Kurva Kapabilitas Generator
Kurva Kapabilitas Generator
Daya reaktif, daya penyeimbang untuk mempertahankan batas-batas tegangan keluaran (pada
generator), atau sebagai daya peredam karena reaktans beban atau saluran. Sekalipun daya ini
tidak bisa diubah menjadi energi kerja, tetapi keberadaannya pada generator sangat
diperlukan untuk men-stabilkan tegangan, khususnya pada masa peralihan saat terjadi
perubahan beban, sementara itu belum diikuti oleh perubahan daya riil. Peran daya reaktif
men-stabilkan tegangan agar tegangan tersebut mampu mendorong arus ke beban.
Pengubahan daya reaktif pada generator dilakukan dengan mengubah arus eksitasi belitan
medannya. Oleh karena itu fenomena perubahan daya reaktif
atau pengaturan daya reaktif dapat dipandang sebagai fenomena pengaturan fluks medan atau
pengaturan arus eksitasi medan.
pengaturan daya reaktif dilakukan dengan mengatur arus penguat generator,Hal ini dilakukan
dengan mengatur tahanan pengatur dalam sirkuit arus penguat. Yang membatasi penyediaan
daya aktif adalah masalah-masalah mekanis yang berkaitan dengan mesin penggerak,
sedangkan yang membatasi daya reaktif adalah kemampuan sirkuit eksitasi menyediakan
arus penguat yang dipengaruhi antara lain oleh sistem pendinginan generator.
Kurva Kapabillitas Generator adalah Kurva yang menjelaskan pola Operasi Generator dilihat
dari sisi Beban yang diterima Jaringan dari grafik ini dapat ditentukan titik operasi terbaik
Generator dilihat dari sisi pendinginannya ( tekanan Gas hidrogen )
Gambar 1 memperlihatkan kurva kapabilitas dari suatu generator yang didinginkan dengan
gas hidrogen.
Parameter tekanan gas hidrogen sebagai media pendingin diperlihatkan pada gambar 1.Makin
besar tekanan gas hidrogen ,makin besar efek pendinginannya sehingga dapat digunakan arus
penguat yang lebih besar lagi. Generator mampu menyerap atau memberikan daya reaktif,
namun kemampuan ini dibatasi oleh kurva kapabilitas reaktif yang dimiliki oleh setiap
generator
- Jika generator memberikan / mensuplai daya reaktif, bisa dikatakan generator bersifat
kapasitif, namun jika eksitasinya berlebihan (Over Excitation) maka hal ini akan
mengakibatkan panas yang berlebihan pada lilitan rotornya, dan
- Jika generator menyerap daya reaktif, bisa dikatakan generator bersifat induktif, namun jika
eksitasinya kurang (Under Excitation) maka hal ini akan mengakibatkan panas yang
berlebihan pada lilitan statornya.
Kondisi Over Excitation dan Under Excitation pada saat pengoperasian harus dihindari,
seperti disebutkan diatas dan efek domino yang diakibatkan tidaklah kecil, karena pemanasan
yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan laminasi dari lilitan2 tsb dan jika lilitan dari
laminasi tsb rusak maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi hubung singkat antar fasa
atau dengan body generator.
referensi:
Ir Djiteng Marsudi,PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK,edisi ke 2,Erlangga
Kurva Kapabilitas Generator (Capability Curve)
Salam Power,
Ketika sudah mengenal generator, pasti kita akan bertanya bagaimana dan berapa
kemampuan dari generator tersebut. Untuk mengetahuinya, pastikan terlebih dahulu untuk
melihat dokumen kurva kapabilitas generator atau nama umumnya adalah “Capability
Curve“.
Sebelum menuju kurva kapabilitas, alangkah baiknya kita mengenal beberapa terminologi
satuan daya; yaitu sebagai berikut:
1. MVA atau kVA; Mega/Kilo Volt Ampere: adalah satuan daya kompleks terdiri dari daya aktif
(Watt) dan daya reaktif (VAR).
2. MW atau kW; Mega/Kilo Watt: adalah satuan daya aktif; daya yang digunakan untuk
menggerakkan mesin-mesin listrik
3. MVAR atau kVAR; Mega/Kilo Var: adalah satuan daya semu; daya ini disebut juga sebagai
rugi-rugi daya, namun dibutuhkan oleh mesin-mesin listrik (untuk magnetisasi) dan jaringan
(tegangan). Kita akan coba perdalam lebih lanjut untuk hal ini di artikel lain.
Gambar di atas adalah salah satu contoh kurva umum dari sebuah kurva kapabilitas. Mari kita
bahas satu per satu secara umum apa maksud dari kurva tersebut.
1. Batas MVA atau kVA; ditunjukkan garis semu vertikal untuk 1.0 per unit satuan. Adalah batas
daya kompleks dari sebuah generator yang menunjukkan berapa kapasitas/desain
maksimum dari generator tersebut. Ini dapat menunjukkan kemampuan dari turbine/prime
mover secara tidak langsung.
2. Batas maksimum daerah lagging; daerah di dalam kurva lengkung lagging (ditunjukkan oleh
tulisan “Rated pf Lagging” dimana dalam kondisi ini generator akan menyuplai VAR (daya
semu) ke jaringan
3. Batas maksimum daerah leading; daerah di dalam kurva lengkung leading (ditunjukkan oleh
tulisan “0.95 pf leading” dimana dalam kondisi ini generator akan menyerap VAR (daya
semu) dari jaringan.
Sebuah “nameplate” generator akan tertulis; misalnya 100 MVA, PF =0.85, 11.8 kV, 4890
A. Artinya adalah maksimum kemampuan dari generator adalah di 100 MVA, dengan faktor
daya di 0.85 lagging, dan maksimum arus yang bisa dihasilkan adalah 4890 A.
Pada prinsipnya, operasi didalam kurva bagi generator adalah aman, namun dalam aspek
keandalan (reliability) dan fakta di lapangan, operasi pada daerah tertentu dan dalam periode
yang lama akan mempengaruhi umur dari generator tersebut. Berikut beberapa contoh umum
kondisi yang berpengaruh terhadap kondisi generator:
Merupakan daerah normal operasi di semua generator, yaitu generator menghasilkan dan
mengirimkan Watt dan VAR ke jaringan. Namun, peningkatan VAR dari generator akan
meningkatkan arus di rotor generator dan menjadikan temperatur rotor di generator menjadi
lebih panas.
Merupakan kondisi yang tidak normal pada operasi generator. Kondisi ini dapat dipicu oleh
kondisi grid/jaringan yang berlebih VAR, sehingga tegangan di jaringan lebih tinggi dari
nominal. Oleh karena itu, para pembangkit diminta oleh pengatur jaringan (misal PLN) untuk
menyerap VAR. Dalam kondisi leading, akan mendekati kondisi “tidak stabil” pada generator,
dan peningkatan penyerapan VAR akan membuat meingkatkan temperature “end winding
core” atau inti bagian akhir dari stator. Jika kondisi ini terus menerus, tidak tertutup
kemungkinan winding tersebut bisa rusak akibat panas dari inti stator.
Pada kesimpulannya, generator sudah memiliki batas-batas operasi sesuai dengan desain nya.
Meskipun operasi normal ada di daerah lagging, namun di Pembangkit, generator harus siap
dioperasikan dalam kondisi leading. Oleh karena itu, penting bagi setiap Operator,
Maintenance, dan Engineer untuk tetap melihat, mengevaluasi parameter-parameter dan
kinerja dari generator, agar umur dari generator dapat dicapai sesuai dengan target umur di
Pembangkit.
Semoga bermanfaat,
Referensi:
Generator sinkron adalah mesin yang cukup kompleks dengan kapabilitas yang ‘
menarik’. Mesin ini dapat menghasilkan real power (P, [watt]) dan juga
menarik/mensuplai reactive power (Q, [VAr]). Dengan demikian mesin ini menjadi
sangat mumpuni apabila didukung oleh system control yang baik.
Untuk mengetahui behaviour dari generator sinkron, cara paling mudah adalah
mengetahui karakteristiknya. Karakteristik generator sinkron umumnya disajikan
dalam beberapa kurva, misalkan oper-circuit curve, short-circuit curve, V-curve, dan
capability curve. Kecuali V-curve, biasanya generator besar selalu dilengkapi dengan
kurva-kurva tersebut di manual atau datasheet-nya. Pada bagian pertama ini akan
dijelaskan Capability Curve terlebih dahulu. Bagian ini akan diuraikan bagaimana
capability curve dibuat dengan cukup detail. Dengan mengerti proses
penyusunannya, pembaca secara tidak langsung akan mengerti informasi apa saja
yang terkandung dalam kurva tersebut.
A picture is worth a thousand of words. Setelah membaca tulisan ini, semoga kita
dapat menginterpretasikan capability curve dengan lebih baik.
Model Vertical
Model ini digunakan dengan berlandaskan pada pemodelan ANSI/IEEE Std C50/30.
Sumbu x nya adalah P, sedangkan sumbu Y nya adalah Q. Daerah operasi generator
sinkron berada pada kuadran I dan IV.
Model Horizontal
Model ini populer di Eropa, UK, Australia dan beberapa negara lain. Sumbu x nya
adalah Q, sedangkan sumbu Y nya adalah P. Daerah operasi generator sinkron
berada pada kuadran I dan II.
Pada bahasan kali ini, capability curve tipe vertical akan digunakan. Capability curve
tipe horizontal adalah sama, hanya peletakan sumbunya saja yang berbeda.
Capability curve dibuat dengan menerapkan limitasi-limitasi agar generator bekerja
pada area yang aman.
Dengan
P : Real power [Watt]
Q : Reactive power [VAr]
V : Tegangan terminal generator [Volt]
I : Arus stator [A]
φ : Sudut fasa antara gelombang tegangan dan arus
3) Arus rotor (arus eksitasi, If) tidak boleh menyebabkan overheating pada lilitan rotor.
Dalam bahasan power sending-receiving (Chapter yang membahas serah-terima daya anyata 2
sumber aktif), persamaan real dan reactive power pada batasan (1) di atas tidak relevan untuk
digunakan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5, yang menyatakan bahwa jika ada pertukaran daya
antara 2 sumber aktif maka real dan reactive power akan bergantung pada tegangan di kedua
ujungnya, impedansi antara keduanya, serta sudut beban ( load angle, power angle, transmission
angle).
Add caption
Dari sini didapatkan batasan ketiga capability curve:
Dengan membuat overlapping pada batasan kedua, dibuat batasan baru sebuah lingkaran berpusat di
(0, -V2/X) dengan jari-jari EV/X. Hal ini ditunjukkan dalam gambar 6.
4) Sudut beban harus lebih kecil dari sudut beban maximum agar generator tetap bekerja pada daerah
stabilnya.
Ini merupakan persamaan linier dasar P=mQ+c dengan gradient adalah tangent sudut beban. Pada
kasus ini diambil sudut beban maksimum adalah 90 derajat.
Batasan batasan tersebut biasanya digunakan untuk menyusun capability curve. Namun, ada besaran
lain yang harus diperhitungkan namun jarang sekali digambarkan pada capability curve.
6) Pada saat generator menghasilan real power, maka real power maksimum yang dikirim bukanlah
sebesar desain dari generatornya. Namun nilai real power adalah sebesar daya mekanik yang dihasikan
oleh turbin.
Dari sini didapatkan batasan keenam capability curve:
Dengan membuat overlapping pada batasan kelima, dibuat batasan baru sebuah garis lurus yang
samar pada area P+. Hal ini ditunjukkan dalam gambar 9.
7) Pada pembangkit besar, umumnya berbasis thermal missal PLTU batubara, uap yuntuk memutar turbin
dihasilkan oleh boiler. Agar pembakaran berlangsung stabil, boiler biasanya memiliki syarat daya
minimum yang harus dihasillkan. Selain kestabilan pembakaran, hal ini juga berkaitan dengan efisiensi
bahan bakar.
Dari sini didapatkan batasan ketujuh capability curve:
Dengan membuat overlapping pada batasan keenam, dibuat batasan baru sebuah garis lurus yang
samar pada area P+. Hal ini ditunjukkan dalam gambar 10.
Pada umumnya, gambar 8 sudah dipandang cukup. Namun batasan 6 dan 7 perlu pula menjadi
sebuah perhatian.
Ref:
Power system stability and control.
Operation of Large Turbogenerator.
Electric Machinery Fundamental.