal yang diterima di sisi penerima yang dapat
dijadikan sebagai referensi jarak antara sisi kirim dan sisi terima.
Modul RF XBee Pro S2 merupakan perangkat yang berfungsi sebagai protokol komuni-
kasi nirkabel. Perangkat wireless yang membutuhkan daya rendah ini cocok untuk imple-
mentasi pada jaringan sensor nirkabel karena harganya yang relatif murah. Modul yang
beroperasi pada frekuensi band ISM (Industrial, Scientific & Medical) 2,4 GHz ini
menyajikan kemampuan untuk pengiriman data antar perangkat dengan kemampuan
kisaran jarak yang bervariasi tergantung pada kondisi dan tempat (indoor & outdoor).
Spesifikasi dari modul ini ditunjukkan pada Tabel 1. Protokol Xbee Pro ini disiapkan untuk
aplikasi yang memerlukan kecepatan data dan konsumsi daya rendah.

Tabel spesifikasi modul RF XBee dan XBee Pro S2


Arsitektur XBee Pro S2
Perangkat ini memiliki 20 pin dengan fungsi yang berbeda‐beda. Untuk koneksi mini-
mum, dibutuhkan pin VCC, GND, DOUT & DIN. Sedangkan untuk dapat melakukan update
firmware, dibutuhkan koneksi pin VCC, GND, DIN, DOUT, RTS & DTR. VCC dan GND
untuk tegangan suplai, DOUT merupakan pin Transmit (TX), DIN merupakan pin Receive
(RX), RESET merupakan pin reset XBee PRO dan yang terakhir adalah PWMO/ RSSI
merupakan indikator bahwa ada penerimaan data yang biasanya dihubungkan ke led
yang didrive oleh transistor. Untuk mengaktifkan XBee dibutuhkan supply tegangan
sebesar 3.3 V. XBee merupakan modul tranceiver, dengan mekanisme pengiriman data
secara serial. Pin‐pin untuk mengirim dan menerima data ada di pin 2 sebagai pin data
OUT (Tx) dan pin 3 sebagai pin data IN (Rx). Sehingga sangat penting untuk mengetahui
pin Tx dan Rx. Bentuk fisik dan konfigurasi pin XBee Pro S2 ditunjukkan pada gambar
berikut ini.

Gambar bentuk fisik dan konfigurasi pin XBee Pro S2

Konsep Jaringan XBee Pro S2


Suatu jaringan XBee biasa disebut dengan PAN (Personal Area Network). Setiap ringan
ditetapkan dengan sebuah PAN identifier (PAN ID) yang unik. XBee S2 menetapkan tiga
macam perangkat node yang berbeda untuk membentuk jaringan, yaitu: Coordinator,
Router dan End Device.

Coordinator
Coordinator bertanggung jawab untuk membangun operating channel dan PAN (Per-
sonal Area Network) ID pada sebuah jaringan. Coordinator dapat membentuk suatu
jaringan dengan mengijinkan router danend device untuk bergabung dalam jaringan
tersebut. Setelah jaringan terbentuk, fungsi coordinator seperti router (dapat berpartisipasi
dalam routing paket dan menjadi sumber atau tujuan untuk paket data).

Router
Router adalah sebuah node yang bertugas untuk menerima, mengirimkan dan
merutekan data. Agar sebuah router dapat mengijikan router lain dan end device untuk
bergabung, makarouter tersebutharus terlebih dahulu bergabung dengan jaringan PAN.
Selain itu, router juga dapat berfungsi merutekan data antara PAN satu dengan yang
lainnya. Router dapat berpartisipasi dalam routing paket dan menjadi sumber atau tujuan
untuk paket data.

End Device
End device harus selalu berinteraksi atau terhubung dengan coordinator atau router
untuk dapat menerima dan mengirimkan data. End device juga dapat menjadi sumber atau
tujuan untuk paket data tetapi tidak bisa untuk menentukan rute paket data.

Gambar Konsep Jaringna Xbee Pro

Konsep Pengalamatan pada XBee Pro S2


Semua perangkat ZigBee memiliki dua alamat yang berbeda, yaitu alamat 64‐bit dan
alamat 16‐bit. Source Address unik 64‐Bit IEEE ditetapkan oleh pabrik dan dapat dibaca
dengan perintah SL (Serial Number Low) dan SH (Serial Number High). Sedangkan penga-
lamatan 16‐bit harus dikonfigurasi secara manual. Pada mode pengalamatan16‐bit diguna-
kan range alamat dari 0– 0xFFFF. Modul akan menggunakan alamat 64‐bit jika nilai pada
Source Address DL (mode alamat 16‐bit) adalah “0xFFFF” atau “0xFFFE”. Untuk
mengirimkan paket ke spesifik modul menggunakan alamat 64‐bit, Destination Address
(DL+DH) dari pengirim harus disesuaikan dengan Source Address (SL + SH) dari modul
tujuan. Sedangkan untuk mengirimkan paket data menggunakan alamat 16‐bit, pada sisi
Destination Address Low (DL) disesuaikan dengan Source Address (SL) pada modul
tujuan dan untuk nilai Destination Address High (DH) diatur ‘0’. Paket data XBee dapat
dikirim secara Unicast atau Broadcast.

Unicast Mode
Transmisi unicast adalah pengiriman data dari satu perangkat ke perangkat sumber
tujuan lain. Unicast Mode adalah satu‐satunya mode yang mendukung pengulangan.
Dalam mode ini modul receiver mengirim paket acknowledgement (ACK) RF ke pemancar
transmitter. Jika modul pengirim tidak menerima ACK, maka paket tersebut akan dikirim
ulang hingga tiga kali atau sampai ACK diterima. Berikut ini adalah gambar contoh untuk
setting perangkat XBee yang melakukan pengiriman data secara unicast antara router dan
coordinator . Pada konsep pengalamatan, alamat SH dan SL merupakan source address
yang sudah ditentukan oleh pabrik. Sedangkan DL dan DH merupakan destination address
atau alamat XBee lain yang menerima data. PAN ID dari kedua XBee harus sama,
supaya menandakan kedua XBee dalam jaringan yang sama. Ilustrasi komunikasi unicast
mode ditunjukkan pada gambar berikut. Perhatikan, alamat SL dari Coordinator menjadi
DL dari Router, begitu juga sebaliknya.

Broadcast Mode
Mode transmisi broadcast dalam protokol XBee dimaksudkan untuk menyebarkan
paket data ke seluruh node dalam satu jaringan PAN sehingga semua node menerima
data broadcast yang dikirimkan. Untuk broadcast mode, di salah satu node yang akan
membroacast informasi, nilai DL diubah menjadi “0xFFFF” dan nilai DH menjadi “0”.
Sedangkan pada node yang lain DL nya diisi dengan SL dari node yang membroadcast
informasi. Konfigurasi XBee Model transmisi broadcast ditunjukkan pada gambar berikut.

III. Alat-Alat
 Arduino Uno : 2 pcs
 Modul XBEE S2 : 2 pcs
 Project board : 1 pcs
 Led : 2 pcs
 Potensiometer 10k : 1 pcs
 Kabel jumper : secukupnya

IV. Langkah-Langkah Percobaan


Komunikasi wireless merupakan salah satu tipe komunikasi yang mulai banyak digemari
saat ini, karena dapat digunakan sebagai media komunikasi antara 2 perangkat atau lebih
tanpa menggunakan kabel sebagai penghubung atar perangkat. Ada banyak jenis
komunikasi wireless, mulai dari Bluetooth, wifi, radio frekuensi dll. Tiap jenis komunikasi
tersebut memiliki
protokolnya masing-masing. Pada praktikum kali ini, akan dicoba bagaimana cara
menghubungkan 2 buah mikrokontroller menggunakan komunikasi wireless dengan
memanfaatkan salah satu modul komunikasi wireless yaitu XBEE. Modul Xbee yang
digunakan merupakan modul Xbee seri ke 2 atau lebih dikenal dengan Xbee S2. Praktikum
yang akan dilakukan mulai dari konfigurasi modul xbee s2 sampai dengan penggunaan
dengan mikrokontroller.

1. Siapkan modul XBEE yang akan dipakai terlebih dahulu.


2. Untuk mengkonfigurasi modul XBEE diperlukan sebuah software yang bernama XCTU
dan sebuah xbee usb adapter atau rangkaian usb to serial untuk menghubungkan Xbee
dengan XCTU.
3. Pasang Xbee pada xbee usb adapter kemudian hubungkan ke komputer melalui port
USB.

4. Setelah terkoneksi dengan komputer, buka aplikasi XCTU yang ada pada komputer.

5. Cari perangkat xbee dengan cara menekan tombol “Discover radio modules” atau
dengan menekan Ctrl + Shift + D.
6. Akan tampil window baru yang berfungsi untuk melakukan scanning modul xbee pada
port serial yang aktif. Anda bisa memilih langsung sesuai dengan com modul xbee
sesuai dengan com yang dapat dilihat pada device manager, atau anda juga dapat
memilih semua port yang tertera. Kemudian klik next.

7. Pilih kemungkinan pengaturan serial port yang ada pada modul xbee. Aplikasi XCTU ini
memudahkan kita untuk melakukan scanning terhadap modul xbee walaupun
sebelumnya kita tidak tahu pengaturan yang telah dilakukan sebelumnya.

Anda dapat memilih salah satu nilai atau semua nilai yang telah disediakan dimasing-
masing kolom. Setelah itu klik “Finish”.
8. Aplikasi akan melakukan scanning ke setiap port serial untuk mendeteksi modul xbee.
Tunggu proses scanning sampai selesai.
9. Setelah proses scanning selesai, akan tampil daftar modul xbee yang memiliki
pengaturan serial seperti yang telah dilakukan pada langkah 7. Pilih modul mana saja
yang akan digunakan, kemudian tekan “Add selected devices”.

Jika pada window tersebut tidak menampilkan daftar modul xbee, klik “Cancel”
kemudian pastikan xbee terhubung dengan komputer dan ulangi kembali mulai dari
langkah 5.

10. Modul xbee akan dikenali oleh aplikasi XCTU.

Untuk mengetahui pengaturan pada modul xbee tersebut, klik pada tampilan modul
xbee yang akan digunakan. Aplikasi akan melakukan scanning pada modul xbee
kemudian akan menampilkan informasi yang tersimpan pada modul.
11. Xbee S2 dapat dikonfigurasi menjadi 3 tipe perangkat, yaitu Coordinator, Router dan
End Device.

Pada praktikum kali ini, salah satu xbee akan dijadikan sebagai coordinator dan yang
lainnya sebagai router. Untuk mengatur jenis nya, tekan tombol “Update Firmware”.

Kemudian pilih jenis yang diinginkan. Setelah itu tekan tombol update, dan tunggu
hingga proses update selesai.

12. Agar beberapa modul xbee dapat saling mengirim dan menerima data, maka ada
beberapa pengaturan yang harus dilakukan, yaitu mengatur jaringan (PAN ID) dan
pengaturan alamat (DH dan DL). Hanya modul xbee yang memiliki PAN ID yang sama
yang dapat berkomunikasi. Isikan data “3000” pada PAN ID. Ini berarti modul akan
berkomunikasi pada jaringan “3000”.

13. Cari kolom DH dan DL. Pengaturan ini dimaksudkan untuk mengatur data yang akan
dikirim ditujukan ke modul xbee tertentu. Untuk mengisi kolom ini, anda membutuhkan
data MAC atau serial number (SH dan SL) dari modul xbee lain yang akan anda
gunakan sebagai pasangan xbee yang sedang anda konfigurasi saat ini. Data ini dapat
anda lihat langsung pada fisik modul xbee ataupun bisa juga dilihat dari modul XCTU.

Isikan “0013A200” pada kolom DH dan “40C04AB3” pada kolom DL (sesuaikan dengan
serial number xbee yang anda gunakan). Pengaturan ini dimaksudkan agar xbee yang
sedang dikonfigurasi saat ini dapat berkomunikasi dengan xbee yang memiliki
alamat/serial number 0013A20040C04AB3.

Jika anda ingin memberi penamaan pada xbee, anda dapat mengisi kolom NI (Node
Identifier). Tidak terlalu berpengaruh pada saat komunikasi, hanya saja membantu saat
akan melakukan konfigurasi ulang, apalagi jika pada sebuah sistem kita menggunakan
banyak xbee. Contoh paramter yang ditampilkan pada aplikasi X-CTU

Nilai SH = 0013A200, nilai SL=409EE0D4 (kedua nilai ini sama dengan yang tercantum
di belakang modul Xbee). PAN ID = 221, Scan Channel =1, menggunkana port COM5,
Data rate=9600 bps, panjang bit data = 8 bit, No parity, 1 stop bit. XBee berperan sebagai
Coordinator dengan mode pengaturan AT.
14. Jangan lupa untuk nilai baudrate dan beberapa pengaturan serial lainnya. Pastikan
semua modul memiliki pengaturan yang sama.

15. Jika sudah selesai melakukan pengaturan, langkah selanjutnya ialah menyimpan
pengaturan tersebut pada modul xbee. Untuk menyimpan, tekan tombol “Write” yang
ada di XCTU.

16. Tunggu proses penyimpanan tersebut selesai. Jika sudah selesai xbee tersebut sudah
dapat digunakan. Ulangi langkah-langkah diatas untuk melakukan konfigurasi xbee yang
lainnya. Pastikan anda meng-update firmware nya menjadi “router” dan kemudian
mengisi kolom DH dan DL dengan nilai SH dan SL xbee yang dikonfigurasi sebelumnya.

17. Setelah selesai melakukan konfigurasi untuk 2 xbee seperti pada langkah 5 sampai
langkah 14, saat ini anda memiliki 2 buah xbee yang dapat saling berkomunikasi pair to
pair.
18. Letakkan xbee router ke xbee shield dan xbee coordinator di xbee usb adapter.

19. Pada shield xbee, letakkan jumper Rx dan Tx pada pin D2 dan D3.

20. Buka arduino IDE, kemudian upload program berikut ini ke board arduino.

21. Jika sudah berhasil upload program, buka lagi XCTU kemudian pastikan xbee router
sudah di tambahkan ke dalam XCTU.

Jika tidak berhasil menambahkan, coba untuk memutuskan koneksi arduino dari PC
atau coba pastikan xbee yang ada pada shield arduino tidak dalam kondisi aktif. Hal ini
dimaksudkan agar saat anda melakukan scanning xbee pada XCTU tidak terganggu.
22. Pastikan arduino dan xbee dalam kondisi aktif, kemudian tekan tombol “Terminal” pada
XCTU untuk melihat data yang dikirimkan oleh arduino melalui xbee.

23. Akan muncul tampilan terminal, kemudian tekan tombol “Open”.

24. Amati data yang tampil pada terminal.

25. Pada terminal, akan menampilkan data yang diterima oleh xbee coordinator. Data ini
merupakan data yang dikirimkan oleh arduino. Silahkan rubah data yang akan
dikirimkan arduino, kemudian amati data yang tampil pada terminal.
26. Ketikkan program berikut ini ke arduino IDE kemudian upload.
27. Buka Serial Monitor pada arduino IDE.
28. Pada terminal XCTU, tambahkan sebuah paket data yang akan dikirimkan ke arduino
melalui xbee dengan cara menekan tombol “add new packet”.

29. Akan muncul sebuah window baru, kemudian isikan paket data melalui tab ASCII atau
Hex. Kemudian tekan “Add packet”.

30. Setelah berhasil ditambahkan, kirim data tersebut ke arduino dengan cara menekan
tombol “Send selected packet”.

31. Amati data yang diterima oleh arduino dengan cara melihat tampilan data pada serial
monitor.

32. Buat paket data yang lain, kemudian coba kirimkan ke arduino. Amati data yang diterima
oleh arduino melalui serial monitor.
33. Kembali ke konfigurasi xbee, ubah nilai DH dan DL pada xbee coordinator menjadi “0”
dan “FFFF”. Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi masing-masing xbee dengan
cara menekan tombol “Write”. Pengaturan ini dilakukan agar coordinator dapat
mengirimkan data kebanyak xbee router sekaligus (broadcast).

34. Cobalah untuk mengirimkan data dari coordinator ke router, amati data yang diterima
melalui serial monitor.
35. Ambil 1 xbee lagi kemudian konfigurasi sebagai router. Isi PAN ID, DH dan DL sama
seperti pada xbee Router1.

36. Letakkan xbee tersebut ke xbee shield, pasangkan ke arduino uno. Upload program
yang berikut ini.
37. Buka terminal XCTU, kemudian kirimkan sebuah paket data. Pada saat yang
bersamaan, amati data yang diterima oleh masing-masing arduino melalui serial
monitor.

V. Latihan
 Rancanglah sebuah sistem seperti gambar diatas, yang mana nantinya router1
akan mengirimkan kondisi 2 buah saklar ke coordinator. Kemudian coordinator akan
meneruskan data tersebut ke router2. Router2 akan menerjemahkan data yang
diterima menjadi kondisi on/off pada 2 buah led. Router2 juga akan mengirimkan
data kondisi masing-masing led ke coordinator. Masing-masing arduino terhubung
ke PC, sehingga data yang dikirimkan/diterima dapat dilihat dari serial monitor.

 Buat Konfigurasi BROADCAST untuk 4 buah Node dengan XBee S2,dimana 1node
sebagai Coordinator dan 3 node sebagai Router. Node Coordinator dijadikan
sebagai Transmitter dan Node lainnya jadi Receiver. Gunakan nomor DH sama
dengan contohpraktikum dan DL sembarang. Di node router terdapat LED yang
menya on/off. Waktu dari on ke off atau sebaliknya ditentukan dinode coordinator
melalui potensiometer.

VI. Tugas
Buat Konfigurasi BROADCAST untuk 6 buah Node dengan XBee S2,dimana 1 node
sebagai Coordinator, 2 node sebagai Router dan 2 node sebagai end device . Node
Coordinator dijadikan sebagai Transmitter ke node router dan node router sebagaii
Transmitter end device serta end device sebagai Receiver. Gunakan nomor DH sama
dengan contoh praktikum dan DL sembarang. Dinode Coordinator terdapat potensiometer
untuk mengatur kecepatan motor pada node end device.

Anda mungkin juga menyukai