DASAR TEORI
pengolahan citra digital mengacu pada pemprosesan setiap data dua dimensi. Citra
digital merupakan sebuah larik (array) yang berisi nilai-nilai real maupun
pada bidang 2 dimensi dan f(x,y) merupakan intensitas cahaya pada kordinat
tersebut. Citra digital merupakan representasi citra asal yang bersifat kontinyu.
Untuk mengubah citra yang bersifat kontinu diperlukan sebuah cara untuk
informasi citra analog asli dan mengirimnya ke komputer dalam bentuk biner.
Proses ini disebut dengan digitalisasi. Titik koordinat dapat dilihat pada gambar
2.1. berikut:
7
8
0 1 2 .........N-1 y
1 Satu piksel
M-1
2.2. Citra
2.2.1. Pengertian Citra
suatu objek.Citra terbagi 2 yaitu citra yang bersifat analog dan ada citra yang
bersifat digital. Citra analog adalah citra yang bersifat continue seperti gambar
pada monitor televisi, foto sinar X, dan lain-lain. Sedangkan pada citra digital
adalah citra yang dapat diolah melalui komputer. Citra dapat didefinisikan
sebagai fungsi f(x,y) berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah
atau tingkat keabuan dari citra pada citra tersebut (Richard E. Wood. 2004).
Citra analog adalah citra yang bersifat continue, seperti gambar pada
monitor televisi, foto sinar X, foto yang tercetak di kertas foto, lukisan,
9
pemandangan alam, hasil CT scan, gambar-gambar yang terekam pada pita kaset,
dan lain sebagainya. Citra analog tidak dapat direpresentasikan dalam komputer,
sehingga tidak bisa diproses di komputer secara langsung.Oleh sebab itu, agar ini
terlebih dahulu. Citra analog dihasilkan dari alat-alat analog, seperti video kamera
analog, kamera foto analog, cam, CT scan, sensor rontgen untuk foto thorax,
sensor gelombang pendek pada sistem radar, sensor ultrasound pada sistem USG,
Citra digital merupakan representatif dari citra yang diambil oleh mesin
menyatakan besarnya kotak-kotak yang disusun dalam baris dan kolom. Dengan
skata lain, sampling pada citra menyatakan besar kecilnya ukuran pixel (titik)
pada citra, dan kuantisasi menyatakan besarnya nilai tingkat kecerahan yang
dinyatakan dalam nilai tingkat keabuan (grayscale) sesuai dengan jurnlah bit biner
yang digunakan oleh mesin, dengan kata lain kuantisasi pada citra menyatakan
Citra biner (binary image) adalah citra digital yang hanya memiliki 2
kemungkinan warna, yaitu hitam dan putih. Citra biner disebut juga dengan citra
mewakili nilai setiap piksel dari citra biner. Pembentukan citra biner memerlukan
nilai batas keabuan yang akan digunakan sebagai nilai patokan. Piksel dengan
10
derajat keabuan lebih besar dari nilai batas akan diberi nilai 1 dan sebaliknya
piksel dengan derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas akan diberi nilai 0. Citra
biner sering sekali muncul sebagai hasil dari proses pengolahan, seperti
sendiri adalah untuk mempermudah proses pengenalan pola, karena pola akan
lebih mudah terdeteksi pada citra yang mengandung lebih sedikit warna.
warna hitam.
Pada Model Citra TINTA / CAT, JIKA ada cat (=1) maka
warna putih.
Citra grayscale merupakan citra digital yang hanya memiliki satu nilai
kanal pada setiap pikselnya, artinya nilai dari Red = Green = Blue. Nilai-nilai
dari citra jenis ini terdiri atas warna abu-abu, bervariasi pada warna hitam pada
bagian yang intensitas terlemah dan warna putih pada intensitas terkuat. Citra
11
citra hitam putih hanya terdiri atas 2 warna saja yaitu ”hitam” dan ”putih” saja.
Pada citra grayscale warna bervariasi antara hitam dan putih, tetapi variasi warna
intensitas cahaya pada setiap piksel pada spektrum elektromagnetik single band.
Citra grayscale disimpan dalam format 8 bit untuk setiap sample piksel, yang
dengan nilai X, maka konversi dapat dilakukan dengan mengambil rata-rata dari
Red (Merah), Green (Hijau) dan Blue (Biru) merupakan warna dasar yang
dapat diterima oleh mata manusia. Setiap piksel pada citra warna mewakili warna
yang merupakan kombinasi dari ketiga warna dasar RGB. Setiap titik pada citra
warna membutuhkan data sebesar 3 byte. Setiap warna dasar memiliki intensitas
tersendiri dengan nilai minimum nol (0) dan nilai maksimum 255 (8 bit). RGB
didasarkan pada teori bahwa mata manusia peka terhadap panjang gelombang
1. RGB terdiri dari tiga warna utama, yaitu merah, hijau, dan
biru.
3. Penajaman (sharpening)
Jenis operasi ini agar citra dapat direpresentasikan dalam bentuk yang
dengan pengenalanpola.
14
Jenis operasi ini bertujuan menghitung besaran kuantitatif dari citra untuk
2.6.1. Secara umum, teknik pengolahan citra digital dibagi menjadi tiga tingkat
restoration).
2.6.2. Dari ketiga tahap pengolahan citra digital di atas, dapat dinyatakan suatu
yang lainnya.
2.7. Pixel
Pixel adalah unsur gambar atau representasi sebuah titik terkecil dalam
sebuahgambar grafis yang dihitung per inci.Pixel sendiri berasal dari akronim
bahasa Inggris Picture Element yang disingkat menjadi Pixel. Pada ujung tertinggi
skala resolusi, mesincetak gambar berwarna dapat menghasilkan hasil cetak yang
memiliki lebih dari 2.500titik per inci denga pilihan 16 juta warna lebih untuk
setiap inci, dalam istilah komputer berarti gambar seluas satu inci persegi yang
bisa ditampilkan pada tingkat resolusitersebut sepadan dengan 150 juta bit
informasi.Monitor atau layar datar yang sering kita temui terdiri dari ribuan pixel
dalam sebuah monitor dapat kita ketahui dari resolusinya. Resolusi maksimum
18
yang disediakan oleh monitor adalah 1024x768, maka jumlah pixel yang ada
dalam layar monitor tersebut adalah 786432 pixel. Semakin tinggi jumlah pixel
2.8. Watermarking
penyisipan dan atau penyembunyian informasi yang bersifat rahasia pada suatu
data lainnya untuk "ditumpangi" (kadang disebut dengan host data), tetapi orang
lain tidak menyadari adanya kehadiran data tambahan pada data host-nya (Istilah
host digunakan untuk data atau sinyal digital yang disisipi), sehingga seolah-olah
tidak ada perbedaan berarti antara data host sebelum dan sesudah proses
watermarking. Disamping itu data yang sudah diberi watermark harus tahan
(robust) terhadap segala perubahan baik secara sengaja maupun tidak, yang
Watermark juga harus tahan terhadap berbagai jenis pengolahan atau proses
1. Text watermarking
2. Image watermarking
3. Audio watermarking
Watermark disisipkan pada file audio digital, seperti mp3, mpeg, dan
sebagainya.
4. Video watermarking
video digital.
watermarking proses penyisipan watermark ke dalam citra host atau citra digital
asli dan citra berwatermark hampir tidak dapat terlihat oleh mata telanjang.
Gambar 2.1 adalah suatu blok diagram dari proses penyisipan watermark pada
citra digital.
20
Citra Asli
Encoding
Watermark
Citra
Berwatermark
berwatermark yang bertujuan untuk mendapatkan kembali citra digital asli dan
dasarnya proses ekstraksi adalah membandingkan citra digital asli dengan citra
frekuensi maupun waktu (lokasi) dari sinyal dan DWT bekerja secara
(kolom). Jenis filter wavelet yang biasa digunakan adalah low pass filter (LPF)
dan high pass filter (HPF). Analisis sinyal dilakukan terhadap hasil filterisasi
highpass filter dan lowpass filter di mana highpass filter digunakan untuk
frekuensi yang berbeda dengan menggunakan resolusi yang berbeda inilah yang
frekuensi rendah dalam proses filterisasi highpass filter dan lowpass filter disebut
sebagai dekomposisi. Setelah filterisasi, setengah dari sample atau salah satu
dapat melalui satu atau lebih tingkatan. Dekomposisi satu tingkat ditulis dengan
………........................... (2.3)
………........................... (2.4)
22
уtinggi[k] dan уrendah[k] yang merupakan hasil dari highpass filter dan
lowpass filter, x[n] merupakan sinyal asal, h[n] adalah highpass filter, dan g[n]
adalah lowpass filter.Untuk dekomposisi lebih dari satu tingkat, prosedur pada
Pada gambar diatas, ytinggi [k] dan yrendah[k] yang merupakan hasil
dari highpass filter dan lowpass filter, ytinggi[k] disebut sebagai koefisien
DWT ini maka dapat dilakukan proses Inverse Discrete Wavelet transform
sehingga menjadi detil informasi dan taksiran kasar. DWT bekerja pada dua
kumpulan fungsi yang disebut fungsi penskalaan dan fungsi wavelet yang masing-
23
komponen sample harus kurang atau sama dengan setengah dari frekuensi
sampling.
2.8.5. Wavelet
Gelombang (wave) adalah sebuah fungsi yang bergerak naik turun ruang
dari sinyal gempa bumi, Penggunaan wavelet pada saat ini sudah semakin
analisis wavelet dan teori transformasi wavelet.Dengan munculnya area sains ini
wavelet mulai digunakan secara luas dalam filtrasi dan pemrosesan data,
pengenalan citra, sintesis dan pemrosesan berbagai variasi sinyal, kompresi dan
yang tidak mengubah isi informasi dalam sinyal tersebut. Transformasi wavelet
fourier hanya dapat menentukan frekuensi Transformasi yang muncul pada suatu
sinyal, namun tidak dapat menentukan kapan (dimana) frekuensi itu muncul.
domain waktu (time domain). Kelemahan lain dari transformasi fourier adalah
perubahan sedikit terhadap sinyal pada posisi tertentu akan berdampak atau
mempengaruhi sinyal pada posisi lainnya. Hal ini disebabkan karena transformasi
muncul, juga dapat memberikan informasi tentang skala atau waktu.Wavelet dapat
dari waktu (skala) dan frekuensi. Selain itu perubahan sinyal pada suatu posisi
tertentu tidak akan berdampak banyak terhadap sinyal pada posisi-posisi yang
lainnya. Dengan wavelet suatu sinyal dapat disimpan lebih efisien dibandingkan
dengan fourierdan lebih baik dalam hal melakukan aproksimasi terhadap real-
(DWT). Semua fungsi yang digunakan dalam transformasi CWT dan DWT
diturunkan dari mother wavelet melalui translasi atau pergeseran dan penskalaan
yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu pencatatan secara teliti terhadap penerapan
wavelet dan pemilihan yang tepat terhadap mother wavelet agar dapat
......................................(2.5)
x(t) merupakan sinyal yang akan dianalisis, ψ(t) adalah mother wavelet atau
global dari sinyal. Seri pengembangan kedua dari transformasi wavelet adalah
Discrete Wavelet transform (DWT). Seri pengembangan ini merupakan seri CWT
spasial dengan menggunakan invers DCT. DCT pertama kali diperkenalkan oleh
Ahmed, Natarajan dan Rao pada tahun 1974 dalam makalahnya yang berjudul
"On image processing and a discrete cosine transform" (A.B Watson, 1994).
dalam format JPEG. Pada kompresi JPEG, DCT menerima masukan berupa
frekuensi dengan ukuran sama. Perubahan blok 8x8 piksel menjadi 64 koefisien
DCT dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Metode ini juga digunakan secara
Invers DCT (IDCT) yang merupakan kebalikan dari DCT, akan mengembalikan
koefisien pada matriks frekuensi menjadi matriks citra. Inverse DCT ini
digunakan untuk ekstraksi watermark dari cover image. Persamaan DCT dan
..................................... (2.6)
..................................... (2.7)
dan kekurangan dalam hal kualitas gambar yang dihasilkan. Cara yang dapat
dengan citra asal. Semakin besar nilai PSNR, semakin baik juga kualitas sinyal
yang dihasilkan.
Untuk menghitung PSNR, pertama kali kita harus menghitung nilai Mean
Squared Error (MSE) dari suatu citra hasil rekonstruksi. Root Mean Squared
.................................................................... (2.8)
..................................................................... (2.9)
dimana:
PSNR sering dinyatakan dalam skala logaritmik dalam decibel (dB). Nilai PSNR
distorsi yang dikarenakan penyisipan terlihat jelas. Akan tetapi kualitas stego-citra
.............................................................(3.0)