Anda di halaman 1dari 3

Warna dahak yang keluar saat kita batuk bisa menjadi petanda patogen apa yang

sedang menyerang tubuh. Selain itu, jika yang keluar jumlahnya banyak,
kemungkinan ada infeksi yang sedang berkembang di dalam tubuh kita.

Sebenarnya, pada saat tubuh sedang sehat juga memproduksi dahak sekitar 1-1,5
liter. "Saat sehat biasanya warnanya bening dan jumlahnya tidak banyak," kata
dokter spesialis paru di The Ohio State University Wexner Medical Center, Amerika
Serikat, Matthew Exline.

Lalu, bila warna dahak tidak bening, apa artinya? Berikut pemaparan Matthew
seperti dikutip dari situs Medical Daily, Kamis (16/3/2017).

1. Dahak warna putih atau agak keabu-abuan

Saat batuk lalu muncul dahak berwarna putih atau abu-abu merupakan indikasai
infeksi saluran pernapasan atau masalah sinus.

Khusus pada warna dahak yang abu-abu usai batuk, itu merupakan tanda tubuh
sedang berusaha menyingkarkan tar yang terakumulasi akibat merokok berlebihan
atau menghirup polutan seperti asap atau debu.

2. Dahak warna kuning gelap atau hijau

Saat dahak yang keluar itu kuning gelap mungkin merupakan tanda adanya infeksi
virus ata bakteri, infeksi sinus, atau infeksi saluran pernapasan bawah.

Biasanya, hal ini terjadi ketika sistem imunitas tubuh mengirim sel darah putih ke
daerah yang terinfeksi. Lalu, sel-sel ini mengandung protein hijau, bila jumlahnya
banyak membuat dahak jadi berwarna hijau.

Namun studi di 2011 yang terbit dalam European Respiratory


Journal mengemukakan, dahak yang berwarna kuning atau hijau tidak selalu
menandakan infeksi. "Berlawanan dengan apa yang diyakini selama ini, dahak
warna kehijauan tidak selalu berarti ada infeksi bakteri," kata Exline.

1 of 2
Berwarna cokelat dan merah

3. Dahak warna kecoklatan

Bagi Anda yang merokok, biasanya sering mengeluarkan dahak berwara cokelat.
Warna ini merupakan kombinasi antara resin, tar, dan partikel lain yang ada di rokok
yang kemudian coba untuk dikeluarkan tubuh seperti dikatakan Exline.

4. Dahak warna merah muda

Saat dahak berwarna merah muda merupakan indikator adanya edema paru atau
masuknya cairan di dalam paru. Warna dahak merah muda juga sebagai tanda
hadirnya darah dalam dahak dalam jumlah relatif sedikit.

Bila dahak warna merah muda ini disertai busa, bisa jadi ada masalah jantung pada
orang tersebut menurut UK’s National Health Service.

5. Dahak berdarah

Saat Anda mengeluarkan dahak lalu ada darah dalamnya bisa menjadi beberapa
tanda penyakit. Mulai dari bronkitis, pneumonia, emboli paru, atau TBC seperti
diungkapkan dokter Steve Okhravi.

Craniosynostosis(Sindrom Pfeifer)

Craniosynostosis dalam hubungan dengan pendek, luas jempol dan jari kaki besar adalah
petunjuk diagnostik utama untuk Sindrom Pfeiffer.

Pasien memiliki fusi prematur dari coronal dan lamb-jahitan doid dan kadang-kadang dari
jahitan sagitalis, lead ke bentuk tengkorak yang tidak normal. Ada suatu karakteristik
penampilan wajah: kepala tidak proporsional dengan datar occiput, dahi penuh tinggi,
midface terbelakang dengan surut pipi (hipoplasia midfasial), hidung kecil dengan jembatan
hidung rendah dan mata luas (mata) hipertelorisme). Pasien sering menunjukkan keunggulan
mata (proptosis okuler) karena orbita sangat dangkal. Ibu jari dan jari kaki besar pendek dan
lebar. Ada sebuah penyimpangan khas ibu jari dan jari kaki jauh dari digit lainnya dan
anyaman (sindactyly) dari yang kedua dan jari dan jari kaki ketiga.
Kelainan tambahan mungkin termasuk keterbelakangan mental, stenosis aqueduktal dengan
hidrosefalus berikutnya, otak serebelum dan hernia otak- tion, telinga rendah, stenosis kanal
auditori eksternal atresia, infeksi telinga berulang, dan jarang, internal anomali seperti
hidronefrosis, ginjal panggul dan hipoplastik kandung empedu [2]. Kelainan visual mungkin
sebuah fitur, baik primer, karena proptosis atau kedua- ary, karena peningkatan tekanan
intrakranial. Pasien dengan sindrom Pfeiffer dapat memanifestasikan udara atas- obstruksi
cara terkait dengan hipoplasia midface dan d obstruksi nasal ondary; anomali trakea terjadi
jarang dilaporkan [3].

Berdasarkan tingkat keparahan fenotipe, sindrom Pfeiffer syndrome telah dibagi menjadi tiga
subtipe klinis [2]:

• Tipe 1 Pfeiffer atau sindrom Pfeiffer "klasik" melibatkan individu dengan manifestasi
ringan termasuk brachycephaly, hipoplasia midface, dan jari tangan dan kaki yang abnormal
malitas. Ini terkait dengan neurologis normal dan perkembangan intelektual, dan umumnya
memiliki batang.

• Tipe 2 terdiri dari deformitas tengkorak trilobasi (daun semanggi) tengkorak), proptosis
ekstrim, kelainan jari dan kaki, ankilosis siku atau sinostosis, keterlambatan perkembangan
dan komplikasi neurologis. Tengkorak daun semanggi bisa menyebabkan pertumbuhan otak
terbatas, dan proptosis ekstrim dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang parah.

• Tipe 3 mirip dengan tipe 2 tetapi tanpa daun semanggi tengkorak. Ketiadaan tengkorak
cloverleaf di tipe 3 dapat membuatnya diagnosis sulit ditegakkan. Tipe 2 dan 3 miliki hanya
terjadi dalam kasus sporadis, dan memiliki peningkatan risiko untuk kematian dini karena
kompromi neurologis yang parah dan masalah pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai