Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan
yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang
bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan,
serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan
kesehatan.
Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara
makro maupun mikro. Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam
pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara makro, berarti bahwa pembangunan
kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan
upaya kuratif dan rehabilatif.
Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan
kemanusiaan secara keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam
pembangunan.
1. Lingkungan sehat, adalah lingkungan yang kondusif untuk hidup yang sehat, yakni
bebas polusi, tersedia air bersih, lingkungan memadai, perumahan-pemukiman sehat,
perencanaan kawasan sehat, terwujud kehidupan yang saling tolong-menolong dengan
tetap memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
2. Perilaku sehat, yaitu bersikap proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan
(contih: aktifitas fisik, gizi seimbang), mencegah resiko terjadinya penyakit (contoh:
tidak merokok), melindungi diri dari ancaman penyakit (contoh: memakai helm dan
sabuk pengaman, JPKM), berperan aktif dalam gerakan kesehatan (contoh: aktif di
posyandu).
3. Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata, yang menjangkau semua lapisan
masyarakat tanpa adanya hambatan ekonomi, sesuai dengan standar dan etika profesi,
tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, serta memberi kepuasan kepada pengguna
jasa.
1. Lingkungan sehat: 80% rumah sehat, 90% keluarga menggunakan air bersih, 85%
keluarga menggunakan jamban sehat, 80% sekolah sehat, 80% Kabupaten/kota sehat.
2. Perilaku sehat: 80% penduduk berperilaku sehat (aktivitas fisik, makan dengan gizi
baik, dan tidak merokok); 80% tatanan keluarga sehat.
3. Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau: Setiap kecamatan memiliki
1,5 puskesmas; pemanfaatan sarana yankes 80%; pengunjung/pasien puas akan
pelayanan kesehatan; rasio desa terhadap posyandu adalah 1:5 (minimal salah satunya
purnama/mandiri); 100% balita telah diimunisasi.
4. Derajat kesehatan: Angka harapan hidup 67,9 tahun, angka kematian bayi 35 per 1000
kelahiran hidup, angka kematian ibu 125 per 100.000 kelahiran, angka kematian kasar
7,5 per 1000 penduduk.
Selain program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, pemerintah juga
mencanangkan program lain untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Program ini dilaksanakan dengan melakukan
kerjasama lintas sektor dan lintas program. GERMAS merupakan tindakan yang sistematis
dan terencana yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat bertujuan untuk menurunkan
beban penyakit, menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan, meningkatkan
produktivitas penduduk dan menekan peningkatan beban fnansial masyarakat untuk
pengeluaran kesehatan, guna meningkatkan kualitas hidup. Kegiatan ini dilakukan dengan
cara:
Selain kedua program tersebut, terdapat program pendukung lain yang telah dan
sedang dijalankan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, antara
lain: pelaksanaan imunisasi Measles dan Rubella (MR), kampanye konsumsi makan ikan,
pusat komando nasional layanan kegawatdaruratan medis, kampanye minum jamu
nasional, Riskesdas, dan pelatihan keluarga sehat
Seorang analis harus memiliki ketrampilan dan tanggung jawab yang tinggi dalam
pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya risiko yang fatal jika terjadi
kesalahan. Profesi apapun sudah semestinya dilakukan dengan ketulusan. Seperti juga menjadi
seorang analis yang berhubungan dengan nyawa manusia.