Anda di halaman 1dari 6

SEGMENTASI CITRA DIGITAL IKAN MENGGUNAKAN

METODE THRESHOLDING
Max R. Kumaseh1), Luther Latumakulita1), Nelson Nainggolan1)
1)
Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus Unsrat, Manado 95115
e-mail : kumasehmaxromy@yahoo.com; lutherlatu@gmail.com; bapaivana@yahoo.co.id

ABSTRAK
Untuk mengenal jenis-jenis ikan berdasarkan ciri-cirinya, telah dibuat suatu sistem untuk
memisahkan objek mata ikan menggunakan metode thresholding. Prosesnya dimulai dengan
menginput citra digital ikan, selanjutnya dikonversi ke citra grayscale. Kemudian dilakukan
proses segmentasi terhadap citra grayscale. Selanjutnya, dipilih hasil segmentasi dan ditandai
dengan proses deteksi tepi menggunakan operator Canny yang dipertajam dengan proses dilasi.
Proses terakhir adalah membuat plot contour terhadap hasil proses dilasi dan citra grayscale.
Hasil segmentasi berhasil memisahkan objek mata ikan dengan menggunakan metode
thresholding local. Keseluruhan proses ini dilakukan dengan menggunakan MATLAB R2012a.
Kata kunci : Mata Ikan, Segmentasi Citra, Thresholding

DIGITAL FISH IMAGE SEGMENTATION BY THRESHOLDING METHOD

ABSTRACT
A system of fish eyelets seperation has been conducted to identify types of fish acording to their
characteristics, by using thresholding method. The process start by inserting digital fish image
then convert it to grayscale image. Next step is to process segmentation the grayscale image.
Choosed the segmentation result then marked it by edge detection process using Canny operation
which has been sharpened by dilation process. The last step is to make contour plot to dilation
result and grayscale image. The result of the segmentation shows that the fish eyelets can be
separated using local thresholding method. The whole process is conducted by using MATLAB
R2012a.
Keywords : Fish Eyelets, Segmentation Image, Thresholding

PENDAHULUAN bentuk, pola tubuh ikan beserta ciri-cirinya


(Suharto,2006). Ciri adalah aspek pembeda
Latar Belakang
kualitas atau karakteristik, seperti intensitas
Tidak semua orang dapat mengenal
piksel, tepi, kontur, wilayah dan sebagainya
jenis-jenis ikan lewat ciri-ciri fisik yang
(Khrisna, 2004). Ekstrasi ciri dilakukan
tampak secara visual. Kemampuan
berdasarkan isi visual dari citra yaitu warna,
pengenalan jenis ikan mungkin hanya
bentuk dan tekstur (Kusumaningsih, 2009).
dimiliki oleh orang-orang tertentu yang
mempunyai bidang keahlian pada bidang Rumusan Masalah
yang terkait seperti bidang biologi kelautan Bagaimana membangun suatu system
atau bidang perikanan. Hal Ini yang menjadi yang dapat melakukan pemisahan ciri-ciri
dasar pemikiran penulis untuk membangun fisik ikan yang tampak pada citra digital
suatu system berbasis komputer yang dapat ikan? Dalam penelitian ini akan dibatasi pada
melakukan identifikasi terhadap ikan melalui proses segmentasi objek mata ikan yang
ciri-ciri fisik yang tampak pada citra digital merupakan salah satu cirri fisik dari citra
ikan. Untuk membangun system yang digital ikan.
dimaksudkan maka penulis melakukan
Tujuan dan Manfaat
pendekatan pengolahan citra yang merupakan
Tujuan penelitian ini adalah
salah satu bidang ilmu kecerdasan buatan.
memisahkan objek mata dengan
Pengenalan ikan merupakan proses
menggunakan metode thresholding.
identifikasikan ikan berdasarkan gambaran
Kumaseh. Latumakulita dan Nainggolan: Segmentasi Citra Digital ......... 75

Manfaat penelitian ini adalah sebagai 2. r(x,y) adalah derajat kemampuan objek
dasar untuk membentuk basis pengetahuan memantulkan cahaya (reflection).
dalam proses pengenalan ikan berdasarkan
ciri-ciri ikan dan membangun pengetahuan Besar f(x,y) = i(x,y) r(x,y), dimana :
tentang identifikasi ikan yang berbasis pada
pengolahan citra. 0 < 𝑖(𝑥, 𝑦) < ∞ dan 0 < 𝑟(𝑥, 𝑦) < 1
Citra RGB
TINJAUAN PUSTAKA Suatu citra RGB (Red, Green, Blue)
Pengertian Citra terdiri dari tiga bidang citra yang saling lepas,
Citra adalah gambar pada bidang dua masing masing terdiri dari warna utama, yaitu
dimensi yang dihasilkan dari gambar analog : merah, hijau dan biru di setiap pixel.
dua dimensi dan kontinus menjadi gambar Citra Grayscale
diskrit, melalui proses sampling gambar Untuk melakukan perubahan suatu
analog dibagi menjadi M baris dan N kolom gambar full color (RGB) menjadi suatu citra
sehingga menjadi gambar diskrit (Purba, grayscale (gambar keabuan), metode yang
2010). Gambar 1 adalah koordinat citra umum digunakan, yaitu:
digital terhadap sumbu (x,y) suatu bidang dua
dimensi. (R + G + B)/3...................(2)
dimana :
R : Unsur warna merah
G : Unsur warna hijau
B : Unsur warna biru
Nilai yang dihasilkan dari persamaan diatas
akan diinput ke masing-masing unsur warna
dasar citra grayscale (Noor Santi. 2011).
Citra Biner
Citra biner merupakan citra digital
dengan dua kemungkinan nilai pixel yaitu
Gambar 1. Koordinat citra digital pixel-pixel objek bernilai 1 dan pixel-pixel
latar belakang bernilai 0 (Destyningtias.
Citra digital secara matematis dapat ditulis 2010).
dalam bentuk matriks sebagai berikut :
Thresholding
𝑓(𝑥, 𝑦) = Secara umum proses thresholding
𝑓(0,0) 𝑓(0,1) … 𝑓(0, 𝑁 − 1) terhadap citra grayscale bertujuan
𝑓(1,0) 𝑓(1,1) ⋯ 𝑓(1, 𝑁 − 1) menghasilkan citra biner, secara matematis
⋮ ⋮ ⋮ dapat ditulis sebagai berikut.
𝑓(𝑀 − 1,0) 𝑓(𝑀 − 1,1) ⋯ 𝑓(𝑀 − 1, 𝑁 − 1)
......(1) 1 𝑖𝑓 𝑓 𝑥, 𝑦 ≥ 𝑇
𝑔 𝑥, 𝑦 = ............(3)
0 𝑖𝑓 𝑓 𝑥, 𝑦 < 𝑇
Besar intensitas yang diterima sensor disetiap
titik (x,y) disimbolkan oleh f(x,y) dan Dengan g(x,y) adalah citra biner dari citra
besarnya tergantung pada intensitas yang grayscale f(x,y), dan T menyatakan nilai
dipantulkan oleh objek. Ini berarti f(x,y) threshold (Purba, D. 2010). Nilai T
sebanding dengan energi yang dipancarkan ditentukan dengan menggunakan metode
oleh sumber cahaya, sehingga besar intensitas thresholding global dan thresholding local.
f(x,y) adalah (Suhendra. 2012) sebagai Thresholding Global
berikut : Thresholding global adalah metode
0 < 𝑓(𝑥, 𝑦) < ∞ dengan seluruh pixel pada citra dikonversi
menjadi hitam dan putih dengan satu nilai
Fungsi f(x,y) dapat dipisahkan menjadi dua thresholding (Darma, 2010). Dalam
komponen, yaitu : penelitian ini thresholding global
1. i(x,y) adalah jumlah cahaya yang berasal menggunakan fungsi otomatis metode otsu.
dari sumbernya (illumination).
76 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1, April 2013

Metode Otsu Segmentasi Citra


Metode otsu melakukan analisis Segmentasi citra adalah proses
diskriminan dengan menentukan suatu pengolahan citra yang bertujuan memisahkan
variable dengan membedakan antara dua atau wilayah (region) objek dengan wilayah latar
lebih kelompok secara alami (Purba, D. belakang agar objek mudah dianalisis dalam
2010). Metode otsu dimulai dengan rangka mengenali objek yang banyak
normalisasi histogram citra sebagai fungsi melibatkan persepsi visual (Destyningtias,
probability discrete density sebagai : 2010).
𝑛
𝑝𝑟 𝑟𝑞 = 𝑛𝑞 , 𝑞 = 0,1,2, … , 𝐿 − 1......(4) Deteksi Tepi
Dimana : Tujuan operasi deteksi tepi adalah
n = total jumlah piksel dalam citra. meningkatkan penampakan garis batas suatu
𝑛𝑞 = jumlah pixel 𝑟𝑞 . daerah atau objek di dalam citra. Operator
L = total jumlah level intensitas citra. gradien pertama yang digunakan untuk
Kemudian menentukan nilai T pada mendeteksi tepi di dalam citra, yaitu operator
persamaan (3) dengan memaksimalkan gradien selisih terpusat, operator Sobel,
between class variance yang didefenisikan operator Prewitt, operator Roberts, operator
sebagai berikut (Prasetyo, E. 2011) : Canny (Munir, 2004).
𝜎𝐵2 = 𝜔𝑜 𝜇0 − 𝜇𝑇 2 + 𝜔1 𝜇1 − 𝜇𝑇 2 ....(5) Dilasi
dimana : Proses dalam dilasi adalah
𝑘−1
penumbuhan atau penebalan dalam citra
𝜔0 = 𝑝𝑞 𝑟𝑞 biner. Jika A dan B adalah anggota 𝑍 2 , dilasi
𝑞=0 antara A dan B dinyatakan dengan A⊕B.
𝐿−1
Secara matematis dapat ditulis dengan
𝜔1 = 𝑝𝑞 𝑟𝑞 persamaan dibawah ini :
𝑞=𝑘 𝐴 ⊕ 𝐵 = 𝑧|𝐵𝑧 ∩ 𝐴 ≠ ∅ ...............(9)
𝑘−1
Persamaan diatas didasarkan pada refleksi B
𝜇0 = 𝑞𝑝𝑞 𝑟𝑞 /𝜔0 terhadap originnya, dan penggeseran refleksi
𝑞=0 oleh z. dilasi A dan B adalah himpunan
𝐿−1
semua displacement z, persamaan diatas
𝜇1 = 𝑞𝑝𝑞 𝑟𝑞 /𝜔1 dapat ditulis kembali secara ekivalen sebagai:
𝑞=𝑘 𝐴 ⊕ 𝐵 = 𝑧|[𝐵𝑧 ∩ 𝐴] ⊆ 𝐴 ...........(10)
𝐿−1
Dimana himpunan B adalah strel, sedangkan
𝜇𝑇 = 𝑞𝑝𝑞 𝑟𝑞 A himpunan (obyek citra) yang terdilasi
𝑞=0 (Prasetyo, 2011).

Thresholding local Ekstrasi Kontur


Thresholding local menghitung nilai T Menurut pedro dalam jurnal a
dengan mengambil nilai : computational geometry of contour
T1 = median 𝑓 𝑥, 𝑦 , (𝑥, 𝑦) ∈ extraction pada tahun 2009, kontur adalah
garis batas dari bentuk geometris dalam
𝑊 ..............(6)
T2 = gambar digital. Algoritma ekstrasi kontur
max f x,y , x,y ∈W +min {f x,y ,(x,y)∈W} tahapan pertama adalah preprocessing untuk
2
.....(7) mengestrak satu set point berorientasi dari
𝑥 ,𝑦 ∈𝑊 𝑓(𝑥,𝑦) input gambar. Tahap kedua menentukan
T3 = −
𝑁𝑤 kontur diantara titik yang berorientasi
𝐶..............................(8) menggunakan geometri. (Tejada, 2009).
Dengan W menyatakan blok yang diproses,
𝑁𝑤 menyatakan banyaknya pixel pada setiap METODOLOGI PENELITIAN
blok W dan C menyatakan suatu konstanta
yang ditentukan secara bebas. Bila C = 0, Analisis Data
berarti nilai threshold (T) sama dengan nilai Penelitian ini menggunakan data
rata-rata setiap pixel pada blok bersangkutan sekunder berupa citra digital ikan. Teknik
(Purba, 2010). pengolahan data menggunakan program
aplikasi MATLAB R2012a terhadap matriks
citra grayscale dengan ukuran matriks 569 x
Kumaseh. Latumakulita dan Nainggolan: Segmentasi Citra Digital ......... 77

788, class data uint8 dengan tingkat keabuan menggunakan perintah “rgb2gray”. Sehingga
256 untuk menghitung nilai threshold (T) hanya memiliki satu nilai kaeabuan dalam
dengan metode thresholding global dan tiap piksel. Proses perubahan citra RGB ke
thresholding local. grayscale ditunjukan pada Gambar 3b.
Metode Penelitian
Penelitian ini mengikuti diagram alir
penelitian seperti ditunjukan pada Gambar 2.
terhadap citra digital ikan dengan model
warna RGB (Red, Green, Blue) dengan
ekstensi JPG (Joint Photographic Experts
Group). (a) Citra RGB

Input Citra

Konversi Citra

Thresholding Thresholding (b) Citra Grayscale


Global Local
Gambar 3. Perubahan Citra RGB ke
Grayscale
Segmentasi Citra Segmentasi Citra
Proses Segmentasi Citra
Sebelum proses segmentasi citra akan
Dipilih Hasil ditentukan dahulu nilai threshold (T)
menggunakan metode thresholding global
Segmentasi
dan thresholding local terhadap citra
grayscale (Gambar 3b).
Thresholding Global
Deteksi Tepi Analisis terhadap citra grayscale dengan
Operator “canny” menggunakan metode otsu menghasilkan
nilai T = 145. Gambar 4 menunjukan hasil
Dilasi segmentasi citra dengan menggunakan
metode thresholding global.

Plot Contour

Selesai
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
Gambar 4. Segmentasi Citra Dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Thresholding Global
Input Citra Thresholding Local
Citra digital ikan dengan model warna Dengan metode thresholding local
RGB (Red, Green, Blue), dan berekstensi nilai threshold diambil T1 = 144 (6), T2 =
JPG (Joint Photographic Experts Group) di 128 (7) dan T3 = 61 (8) dengan nilai C = 90.
input dengan menggunakan perintah Hasil segmentasi citra dengan menggunakan
“imread”. Gambar 3a menunjukan citra input metode thresholding local ditunjukan pada
dengan model warna RGB. Gambar 5.
Konversi Citra
Selanjutnya citra RGB di konversi ke
dalam model warna citra grayscale dengan
78 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1, April 2013

(a) Citra Biner T1=144


Gambar 7. Citra Dilasi
Membuat Plot Contour
Proses ini bertujuan menentukan
koordinat objek. Proses ini dimulai dengan
membuat plot contour terhadap citra dilasi.
Selanjutnya, membuat plot contour terhadap
(b) Citra Biner T2=128 citra grayscale. Gambar 8. menunjukan plot
contour terhadap citra dilasi dan Gambar 9.
menunjukan plot contour terhadap citra
grayscale.

(c) Citra Biner T3=61


Gambar 5. Segmentasi Citra Dengan
Metode Thresholding Local
Proses Deteksi Tepi (a) Plot Contour 2D Citra Dilasi
Proses deteksi tepi memilih citra biner
hasil segmentasi citra dengan nilai T3 = 61
dengan menggunakan operator “Canny”,
bertujuan untuk meningkatkan penampakan
garis batas pada objek. Hasil deteksi tepi
dipertebal dengan proses dilasi untuk lebih
memperjelas penampakan garis batas. Hasil (b) Plot Contour 3D Citra Dilasi
deteksi tepi terhadap objek ditunjukan pada
Gambar 6. Gambar 8. Plot Contour Citra Dilasi

Gambar 9. Plot Contour Citra grayscale


Gambar 6. Citra Deteksi Tepi
Dilasi Dari pengamatan terhadap plot
Proses dilasi terhadap citra hasil contour, objek berada pada interval baris
deteksi tepi bertujuan mempertajam atau matriks [250,300] dan interval kolom matriks
mempertebal hasil deteksi tepi dengan [150,200], sehingga diperoleh matriks 50 x
struktur elemen matriks berukuran 3 x 3 50 pixel. Selanjutnya, diambil dan ditentukan
dengan komponen matriksnya adalah 1. Hasil koordinat objek pada baris dan kolom
dilasi terhadap citra deteksi tepi ditunjukan [274:295,152:173] dengan ukuran matriks 20
pada Gambar 7. x 20 pixel. Citra dilasi dikembalikan terhadap
citra RGB, citra grayscale dan citra biner
dengan mengambil objek sesuai dengan
koordinat dan hasil pengambilan objek yang
ditunjukan pada Gambar 10.
Kumaseh. Latumakulita dan Nainggolan: Segmentasi Citra Digital ......... 79

Khrisna, D. A., Hidayatno A., R.R. Isnanto.


2004. Identifikasi Objek Berdasarkan
Bentuk Dan Ukuran. Makalah Seminar
Tugas Akhir. Konsentrasi Elektronika
Dan Telekomunikasi, Universitas
(a) Dipanegoro.
Kusumaningsih, I. 2009. Ekstrasi Ciri Warna,
Bentuk Dan Tekstur Untuk Temu
Kembali Citra Hewan [Skripsi].
FMIPA IPB, Bogor.
(b) Munir, R. 2004. Pengolahan Citra Digital.
Informatika. Bandung.
Noor, S. C. 2011. Mengubah Citra Berwarna
Menjadi Grayscale Dan Citra Biner.
Jurnal Teknologi Informasi Dinamik.
(c) Vol.16 No.1.
Prasetyo, E. 2011. Pengolahan Citra Digital
Dan Aplikasinya Menggunakan
Matlab. Andi, Yogyakarta.
Purba, D. 2010. Pengolahan Citra Digital.
(d) Andi, Yogyakarta.
Gambar 10. Citra Mata Ikan Saraswati, W.S. 2010. Transformasi Wavelet
Dan Thresholding Pada Citra
KESIMPULAN DAN SARAN Menggunakan Matlab. Jurnal TSI,
Kesimpulan Vol.1, No.2, 128.
Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu Suhendra, A. 2012. Catatan Kuliah Pengantar
dengan menggunakan metode thresholding Pengolahan Citra Http://Ftp.
local, proses segmentasi citra terhadap citra Gunadarma.Ac.Id/Handouts/S1_Sistem
digital ikan berhasil memisahkan objek mata %20informasi/Pengolahancitra.Pdf
ikan dengan nilai T3 = 61. Objek mata berada [Diakses 9 Juni 2012]
pada koordinat matriks [274:295,152:173].
Suharto, J. S., Setiyono, B., Isnanto, R.R.
Saran 2006. Pengenalan Jenis-Jenis Ikan
Disarankan dalam penelitian ini adalah : Menggunakan Metode Analisis
1. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk Komponen Utama. Makalah Seminar
identifikasi matriks mata ikan . Tugas Akhir Konsentrasi Elektronika
2. Matriks objek mata ikan dapat Dan Telekomunikas Teknik
digunakan sebagai basis data untuk Universitas Diponegoro, Semarang.
pengetahuan dasar dalam penelitian Tejada, J.P. 2009. A Computational
ciri ikan selanjutnya. Geometry Approach to Digital Image
3. Penelitian ini perlu dikembangkan Contour Ekstraction. Utah State
terhadap objek ciri-ciri ikan lainnya. University.

DAFTAR PUSTAKA
Destyningtias B., Heranurweni S. dan T.
Nurhayati. 2010. Segmentasi Citra
Dengan Metode Pengambangan.
Jurnal Elektrika. Vol.2, No.1, 2010: 39
– 49.

Anda mungkin juga menyukai