Anda di halaman 1dari 9

Nama : Emilia Aurel SLR

NIM : 04011381823235
Kelas : Alpha 2018

Learning Issue
Metabolisme Karbohidrat

Jenis-jenis Karbohidrat

Jenis-jenis karbohidrat dibagi menjadi 2, yaitu:


a. Karbohidrat Sederhana
1) Monosakarida (C6H12O6)
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus
cincin. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga berfungsi sebagai molekul
dasar bagi pembentukan senyawa akrbohidrat kompleks pati (strach) atau selulosa.
Contoh dari monosakarida adalah heksosa. Glukosa, fruktosa, galaktosa, monosa,
ribosa (penyusun RNA) dan deoksiribosa (penyusun DNA).

2) Disakarida (C12H22O11)
Produk kondensasi dua unit monosakarida, contohnya laktosa, maltosa, sukrosa, dan
trehalosa.

3) Oligosakarida produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar


oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia.

4) Polisakarida (C6H11O5)
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus gula, rata-rata
terdiri dari 10 gugus gula. Pada umumnya polisakarida tidak berasa atau pahit dan
sifatnya sukar larut dalam air.

b. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk hampir lebih dari
20.000 unit molekul monosakarida terutama glukosa. Di dalam ilmu gizi, jenis
karbihodrat kompleks yang merupakan sumber utama bahan makanan yang umumnya
di konsumsi oleh manusia adalah pati (strach).

Glikolisis

1. Glukosa + ATP

Fungsi glukokinase juga mengambil glukosa dan darah setelah makan.


Glukokinase berbeda dengan heksokinase, is mempunyai Km yang tinggi terhadap
glukosa, dan bekerja optimal pada kadar glukosa di atas 5 mmol/L. Enzim ini khusus
untuk glukosa.
Glukosa-6-fosfat adalah senyawa yang penfing yang menjembatani berbagai
jalur metabolik (glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentosa fosfat, glikogenesis dan
glikogenolisis). Pada glikolisis, Glukosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-6-fosfat
oleh fosfoheksose isomerase, terjadi isomerisasi aldosa-ketosa dan hanya anomer-a
dari glukosa-6-fosfat yang dipengaruhi.

2. a-D-glukosa-6-fosfat a-D-fruktosa-6-fosfat

Reaksi ini diikuti dengan fosforilasi berikutnya dengan ATP dikatalisis oleh
fosfofruktokinase (fosfofruktokinase-1) menghasilkan fruktosa-1,6-difosfat.
Fosfofruktokinase adalah enzim allostrik dan dapat diinduksi dan peran utamanya
dalam mengatur kecepatan glikolisis. Reaksi ini merupakan reaksi irreversibel pada
keadaan fisiologis

3. D-fruktosa-6-fosfat + ATP D-Fruktosa-1,6-difosfat

Reaksi selanjutnya Fruktosa-1,6-difosfat dipecah oleh aldolase (fruktosa 1,6-difosfat


aldolase menjadi 2 those fosfat, gliseraldehid-3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat

4. D-fruktosa-1,6-difosfat D- gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton


fosfat
Beberapa macam aldolase telah ditemukan, semua mengandung 4 subunit.
Aldolase A terdapat di sebagian besar jaringan, sedang aldolase B terdapat di hepar
dan ren. Fruktose 6-fosfat yang terdapat dalam sel terutama dalam bentuk furanosa,
tapi bereaksi dengan fosfoheksose isomerase, fosfofruktokinase dan aldolase dalam
bentuk konfigurasi cincin terbuka. Gliseraldehid 3-fosfat dapat diubah menjadi
dihidroksi aseton fosfat atau sebaliknya oleh enzim fosfotriose isomerase.

5. D-gliseraldehid dihidroksi aseton fosfat


Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseraldehid 3-fosfat menjadi
1,3bisfosfogliserat, dan karena aktivitas fosfotriose isomerase, dihidroksi aseton fosfat
juga dioksidasi menjadi 1,3- bisfosfogliserat melalui gliseraldehid 3-fosfat.

+ +
6. gliseraldehid 3-fosfat + NAD + Pi 1,3-bisfosfogliserat + NADH + H 


Reaksi ini dipengaruhi enzim gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase


+
membutuhkan NAD . Secara struktur enzim terdiri dari 4 polipeptida identik
membentuk tetramer. Empat gugus —SH terdapat pada masing-masing polipeptida
yang berasal dari residu sistein. Salah satu dari gugus —SH merupakan tapak aktif
enzim. Mula-mula substrat bergabung dengan gugus-SH tersebut, membentuk suatu
hemiasetal yang kemudian diubah menjadi tiol ester bertenaga tinggi dengan oksidasi;
+
hidrogen yang diambil pada reaksi ini dipindahkan ke NAD yang diikat enzim.
NADH yang dihasilkan tidak begitu kuat diikat enzim, selanjutnya akan dilepaskan
+
digantikan NAD . Selanjutnya dengan fosforolisis, Pi ditambahkan membentuk 1,3-
bisfosfogliserat dan enzim bebas. Energi yang dilepaskan selama oksidasi disimpan
dengan membentuk gugus sulfur berenergi tinggi , yang setelah fosforolisis menjadi
gugus fosfat energi tinggi pada posisi 1,3-bisfosfogliserat. Fosfat energi tinggi ini
ditangkap sebagai ATP pada reaksi berikutnya dengan ADP oleh pengaruh enzim
fosfogliserat kinase melepaskan 3-fosfogliserat.

7. 1,3-bisfosfogliserat + ADP 4 A.3-fosfogliserat + ATP


Karena diperoleh 2 molekul triosa fosfat dari 1 molekul glukosa yang


mengaiami glikolisis, maka juga dihasilkan 2 molekul ATP per molekul glukosa,

sebagai hasil fosforilasi pada peringkat substrat.
 Jika terdapat arsenat, is akan

bersaing dengan fosfat anorganik (Pi) menghasilkan 1-arseno-3-fosfogliserat, yang


dapat terhidrolisis spontan menghasilkan 3-fosfogliserat dan panas, tanpa
menghasilkan ATP. Ini salah satu contoh penting ciari kemampuan arsenat sebagai
uncoupler pada oksidasi dan fosforilasi. 3-fosfogliserat selanjutnya diubah menjadi 2-
fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase sedang 2,3-bisfosfogliserat
(difosfogliserat, DPG) adalah senyawa antara pada reaksi ini.

8. 3-fosfogliserat 2-fosfogliserat


Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibatkan reaksi dehidrasi


dan distribusi ulang energi dalam molekul, menghasilkan fosfat energi tinggi, pada
posisi dengan membentuk fosfoenol piruvat. Enolase dihambat oleh fluorida.

9. 2-fosfogliserat fosfoenolpiruvat +H20


Fosfat energi tinggi dari fosfoenolpiruvat clipindahkan ke ADP oleh enzim piruvat
kinase menghasilkan 2 molekul ATP. Enolpiruvat yang terbetuk pada reaksi ini secara
spontan diubah menjadi piruvat bentuk keto. Ini adalah salah satu reaksi tak
terbalikkan (searah) lainnya yang disertai dengan hilangnya energi bebas sebagai
panas

10. fosfoenolpiruvat + ADP piruvat + ATP


Sekarang status redox pada jaringan menentukan yang manadari kedua jalur ini yang
akan berlangsung. Jika keadaan anerob, reoksidasi NADH berlangsung dengan
memindahkan reducing equivalent piruvat. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi
laktat dikatalisis oleh laktat dehidrogenase.
Reoksidasi NADH melalui pembentukan laktat memungkinkan glikolisis terjadi tanpa
+
adanya oksigen dengan menghasilkan NAD untuk siklus lain yang dikatalisis oleh
gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase. Pada keadaan aerob, piruvat masuk mitokondria,
dan setelah diubah menjadi asetil-KoA dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam
sitrat.

Fungsi glukokinase di hati adalah untuk mengeluarkan glukosa dari darah setelah makan
sehingga mengatur konsentrasi dari glukosa yang tersedia untuk jaringan perifer. Fungsi
glukokinase menghasilkan glukosa 6-fosfat yang melebihi kebutuhan untuk glikolisis, yang
digunakan untuk sintesis glikogen dan lipogenesis. Glukokinase juga terdapat dalam sel
pulau B- pankreas, tempat enzim ini berfungsi mendeteksi konsentrasi tinggi glukosa. Karena
lebih banyak glukosa terfosforilasi oleh glukokinase, terjadi peningkatan glikolisis, yang
menyebabkan peningkatan pembentukan dari ATP.

Glukosa 6-fosfat adalah suatu senyawa penting yang berada di pertemuan beberapa jalur
metabolik: glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentosa fosfat, glikogenesis, dan glikogenolisis.
Pada glikolisis, senyawa ini diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh fosfoheksosa isomerase
yang melibatkan suatu isomerisasi aldosa-ketosa. Reaksi ini diikuti oleh fosforilasi lain yang
dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase (fosfofruktokinase-1)

Untuk membentuk fruktosa 1,6-bisfosfat. Reaksi fosfofruk- tokinase secara fungsional dapat
dianggap ireversibel dalam kondisi fisiologis. Fosfofruktokinase adalah kedua diinduksi dan
diatur secara alosterik, dan memiliki peran besar dalam mengatur laju glikolisis. Fruktosa
1,6-bisfosfat dipecah oleh aldolase (fruktosa 1,6-bisfosfat aldolase) menjadi dua triosa fosfat,
gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat yang terkonversi oleh enzim fosfotriosa
isomerase.

Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseraldehida 3-fosfat menjadi 1,3-bisfosfogliserat.


Enzim yang mengatalisis reaksi oksidasi ini, gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase, bersifat
dependen-NAD. Secara struktural, enzim ini terdiri dari empat polipeptida identik (monomer)
yang membentuk suatu tetramer. Empat gugus —SH terdapat di masing- masing polipeptida
dan berasal dari residu sistein di dalam rantai polipeptida. Salah satu gugus —SH terdapat di
tempat/ bagian aktif enzim. Substrat yang pada awalnya berikatan dengan gugus —SH ini,
membentuk suatu tiohemiasetal yang dioksidasi menjadi suatu ester tiol; hidrogen yang

dikeluarkan dalam oksidasi ini dipindahkan ke NAD+. Ester tiol kemudian mengalami
fosforolisis; fosfat anor- ganik (Pi) ditambahkan yang membentuk 1,3-bisfosfogliserat, dan
gugus —SH direkonstitusi.

Dalam reaksi berikutnya yang dikatalisis oleh fosfo- gliserat kinase, fosfat dipindahkan dari
1,3-bisfosfogliserat ke ADP, membentuk ATP (fosforilasi tingkat-substrat) dan 3-
fosfogliserat. Sejak dua molekul dari triosa fosfat terbentuk per molekul pada glukosa
menjalani glikolisis, dua molekul ATP per molekul glukosa yang mengalami glikolisis.
Toksisitas arsen terjadi karena kompetisi arsenat dengan fosfat anorganik (Pi) dalam reaksi di
atas untuk menghasilkan 1-arseno-3-fosfogliserat, yang mengalami hidrolisis spontan
menjadi 3-fosfogliserat tanpa membentuk ATP. 3-Fosfogliserat mengalami isomerisasi
menjadi 2- fosfogliserat oleh fosfogliserat mutase. Besar kemungkinan- nya bahwa 2,3-
bisfosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan zat antara dalam reaksi ini.

Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibatkan suatu dehidrasi yang membentuk
fosfoenol- piruvat. Enolase dihambat oleh fluorida, dan jika peng- ambilan sampel darah
untuk mengukur glukosa dilakukan, tabung penampung darah tersebut diisi oleh fluorida

untuk menghambat glikolisis. Enolase juga tergantung pada kehadiran dari ion antara Mg2+

atau Mn2+. Fosfat pada fosfoenolpiruvat dipindahkan ke ADP oleh piruvat kinase untuk
membentuk dua molekul ATP per satu molekul glukosa yang dioksidasi. Reaksi piruvat
kinase ireversibel dalam kondisi fisiologis, sebagian disebabkan oleh terjadinya perubahan
energi bebas yang besar, dan sebagian disebabkan oleh enol-piruvat yang merupakan produk
langsung dari reaksi katalis-enzim, produk ini mengalami isomerisasi spontan menjadi
piruvat, oleh karena itu produk hasil reaksi tersebut tidak dapat mengalami reaksi reverse.

Keadaan redoks jaringan kini menentukan jalur mana dari dua jalur yang diikuti. Pada
kondisi anaerob, NADH tidak dapat direoksidasi melalui rantai respiratorik dan piruvat
direduksi oleh NADH menjadi laktat yang dikatalisis oleh laktat dehidrogenase. Hal ini
memungkinkan oksidasi dari NADH, memungkinkan molekul lain pada glukosa untuk
menjalani glikolisis. Pada keadaan aerob, piruvat diserap ke dalam mitokondria, dan setelah
menjalani dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil KoA, dioksidasi menjadi CO2 oleh siklus
asam sitrat Ekuivalen pereduksi dari NADH yang dibentuk dalam glikolisis diserap ke dalam
mitokondria untuk di oksidasi melalui salah satu dari dua pembawa.
Oksidasi Piruvat

Piruvat yang terbentuk di sitosol diangkut ke dalam mi- tokondria oleh suatu simporter
proton. Di dalam mitokondria, piruvat mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-
KoA oleh suatu kompleks multienzim yang terdapat di membran dalam mitokondria.
Kompleks piruvat dehidrogenase ini analog dengan kompleks a-keto-glutarat
dehidrogenase pada siklus asam sitrat. Piruvat mengalami dekarboksilasi oleh komponen
piruvat dehidrogenase pada kompleks enzim tersebut menjadi turunan hidroksietil cincin
tiazol tiamin difosfat (yang terikat enzim), yang kemudian bereaksi dengan lipoamida
teroksidasi, yakni gugus prostetik pada dihidrolipoil trans-asetilase, untuk membentuk
asetil lipoamida .Tiamin adalah vitamin B1 dan jika jumlahnya kurang, metabolisme glukosa
akan terganggu dan mungkin terjadi asidosis laktat dan piruvat yang signifikan (yang dapat
mengancam nyawa). Asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A untuk membentuk asetil-
KoA dan lipoamida tereduksi. Reaksi ini tuntas jika lipoamida yang tereduksi tersebut
direoksidasi oleh suatu flavoprotein, yaitu dihidrolipoil dehidrogenase, yang mengandung
FAD. Akhimya, flavoprotein tereduksi mengalami oksidasi oleh NAD +, yang kemudian
memindahkan ekuivalen pereduksi ke rantai respiratorik. Reaksi keseluruhan adalah sebagai
berikut:

Piruvat + NAD+ + CoA → Asetil-CoA + NADH + H+ + CO 2

Kompleks piruvat dehidrogenase terdiri atas sejumlah rantai polipeptida dari masing-masing
ketiga enzim komponen, dan zat-zat antaranya tidak berdisosiasi, tetapi tetap terikat enzim.
Kompleks enzim semacam ini, dengan substrat yang dipindahkan dari satu enzim ke enzim
berikutnya, meningkatkan laju reaksi dan menghilangkan reaksi-reaksi samping sehingga
efisiensi keseluruhan meningkat.

Siklus Asam Sitrat

Siklus asam sitrat (siklus Krebs, siklus asam trikarboksilat) adalah serangkaian reaksi di
mitokondria yang mengoksidasi gugus asetil pada asetil-KoA ke CO2 dan mereduksi
koenzim yang ter-reoksidasi melalui rantai transpor elektron yang berhubungan dengan
pembentukan ATP.

Siklus asam sitrat adalah jalur bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lipid, dan protein
karena glukosa, asam lemak, dan sebagian besar asam amino di metabolisme menjadi asetil-
KoA atau zat-zat antara siklus ini. Siklus ini juga berperan sentral dalam glukoneogenesisi,
lipogenesisi, dan interkonversi asam-asam amino.

Siklus diawali dengan reaksi antara gugus asetil pada asetil-KoA dan asam dikarboksilat
empat-karbon oksa- loasetat yang membentuk asam trikarboksilat enam- karbon, yaitu sitrat.
Pada reaksi-reaksi berikutnya, terjadi pembebasan dua molekul CO2 dan pembentukan ulang
oksaloasetat. Hanya sejumlah kecil oksaloasetat yang dibutuhkan untuk mengoksidasi asetil-
KoA dalam jumlah besar; senyawa ini dapat dianggap memiliki peran katalitik karena
terbentuk kembali di akhir siklus.

1. Penggabungan molekul asetil-KoA dengan oksaloasetat dan membentuk asam sitrat. Enzim
yang digunakan dalam reaksi ini adalah enzim asam sitrat sintetase. 


2. Tahap kedua yang disebut isomerase sitrat dibantu oleh enzim akonitase yang
menghasilkan isositrat. 


3. Enzim isositrat dehidrogenase mengubah isositrat menjadi alfa-ketoglutarat dengan


bantuan NADH. Setiap satu reaksi melepaskan satu molekul karbon dioksida. 


4. Alfa ketoglutarat diubah menjadi suksinil-CoA. Reaksi dikatalisasi oleh enzim alfa-
ketoglutarat dehidrogenase. 


5. Suksinil-CoA diubah menjadi suksinat dengan mengubah GDP + Pi menjadi GTP. GTP
digunakan untuk membentuk ATP. 


6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan didehidrogenasi menjadi fumarat
dengan bantuan enzim suksinat dehidrogenase. 


7. Terjadi hidrasi yaitu penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon ganda (C=C) yang ada
pada fumarat sehingga menghasilkan malat. 


8. Enzim malat dehidrogenase mengubah malat menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat yang


dihasilkan berfungsi untuk menangkap asetil-CoA, sehingga siklus Krebs akan terus
berlangsung. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH ketiga dari NAD+. 


Anda mungkin juga menyukai