Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN

“STRATEGI SELF DIRECTED LEARNING DAN STRATEGI PEMBELAJARAN


PETA KONSEP”

Dosen Pembimbing

Dr. Siti Inganah, M.M., M.Pd

Disusun oleh :

Nyken Saraswati Sujono (201710060311007)

Geriyono Pamungkas (201710060311017)

Banowati Amalia Putri (201710060311023)

Churin Luthfiyyah (201710060311141)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan
pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat memilih strategi pembelajaran yang
tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk memotivasi, membentuk manusia
seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong
terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual. Namun realita yang terjadi
saat ini pada proses pembelajaran adalah guru masih belum bisa mengkondisikan
pembelajarannya sesuai yang diharapkan oleh siswa maupun kurikulum yang dituntut.
Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa memahami seperti apa pembelajaran
siswa yang menarik dan membuat siswa mau untuk mengikuti pembelajaran yang
hendak disampaikan oleh guru .
Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru maupun siswa pada proses
pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran ini dijadikan sebagai pedoman dan
acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa
penggunaaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan
mempercepat memahami isi pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran. Guru
harus sadar dan faham pokok dari tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya
efesiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari strategi pembelajaran Self Directed Learning?
2. Apa saja ciri-ciri dari strategi pembelajaran Self Directed Learning?
3. Bagaimana langkah-langkah strategi pembelajaran Self Directed Learning?
4. Apa saja saja kelebihan dan kelemahan dari strategi pembelajaran Self Directed
Learning?
5. Apa pengertian dari strategi pembelajaran peta konsep?
6. Apa saja ciri-ciri dari strategi pembelajaran peta konsep?
7. Bagaimana langkah-langkah strategi pembelajaran peta konsep?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran peta konsep?
1.3 Tujuan
Tujuan dasar dari penulisan makalah ini secara umum adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Strategi pembelajaran dan untuk memahami perbedaan Strategi
pembelajaran Self Directed Learning dan Strategi Pembelajaran peta konsep.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Self Directed Learning
Self-Directed Learning (SDL) atau yang diartikan sebagai kemandirian belajar
berasal dari kata mandiri dan belajar. Mandiri artinya suatu keadaan yang dapat berdiri
sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, sedangkan belajar adalah kegiatan untuk
menambah pengetahuan, pemahaman, atau keterampilan yang dimiliki seseorang
(Gerung, 2012). Menurut Prof. Drs. Haris Mujiman (Unsurni, 2009), kemandirian
belajar merupakan suatu keterampilan kegiatan belaajr aktif yang didorong oleh motif
untuk menguasai suatu kompetensi, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau
kompetensi yang telah dimiliki. Kemandirian belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku pada diri seseorang, baik dalam hal kognitif, afektif, maupun psikomotorik
yang disebabkan oleh adanya latihan-latihan dan pengalaman yang didapat tanpa
menggantungkan diri kepada orang lain (Unsurni, 2009). SDL adalah proses mental
yang biasanya disertai dan didukung dengan aktivitas perilaku yang meliputi
identifikasi dan pencarian informasi. Dalam SDL, peserta didik sengaja menerima
tanggung jawab untuk membuat keputusan tentang tujuan dan usaha mereka sehingga
mereka sendiri yang menjadi agen perubahan dalam belajar. (Long, 2005)
Dalam pembelajaran, SDL merupakan proses dimana peserta didik mengambil
inisiatif dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam mendiagnosis kebutuhan belajar,
membuat formulasi tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan
menjalani strategi belajar, serta mengevaluasi hasil belajar. Suatu pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered approach), proses dan
pengalaman belajar diatur dan dikendalikan oleh peserta didik. Peserta didik
memutuskan sendiri perihal belajar, mencakup apa, untuk apa, bagaimana, dimana,
kapan –yang mereka anggap penting dan bermanfaat.

2.2 Ciri-Ciri Strategi Pembelajaran Self Directed Learning


2.3 Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Self Directed Learning
2.4 Kelebihan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Self Directed Learning
2.5 Pengertian Strategi Pembelajaran Peta Konsep
Concept Mapping adalah suatu konsep yang disajikan berupa kaitan-kaitan
yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi. Konsep-konsep tersebut
dikaitkan dengan kata-kata tertentu sehingga akan saling keterkaitan. [ Muhammad
Fahzurrohman, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2015), hal 205 ]. Concept Mapping lebih menunjuk pada penuangan ide-ide
pikir sebagai catatan-catatan dalam bentuk grafis sebagai salah satu teknik belajar
efektif.
Sedangkan pengertian peta konsep menurut Trianto, (2009), dalam buku
Mendesain Pembelajaran Inovativ Progresif, menyatakan bahwa peta konsep adalah
lusustrasi grafis konkret yang mengidentifikasi bagaimana sebuah konsep tunggal
dihubungkan dengan konsep-konsep lain pada katagori sama . Peta konsep digunakan
untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk
proposisi-proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh
katakata dalam suatu unit. (Dahar 2008: 150). Anwar Holil dalam artikelnya
menyatakan bahwa Peta Konsep merupakan salah satu bagian dari strategi organisasi.
Strategi organisasi bertujuan membantu siswa meningkatkan kebermaknaan bahan-
bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengoranisasian
baru pada bahan- bahan tersebut . G.Posperr dan Alan R dalam Nur ( 2001 : 36 )
menyatakan bahwa peta konsep mirip peta jalan , namun peta konsep menaruh
perhatian pada hubungan antara tempat .pada konsep bukan hanya menggambarkan
konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan antara konsep-konsep itu dapat digunakan
dua prinsip, yaitu difensiasi progesif dan penyesuaian integrative. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peta konsep adalah gambaran atau ilustrasi
grafis dari hubungkan antara beberapa konsep atau ide-ide pembelajaran lebih
berrmakna dan peta konsep yang diguakan dalam penelitian ini adalah tipe rantai
kejadian.

2.6 Ciri-Ciri Strategi Pembelajaran Peta Konsep


Trianto (2009 : 159) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut :
1. Peta konsep (pemetaan konsep ) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep
dan proposi-proposi suatu bidang studi apakah itu bidang sudi sejarah, sosiologi,
ekonomi, geografi dan lain lain. Dengan membuat sendiri Peta konsep siswa dapat
melihat bidang studi itu lebih berrmakna.
2. Suatu peta konsep merupakan suatu gambaran dua dimensi dari suatu bidang studi.
Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proposional antara konsep-
konsep. Hal inilah yang membedakan belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa
memperlihatkan antara konsep-konsep
3. Ciri yang ketiga adalah mengenai cara menyatakan hubungan antara konsep. Tidak
semua konsep memiliki bobot yang sama. Inilah berarti bahwa ada beberapa konsep
yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep lain.
4. Ciri keempat adalah hiraki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu
konsep yang lebih inklusif , terbentuknya suatu hirarki pada peta konsep tersebut.

Ciri-ciri peta konsep menurt Dahar (1998) adalah:


1. Merupakan suatu cara untuk memperlihatkan konsep-kosep dan proporsisi-
proporsisi suatu bidang studi, sehingga untuk mempelajar konsep-konsep itu lebih
jelas.
2. Merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian
dari bidang studi.
3. Peta konsep bukan hanya menghubungkan konsep-konsep yang penting, tetapi juga
hubungan antar konsep-konsep itu.
4. Cara menyatakan hubungan antar konsep, dimana ada konsep yang lebih inklusif
dibandingkan konsep lainnya. Konsep paling inklusif berada pada bagian punca,
kemudian menuju konsep-konsep yang lebih khusus.
5. Apabila ada dua knsep atau lebih yang ditempatkan di bawah konsep inklusif, maka
akan terbentuk suatu hierarki pada konsep itu.
2.7 Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Peta Konsep
Langkah 1: Pilih dan baca sebuah bab dalam suatu buku atau susunan catatan kuliah
tentang topik tertentu, apa yang Anda percayai merupakan poin-poin dan ide-ide
penting.
Langkah 2: Setelah Anda selesai membaca dan merenungkannya, Anda harus
mengidentifikasi konsep-konsep kunci yang penting untuk memahami topik dan
membuat daftar namanya.
Langkah 3: Putuskan konsep (atau konsep-konsep) yang mana yang merupakan ide
yang paling penting atau paling inklusif, dan buatlah daftar dengan konsep tersebut
sebagai konsep yang paling atas. Temukan konsep yang paling umum lagi dan tulislah
sebagai konsep umum berikutnya. Anda kini sedang memproses ranking atau
kelompok gambar untuk mengingatkan konsep-konsep Anda dari yang paling inklusif
atau umum ke yang paling tidak inklusif dan paling spesifik.
Langkah 4: Mulailah mengkonstruksikan peta konsep dengan menempatkan nama
konsep yang paling luas dan inklusif di atas kertas. Di bawahnya, tulis konsep-konsep
yang lebih spesifik. Bisa saja konsep-konsep ini dapat ditempatkan secara berjajar
seperti barisan sabun di rak-rak supermarket, bisa juga dituliskan dari atas ke bawah.
Tutup tiap konsep tersebut dengan kotak atau lingkaran. Pada titik ini, Anda dapat
memutuskan untuk menuliskan konsep-konsep sisa pada catatan Post-it yang dapat
diletakkan pada kertas kosong, tidak langsung ditulis di kertas kosong tersebut.
Alasannya adalah bahwa Anda mungkin berniat menyusun ulang konsep-konsep Anda
sementara membuat peta dan label daripada dihapus atau ditulis ulang.
Langkah 5: Sambungkan konsep-konsep tersebut dengan garis dan beri label garis
tersebut dengan kata-kata penghubung sehingga menunjukkan hubungan-hubungan
yang bermakna antara konsep-konsep tersebut. Pada langkah pertama Anda harus
merumuskan kata atau kata-kata yang secara akurat mendeskripsikan, menurut buku
yang Anda baca, hubungan antara konsep superordinat dan konsep subordinat yang
menghubungkannya. Kita sebut kata-kata tersebut sebagai kata-kata penghubung
(linking words). Sang pemeta (mapper) harus mencoba bersikap ekonomis dalam
merumuskan hubungan-hubungan ini. Kata-kata (konsep) penghubung merupakan
aspek paling penting dalam pemetaan konsep. Berikut adalah contoh kata-kata
penghubung yang biasa digunakan dalam menjelaskan hubungan: terdiri dari,
termasuk, tergantung pada, dipengaruhi oleh, sebab, diakibatkan oleh.
Langkah 6: Akhiri pemetaan pada seluruh konsep dalam daftar Anda (lihat Langkah 1
di atas). Anda melanjutkan untuk membuat peta tumbuh dengan menghubungkan
konsep-konsep tambahan dari daftar Anda pada konsep-konsep yang telah ada pada
peta. Anda melanjutkan dengan istilah-istilah yang lebih “inklusif”, mengerjakan jalan
Anda terus hingga istilah-istilah yang lebih spesifik hingga seluruh konsep Anda
terpetakan.
Langkah 7: Kini Anda pelajari peta Anda untuk melihat jika saja terdapat hubungan-
hubungan lain yang relevan yang harus diilustrasikan antara istilah-istilah itu dalam
peta. Hubungan-hubungan tersebut, jika ada, dapat membentuk garis-garis lintas
(cross-links). Garis lintas membantu untuk mengintegrasikan peta konsep ke dalam
antar hubungan yang kohesif dan komprehensif. Garis lintas dapat dibentuk pada titik
mana saja dalam proses pemetaan. Pada dasarnya, pemeta akan mengidentifikasi garis
lintas ketika telah terpetakan beberapa istilah. Garis-garis lintas tersebut dapat
terlupakan jika tidak ada pemetaan sebelumnya.
Langkah 8: Ketika konsep-konsep itu dihubungkan dan membentuk hubungan sebab-
akibat (cause-effect), panah harus digunakan untuk menunjukkan arah perhubungan.
Tidak semua hubungan memerlukan satu arah saja. Hubungan tersebut bisa saja bersifat
saling bergantung secara dua arah (bisa saja bersifat tidak langsung, yaitu, melalui
konsep-konsep lain –dan itu sangat baik dengan cara ditunjukkan oleh banyaknya garis
lintas).

Dahar (1998) mengemukakan langkah-langkah dalam membeuat peta konsep, yaitu:


1. Pelajarilah suatu bacaan dari buku sumber
2. Tentukan konsep-konsep yang relvan
3. Urutkan konsep-konsep yang terdapat dalam bacaan secara hierarkis, mulai dari
konsep paling inklusif sampai konsep paling khusus
4. Susun konsep-konsep yang sudah diurutkan dalam kertas dengan cara
menempatkan konsep paling inklusif pada bagian paling atas.
5. Hubungkan konsep-konsep tersebut dengan kata penghubung

2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Peta Konsep


Adapun kelebihan dan kekurangan metode (Junaedi dkk, Strategi Pembelajaran
paket 11, hal 12), diantaranya adalah:
a. Kelebihan
1. Membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.
2. Membantu siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan yang lama dan yang
baru.
3. Dapat digunakan sebagai pengganti ringkasan yang lebih praktis dan fleksibel
4. Dapat mempermudah pemahaman siswa dan guru. Dan menyatukan persepsi
yang sama.
5. Dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menentukan konsep.
6. Salah satu cara evaluasi pembelajaran.

b. Kekurangan
1. Sulit bagi siswa yang masih kurang pandai membaca.
2. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyusun peta konsep, sedangkan
waktu yanag tersedia di kelas sangat terbatas.
3. Suasana kelas kurang tenang karena setiap siswa berkeinginan mengungkapkan
ide-ide dengan membuat peta konsep dalam diskusi kelompoknya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Kedokteran, B. P., Kedokteran, F., & Gadjah, U. (2013). P e n g a n t a r SELF-DIRECTED


LEARNING Belajar : Self-directed learning : batasan SDL merupakan proses di mana
peserta, 1–5.

Teori, A. D. (2001). Self-directed Learning ).

Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal


281. (n.d.). Metode Concept Mapping, 13–54.

Konsep, A. P. P. (2009). No Title, 6–18.


Rahman, M. T. (2016). PETA KONSEP ( CONCEPT MAP ), 1–12.
Studi, P., Matematika, P., Pascasarjana, P., Negeri, U., & Maret, S. (2011). KELAS XI IPA
SMA NEGERI DI KOTA PALANGKA RAYA TESIS KELAS XI IPA SMA NEGERI
DI KOTA PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011.
Sumedang, U. P. I. K. (n.d.). Peta Konsep ( Concept Maps ) dalam Pembelajaran Sains :
Studi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar ( SD ) Atep Sujana, (3), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai