Anda di halaman 1dari 13

NAMA : NADIA RIZKI NADILA

PRODI : D3 KEPERAWATAN

NIM : 018SYE16
KONSEP KOMUNIKASI

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan nonverbal dari informasi
dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu
menyampaikan hubungan.Kebisuan juga merupakan sebuah makna komunikasi. Misalnya seorang perawat yang
yang menyimak kesedihan seorang suami yang ditinggal mati istrinya.Komunikasi menyampaikan informasi , dan
merupakan suatu aksi saling berbagi. Komunikasi adalah sebuah faktor yang paling penting, yang digunakan untuk
menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan klien.
1. Tingkat komunikasi
Komunikasi terjadi pada tingkatan intrapersonal, dan umum. Komunikasi intrapersonal terjadi didalam diri
individu,merupakan model bicara seorang diri atau dialog internal yang terjadi secara konstan dan tanpa disadari.
Tujuan dari komunikasi intrapersonal adalah kesadaran diri yang mempengaruhi konsep diri dan perasaan dihargai.
Konsep diri yang positif dan kesadaran diri yang datang melalui dialog internal dapat membantu perawat
mengekspresikan diri secara tepat kepada oranglain.
a. Komunikasi interpersonal
adalah interaksi antara dua orang atau didalam kelompok kecil. Seringkali bersifat saling berhadapan dan
merupakan tipe yang paling sering digunakan dalam situasi keperawatan. Komunikasi individual bersifat terus
menerus memperhatikan lawannya. Komunikasi interpersonal yang sehat menimbulkan terjadinya pemecahan
masalah, berbagi ide, pengambilan keputusan dan perkembangan pribadi. Dalam keperawatan , terdapat banyak
situasi yang menantang kemampuan komunikasi interpersonal.
b. Komunikasi publik
adalah interaksi dengan sekumpulan orang dalam jumlah yang besar. Memberikan kuliah pada sebuah
ruangan yang dipenuhi pelajar dan berbicara pada kelompok pelanggan pada promosi kegiatan adalah contoh dari
komunikasi publik. Menjadi seorang komunikasi yang kompeten yang menghadapi membutuhkan kemampuan
untuk membayangkan dirinya berbicara pada sebuah kelompok. Kemampuan panggung khusus seperti
penggunaan postur, gerakan tubuh, dan nada bicara membantu pembicara untuk mengekspresikan ide-idenya.
2. Elemen proses komunikasi
Komuniaksi terjadi pada suatu tingkat sosial ,diaman orang orang yang terlibat didalamnya terlibat dalam
kontak intreapersonal dan interpersonal. Proses ini sangat dinamis dimana makna pesan dinegosiasikan oleh orang
tersebut. Ketika komunikasi berlangsung , orang tersebut mungkin sadar dan mungkin juga tidak sadar akan setiap
elemen komunikasi. Pada percakapan sehari-hari, peserta tidak akan peduli untuk menganalisis makna setiap kata
atau isyarat. Misalnya seseorang mungkin menjadi lebih hidup, menggunakan tangannya untuk mengekspresikan
idenya tanpa berpikir secara sadar. “saya akan melambaikan tangan untuk menekankan hal ini.” Namun seorang
pearawat harus belajar untuk menyadari setian elemen dari proses komunikasi.
3. Referen
Referen atau stimulus memotivasi seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Referen dapat
berupa objek, pengalaman , emosi, ide atau tindakan. Individu yang sadar memperhitungkan referen dalam
interpesonal aksi intrapersonal dapat dengan hati-hati mengembangkan dan mengatur pesan.
4. Pengirim
Yang disebut encorder, adalah orang yang memprakarsai pesan atau komunikasi interpersonal. Pengirim
menempatkan referen pada suatu bentuk yang dapat ditransmisikan dan melaksanakan tanggung jawab untuk
ketepatan isi dan nada emosional pada pesan tersebut. Peran pengirim dapat diputar seterusnya antara peserta
pada waktu informasi ditransmisikan.

5. Pesan

Pesan adalah informasi yang dikirimkan atau diekspresikan oleh pengirim. Pesan yang paling efektif harus
jelas dan terorganisasi serta diekspresikan dengan cara yang dikenal baik oleh orang yang menerimanya. Misalnya
jargon profesional (terminologi teknis yang digunakan oleh pemberi perawatan kesehatan) harus disiapkan untuk
interkasi antara profesional dan bukan antara perawat dan klien . pesan mungkin terdiri dari simbol bahasa verbal
dan nonverbal (misalnya,kata-kata yang diucapkan,ekspresi wajah,atau gerakan tubuh). Sayangnya tidak semua
simbol memiliki makna yang universal. Oleh karena itu kesulitan dalam komunikasi mungkin terjadi pada pesan
tersebut jika pengirim tidak waspada terhadap faktor ini dan tidak mencoba untuk menjelaskan
6. Saluran
Pesan dikirimkan melalui saluran komunikasi. Saluran bermaksud untuk membawa pesan, seperti melalui
saran visual, pendengaran dan taktil. Ekspresi wajah pengirim secara visual menyampaikan pesan. Kata-kata yang
diucapkan melalui saluran pendengaran.meletakkan tangan pada individu pada waktu berkomunikasi
menggunakan saluran sentuhan. Secara umum, semakin banyak saluran yang digunakan oleh seorang perawat
untuk mengirimkan pesan, semakin baik pemahaman klien. Misalnya, ketika berusaha untuk mengatasi rasa sakit ,
perawat sebaiknya menunjukkan perhatian verbal, pengeksprsian rasa kasihan dan reposisi klien secara hati-hati
untuk meringankan rasa sakit.
7. Penerima
Penerima yang juga disebut deoder, adalah orang yang menerima pesan yang dikirimkan. Supaya
komunikasi dapat berjalan efektif , penerima harus merasa atau mewaspadai pesan tersebut. Pesan dari pengirim
kemudian bertindak sebagai salah satu penerima referen dan mengharuskan penerima secara tepat membaca
sandi dan merespons pesan pengirim.
8. Respons
Komunikasi adalah proses yang terus menerus. Penerima membalas mengirimkan pesan kepada pengirim.
Respons ini membantu untuk mengungkapkan apakah makna dari pesan tersebut tersampaikan. Respons verbal
dan nonverbal dari penerima mengirimkan respons kepada pengirim menunjukkan pemahaman penerima tentang
pesan tersebut. Demi keefektifan , keduanya harus peka dan terbuka atas pesan satu sama lain. Dalam hubungan
sosial , kedua belah pihak yang terlibat mengambil tanggung jawab yang sama untuk mencari keterbukaan dan
kejelasan, mengingat perawat memiliki tanggung jawab yang besar dalam hubungan pearwat dan klien.
9. Bentuk komunikasi
a. Komunikasi herbal
Meliputi kata-kata yang diucapkan maupun yang ditulis. Kata-kata adalah media atau simbol yang
digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan., menimbulkan respons emosional, atau menggambarkan
objek atau observasi, kenangan atau kesimpulan. Kata-kata juga digunakan untuk menyampaikan makna yang
tersembunyi , menguji minat orang lain atau tingkat kepedulian atau untuk mengekspresikan kecemasan atau rasa
takut. Bahasa akan menjadi efektif hanya jika setiap orang yang berkomunikasi memahami pesan tersebut dengan
jelas.
b. Komunikasi non-verbal
Tindakan sering kali dapat mengatakan lebih banyak daripada kata-kata. Komunikasi non verbal adalah
transmisi pesan tanpa menggunakan kata-kata.dan merupakan salah satu cara yang terkuat bagi seseorang untuk
mengirimkan pesan kepada oranglain. Kita secara terus menerus berkomunikasi secara non verbal dalam
pertemuan dimana kita saling bertemu.gerakan tubuh memberikan makna yang jelas daripada kata-kata.
Komunikasi non verbal lebih kuat daripada komunikasi verbal. Perawat harus waspada akan adanya komunikasi non
verbal yang mengkuti pesan verbal yang disampaikan pada klien. Klien mungkin merasakan adanya rsa
ketidakpercayaan atau kecemasan ketika muncul ketidaktepatan antara pesan verbal dan non verbal perawat.
Ungkapan seperti, “Selamat pagi, apa kabar?” dapat memberikan eberapa makna bagi klien jika nada bicara dan
eksprsi wajah perawat tidak sesuai dengan kata-kata yang diucapkannya. Pesan verbal harus menguatkan atau
diikuti oleh isyarat non-verbal yang tepat misalnya ketika perawat bertemu dengan klien, pertahankan kontak mata
dan bicara dengan suara yang tenang dan memberikan rasa aman kepada klien.
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
Persepsi, nilai, latar belakang budaya, pengetahuan, peran dan lokasi interaksi mempengaruhi isi pesan
dan cara bagaimana pesan itu disampaikan.komunikasi interpersonal dibuat dengan lebih kompleks karena setiap
orang dipengaruhi secara berbeda oleh variabel interpersonal. Variabel interpersonal membuat setiap komunikasi
interpersonal menjadi unik. Setiap orang membuat asosiasi berbeda dan menginterpretasikan pesan secara
berbeda. Pemahanman faktor ini membantu seorang perawat untuk mengetahui alasan klien memiliki kesulitan
berkomunikasi dan strategi yang dibutuhkan untuk membantu.

a. Perkembangan
Sebagian besar anak-anak lahir dengan mekanisme fisik dan kapasitas untuk mengembangkan
kemampuan berbicara dan berbahasa. Anak dengan kegagalan perkembangan seperti paralisis cerebral, autisme
dan sindrom Down akan memiliki tingkat kapasitas yang berbeda untuk mengembangkan kemampuan bicara dan
bahasa. Tingkat perkembangan berbicara bervariasi dan secara langsung berhubungan dengan perkembangan
neurologi dan intelektual . Lingkungan seorang anak harus juga menawarkan stimulasi untuk perkembangan
normal. Lingkungan yang disediakan oleh orang tua memberikan pengaruh terhadap kemampuan untuk
berkomunikasi. Perawat menggunakan teknik khusus untuk berkomunikasi dengan anak-anak dari berbagai tingkat
perkembangan yang berbeda.
b. Persepsi
Setiap orang merasakan, menginterpretasikan, dan memahami kejadian secara berbeda. Persepsi adalah
pandangan pribadi atas apa yang terjadi. Seorang perawat mungkin berkata “Saya perhatikan Anda menjadi diam
sejak keluarga anda pergi. Apakah anda mau membicarakannya?” persepsi klien terhadap maksud perawat akan
mempengaruhi keinginanya untuk berbicara. Persepsi terbentuk oleh apa yang diharapkan dari pengalaman.
Perbedaan dalam persepsi antar individu yang berinteraksi dapat menjadi kendala dalam komunikasi.
c. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai tersebut adalah apa yang dianggap penting
dalam hidup oleh seseorang dan pengaruh dari ekspresi pemikiran dan ide. Nilai juga mempengaruhi interpretasi
pesan. Karena nilai adalah panduan umum tingkah laku, sangat penting bagi seorang perawat untuk
mengembangkan kepekaan dalam nilai tersebut. Beberapa nilai mungkin diketahui dengan mudah dan tanpa
konflik (misalnya, kerahasiaan atau perawatan kulit bagi pasien yang tidak dapat melakukan mobilisasi) sedangkan
yang lain mungkin mengarah pada konflik tingkat tinggi dan menjadi sulit untuk diartikulasikan (mis, nilai tentang
kematian dan hak untuk mati).
d. Emosi
Emosi adalah perasaan subjektif seseorang mengenai peristiwa tertentu. Cara seorang bersosialisasi atau
berkomunikasi dengan orang lain dipengaruhi oleh emosi. Klien yang marah mungkin melakukan reaksi yang
berbeda atas perintah perawat dibandingkan mereka yang ketakutan. Emosi mempengaruhi kemampuan untuk
menerima pesan dengan sukses. Emosi juga dapat menyebabkan seseorang salah menginterpretasikan sesuatu
atau tidak mendengar pesan. Jika klien melontarkan rasa marahnya, seorang perawat tidak boleh menganggapnya
serius. Perawat dapat mengkaji emosi klien dengan mengamati interaksi mereka dengan keluarga, dokter, atau
perawat lainnya.
e. Latar belakang sosiokultural
Budaya adalah jumlah total dari mempelajari cara berbuat, berpikir dan merasakan. Budaya merupakan
bentuk kondisi yang menunjukan dirinya melalui tingkah laku. Bahasa, pembawaan, nilai, dan gerakan tubuh
merefleksikan asal budaya. Budaya mempengaruhi cara klien dan perawat melakukan hubungan satu sama lain
dalam berbagai situasi. Perawat belajar untuk mengetahui makna budaya dalam proses komunikasi. Pengaruh
kebudayaan menetapkan batas bagaimana seseorang bertindak dan berkomunikasi.
f. Jender
Perbedaan janis kelamin mempengaruhi proses komunikasi. Pria dan wanita memiliki gaya komunikasi
yang berbeda dan satu sama lain aling mempengaruhi proses komunikasi secara unik. Tannen (1990)
mendiskusikan gaya komunikasi yang berbeda bagi prai dan wanita. Sejak usia 3 tahun, anak perempuan bermain
dengan teman baiknya atau dalam kelompok bermain kecil dan menggunakan bahasa untuk mencari konfirmasi,
meminimalkan perbedaan, dan menetapkan atau menguatkan keintiman. Sebaliknya anak laki-laki, menggunakan
bahasa untuk menetapkan kebebasab dan menegosiasikan aktivitas status dalam kelompok yang besar, meskipun
ketika mereka ingin berteman, mereka umumnya melakukannya dengan adu otot. Ketika dewasa, pria dan wanita
memiliki kesan yang sama sekali berbeda mengenai perbincangan yang sama. Tannen (1990) menyatakan bahwa
friksi antar kedua jenis kelamin bangkit karena pria dan wanita tumbuh dalam budaya yang secara esensial
berbeda, maka akibatnya percakapan diantara mereka mengalami lintas kultural.
g. Pengetahuan
Komunikasi dapat menjadi sulit ketika orang yang berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang
berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas ketika kata-kata dan ungkapan yang digunakan tidak dikenal oleh
pendengar. “insisi hampir sembuh tanpa ada cairan abnormal” sama artinya dengan “insisi bersih dan akan segera
sembuh”. Dalam hal ini perkataan yang kedua akan lebih dipahami oleh pasien.
h. Peran dan hubungan
Individu berkomunikasi dalam tatanan yang tepat menurut hubungan dan peran mereka.Pelajar
menggunakan cara bicara yang berbeda ketika mereka bicara dengan teman atau dengan instruktur,dokter atau
rohaniawan.Kata-kata,ekspresi wajah,nada suara,dan gerakan tubuh bergantung pada bagaimana orang tersebut
menerima komunikasi.
I. Lingkungan.
Orang cenderung dapat berkomunikasi dengan lebih baik dalam lingkungan yang nyaman.Ruangan yang
hangat,bebas dari kebisingan dan gangguan adalah yang terbaik.Kebisingan dan kurangnya kebebasan seseorang
dapat mengakibatkan kebingungan,ketegangan atau ketidak nyamanan.Misalnya,klien yang takut pada diagnosa
kanker akan keberatan untuk mendiskusikan penyakitnya dalam ruangantunggu yang sibuk dan penuh
sesak.Gangguan lingkungan dapat mengganggu pesan yang dikirimkan antara dua orang.
j. Ruang dan teritorial
Teritorial menetapkan makna dari hak seseorang pada suatu area dan sekitarnya.Teritorial sangat penting
karena membuat seseorang memiliki identitas,keamanan dan kontrol.Dengan kata lain,seseorang merasa terancam
ketika orang lain memasuki teritorialnya karena hal tersebut mengganggu homeostatis psikologis,menimbulkan
kecemasan,dan menyebabkan munculnya perasaan kehilangan kontrol.Dalam teks klasik,Hall (1969) mengemukan
istilah proksemik yang artinya penggunaan ruang dalam hubungan inerpersonal atau jarak antar
komunikator.Dalam interaksi sosial,orang secara sadar mempertahankan jarak antar-mereka sendiri.Ruang pribadi
adalah ‘’gelembung’’yang tidak tampak dan dapat berpindah,mengikuti orang tersebut.Teritorial dapat dipisahkan
dan menjadi tampak bagi orang lain,seperti halaman yang berpagar,handuk dipantai,atau tempat tidur dirumah
sakit.

A. Sikap Berkomunikasi

1. Gerakan Tubuh :

— Sikap tubuh

— Ekspresi wajah

— Tersenyum

— Kontak mata

— Tidak melipat tangan

— Tidak menyilangkan kaki

— Tidak memasukkan tangan ke kantong

— Sedikit membungkuk.

2. Sentuhan:

— Bersalaman

— Menepuk bahu

— Mengangkat jempol

— Tepuk tangan

— Memegang tangan pasien yg sedang sedih

— Hal-hal yang harus diperhatikan\

— Korban aniaya

— Larangan budaya
— Curiga.

3. Volume dan Nada Suara:

— Untuk Lansia : volume suara tinggi, nada rendah

— Untuk Perilau Kekerasan : volume dan nada rendah, tegas.

4. Jarak:

— Ruang intim : s.d. 50 cm

— Pribadi : 50 – 120 cm

— Konsultasi sosial : 275 – 365 cm

— Diam:

— Mendengar aktif

— Kontak mata

— Digunakan untuk pasien isolasi sosial, memberi kesempatan berfikir

B. Komunikasi terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat yang menggunakan pendekatan terencana
mempelajari klien. Proses memfokuskan pada klien namun direncanakan dan dipimpin oleh seorang professional
(Keltner,Schweche,dan Bostrom 1991 ). Komunikasi terapeutik mengembangkan hubungan interpersonal antara
klien dan perawat. Proses ini meliputi kemampuan khusus karena perawat harus memperhatikan pada berbagai
interaksi dan tingkah laku non-verbal.

1. Interaksi Sosial

Usaha pertama dalam berkomunikasi dengan klien umumnya meliputi interaksi social yang singkat. Pesan
yang disampaikan bersifat dangkal dimana baik perawat ataupun klien tidak mendiskusikan masalah atau
pandangan pribadi secara mendalam. Interaksi superficial membuat mereka yang ikut serta merasa aman karena
diskusi tidak memiliki keinginan tersembunyi untuk pemaparan pribadi. Perawat sering kali menggukan interaksi
social superficial pada awa pembicaraan dengan klien untuk memberikan dasar bagi hubungan yang lebih dekat.
Misalnya perawat menyapa klien ‘Selamat pagi Ny.C senang bertemu dengan anda hari ini”.

2. Menyimak dengan penuh perhatian

Menyimak adalah salah satu tehnik komunikasi terapeutik yang paling efektif. Menyimak merupakan
metoda non verbal untuk menunjukan minat pada kebutuhan,pandangan dan masalah klien. Menyimak adalah
proses aktif dan penuh pelajaran sedangkan mendengarka adalah proses neurologis yang pasif untuk menerima
informasi.

3. Menunjukan penerimaan

Penunjukan penerimaan artinya bukan menghakimi orang lain dan menunjukan kegiatan pewawancara
untuk menyimak kepercayaan,penghargaan dan latihan klien. Hal ini kadang sulit karena perawat menghadapi klien
dengan latarbelakang yang bervariasi. Penerimaan tidak sama dengan persetujuan. Penerimaan dalah keinginan
untuk mendegar seseorang tanpa menunjukan keraguan atau ketidaksetujuan.

4. Mengajukan pertanyaan yang berhubungan

Bertanya adalah metode langsung dari komunikasi . tujuan perawat adalah untuk memperoleh infrmasi
spesifik mengenai klie. Pertanyaaan digunakan selama percakapan, unutk menetapkan nada interaksi verbal da
mengontrol tujuannya. Pertanyaan yang paling efektif jika berkaitan dengan topic atau subjek yang didskusikan dan
menggunakan kata-kata dan pola-pola dalam konteks sosiokultural klien yang normal.

5. Parafrase

Parafrase adalah mengulang pesan klien dengan kata-kata perawat sendiri. Melalui paraphrase perawat
mengirim respons yang membuat klien tahu apakah pesan mereka di pahami dan mengacu pada komunikasi lebih
lanjut. Ilustrasi :

Klien : saya sudah muak dokter saya tidak mau mengatakan kepada saya apa yang terjadi. Dia tampaknya tidak
peduli apa yang saya fikirkan

Perawat : anda frustasi kaena anda dan dokter anda tidak membicarakan diagnose?

Klien : Ya,dia jelas tidak tau bagaimana rasanya sakit.

6. Menjelaskan
Menjelaskan dalam hal ini mungkin didefinisikan sebagai tindakan yang menyatakan ulang sebuah
pertanyaan yang sudah diutarakan atau dikirimkan oleh pengirim pesan. Tanpa penjelasan,informasi penting dapat
menjadi hilang. Informasi sangat penting untuk rencana perawatan klien dan dapat menjadi tidak lengkap kecuali
jika data yang membinggungkan atau kontradiksi dapat dijelaskan. Dengan menjelaskan pesan secara lebih spesifik
kemungkinan untuk dipahami menjad lebih besar.

7. Fokus

Focus dapat didefiniskan sebagai memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari pesan yang
dikirimkan. Pemfokuskan akan menghilang ketidak jelasan dalam komunikasi dengan membatasi area diskusi.

8. Menetapkan observasi

Ketika berkomunikasi orang sering kali tidak sadar bagaimana pesan mereka terima. Respon dari orang lain
memberitahu mereka apakah mereka mengkomunikasikan pesan yang dikehendaki. Salah satu supaya perawat
dapat memberikan respon adalah bersama dengan klien berbagi observasi tentang tingkah laku merka selam
berkomunikasi.

9. Memberikan informasi

Dalam interaksi dengan klien perawat seringkali memberikan informasi yang member klien data tambahan
atau masukan.perawat harus menghindari memberikan nasihat pada klien ketika memberikan informs sehingga
tidak mempengaruhi proses pengambilan keputusan klien. Perawat menyediakan informasi yang akan mambantu
klien mencapai keputusan yang menurut mereka dapat mengoptimalkan tingkat kesehatan mereka

10. Mempertahankan ketenangan

Kegunaan ketengan dapat menjadi efektif namun dapat menjadi sulit karena jeda dalam percakapan yang
berlangsung selama beberapa detik atau menit dapat menybabkan kejanggalan. Penggunaan ketengan
membtuhkan keterampilan dan waktu. Ketenagan secara khusus bergua ketika klien berhadapan dengan keputusan
sulit dimana mereka tidak yakin bagaimana membaginya dengan perawat.

11. Penyimpulan

Penyimpulan adalah pengulangan ringkas ide – ide utama yang telah didiskusikan. Penyimpulan kan
membatu perawatmengulang aspek-aspek kunci interaksi. Dengan penyimpulan klien akan mampu mengurangi
informasi dan menambahkan atau mengoreksi.

12. Pemberian pendapat


Dengan memberikan pendapat akan membutuhkan pengambilan keputusan yang dilakukan jauh dari
klien.sering kali klien hanya membutuhkan kesempatan untuk menunjukan perasaanya.. pemberian pendapat akan
menghalangi pasien mengembangkan solusi utnk memcahkan masalanya.

13. Memberikian penentraman semu

Penentraman yang tulus dan dapat dipercaya sangat penting dan dapat membantu menetapkan harga diri
da harapan klien. Bradley dan edinberg (1990) telah mengidentifikasi 6 konsep dasar dimana penemtrman secra
verbal dapat diberikan klien dapat diyakinkan bahwa :

1. Masih ada harapan

2. Perawat selal mendengarkan

3. Pengobtan tersedia

4. Perubahan tertentu yang tidak diinginkan dapat terjadi (mis : kehilangan rambut karena kemoterapi )

5. Klien akan iperlakukan sebagai individu

6. Masalah klien telah dipahami.

14. Bersikap defentif

Defentif adalah respons untuk mengkritik , untuk menunjukan bahwa klien tidak memiliki hak untuk
memberikan opini. Ketika perawat menjadi defentif apa yang menjadi kekhawatiran klien sering kali terabaikan.

15. Menunjukan persetujuan atau ketidakpersetujuan

Menunjukan persetujuan yang berlebuhan dapat menimbulkan bahaya untuk hubungan pasien dan
perawat begitupun juga dengan ketidaksetujuan. Memberikan pujian yang berlebihpun dapat menunjukan tingkah
laku yang dipuji adalah satu-satunya yang diterima.

16. Bertanya mengapa

Jika perawat menginginka informasi tambahan, terdapat cara cara lain yang lebih efektif untuk
menetapkan pertanyaan. Misalnya, daripada betanya “kenapa anda tidak melakukan latihan ?” perawat dapat
mengatakan , “Anda tidak melakukan latihan anda. Apakah ada masalah ?
17. Mengubah subjek pembicaraan secara tidak tepat

Komentar perawat yang menunjukan ketidakinginan untuk mendiskusikan ketidak nyamanan klien.
Perubahan pengkajian terapeutik ketidaknyamanan telah hilang. Dalam contoh ini, mengubah subjek tidak
terapeutik karena perawat tidak mengindahkan masalah serius yang potensial.

18. Membantu hubungan

Hubungan klien – perawat adalah suatu proses dinamis yang meliputi usaha kolaborasi perawat-klien
untuk mengatasi masalh dan untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan adaptasi hubungan yang membantu
ini adalah terapeutik yang meningkatakan iklim psikologis yang membawa perubahan dan pertumbuhan klien yang
positif . penciptaan lingkungan yang terapeutik bergantung pada kemampuan perawat untuk menyediakan
kenyamanan fisik dan psikososial pada klien .
DAFTAR PSTAKA

Perry, AN. And Potter, PA (2005) Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Suryani. (2006). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktek. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tamsuri,Anas.2005.Buku Saku Komunikasi Dalam Keperawatan.Jakarta : EGC

http://entegila.wordpress.com/2012/06/05/penyakit-penyakit-yang-paling-sering-muncul-akibat-kurangnya-
menjaga-kebersihan-dan-kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai