Anda di halaman 1dari 6

DASAR CITRA DIGITAL

Citra digital adalah gambar dua dimensi yang bisa ditampilkan pada layar komputer sebagai
himpunan/ diskrit nilai digital yang disebut pixel/ picture elements. Dalam tinjauan matematis,
citra merupakan fungsi kontinu dari intensitas cahaya pada bidang dua dimensi.
Citra digital adalah citra f(x,y) dimana dilakukan diskritisasi koordinat sampling/ spasial dan
diskritisasi tingkat kwantisasi (kabuan/ kecemerlangannya).Citra digital merupakan fungsi
intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan harga y adalah koordinat spasial.
Harga fungsi tersebut di setiap titik (x,y) merupakan tingkat kecemerlangan citra pada titik
tersebut.Citra digital merupakan suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan
suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar/
pixel/ piksel/ pels/ picture element) menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut.
FORMAT CITRA DIGITAL. Matrik yang dinyatakan Citra digital yaitu dengan matriks berukuran
N (baris/tinggi)  x M (kolom/lebar).

N = jumlah baris 0 = y = N – 1.
M = jumlah kolom 0 = x = M – 1.
L = maksimal warna intensitas 0 = f(x,y) = L – 1.
(gray level/ derajat keabuan)

Pengertian brightness pada pengolahan sebuah


citra
Brightness adalah proses untuk kecerahan citra, jika intensitas pixel dikurangi
dengan nilai tertentu maka citra akan menjadi lebih gelap, dan sebaliknya jika
intensitas pixelnya ditambah dengan nilai tertentu maka akan lebih terang. Proses
meningkatkan intesitas cahaya pada gambar dengan cara menambah nilai warna di
setiap pixel pada ketiga matriks komponen warna (Red, Green, Blue).
Sebuah citra akan tampak gelap jika seluruh komponen warna berada mendekati 0.
sebaliknya, citra akan tampak terang jika seluruh komponennya mendekati angka
255.

Kontras adalah tingkat penyebaran pixel – pixel ke dalan intensitas warna. Ada tiga macam kontras,
yaitu kontras rendah, kontras tinggi, dan kontras normal.

1. Citra Kontras Rendah : Citra yang memiliki kontras rendah dapat terjdi karena kurangnya
pecahayaan, kurangnya bidang dinamika dari sensor citra, serta kesalahan setting pembuka
lensa pada saat pengambilan citra. Mempunyai kurva histogram yang sempit, akibat
penyebaran intensitas terang atau intensitas gelap yang tidak merata. Sehingga titik tergelap
dari suatu citra tidak mencapai hitam paling pekat dan titik paling terang tidak mencapai
putih paling cemerlang.
2. Citra Kontras Tinggi : merupakan kebalikan dari citra kontras rendah karena memiliki kurva
histogram yang lebar, sebaran intensitas gelap dan intensitas terang merata keseluruh skala
intensitas.
3. Citra Kontras Normal : Terjadi bila lebar kurva histogram tidak terlalu lebar dan tidak terlalu
sempit.

Salah satu fungsi peningkatan kontras secara matematis dituliskan sebagai berikut :

dimana G adalah koefisien penguatan kontras dan P adalah nilai KEABUAN yang dipakai sebagai
pusat pengkontrasan. Fo(x, y) adalah intensitas pixel hasil kontras dan Fi(x,y) adalah intensitas pixel
citra asli.

Sampling citra ini terbagi atas dua kata yaitu sampling dan citra.
-Sampling adalah proses untuk menentukan warna pada piksel tertentu pada citra dari
sebuah gambar kontinyu. Biasanya di cari warna rata-rata dari gambar analog yang
kemudian dibulatkan. Dan proses sampling itu biasa disebut proses digitisasi.
– Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari tgambar analog dua dimensi
yang kontinyu menjadi gambar diskrit melalui proses sampling.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sampling citra adalah suatu proses untuk
menentukan warna piksel dari gambar dua dimensi yang kontinyu menjadi gambar
diskrit. Gambar analog dibagi menjadi N baris dan M kolom sehingga menjadi gambar
diskrit. Persilangan antara baris dan kolom tertentu disebut dengan piksel.contohnya
gambar atau titik diskrit padxa baris n dan kolom m disebut dengan piksel [n,m].

Pembagian sampling dari jenisnya terbagi atas dua jenis yaitu sampling uniform dan
sampling non-uniform.

-sampling uniform,mempunyai spasi (interval),baris dan kolom yang sama pada seluruh
area sebuah citra.dan sampling citranya melalui celah yang berukuran sama.

-sampling non-uniform, bersifat adaptif tergantung karakteristik citra dan bertujuan


untuk menghindari ada informasi yang hilang. Kerugian dari sampling ini adalah
diperlukannya data ukuran spasi atau tanda batas akhir suatu spasi.

Adapun fungsi dari sampling non-uniform adalah


-untuk resolusi tetap,kenampakan citra dapat ditingkatkan dengan adaptive sampling
rate

-Fine sampling : diperlukan pada citra yang memiliki transisi keabuan yang detail.

-Coarse Sampling:untuk bagian citra yang kurang detail ,misalnya latar belakang polos.

Note: Hati-hati pada bagian pembatasan antara objek utama dan latar karena ada
tranmisi keabuan yang tajam.

Yang berpengaruh pada sampling citra ini adalah faktor warna dan resolusi. Di mana
warna ini diperlukan karena:

-untuk analisis citra secara otomatis,karena warna dapat menyederhanakan proses


identifikasi dan ekstraksi benda dari suatu citra.

-mata manusia dapat membedakan ribuan perubahan warna dengan berbagi intensitas,
sedang citra yang monokromati hanya dapat membedakan 2 lusin.

sedangkan resolusi ini untuk menunjukan tingkat kerincian suatu citra yang dapat
dinyatakan:
-sebagai banyak pixel per satuan panjang, pixel per inci (dot per inci – dpi)
>misal : 72 dpi , 1200 dpi

>dpi makin besar resolusi makin tinggi

– dalam ukuran pixel dengan satuan panjang

>misal : 120 x 100 m ( bila panjang dan lebar tidak sama )

>misal : 30 x 30 matau singkatnya 30 m ( bila panjang dan lebar sama)

>ukuran makin kecil, maka resolusi makin tinggi.

Sampling citra ini dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang yaitu:

1. Bidang Kedokteran

– Pengolahan gambar ct scan

– Pengolahan gambar usg

– Mamografi

2. Hiburan

– Game

3. Hukum

– Pengenalan sidik jari

– Pengenalan foto narapidana

Selain itu ada yang namanya elemen-elemen dalam citra digital yang tentunya ada
pada setiap kegiatan citra, termasuk pada proses sampling citra yaitu:

1. Kecerahan

intensitas cahaya

2. Kontras
Sebaran terang dan gelap dalam sebuah citra. Citra kontras rendah : komposisi
sebagian besar terang atau sebagian besar gelap.

3. Kontur

Keadaan yang ditimbulkan oleh perubahan intensitas pada pixel-pixel yang bertetangga

4. Warna

Persepsi yang dirasakan mata terhadap panjang gelombang cahaya (lamda) yang
dipantulkan objek. panjang gelombang tertinggi : merah, terendah : ungu.

5. Bentuk

Yang dilihat mata 2D, objek asli 3D.Informasi bentuk objek diperoleh dari citra yang
ditangkap sistem visual.

6. Tekstur

Distribusi spasial dari derajat keabuan di dalam sekumpulan pixel yang bertetangga.
Sistem visual manusia tidak bisa menerima informasi per pixel dimana sekumpulan
pixel menjadi satu kesatuan.

SUMBER :

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pengolahan citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan
komputer, menjadi citra yang kualitasnya lebih baik.
Meskipun sebuah citra kaya
informasi, namun seringkali citra yang kita miliki mengalami penurunan mutu.
Citra digital
(digital image) adalah citra kontinyu f(x,y) yang sudah didiskritkan
baik koordinat spasial maupun tingkat kecerahannya. Setiap titik biasanya memiliki
koordinat sesuai dengan posisinya dalam citra.
Pemugaran Citra (image restoration)
Operasi ini bertujuan menghilangkan cacat pada citra. Tujuan pemugaran citra hampir
sama dengan operasi perbaikkan citra. Bedanya, pada pemugaran citra penyebab
degradasi gambar diketahui.
Pemugaran Citra (image restoration) Operasi ini bertujuan menghilangkan cacat pada
citra. Tujuan pemugaran citra hampir sama dengan operasi perbaikkan citra. Bedanya,
pada pemugaran citra penyebab degradasi gambar diketahui.
Operasi ini bertujuan menghilangkan/meminimumkan cacat pada citra. Tujuan
pemugaran citra hampir sama dengan operasi perbaikan citra.
Berdasarkan tujuan
transformasi operasi pengolahan citra dikategorikan sebagai
:
Peningkatan Kualitas Citra
(Image Enhancement) dan
Pemulihan Citra (Image Restoration)
.
Pada kesempatan kali ini, kami akan mencoba menjelaskan mengenai
Image restoration dan aplikasinya dengan menggunakan MATLAB.
1.2.Ruang Lingkup Pembahasan dan Batasan
Batasan masalah makalah ini :
1.Membahas pengolahan citra digital mengenai image restoration.
2.Mengolah citra digital yang telah rusak atau degredasi menjadi bagus.
3.Tujuan dan
operasi pemugaran citra
4.Citra digital dan citra masukan
5.Tujuan dari pengolahan citra digital
6.Esensi
image restoration
7.Menbahas aplikasi image restoration dengan menggunakan MATLAB
1.1.Tujuan Penulisan
Tujuan kami dalam membuat makalah image restoration adalah

Anda mungkin juga menyukai