I. Identitas Klien
Nama : Ny. W No. RM : 128070
Umur : 32 tahun Pekerjaan : ibu rumah tangga
Jenis Kelamin : Permpuan Status Perkawinan : Menikah
2. Keluhan Utama:
Pasien mengeluh sesak nafas
3. Riwayat penyakit sekarang:
Keluarga mengatakan bahwa mengeluh tidak bisa BAK selama 1 minggu
kemudian di bawa ke RSD dr. Soebandi seminggu yang lalu.
c.Imunisasi:
Keluarga mengatakan bahwa lupa apakah pasien pernah diimunisasi atau
tidak. Pasien juga mengatakan bahwa ia tidak tahu apakah ia sudah
diimunisasi atau belum.
Ket :
= laki-laki = pasien
= meninggal
III. Pengkajian Keperawatan
Interpretasi :
Kategori IMT
Underweight= < 18,5
Normal= 18,5-24,9
Overweight = >25
Berdasarkan rumus IMT, pasien termasuk kategori normal
b. Biomedical sign :
Hb= 8,7gr/dL,
leokosit = 8,3 109/L
hematokrit = 25,6 %
trombosit = 254 109/L
Interpretasi :
hasil yang tidak abnormal ditemukan adanya penurunan Hb (nilai
normal 13,5-17,5 gr/dL) yang dapat menyebabkan anemia dan
penurunan hematokrit.
c. Clinical Sign :
Anemis (+), ikterus (-), kontur kulit normal, CRT > 2 detik.
Interpretasi :
Masalah yang dialami klien saat ini adalah ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer yang ditandai dengan adanya anemis dan CRT > 2
detik.
Balance Kalori
Balance kalori= Masukan kalori – kebutuhan kalori
Masukan kalori= makan+minum+asupan nutrisi lainnya
Porsi makan yang disediakan rumah sakit ± 1500 Kkal, kira-kira
pasien menghabiskan 1/8 porsi makan berarti masukan kalori pasien
adalah 1/8 x 1500 Kkal= 187,5 Kkal
cairan D10% = 10/100 x 500= 50 gram x 4 = 200 Kkal
asupan masuk = 187,5 + 200 = 387,5
Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori berdasarkan level aktivitas
- Tidak Aktif --> TEE (Total Energy Expenditure) = BMR x 1.2
- Cukup Aktif (Berolahraga 1–3 kali/minggu) --> TEE = BMR x
1.375
- Aktif (Berolahraga 3–5 kali/minggu) --> TEE = BMR x 1.55
- Sangat Aktif (Berolahraga 6–7 kali/minggu) --> TEE = BMR x
1.725
- BMR (Basal Metabolic rate)
BMR Laki-laki = 88,362 + (13,397 x berat dalam kg) +
(4,799 x tinggi dalam cm) - (5,677 x umur tahun)
BMR Perempuan = 447,593 + (9,247 x berat dalam kg) +
(3,098 x tinggi dalam cm) - (4,33 x umur tahun)
Jadi kebutuhan kalori pasien adalah
BMR = 447,593 + (9,247 x 52) + (3,098 x 150) - (4,33 x 32)
= 447,593 + 480,844 + 464,7 – 138,56
= 1254,577 Kkal
TEE = BMR x 1,2
= 1254,577 x 1,2
= 1505,49 Kkal
Balance kalori = Asupan kalori – kebutuhan kalori
= 387,5 – 1505,49
= - 1117,99 Kkal
(kebutuhan kalori kurang dari kebutuhan tubuh – 1117,99 Kkal)
3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi : sering tapi tidak bisa keluar (anyang-ayangan)
- Jumlah : 5 cc
- Warna : kuning
- Bau : khas urine
- Karakter : encer
- BJ :-
- Alat Bantu : tidak ada
- Kemandirian : mandiri
- Lain :-
BAB
- Frekuensi : 1 x/hari
- Konsistensi : padat
- Warna : kuning
- Bau : khas feses
- BJ :-
- Alat Bantu : tidak ada
- Kemandirian : mandiri
- Lain :-
Interpretasi :
Balance cairan:
15 𝑥 𝐵𝐵 15 𝑥 52
IWL = = = 32,5 cc/jam = 195 cc/6jam
24 24
Output cairan:
urine : 5 cc
BAB : 100 cc
IWL : 195 cc
Total : 300 cc/ 6 jam
Status Oksigenasi :
RR pasien yaitu 32x/menit, pasien mendapatkan terapi oksigen menggunakan
nasal kanul 3 liter/menit
Fungsi kardiovaskuler :
Pasien memiliki tekanan darah tinggi yaitu 120/80 mmHg, nadi pasien yaitu
80 kali/menit
Terapi oksigen :
Pasien mendapat terapi oksigen dengan konsentrasi: 3 liter/menit
𝑅𝑅 𝑋 𝐵𝐵 𝑋 5 32 𝑋 52 𝑋 5
kebutuhan oksigen: = = 8,3 Lpm
1000 1000
Interpretasi :
ADL pasien lebih banyak dibantu dan terjadi gangguan pada pola nafas pasien
terganggu didukung dengan hasil pengkajian bahwa kecepatan nafas pasien
lebih dari normal yaitu 32x/menit
Interpretasi :
tidak ada masalah pada pola kognitif dan perceptual pasien
Fungsi reproduksi :
Pasien memiliki 2 orang anak, satu perempuan dan satu laki-laki
interpretasi:
tidak ada masalah pada pola seksualitas dan reproduksi
Interpretasi :
pola peran dan hubungan baik
Interpretasi :
tidak ada masalah pola manajemen koping stress
Interpretasi :
sistem nilai dan keyakinan baik
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Keadaan lemah, kesadaran compos mentis, GCS : 4 – 5 – 6
pasien nampang pucat
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 120/80mm/Hg
- Nadi : 80 X/mnt
- RR : 32 X/mnt
- Suhu : 36, 1 0C
Interpretasi :
Keadaan pasien tidak stabil, ditunjukkan dengan keceparan pernapasan melebihi
batas normal.
1. Kepala
I: simetris, kepala bersih, rambut terlihat tipis, rambut warna hitam, distribusi
rambut merata, tidak terlihat jejas, tidak terlihat benjolan, terdapat edema
palpebra.
P: kepala tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba masa.
2. Mata
I: simetris, pupil isokor, konjungtiva anemis, sklera putih kecoklatan, bulu
mata terdistribusi normal, alis terdistribusi normal, tidak ada mata panda,
kulit area mata terbebas dari iritasi, tidak menggunakan kacamata.
3. Telinga
I: bentuk telinga simetris, tidak kotor, tidak ada jejas, tidak terlihat benjolan,
fungsi masih baik.
P: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa.
4. Hidung
I: simetris, tidak ada jejas dan benjolan, terdapat pernafasan cuping hidung,
tidak ada sekret, terpasang nasal kanul
P: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya edema
5. Mulut
I: gigi kotor, mulut kotor, tidak terdapat perdarahan gigi, tidak ada lendir,
tidak ada luka, tidak menggunakan gigi pasangan.
P: tidak ada nyeri tekan diarea mulut
6. Leher
I: simetris, tidak ada jejas dan benjolan, leher tidak kotor
P: tidak ada nyeri tekan, tidak ada kaku kuduk.
7. Dada
Paru:
I : Dada pasien terlihat simetris, tidak ada jejas maupun lesi, nafas dangkal,
menggunakkan otot otot bantu pernapasan
P : tidak ada nyeri tekan dan adanya masa, vokalfremitus sebelah kanan
melemah, pengembangan dada sebelah kanan tertinggal.
P : lapang paru sebelah kanan redup dan sebelah kiri sonor
A : Suara nafas vesikuler
Jantung:
I : Tidak ada jejas, , iktus kordis tidak nampak, iktus kordis tidak teraba
P : Tidak ada nyeri tekan, teraba iktus kordis ICS V
P : Redup
A : Lup dup, S1 S2 tunggal
8. Abdomen
I : perut membesar (buncit), tidak ada jejas
A : Terdengar bising usus positif
P : Terdengar timpani di setiap lapang perut
P : tidak terdapat nyeri tekan, hati tidak teraba, ginjal tidak teraba.
9. Urogenital
terlihat tidak menggunakan kateter
Klien sering kencing namun keluarnya hanya sedikit-sedikit bahkan tidak
keluar (anyang –ayangan)
10. Ekstremitas
Atas
I: tangan kotor, kuku panjang kotor, tidak ada jejas dan benjolan, terpasang
infus disebelah tangan kiri pasien, CRT > 2 detik
P: tidak ada nyeri tekan, akral dingin
Bawah
I: bentuk kaki simetris, gerak terbatas, kulit kasar atau tidak lembab, tidak
odem
P: tidak ada nyeri tekan, tidak terasa nyeri, kuku panjang dan kotor
a. Injeksi obat
1. Meylon 2x1
2. ranitidin 2x1 ampul
3. ca glukonas 2x1 ampul
4. Ondancentron 3x1 ampul
5. lasix 3 x 1 ampul
d. obat oral
1. alloprolinol 300 g 1 x1
2. ramipril 2,5 mg 1 x 1
3. concor 2,5 mg 1x 1
4. inbesorton 150 mg 1x1
5. asam folat 400mg 3x1
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium (bisa dikembangkan)
kikianita Oktavia E
112311101063
ANALISA DATA
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
1 DS: Ketidakefektifan Ketidakefektifan
Pasien mengatakan sesak pola nafas pola nafas
nafas
Penumpukan cairan
DO:
KU: pasien lemah Edema dan
TD: 120/80 mmHg kongesti vaskuler
pulmoner
RR: 32x menit
Nadi: 80 x/menit penumpukan
Pasien terlihat lemah Cairan
Nafas dangkal dan cepat
Efusi pleura
Terpasang oksigen 3
liter/menit
perkuri paru kanan redup
vocal vremitus pada paru
kanan melemah
Sekresi eritropoitin
menurun
CKD
3. DS: Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas
Pasien mengatakan lemas
Pasien dan keluarga Suplai oksigen
mengatakan pasien hanya turun
terbaring di tempat tidur
oksihemoglobin
DO: turun
KU: pasien terlihat lemah
dan lesu Prod. Hb turun
Pasien hanya berbaring
ditempat tidur Sekresi eritropoetin
Konjungtiva anemis turun
TD: 120/80 mmHg
RR: 32 xmenit CKD
Nadi: 88 x/menit
hb : 8,7 gr/dL
Edema
Retensi cairan
GFR turun
Kerusakan fungsi
ginjal
CKD
6 DS: Gangguaan Gangguan
pasien mengatakan eleminasi urine eleminasi urine
merasakan anyang-ayangan
dan sulit kencing Disuria/anuria
pasien mengatakan kencing
hanya 2-3 tetes Produksi urine
turun dan
DO: kepekatan urine
perut pasien buncit meningkat
GFR turun
Kerusakan fungsi
ginjal
CKD
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Awasi tanda vital kaji 1. memberikan informasi tentang
jaringan perifer keperawatan selama 3x24 jam pengisian kapiler, warna derajat/keadekuatan perfusi
berhubungan dengan pasien mengalami peningkatan kulit/membrane mukosa, jaringan dan membantu
produksi penurunan perfusi jaringan
dasar kuku menetukan kebutuhan
hemoglobin Kriteria hasil: 2. Tinggikan kepala tempat intervensi.
Menunjukkan perfusi adekuat, tidur sesuai toleransi. 2. meningkatkan ekspansi paru dan
misalnya tanda vital stabil. 3. Kolaborasi pengawasan memaksimalkan oksigenasi
hasil pemeriksaan untuk kebutuhan seluler
laboraturium. Berikan 3. mengidentifikasi defisiensi dan
sel darah merah kebutuhan pengobatan /respons
lengkap/packed produk terhadap terapi.
darah sesuai indikasi. 4. memaksimalkan transport
4. Berikan oksigen oksigen ke jaringan.
tambahan sesuai
indikasi.
3 Ketidak seimbangan nutrisi Tujuan: 1. Kaji tingkat mual 1. Mengetahui tingkat mual pasien
kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan muntah pasien 2. Mengetahui intake adekuat atau
tubuh b/d intake inadekuat keperawatan selama 3x24 jam 2. Kaji intake nutrisi tidak
pasien terbebas dari gangguan pasien 3. Menambah nafsu makan
nutrisi: kurang dari kebutuhan 3. Kaji tingkat kebersihan
tubuh mulut pasien 4. Mencegah mual
4. Makan sedikit tapi
Kriteri hasil: sering 5. Memberikan nutirisi yang sesuai
Makanan habis porsi rumah 5. Kolaborasi dengan tim
sakit. ahli gizi sesuai dengan 6. Untuk menambah nafsu makan.
Pasien tidak lemas ajuran medik
Tidak ada rasa mual saat 6. Kolaborasi dengan tim
makan dokter pemberian obat
anti mual.
4 Intoleransi aktivitas Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Rencana Tindakan (NIC): 1. Menentukan penyebab dapat
berhubungan dengan Tujuan: 1. Tenentukan penyebab membantu menentukan
penurunan suplai oksigen Setelah dilakukan tindakan intoleransi intoleransi
keperawatan selama 3x24 jam aktivitas&menentukan 2. Terlalu lama bedrest dapat
pasien bertoleransi terhadap apakah penyebab dari memberi kontribusi pada
aktivitas dengan pasien dapat fisik, psikis/motivasi intoleransi aktivitas
menoleransi aktivitas & 2. Kaji kesesuaian 3. Peningkatan aktivitas membantu
melakukan ADL dgn baik aktivitas&istirahat klien mempertahankan kekuatan otot,
Kriteria Hasil: sehari-hari tonus
1. Berpartisipasi dalam aktivitas 3. ↑ aktivitas secara 4. Bedrest dalam posisi supinasi
fisik dgn TD, RR yang bertahap, biarkan klien menyebabkan volume
sesuai berpartisipasi dapat plasma→hipotensi postural &
perubahan posisi, syncope TV & HR respon
2. Warna kulit normal,hangat
berpindah & perawatan terhadap ortostatis sangat
&kering diri beragam
3. Memverbalisasikan 4. Pastikan klien mengubah 5. Ketidakaktifan berkontribusi
pentingnya aktivitas secara posisi secara bertahap. terhadap kekuatan otot &
bertahap Monitor gejala intoleransi struktur sendi
4. Mengekspresikan pengertian aktivitas 5.
pentingnya keseimbangan 5. Ketika membantu klien
berdiri, observasi gejala
latihan & istirahat
intoleransi spt mual,
5. ↑toleransi aktivitas pucat, pusing, gangguan
kesadaran & tanda vital
5. 6.Lakukan latihan ROM
jika klien tidak dapat
menoleransi aktivitas
CATATAN PERKEMBANGAN
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
20 Juni Ketidakefektifan pola nafas Kiki
2016 1. Memposisikan pasien dengan posisi S: pasien mengatakan bahwa masih sesak
Pukul semifowler nafas
09.00 2. Mengauskultasi suara nafas, catat adanya
O: keadaan umum pasien lemah, kesadaran
WIB suara tambahan compos mentis, nafas vesikuler. TD: 120/80
3. Memonitor vital sign mmHg. Nadi: 80x/menit, RR: 32x/menit,
TD : 120/80 mmHg pasien tampak lemah dan terlihat sesak
RR: 32x/menit
N : 80x/menit A: masalah keperawatan pola nafas teratasi
S : 36,1 derajat celcius sebagian
4. Menginformasikan pada pasien dan keluarga
P: lanjutkan intervensi nomor 1,2,3,4,5
tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki
pola nafas.