Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan Maglaya

1989, dalam Setiawati, 2008).

Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I

pasal 1 ayat 6, pengertian keluarga adalah unit terkecil dalam

masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya;

atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).

2.1.2 Struktur keluarga

Elemen struktur keluarga menurut (Friedman, 1986) dalam Setiawati

(2008 ).

a) Struktur peran keluarga

Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan

perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan

menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.

b) Pola komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan

dua arah akan sangat mendukung. Saling mengingatkan dan

memotivasi untuk terus melakukan pengobatan dapat

mempercepat proses penyembuhan.

c) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan

mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga

yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan

pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat

menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan

dihargai dalam keluarga.

d) Nilai atau norma keluarga

Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang

ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang

berlaku dalam keluarga.

2.1.3 Fungsi Keluarga

Menurut (Friedman, 1986) dalam Setiawati (2008 ).

2.1.2.1 Fungsi Afektif

Fungsi internal keluarga, dasar kekuatan keluarga.

Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling

mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga.

2.1.2.2 Fungsi Sosialisasi


Fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam

keluarga. Sosialisi dimulai sejak lahir dan keluarga

merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

2.1.2.3 Fungsi reproduksi

Fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan

menambah sumber daya manusia.

2.1.2.4 Fungsi Ekonomi

Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota

keluarganya yaitu: sandang, pangan dan papan.

2.1.2.5 Fungsi Perawatan Keluarga

Fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah

kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami

masalah kesehatan.

2.1.4 Tipe Keluarga

2.1.3.1 Tipe Keluarga Tradisional

1) The Nuclear family (keluarga inti)

yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak, baik

anak kandung maupun anak angkat.

2) The dyad family (keluarga dyad)

Suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan istri tanpa

anak, keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau

tidak mempunyai anak.

3) Single parent
Yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak

(kandung/ angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh

perceraian atau kematian.

4) Single adult

Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa.

Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak

menikah atau tidak mempunyai suami.

5) Extended family

Keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga

lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya.

6) Middle-aged or elderly couple

Orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik suami/istri atau

keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun karir

sendiri atau sudah menikah.

7) Kin-network family

Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling

berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan,

seperti dapur dan kamar mandi yang sama.

2.1.3.2 Tipe keluarga nontradisional

a) Unmarried parent and child family

Yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan anak dari

hubungan tanpa nikah.

b) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan

karena beberapa alasan tertentu.

c) Gay and lesbian family

Seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin tinggal

dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

d) The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa

melalui pernikahan.

e) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya.

2.1.5 Tingkat Perkembangan Keluarga

Adapun delapan tahap siklus kehidupan keluarga menurut Duval

dalam Setiawati (2008) antara lain:

2.1.5.1 Keluarga baru menikah atau pemula

Tugasnya perkembangannya adalah:

1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2) Membina hubung persaudaraan, teman, dan kelompok

sosial.

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.

2.1.5.2 Keluarga dengan anak baru lahir

Tugasnya perkembangannya adalah :


1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang

mantap mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam

keluarga.

2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang

bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan.

4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran-peran orang tua dan kakek dan

nenek.

2.1.5.3 Keluarga dengan anak usia pra sekolah

Tugasnya perkembangannya adalah:

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: rumah,

ruang bermain, privasi, dan keamanan.

2) Mensosialisasikan anak.

3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap

memenuhi kebutuhan anak yang lain.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

dan diluar keluarga.

2.1.5.4 Keluarga dengan anak usia sekolah

Tugasnya perkembangannya adalah:

1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan

prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan

teman sebaya yang sehat.


2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan.

3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

2.1.5.5 Keluarga dengan anak remaja

Tugasnya perkembangannya adalah:

1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab

ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-

anak.

2.1.5.6 Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

Tugasnya perkembangannya adalah:

1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota

keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-

anak.

2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan

kembali hubungan perkawinan.

3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari

suami atau istri.

2.1.5.7 Keluarga dengan usia pertengahan

Tugasnya perkembangannya adalah:

1) Menyelidiki lingkungan yang meningkatkan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh

arti dengan para orang tua, lansia dan anak-anak.


3) Memperkokoh hubungan perkawinan.

2.1.5.8 Keluarga dalam masa pensiunan dan lansia

Tugas perkembangannya adalah:

1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.

2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan.

4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.

5) Mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.

2.1.6 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan

Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan

yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :

2.1.6.1 Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan

berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan

sumber daya dan dana keluarga habis. Ketidaksanggupan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga

salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan .

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda

dan gejala, perawatan dan pencegahan penyakit.

2.1.6.2 Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan

keluarga, dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga

yang mempunyai kemampuan memutuskan, menentukan

tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh

keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat

dikurangi bahkan teratasi. Ketidaksanggupan keluarga

mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,

disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat,

berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan

menonjolnya masalah.

2.1.6.3 Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar,

tetapi keluarga memiliki keterbatasan. Ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan

tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya. Jika

demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan

kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau

perawatan dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

2.1.6.4 Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin

kesehatan keluarga

Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan

kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan.

Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan


bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga

diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak

memenuhi syarat.

2.1.6.5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya

bagi keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang

sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan

segera agar masalah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai