FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2017
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................03
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................04
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................05
KLARIFIKASI ISTILAH............................................................................................06
IDENTIFIKASI MASALAH.......................................................................................08
HIPOTESIS..................................................................................................................08
ANALISIS MASALAH...............................................................................................10
Masalah 1.........................................................................................................10
Masalah 2.........................................................................................................14
Masalah 3.........................................................................................................20
SINTESIS.....................................................................................................................27
KERANGKA KONSEP...............................................................................................54
KESIMPULAN............................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................56
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial
Skenario B Blok 7 Tahun 2017” sebagai tugas kompetensi kelompok.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami mendapat banyak bantuan, bimbingan, dan
saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi
kita dan perkembangan ilmu pengetahuan untuk membuka wawasan yang lebih luas
lagi.Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT.Amin.
Kelompok A4
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Blok Biokimia adalah blok ke-7 semester 2 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang. Pada
kesempatan ini dilaksanakan tutorial menelaah skenario sebagai bahan pembelajaran
untuk berpikir kritis mengenai suatu kasus.
C. DATA TUTORIAL
Tutor : Dr. Eka Febri Zulissetiana, M. Bmd
Moderator : Sessa Magabe
Sekretaris : Putri Elfani Pradita dan Muthiara Adlin A.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tn. Arai, 28 tahun adalah seorang instruktur bina raga di Lingga Gym. Tn. Arai rutin
mengkonsumsi nasi porsi normal dan makanan berprotein tinggi dalam jumlah banyak seperti
telur, daging, dada ayam dan susu protein tinggi sejak 5 tahun yang lalu. Beberapa hari
terakhir dia merasa BAK-nya tidak lancar. Dia khawatir dengan pola makannya saat ini
sehingga dia konsultasi ke dokter. Dokter mengatakan kesehatan Tn. Arai bagus, memiliki
berat badan ideal dan otot yang bagus, tetapi dia harus mengurangi asupan protein.
5
I. KLARIFIKASI ISTILAH
6
kebugaran
Sumber : kerjanya.net
7
II. IDENTIFIKASI MASALAH
III. HIPOTESIS
Tn. Arai merasa BAK-nya tidak lancar karena kelebihan asupan protein.
8
IV. KETERKAITAN ANTAR MASALAH
Mengkonsumsi makanan
Berat badan ideal berprotein tinggi secara Pemecahan
berlebihan protein
Pembentukan
Katabolisme protein tinggi
protein otot
BJ meningkat
Urin pekat
9
V. ANALISIS MASALAH
1. Tn. Arai, 28 tahun intruktur bina raga, rutin mengkonsumsi nasi porsi normal
dan makanan berprotein tinggi dalam jumlah banyak seperti telur, daging, dada
ayam dan susu protein tinggi sejak 5 tahun yang lalu.
a. Apa yang dimaksud makanan sumber protein tinggi ?
Suatu makanan bisa dikatakan sumber protein tinggi atau sumber protein
rendah berdasarkan komposisi asam amino, pencernaan dan efisiensi dimana
asam amino diserap dan selanjutnya digabungkan dalam protein tubuh.
Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas protein adalah
biological value (BV)
10
- Membran disekeliling sel juga terbuat dari peotein. Jumlah sel dalam tubuh
meningkat selama periode anak-anak dan remaja. Tambahan lagi protein dlm
jaringan juga selalu mengalami perombakan.
- Protein penting dalam pembentukan ensim, antibody dan beberapa hormon.
2) Energi
Kelebihan protein dalam tubuh bisa digunakan utk energi. Melalui proses
deaminasi dlm hati dan akan menghasilkan urea yg dibuang melalui urin, pada
saat proses biosintesis urea ini kemudian juga akan dihasilkan hasil antara yg
masuk dalam siklus metabolisme yg akan melepaskan energi.
3) Sebagai Enzim
Berperan terhadap perubahan-perubahan kimia dalam system biologis.
4) Alat Pengangkut dan Alat Penyimpanan
Banyak molekul dengan BM kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu.
5) Pengatur Pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena
adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
6) Penunjang Mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya
kolagen, suatu protein yang berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk
serabut.
7) Pertahanan Tubuh
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein
khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing
yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lain.
8) Media Perambatan Impuls Syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya
rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna atau
cahaya pada sel-sel mata.
9) Pengendalian Pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter
bahan (Winarno, 2004).
11
d. Adakah hubungan antara profesi yang dimiliki oleh Tn. Arai dengan pola
makanan yang dilakukannya sekarang ?
Kebutuhan protein pada atlet ialah 1 – 1,2 g/ kg berat badan per hari.
Hal ini dikarenakan profesi Tn. Arai sebagai binaragawan yang
mengharuskannya untuk untuk membuat massa otot (GABA).
e. Apa dampak konsumsi protein tinggi dalam waktu yang lama (5 tahun) ?
Protein mengandung nitrogen apabila konsumsi protein meningkat
maka nitrogen meningkat. Hal ini mengakibatkan berat jenis urin meningkat
sedangkan pH urin menurun. Berat jenis urin yang meningkat mengakibatkan
diuresi.
f. Berapa kebutuhan protein per usia dan berapa kebutuhan protein bagi
Tn. Arai ?
12
Sebagai dasar perhitungan, kecukupan protein = 10-15 % dari total
suplai kalori. Misalnya 10% dari kecukupan energi = 210 kalori = 52,5 gram
protein, (1 kalori = 4 gram protein) (Suhardjo dan Clara, 1992).
13
2. Beberapa hari terakhir dia merasa BAK-nya tidak lancar.
a. Bagaimana proses pembentukan urin dan BAK yang normal?
Penyaringan (Filtrasi)
14
Penyerapan (Absorbsi)
15
Walaupun jika terdapat ADH di bagian tubulus ini, ADH tidak dapat bekerja,
karena membran tubulus impermeabel terhadap air. Pada bagian tubulus distal,
disinilah tempat hormon-hormon seperti aldosteron dan ADH dapat berkeja
aktif untuk masing-masing mereabsoprsi natrium dan H2O, untuk menentukan
seberapa pekat volume urin yang akan dihasilkan.
Sementara zat-zat sisa seperti kreatinin dan asam urat, setelah proses
filtrasi akan langsung di ekskresi melalui tubulus, tanpa ada proses reabsorpsi
lagi. Sedangkan kalium dan ureum, masih dapat disekresikan ke lumen. Pada
tubulus kolingentes, duktus kolingentes kortikal, dan duktus kolingentes
medula, masih terdapat reabsorpsi natrium dan air 10%. Pada duktus
kolingentesmedula, urem masih dapat disekresikan ke lumen tubulus ubtuk
dapat diekskresi bersama urin.
Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat
ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain,
misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang
bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa
metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Miksi
16
1. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di
dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian
mencetuskan langkah kedua. Terjadinya distensi atau peningkatan
tegangan pada kandung kemih mencetuskan refleks I yang
menghasilkan kontraksi kandung kemih dan refleks V yang
menyebabkan relaksasi uretra.
2. Timbul refleks saraf yang disebut reflek miksi (refleks berkemih)
yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal
setidaknya menimbulkan kesadaran dan keinginan untuk
berkemih. Ketika proximal uretra mengalirkan urin maka akan
mengaktifkan refleks II yang akan menghasilkan kontraksi
kandung kemih dan IV sehingga stingfer eksternal dan uretra akan
berelaksasi, sehingga urin dapat keluar. Jika tejadi distensi pada
uretra yang bisa disebabkan karena sumbatan, atau kelemahan
sfingter uretra maka akan mengaktifkan refleks III, sehingga
kontraksi kandung kemih melemah.
Jika sudah tiba saat berkemih, pusat cortical dapat
merangsang pusat berkemih sacral untuk membantu mencetuskan
refleks berkemih dan dalam waktu yang bersamaan menghambat
sfingter eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat
terjadi
b. Apa saja faktor yang mempengaruhi BAK?
i. Jumlah air yang diminum
Semakin banyak air yang diminum jumlah urin semakin banyak.
Apabila banyak air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam
darah sedikit, sehingga pembuangan air jumlahnya lebih banyak dan
air kencing akan terlihat bening dan encer. Sebaliknya apabila sedikit
air yang diminum, akibatnya penyerapan air ke dalam darah akan
banyak sehingga pembuangan air sedikit dan air kencing berwarna
lebih kuning .
ii. Jumlah garam yang dikeluarkan dari darah
Supaya tekanan osmotik tetap, semakin banyak konsumsi garam maka
pengeluaran urin semakin banyak.
17
iii. Konsentrasi hormon insulin
Jika konsentrasi insulin rendah, orang akan sering mengeluarkan urin.
Kasus ini terjadi pada orang yang menderita kencing manis.
iv. Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika
darah sedikit mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan
ke dalam ginjal, akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin
yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit.
v. Suhu lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga
suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit
sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di
antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin
banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
vi. Gejolak emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan
meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada
saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan
berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air
kecil
vii. Minuman alkohol dan kafein
Alkohol dapat menghambat pembentukan hormon antidiuretika.
Seseorang yang banyak minum alkohol dan kafein, maka jumlah air
kencingnya akan meningkat.
c. Mengapa gejala BAK yang tidak lancar baru dirasakan setelah beberapa
tahun mengkonsumsi protein tinggi?
Protein yang masuk ke dalam tubuh akan dipecah menjadi asam amino yang
selanjutnya akan diedarkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Semakin
banyak protein yang kita konsumsi maka semakin banyak protein yang
dipecah menjadi asam amino. Hal ini mengakibatkan semakin banyak asam
amino di dalam darah yang menyebabkan tekanan kapiler meningkat. Untuk
pembentuka urin, terjadi proses filtrasi. Pada proses filtrasi, terjadi perbedaan
tekanan kapiler dengan tekanan glomerulus. Hal ini mengakibatkan
18
glomerular filtration rate (GFR) meningkat. Hal ini mengakibatkan kerja ginjal
meningkat pula yang lama kelamaan akan mengakibatkan kerusakan ginjal.
19
f. Adakah hubungan antara metabolisme protein dan konsumsi protein
berlebihan dengan BAK tidak lancar?
Katabolisme protein
meningkat
Meningkatkan kadar
nitrogen
BJ meningkat pH turun
Diuresi turun
3. Dokter mengatakan Tn. Arai, memiliki berat badan ideal dan otot yang bagus,
tetapi harus mengurangi asupan protein.
a. Bagaimana metabolisme protein ?
Katabolisme:
20
2. Katabolisme kerangka karbon asam amino akan melewati senyawa
amfibolik
Anabolisme:
1. Sintesis protein
2. Sintesis produk khusus, misalnya purin, pirimidin, serotonin dll.
Sisa: mengalami katabolisme
4) Struktur protein terdiri dari dua pola yang berbeda – protein globular dan
protein fibrilar.
5) Protein globular yang berbentuk bulat dan hadir pada tanaman. Protein
Fibrilar yang seperti benang, mereka umumnya hadir pada hewan.
6) Protein umumnya memiliki berat molekul besar berkisar antara 5. 103 dan
106 , karena ukuran besar, protein menunjukkan banyak sifat koloid.
10) Protein seperti asam amino menunjukkan amfoter yaitu properti, mereka
dapat bertindak sebagai asam dan alkali.
11) Dapat membentuk garam dengan kedua kation dan anion berdasarkan
muatan bersih.
21
Sifat kimia protein adalah:
1) Protein ketika dihidrolisis oleh asam, seperti asam pekat HCl hasil amino
dalam bentuk hidroklorida mereka.
3) Protein yang reaksi dengan alkohol memberikan ester yang sesuai. Proses
ini dikenal sebagai esterifikasi.
5) Ketika asam amino bebas atau protein dikatakan bereaksi dengan asam
mineral seperti HCl, garam asam terbentuk.
6) Ketika asam amino dalam medium alkali bereaksi dengan banyak asam
klorida, reaksi asilasi berlangsung.
8) Tes Folin adalah tes spesifik untuk asam amino tirosin, di mana warna biru
berkembang dengan asam phosphomolybdotungstic dalam larutan alkali
karena kehadiran kelompok fenol.
22
d. Apa akibat dari kelebihan dan kekurangan konsumsi protein?
Asupan protein yang kurang dari kebutuhan protein harian bisa menimbulkan
sejumlah efek pada kesehatan kita. Untuk dapat mencegah dan
mewaspadainya, simak kondisi-kondisi berikut ini:
1) Edema
2) Kekeringan Kulit
3) Anemia
4) Kerontokan Rambut
5) Penurunan Berat Badan
6) Kesulitan Tidur
7) Gampang Kelelahan
8) Penurunan Fungsi Otak
9) Lambatnya Proses Penyembuhan
10) Kwasiorkor
11) Marasmus
12) Chacexia
13) Gagal Hati
14) Apati
Kekurangan protein menimbulkan efek yang tak enak, begitu juga kasusnya
saat asupan protein melebihi kebutuhan harian yang seharusnya. Berikut ini
bisa dilihat efek negatif apa saja ketika membiarkan zat protein terlalu
berlebihan di dalam tubuh.
23
7) Penurunan Ketosis
8) Pengasaman pada darah
24
VI. KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN
No. Learning What I Know What I don’t know What i have to How I
Issues prove will
learn
1. Metabolisme - Sifat fisika dan - Sintesis asam - Sintesis asam
Protein
kimia protein amino non amino non
essensial essensial
- Metabolisme - Metabolisme Jurnal,
asam amino asam amino Buku,
essensial essensial dan
- Katabolisme - Katabolisme
protein dan protein dan asam Internet
asam amino amino
- Sifat fisika dan - Sifat fisika dan
kimia protein kimia protein
- Peran vitamin - Peran vitamin
dan mineral dan mineral
dalam sintesis dalam sintesis
asam amino asam amino
25
protein - Dampak - Dampak
kelebihan dan kelebihan dan
kekurangan kekurangan
protein protein
4. Diet Tinggi - Definisi - Syarat diet - Syarat diet TKTP
Kalori Tinggi TKTP - Jenis diet TKTP
Protein - Jenis diet TKTP - Bahan makanan
(TKTP) - Bahan makanan TKTP
TKTP
6. Miksi dan - Proses - Proses miksi - Proses miksi
Urin pembentukan - Faktor yang - Faktor yang
urin mempengaruhi memepengaruhi
pembentukan pembentukan
urin urin
- Proses
pembentukan
urin
26
VII. SINTESIS
A. Metabolisme Protein
Pencernaan Protein
Enzim yang disekresi oleh Lambung, Pankreas, dan usus akan mencerna
protein menjadi bentuk yang lebih sederhana dan akhirnya akan diserap dalam
bentuk asam amino.
Dalam lambung ada pencernaan protein oleh enzim pepsin, dalam pH rendah
mempunyai kerja yang optimum. Rennin dapat mengkoagulasi susu pada bayi
dan hewan.
Absorbsi
Absorpsi L-asam amino lebih cepat dari pada D-asam amino. Proses ini perlu
energi (transport aktif). Pada keadaan normal tak terjadi absorpsi protin atau
polipeptida namun pada keadaan tertentu dapat terjadi absorpsi protein
/polipeptida (sedikit), misalnya dalam keadaan alergi.
Katabolisme:
27
Katabolisme kerangka karbon asam amino akan melewati senya
amfibolik
Anabolisme:
Sintesis protein
Sintesis produk khusus, misalnya purin, pirimidin, serotonin dll.
28
Sintesis Asam Amino
29
berkontribusi pada jalur reaksi dimana isoleusin disintesis. Asparagin, amida
dari aspartat, tidak terbentuk langsung dari aspartat dan NH4+.
Aspartat adalah komponen awal dari lisin, metionin, treonin dan. tahap
ini dikatalis oleh aspartat semialdehid dehidrogenase. Kedua enzim terdapat
dalam bakteri, protista, jamur, dan tanaman tetapi tidak ditemukan pada
hewan. Akibatnya, hewan tidak dapat mensintesis lisin, metionin, dan treonin.
(Horton.2006)
30
C. Alanin, Valin, Leusin, dan Isoleusin
Keluarga piruvat terdiri dari alanin, valin, leucine, dan isoleucine. Alanine
disintesis dari piruvat dalam satu langkah:
Valine dan isoleusin disintesis paralel dengan empat enzim yang sama.
Sintesis valin diawali dengan kondensasi piruvat dengan hidroksietil - TPP
( produk dekarboksilasi dari piruvat tiamin pirofosfat ).Produk α-acetolactate
kemudian dikurangi untuk membentuk α,β- dihydroxyisovalerate diikuti oleh
dehidrasi α- ketoisovalerate . Valin diproduksi dalam reaksi transaminasi
berikutnya.
31
transaminasi . Langkah pertama dari biosintesis leusin dari α- ketoisovalerate ,
asetil CoA menyumbangkan dua unit karbon . Leusin terbentuk setelah
isomerisasi , pengurangan , dan transaminasi . (Trudy McKee.2004)
32
amino) dan sebagai bentuk penyimpanan dan transportasi yang aman dari
NH4+ . (Trudy McKee.2004)
Serin merupakan sumber utama dari glisin melalui reaksi reversibel yang
dikatalisasi oleh serin hydroxymethyltransferase . Dalam mitokondria tanaman
dan bakteri, aliran fluks reaksi ini adalah menuju serin yang menyediakan rute
ke serin yang berbeda atau yang lain. Reaksi Serin hydroxymethyltransferase
33
membutuhkan dua kofaktor: PLP gugus prostetik dan kosubstrat
tetrahydrofolate. (Horton.2006) Pada sebagian besar spesies, biosintesis sistein
dari serin terjadi dalam dua langkah Pertama, gugus asetil dari asetil CoA
ditransfer ke substituen b-hidroksil serin, membentuk O-acetylserine.
Selanjutnya, digantikan oleh kelompok sulfide asetat untuk membentuk
sistein. (Horton.2006) Serin adalah sumber utama dari glisin. Jumlah yang
lebih kecil dari glisin dapat diturunkan dari kolin.
34
Sintesis sistein adalah komponen utama dari metabolisme belerang. Kerangka
karbon sistein berasal dari serin. Hewan tidak memiliki jalur biosintesis sistein
yang normal. Namun demikian, sistein masih dapat disintesis pada hewan
sebagai produk sampingan degradasi metionin. Dalam langkah pertama, serin
mengembun dengan homosistein, senyawa antara dalam biosintesis metionin.
Produk dari reaksi kondensasi, cystathionine, dibelah menjadi ketobutyrate
dan sistein. (Horton.2006)
35
defosforilasi. Hewan tidak memiliki enzim dari jalur chorismate . Mereka
tidak dapat mensintesis chorismate dan , akibatnya , tidak dapat mensintesis
salah satu asam amino aromatik . (Horton.2006)
36
organisme lain , enzim terdiri dari dua jenis subunit dalam tetramer α2β2 .
Subunit alfa atau domain mengkatalisis pembelahan indole gliserol fosfat
menjadi gliseraldehida 3 - fosfat dan indole . Subunit beta atau domain
mengkatalis kondensasi indole dan serin dalam reaksi yang memerlukan PLP
sebagai kofaktor . Indole yang dihasilkan dalam reaksi, dikatalis oleh alfa
subunit tetramers α2β2 kemudian disalurkan atau ditransfer langsung ke situs
aktif dari subunit β . Ketika struktur tiga dimensi dari sintase triptofan dari
Salmonella typhimurium ( organisme sintase triptofan yang memiliki struktur
oligomer α2β2 ) ditentukan dengan kristalografi sinar-X , ditemukan sebuah
terowongan tempat bergabungnya situs aktif α dan β. Diameter terowongan
sesuai dengan dimensi molekul indole , jadi bagian dari indole yang melalui
terowongan akan menjelaskan mengapa indole tidak berdifusi.
G. Histidin
37
Katabolisme Asam Amino
38
Terdapat 3 vitamin yang terlibat dalam metabolisme asam amino yaitu :
a. Vitamin B6
Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah peridoksal fosfat, yang
selalu terdapat dalam bentuk aminopiridoksumin fosfat, yang
berfungsi sebagai gugus prostetik sejumlah enzim yang
mengkatalisis reaksi mentabalisme asam amino, transaminasi,
dekarboksilasi dan rasemisasi. transaminasi yang dikatalisis
oleh transaminasi atau aminotransferase, piridoksal fosfat
yang terikat kuat, berfungsi sebagai pembawa sementara
gugus amino dari senyawa donor yaitu asam -amino,
menuju senyawa penerima gugus amino yaitu asam -keto
c. Vitamin B12
Terdapat dua jenis reaksi enzimatik yang memerlukan koenzim
vitamin B12 jenis pertama mengakatalisis penggeseran 1,2 suatu
atom hidrogen dari satu atom karbon substrat ke atom berikutnya
dengan pengeseran 2,1 (terbalik) yang serentak dari beberapa gugus
lainnya, alkil, karboksil, hidroksil atau gugus amino. Jenis reaksi
yang kedua, koenzim B12 tertindak sebagai pembawa gugusan
metil yang didapat dari N5 metiltetrahidrobolat, terhadap molekul
akseptor yang sesaui, dalam suatu reaksi, gugus metil menduduki
posisi, S-deaksi adensil dari koenzim B12, suatu contoh adalah
metilasi dari homosistein untuk menghasilkan metionin
39
B. Siklus Urea dan Keseimbangan Nitrogen
Tahapan:
1. Transaminasi
Transaminase adalah proses katabolisme asam amino yg melibatkan
pemindahan/pelepasan gugus amino (-NH2) yang mengandung
nitrogen, dari satu asam amino kepada asam amino yang lain.
Alanin transaminase
AA + asam piruvat asam α keto + alanine
Glutamat transaminase
AA + asam α ketoglutara asam α keto + asam glutamat
gugus (-NH2) yang dilepaskan diterima oleh suatu asam keto sehingga
terbentuk asam amino baru (alanin, asam glutamat) dan asam keto lain. Reaksi
transaminasi bersifat reversibel, pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang
hilang, karena gugus amino yg dilepaskan oleh asam amino diterima oleh
asam keto.
2. Deaminasi oksidatif
gugus -NH2 dilepaskan dalam bentuk amonia yang kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk Urea dalam urine.
Glutamate dehidrogenase
Asam glutamat + NAD+ asam α ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+
(amonia).
3. Transpor amonia
Karena amonia / ammonia (NH3) bersifat racun, maka diangkut dari
jaringan menuju ke hepar tidak dalam bentuk bebas (NH3/ NH4+).
Dari berbagai jaringan diubah menjadi asam amino Glutamin.
Glutamat (Glu) + NH4+ + ATP Glutamin (L-Gln) + ADP + Pi
40
Glutamin sintase Glutamat didapat dari alfa-Ketoglutarat (TCA cycle)
melauli transaminasi dengan asam amino lain. Glutamin kemudian
diangkut ke hepar, sebagian ke ginjal, dan ke usus. Dalam hepar/hati
Glutamin (Gln) dihidrolisis menggunakan enzim Glutaminase untuk
melepas NH3 yang akan masuk ke siklus Urea. Reaksinya:
Siklus Urea
41
1. Sintesis (pembentukan) karbamil fosfat
O O
karbamil fosfat
2. Pembentukan sitrulin
L-ornitin + karbamil fosfat L-sitrulin + H3PO4
Enzim : Ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian
mitikondria sel hati.
3. Pembentukan argininosuksinat
5. Penguraian arginin
O urea
Enzim : arginase
42
C. Nutrisi dan Protein
Angka kecukupan protein yang dianjurkan (tiap orang per hari) dapat
dilihat pada Tabel berikut ini:
43
Bahan makanan sehari adalah berupa makanan biasa ditambahkan
dengan bahan makanan yang ditambahkan yaitu berupa susu, telur ayam,
daging, formula komersial, dan gula pasir. Adapun pembagian makanan
tersebut dapat dilihat pada tabel 2.8.
44
Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein
45
- Apatis.
Ciri-ciri penyakit Kwashioskor (Ellya, 2010), adalah sebagai
berikut:
- Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.
- Kulit tampak kering (xerosis) dan memberi kesan kasar
dengan garis-garis permukaan yang jelas.
- Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit
yang menunjukkan hiperpigmentasi dan kulit dapat
mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan
dasar yang licin berwarna putih mengkilat.
- Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
2) Marasmus
Marasmus berasal dari kata yunani yang bearti wasting
(merusak). Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi
(12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak
diantara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar
negara sedang berkembang dan lebih banyak dari kwashiorkor
(Yuniastuti, 2008).
Gejala penyakit Marasmus (Widodo, 2009), adalah sebagai
berikut:
- Pertumbuhan yang terhambat.
- Lemak dibawah kulit berkurang.
- Otot-otot berkurang dan melemah.
- Muka seperti orang tua (0ldman’s face).
b. Akibat Kelebihan Protein
46
mengeluarkan kelebihan nitrogen dan juga dapat menyebabkan asidosis,
dehidrasi, diare, kenaikan amonia darah, kenaikan ureum darah, dan demam
(Ellya, 2010).
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP), yang sering juga disebut
dengan diet Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT) yaitu diet yang mengandung
energi dan protein di atas kebutuhan normal (Almatsier, 2006). Diet ini
diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah dengan makanan sumber
protein tinggi seperti susu, telur, dan daging. Diet ini diberikan bila pasien
telah mempunyai nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.
Pemberian diet TKTP ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan
protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh, dan untuk menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
(Almatsier, 2006).
Adapun syarat-syarat diet TKTP ini adalah energi tinggi, yaitu 40-45
kkal/kg BB; protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB; lemak cukup, yaitu 10-25 %
dari kebutuhan energi total; karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan
energi total; vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal; dan
makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna (Almatsier, 2006).
Pemberian diet TKTP disesuaikan dengan jenis diet TKTP yang harus
diberikan. Adapun jenis diet TKTP adalah berupa diet TKTP I dan diet TKTP
II. Diet TKTP I dengan energi 2600 kkal dan protein 100 g (2 g/kg BB). Diet
TKTP II dengan energi 3000 kkal dan protein sebesar 125 g (2,5 g/kg BB).
Indikasi pemberian diet TKTP ini adalah pada penderita Kurang Energi
Protein (KEP); sebelum dan setelah operasi tertentu multitrauma, serta selama
radioterapi dan kemoterapi; pada pasien luka bakar berat dan baru sembuh dari
penyakit dengan panas tinggi; pasien penderita hipertiroid, hamil, dan post-
partum dimana kebutuhan energi dan protein meningkat (Almatsier, 2006).
47
seperti pada Tabel 2.10. dan nilai gizi berdasarkan jenis diet TKTP nya dapat
dilihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2.10. Bahan Makanan untuk Diet TKTP yang ditambahkan pada
Makanan Biasa
Menurut Almatsier (2006), ada beberapa bahan makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan berdasarkan golongan bahan makanan dalam diet Tinggi
Kalori Tinggi Protein (TKTP). Adapun bahan makanan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan dalam
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
48
E. Miksi dan Urin
Urin
49
Warna: zat warna pada urin berasal dari bilirubin yang teroksidasi menjadi
urobilinogen dan memberikan warna kuning pada urin.
Berat Jenis: Berat jenis urin normal berkisar antara 1,003-1,030, dengan rata-
rata 1,020. Berat jenis urine tertinggi terdapat pada urine pertama pagi hari,
sedangkan berat jenis terendah terdapat dalam urine yang dihasilkan 1 jam
setelah intake cairan yang cukup banyak. Berat jenis ini memberikan
gambaran tentang fungsi dari tubulus
pH: pH urin yang normal berkisar antara 5,4-7,8, dengan rata-rata 6,2.
Volume urin: Volume urin bagi orang dewasa normal berkisar antara1200-
1500 ml/jam. Dengan frekuensi buang air kecil setiap 3 jam sekali atau tidak
lebih dari 8 kali sehari.
Penyaringan (Filtrasi)
Penyerapan (Absorbsi)
50
(substance) dibawa oleh sel dari cairan tubulus melewati epical membrane plasma
dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral
membrane plasma.
51
2. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter
adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen
empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme
adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini
sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20,
NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Miksi
52
kedua. Terjadinya distensi atau peningkatan tegangan pada kandung
kemih mencetuskan refleks I yang menghasilkan kontraksi kandung
kemih dan refleks V yang menyebabkan relaksasi uretra.
2. Timbul refleks saraf yang disebut reflek miksi (refleks berkemih)
yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal
setidaknya menimbulkan kesadaran dan keinginan untuk berkemih.
Ketika proximal uretra mengalirkan urin maka akan mengaktifkan
refleks II yang akan menghasilkan kontraksi kandung kemih dan IV
sehingga stingfer eksternal dan uretra akan berelaksasi, sehingga urin
dapat keluar. Jika tejadi distensi pada uretra yang bisa disebabkan
karena sumbatan, atau kelemahan sfingter uretra maka akan
mengaktifkan refleks III, sehingga kontraksi kandung kemih melemah.
Jika sudah tiba saat berkemih, pusat cortical dapat merangsang
pusat berkemih sacral untuk membantu mencetuskan refleks
berkemih dan dalam waktu yang bersamaan menghambat sfingter
eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi
(Guyton, 2006).
53
VIII. KERANGKA KONSEP
54
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
tn. Arai, 28 tahun, mengalami penurunan diuresi karena mengalami peningkatan
katabolisme protein.
55
DAFTAR PUSTAKA
Murray, R.K., dkk. 2014. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : EGC
tt. Metabolisme Protein. http://digilib.unila.ac.id, diunduh pada 18 April 2017, pukul 19.05
WIB
tt. Biosintesis Asam Amino. http://jurnal.fkm.unand.ac.id, diunduh pada 18 April 2017, pukul
19.39 WIB
tt. Protein dan Asam Amino. http://repository.usu.ac.id, diunduh pada 19 April 2017, pukul
16.45 WIB
tt. Miksi dan Urin. http://repository.usu.ac.id, diunduh pada 19 April 2017, pukul 17.09 WIB
Horton, Robert.dkk . 2012. Principle of Biochemistry 5th ed. New York : Pearson Education
Mc-kee . 2004 . Biochemistry: The Molecular Basis of Life, 3rd ed. New York : Hill
Companies
tt. Vitamin. http://digilib.unimus.ac.id, diunduh pada 19 April 2017, pukul 18.45 WIB
tt. Pedoman Gizi. http://gizi.depkes.go.id, diunduh pada 18 April 2017, pukul 20.00 WIB
tt. Fungsi Protein. https://www.academia.edu, diunduh pada 18 April 2017, pukul 20.00 WIB
56