TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2012).
masa kanak-kanak dan sering terjadi pada bayi, yang disebabkan oleh bakteri,
2014).
adalah peradangan yang terjadi pada parenkim paru baik itu disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur dan benda asing yang sering terjadi pada anak-anak
ataupun balita.
(letargis).
2. Terdapat tarikan dinding dada bagian bawah kedalam, suara whizing dan
ronchi.
6. Umur bayi kurang dari dua bulan yang disertai nafas cepat 60 x/menit.
1. Anak usia 2-12 bulan apabila frekuensi nafas 50x/menit atau lebih.
4. Ada demam.
1. Pneumonia kominitif
atipikal pada lansia, gram negative pada klien dari rumah jompo,
2. Pneunomia nosokomial
pneumonia.
3. Pneunomia aspirasi
cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung, edema paru dan
chamadia.
2. Individu yang terlalu lama berada di ruang yang terdapat aerosol dari
reaksi peradangan.
(Imonocompromised):
1) Virus influenza
2) Virus parainfluenza
3) Adenovirus
4) Rhenovirus
belita)(Misnadiarly,2012).
2.1.4 Patofisiologi dan WOC
(Sumarti, 2014).
Cairan menekan
syaraf Tertelan ke lambung
Mual muntah
MRS
Hospitalisasi Family center problem
Perpisahan,
Tindakan
Lingkungan Situasi Krisis
Invasif Kurangnya
baru
informasi
antara lain:
diinspirasi.
kajian diagnostik.
1. Pemeriksaan Laboratorium
yang buruk.
Protein diatas 2,5 g/dl dan glukosa relatif lebih rendah dari glukosa
darah.
2. Pemeriksaan mikrobiologi
3. Pemeriksaan imunologis
penyebab pneumonia.
2.1.6 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
itu perlu waktu dan klien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang
diberikan:
b. Penatalaksanaan keperawatan
a. Menjaga kelancaran
penampungan).
yang sakit, boleh duduk atau miring ke bagian dada yang lain.
2) Pada bayi
karetnya.
infus lancar.
b. Kebutuhan istirahat
tenang dan nyaman agar klien dapat istirahat sebaik-baiknya atau terlalu
kurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masuk cairan
bernafas.
Untuk ini maka suhu tubuh harus dikontrol tiap jam selain usahakan
obatan. Satu jam setelah dikompres dicek kembali apakah suhu tubuh
sudah turun
2.1.7 Konsep Tumbuh Kembang Pada Anak
1. Jean Peaget
oleh karena itu kebutuhan pada fase ini kebanyakan bersifat fisik, maka
2. Robert Sears
3. Erik Erickson
Masa balita (1-3 tahun), pada masa ini anak sedang belajar untuk
4. Sigmun Freud
Fase anak (1-3 tahun), pada masa ini anak mulai menunjukkan sifat
hari.
dalam hospitalisasi, reaksi anak pada kondisi stress, sangat dipengaruhi oleh
koping yang digunakan saat sakit adalah sangat dipengaruhi oleh stressor yang
perilaku anak.
Pada masa ini anak sudah melibatkan diri pada kebiasaan atau aktivitasnya
dan bermain. Pada waktu terjadi perbatasan kebiasaan rutin ini, akan
b. Respon kehilangan kendali pada anak yang dirawat menurut usia tumbuh
interpersonal aktivitas motoriknya akan cemas jika harus dan akibat tangan
kakinya.
c. Respon nyeri pada anak tergantung pada tahap tumbuh kembang anak.
1) Meringis
2) Mengatupkan mulut
seperti selimut, boneka beruang atau obyek khusus lain amatlah penting
balita(Depkes 2004),diantaranya :
berat ringannnya penyakit adalah daya tahan tubuh balita.daya tahan tubuh
2. Status imunisasi
pada balita umur 5-9 bulan, dengan adanya kekebalan ini balita
Asi yang diberikan pada bayi hingga usia 4 bulan selainsebagai bhan
Riwayat pemberian ASI yang buruk menjadi salah satu factor risiko
2000).
4. Umur anak
b. Factor lingkungan
sempit, kotoran dan tidak mempunyai sarana air bersih menyebabkan balita
1. Ventilasi
pantogen(semedi,2001).
2. Volusi udara
Untuk mencegah risiko bayi dengan berat badan lahir rendah, perlu
cukup bagi kesehatan ibu dan pertumbuhan janin dalam kandungan serta
selama kehamilan.
bakteri.Oleh karena itu, balita yang mendapat ASI secara ekslusif lebih
imunisasi yang memadai, yaitu imunisasi anak campak pada anak umur 9
diturunkan dengan cara mengganti bahan bakar kayu dan tidak membawa
balita ke dapur serta membuat lubang ventilasi yang cukup. Selain itu asap
rokok, lingkungan tidak bersih, cuaca panas, cuaca dingin, perubahan cuaca
dan masuk angin sebagai factor yang member kecendrungan untuk terkena
penyakit pneumonia.
Semua anak yang sehat sesekali akan menderita salesma (radang selaput
karena malnutrisi
yang langsung diberikan pada klien dengan berbagai tatanan pelayanan kesehatan pada
(Nursalam, 2012).
Asuhan Keperawatan pada anak dengan pneumonia diberikan sesuai tahap-tahap
2.2.1 Pengkajian
bagi manusia yang memandang manusia dari segi aspek biologis,pikologis, sosial
dan tinjauan dari aspek spiritual juga pengetahuan akan kebutuhan pengembangan
1. Data demografi
a. Identitas klien : nama,umur (lebih sering terkena pada bayi dan balita
berisiko terkena pada lingkungan yang kumuh, kotor atau dengan rumah
yang peroses pencahayaan dan ventilasi kurang karena dengan kondisi ini
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
sesak(Muttaqin, 2012).
(Nursalam, 2011).
1. Antenal
2. Natal
asfiksia.
3. Post natal
f. Riwayat imunisasi
infeksi sekunder
Table 2.3.1 Dosis dan cara pemberian imunisasi
6 TT 0,5 cc Im
(sumber:Depkes, 2010).
g. Riwayat alergi
a. Pernafasan
dan cepat diikut henti nafas yang ditandai dengan denyut jantung yang cepat
dan tampak lemah dan pernafasan yang semakin lemah, anak tanpak sianosis
b. Eliminasi
Biasanya pada kasus pneunomia yang perlu dikaji pada eliminasi adalah
c. Nutrisi
Biasanya pada anak dengan pneumonia terjadi penurunan nafsu makan
hipoglekemi.
g. Kebutuhan berkomunikasi
BAK,begitu juga bila anak merasa sesak maka anak akan menangis.
Biasanya anak dengan pneumonia menunjukan rasa tidak aman dan nyaman
akan menunjukan dengan cara menangis dan merasa aman bila bersama
ibunya.
i. Kebutuhan berpakaian
ataupun keluarganya.
j. Pengaturan suhu tubuh
k. Kebutuhan spiritual
m. Kebutuhan belajar
4. Pemeriksaan fisik
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
1) Pada anak HR (lebih dari110 x/menit), suhu (lebih dari 380C) dan RR
2) Antropometri
(1) Lahir : 11 cm
(2) 1 tahun : 16 cm
Keterangan:
< 16 : Malnutrisi
16-19 : BB kurang
20-25 : Normal
26-30 : BB lebih
31-40 : Kegemukan sedang menuju berat
toe
lonjong, tidak
kebersihan
rambut, warna
rambut hitam
ada lesi
kiri-kanan,
konjungtiva
anemis, seklera
ikterik, area
gelap di kelopak
mata.
Hidung Adanya - - -
pernafasan
cuping hidung
Mulut Warna - - -
pucat,kemerahan,
sianosis, pecah-
berdarah atau
tidak, lidah
tekan
tidak
pemebsaran
kelenjar tiroid
tidak whzing
atau ronchi
pada
pneumonia.
Tidak ada
bising aorta
dan mur-
mur, suara
jantung S1
“Lup”, S2
“Dup”
khas
kembung
5) atau
panas.
lesi.
turgor kulit
menurun normal
(2-5 detik)
5.Pemeriksaan penunjang
b. Pulse oxymetri
Leukositosis biasanya timbul, biarpun nilai sel darah putih rendah pada
infeksi virus, LED (Untuk laju endap darah biasanya ditemukan meningkat).
e. Tes serologik
g. Elektrolit
1. Analisa data
Do :
x/menit)
Infeksi
meningkat
Akumulasi sputum di
jalan nafas
Do :
c. Sianosis
d. Terdapat whizing
Do :
c. Anak rewel
d. Akral hangat
f. Ibu gelisah
Do :
c. Anak lemas
Proses pradangan
Infeksi
Produksi sputum
meningkat
Tertelan ke lambung
Peningkatan asam
lambung
Mual,muntah (anoreksia)
anaknya berbahaya.
DO:
Tindakan invasif
Situasi krisis
Cemas
(Tarwoto&Wartonah, 2011).
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sputum
anaknya.
cemas dengan kondisi anaknya saat ini, ditandai dengan biasanya tampak
nilai dan kepercayaan klien, batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga
“SMART”:
ganda).
secara ilmiah).
19-23 x/menit
e. 14-18 tahun
16-18 x/menit
dengan kriteria hasi : 4. Kurangi aktivitas yang ada dan adanya infeksi
pco2 : 35-45
100 mmhg
antipiretik sesuai
kebutuhan.
4 Setelah dilakan 1. Observasi BB 1. Untuk mengetahui
pembrian makan
6. Jadwal pengobatan
pernafasan
setidaknya 1 jam
sebelum makan.
b. Menyatakan penyampaian
pemahaman informasi
kondisi, proses
penyakit, dan
pengobatannya
c. Keluarga tampak
tenang
terus mensuport
4. Jelaskan dengan
manfat.
5. Berikan
reinforcement untuk
2.2.1 Pelaksanaan
kepada pasien oleh perawat, dengan tujuan umum untuk membantu klien
koping.
2.2.2 Evaluasi
adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus yang bertujuan untuk
menilai apakah tujuan yang hendak dicapai barhasil atau tidak. Ada tiga
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya.
pengertian:
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat,
yaitu evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara
2011).
perawat.
2.3.1 Pengertian
satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi
baik yang bersifat akut maupun kronis.Fisioterapi dada ini walaupun caranya
kelihatan tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan
sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang
terganggu.
2.3.2 Tujuan Fisioterapi Dada
d. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang
cukup.
2.3.3 Indikasi
metode kanguru di bagi menjadi dua, menurut Atikah & Cahyo (2010). :.
kontra indikasi relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru
1. Drainase Postural
yang banyak drainase postural lebih efektif bila disertai dengan perkusi
1. Tnsion pneumotoraks
2. Hemoptisis
3. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark
4. Edema paru
mengeluarkan sekret.
1. Terapis harus di depan pasien untuk melihat perubahan yang terjadi selama
Postural Drainase.
2. Postoral Drainase dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa
3. Dilakukan sebelum makan pagi dan malam atau 1 s/d 2 jam sesudah makan.
1. Pada auskultasi apakah suara pernafasan meningkat dan sama kiri dan
kanan.
3. Apakah batuk telah produktif, apakah sekret sangat encer atau kental.
tekanan darah.
h. Prosedur kerja :
1) Jelaskan prosedur
3) Cuci tangan
4) Pakai masker
7) Atur posisi pasien sesuai dengan area paru yang akan didrainage
10) Minta pasien untuk duduk, nafas dalam dan batuk efektif
11) Evaluasi respon pasien (pola nafas, sputum: warna, volume, suara pernafasan
14) Jika sputum masih belum bisa keluar, maka prosedur dapat diulangi kembali
2. Perkusi
Perkusi adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan
tangan dibentuk seperti mangkok. Tujuan melepaskan sekret yang tertahan atau
melekat pada bronkhus.Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang
drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi
perkusi.
b. Kontraindikasi
lapangan baru, perawat harus berhati-hati dan jangan memperkusi daerah scapula,
kalau tidak hati-hati maka akan terjadi trauma pada kulit dan struktur
musculoskeletal di bawahnya.
5.Emboli paru
1) Handuk kecil
e. Prosedur kerja
1) Tutup area yang akan dilakukan clapping dengan handuk untuk mengurangi
ketidaknyamanan
2) Anjurkan pasien untuk rileks, napas dalam dengan Purse lips breathing
3) Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit dengan kedua tangan
membentuk mangkok.
3 Vibrating
drainase terapis biasanya secara umum memilih cara perkusi atau vibrasi untuk
dalam dan kompresi dada dan vibrasi dilaksanakan pada puncak inspirasi dan
dilanjutkan sampai akhir ekspirasi. Vibrasi dilakukan dengan cara meletakkan tangan
b. Prosedur kerja :
1) Meletakkan kedua telapak tangan tumpang tindih diatas area paru yang
pergelangan tangan saat pasien ekspirasi dan hentikan saat pasien inspirasi
4) Istirahatkan pasien
4 Clapping
(dada dan punggung) dengan tangan yang dibentuk menyerupai mangkuk, tepukan
tangan secara berirama dan sistematis dari arah atas menuju kebawah.Selalu
dengan ringan ditepukkan pada dinding dalam gerakan berirama diatas segmen paru -
paru yang akan dialirkan. Cupping adalah menepuk-nepuk tangan dalam posisi
a. Tujuan
yang mendapat postural drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara
Baki berisi :
1) Handuk
3) Segelas air
4) Tissue
6) Buku catatan
d. Persiapan Klien
e. Persiapan perawat :
1) Cuci tangan
3) Prosedur Kerja
5) Instruksikan klien untuk mengatakan bila mengalami mual, nyeri dada, dispneu
9)Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan
relaksasi
10) Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk
11) Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara
12) Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 -2 menit, jangan pada area yang
f. Prosedur kerja :
2) mengurangi ketidaknyamanan.
3) Anjurkan pasien untuk rileks, napas dalam dengan Purse lips breathing.
4) Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit dengan kedua tangan
membentuk mangkok pada telapak tangan dan dengan ringgan di tepukan pada
dinding dada dalam gerakan yang berirama di atas segmen paru yang akan di
alirkan.
5) Pergelangan tangan secara bergantian flexi dan extensi sehingga dada di pukul
5) Emboli paru
2)Batuk dan pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari
1) Kondisi batuk pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam.
2) Kliwn mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa
menambahsesaknya.
2) Saat melakukan tindakan perkusi dan vibrasi pada anak harus diperhatikan
air hangat anjurkan untuk minum air hangat untuk membantu agar guna
mengencerkan sekretnya
BAB 3
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah
desain studi kasus.Penilitian desain studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu
Penelitian studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari
berupa peristiwa, aktivitas atau individu.Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk
3.4.1 Definisi
satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi
baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini walaupun caranya
kelihatan tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan
sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang
terganggu
1. Tujuan :
d. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yang
cukup.
2. Persiapan Peralatan
a. Handuk
c. Segelas air
d. Tissue
3. Tahap Prainteraksi
c. Menyiapkan alat
4. Tahap orientasi
5. Tahap kerja
mengurangi ketidaknyamanan.
b. Anjurkan pasien untuk rileks, napas dalam dengan Purse lips breathing.
c. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit dengan kedua tangan
pada dinding dada dalam gerakan yang berirama di atas segmen paru yang
akan di alirkan.
6. Tahap terminasi
e. Dokumentasi
a. Handuk
c. Segelas air
d. Tissue
f. Buku catatan
terjadinya sianosis.
mulai dari mencatat tingkah laku tanda dan geja responden, mengamati
3.6.3 Wawancara
sehigga mengetahui informasi apa saja yang akan di dapat, selain itu peneliti
juga akan menggunakan tekhnik tatap muka langsung atau secra tidak langsung
Penelitian studi kasus akan di laksanakan dirumah Di Rumah Sakit Umum Daerah
Provinsi NTB di Ruang naggu sejak bulan Februari sampai bulan April 2019.
3.8 Analisis Data Dan Penyajian Data
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang diperoleh dari hasil
penelitian. Teknik analisa digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam
1. Pengumpulan data
a. Penyajian data
b. Kesimpulan
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
3. Confidentiality (kerahasiaan)
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan