Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

DESAIN ORGANISASI INDUSTRI


MODUL PERANCANGAN ORGANISASI

Nama : Santi Shofarina Y Tanggal : 25 Maret 2019


Abdul Rahman Rizki W. Praktikum
Hari Praktikum : Senin
NIM : 17522016 Batas : 15 April 2019
17522113 Pengumpulan
Kode Asisten : IPO-67 Yogyakarta, 14 April 2019
Kriteria Asisten
Penilaian
Format :

Isi :

Analisis :

Total :
(Nazila Syarafina)

LABORATORIUM INOVASI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2019
BAB II
PERANCANGAN ORGANISASI

2.1 Tujuan Pratikum


1. Merancang job description untuk setiap posisi di perusahaan.
2. Merancang struktur organisasi perusahaan berdasarkan metode
perancangan organisasi secara sistematis, dengan pembahasan lebih
rinci pada level unit organisasi lantai produksi.
3. Mengetahui manajemen sumber daya manusia.
4. Melakukan analisis perancangan pekerjaan.
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi dimana tugas-
tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan
(Robbins, 2003). Terdapat 4 komponen dasar yang merupakan kerangka
dalam memberikan definisi dalam struktur organisasi (Child, 1972):
 Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian
tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian
pada suatu organisasi.
 Struktur organisasi memberi gambaran mengenai hubungan
pelaporan yang ditetapkan secara resmi dalam suatu organisasi.
Tercakup dalam hubungan pelaporan yang resmi ini banyaknya
tingkatan hirarki serta besarnya rentang kendali dari semua
pimpinan disemua tingkatan dalam organisasi.
 Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu,
menjadi bagian organisasi, dan pengelompokkan bagian-bagian
organisasi menjadi suatu organisasi yang utuh.
 Struktur organisasi menetapkan sistem hubungan dalam organisasi
yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan
pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik kearah vertikal
maupun horisontal.
Tabel 1. Hubungan ketergantungan

Gambar 1. Jenis Ketergantungan

Pada KM Aluminium belum terdapat struktur individu organisasi yang


jelas dalam internal usaha. Sehingga dalam internal usaha hanya ada
pemilik dan pekerja. Pemilik usaha mengatur segala proses dan kebutuhan
untuk berjalannya proses-proses usaha. Sehingga tidak ada mekanisme
pelaporan yang terjadi pada KM Aluminium. Namun telah terdapat
pembagian tugas berdasarkan tugas-tugas yang harus diselesaikan.
Pembagian tersebut, yaitu bagian Peleburan, Pencetakan (pasir dan
permanen), Finishing, dan Pengelasan.
Dalam hal ketergantungan dalam organisasi KM Aluminium
mengadopsi jenis ketergantungan yang berurutan (sequential) karena
proses-proses yang ada bergantung kepada proses sebelumnya. Contohnya
pada proses pencetakan harus menunggu proses peleburan selesai terlebih
dahulu dan proses finishing harus menunggu proses pencetakan selesai
terlebih dahulu.
2.3 Klasifikasi Organisasi
Sebagai pendekatan dalam mengklasifikasi organisasi, Henry Mintzberg
dalam bukunya Structure in Fives (1983) menyatakan bahwa setiap
organisasi mempunyai 5 elemen dasar dasar sebagai berikut:
Gambar 2. Elemen Organisasi

A. Strategic apex.
Bagian ini ditempati orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
keseluruhan jalannya organisasi.
B. Middle Line.
Bagian ini ditempati orang-orang yang berfungsi sebagai intermediary
antara strategic apex dan operating core.
C. Operating core.
Operating core terdiri dari para karyawan yang mengerjakan pekerjaan
inti yaitu orang-orang menghasilkan produk dan jasa.
D. Technostructure.
Bagian ini ditempati para analis yang pekerjaannya bukan untuk
kepentingan unit yang dikalolanya melainkan untuk unit-unit lain yakni
agar unit-unit tersebut bisa bekerja lebih efektif.
E. Support Staff.
Hampir sama seperti Technostructure, bagian ini ditempati para pekerja
yang tugas pokoknya adalah mendukung kelancaran unit lain dalam
organisasi.

Salah satu dari kelima bagian tersebut dapat mendominasi sebuah


organisasi, ada konfigurasi tertentu yang digunakan. Menurut Mintzberg,
terdapat 5 buah desain konfigurasi struktur organisasi sebagai berikut:
A. Struktur sederhana
Gambar 3. Simpel Struktur

Struktur sederhana mempunyai kompleksitas yang rendah, sedikit


formalisasi, dan mempunyai wewenang yang disentralisasi pada
seseorang.
B. Birokrasi Mesin

Gambar 4. Birokrasi Mesin

Birokrasi mesin mempunyai tugas operasi yang sangat tinggi, peraturan


yang sangat diformalisasi, tugas yang dikelompokkan ke dalam
departemen-departemen fungsional, wewenang yang disentralisasi,
pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando dan struktur
administrasi yang rumit dengan perbedaan tajam antara aktivitas lini
dan staff.
C. Birokrasi Profesional

Gambar 5. Birokrasi Profesional

Struktur birokrasi profesional diciptakan untuk memberi kesempatan


kepada organisasi untuk mempekerjakan spesialis yang sangat terlatih
bagi operating core-nya, sambil tetap memperoleh efisiensi dan
standardisasi.
D. Struktur Divisional

Gambar 6. Divisional

Struktur divisional ditandai dengan adanya sejumlah unit yang otonom,


masing-masing secara khas adalah birokrasi mesin, yang dikoordinasi
secara terpusat oleh sebuah kantor pusat.
E. Adhocracy

Gambar 7. Adhokrasi

Adhocracy merupakan desain yang berbeda sekali dari yang lain,


karena adhocracy tersebut mempunyai sedikit standardisasi atau
formalisasi, Technostructure-nya hampir tidak ada.

Elemen dasar yang terdapat pada KM Aluminium adalah strategic apex


dan operating core. Strategic apex adalah pemilik dari KM Aluminium dan
operation core adalah pekerja KM Aluminium. Sedikitnya elemen dasar
tersebut dikarenakan elemen tersebut telah dianggap cukup untuk
menjalankan setiap operasi yang ada. Alasan lain adalah ukuran usaha KM
Aluminium belum terlalu besar sehingga masih dapat dijalankan dengan 2
elemen tersebut.
Konfigurasi struktur organisasi yang diadaptasi oleh KM Aluminium
adalah jenis Struktur Sederhana. Struktur ini hanya terdapat strategic apex
dan operating core. Dalam organisasi semua orang melapor kepada
strategic apex atau pemilik perusahaan.
2.4 Identifikasi Proses Bisnis
Proses bisnis (business process) merupakan kumpulan aktivitas yang saling
berkaitan secara logis yang dilakukan untuk mengatur sumber daya dari
suatu bisnis yang dijalankan. (IBM, 1984) Menurut Manganelli & Klein
(1994), proses bisnis didefinisikan sebagai: Interrelated series of activities
that convert business input into business output. Proses bisnis disebut juga
sebagai metode bisnis dimana memiliki pengertian sebagai kumpulan
aktivitas atau proses yang terstruktur dan saling berhubungan didalam
rangka mencapai sebuah tujuan yang menciptakan nilai tambah bagi
organisasi.
Berdasarkan lingkup aktivitasnya, proses bisnis organisasi dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu proses utama (core process) dan proses pendukung
(supporting process). Proses utama adalah proses yang berhubungan
langsung dengan penyampaian produk dan pelanggan eksternal organisasi.
Sedangkan proses pendukung adalah proses yang tidak langsung
berhubungan dengan produk dan pelanggan eksternal, tetapi melayani
pelanggan internal organisasi.
Pada KM Aluminium, proses utama dan proses pendukung adalah
sebagai berikut:
A. Proses Utama (Core Process)
a) Desain produk
b) Produksi
c) Finishing
d) Penyampaian produk
B. Proses Pendukung (Support Process)
a) Pengadaan bahan baku
b) Pemeliharaan peralatan
c) Pengelolaan SDM
Level 1 Pengecoran
Aluminium

Level 2 Produksi Finishing


Penyampainan
Produk

Level 3 Persiapan Bahan


Baku
Peleburan Pencetakan Pengambilan Pembayaran

Level 4 Permanen Pasir

Gambar 8. Proses Bisnis

2.5 Hubungan Antar-Unit Kerja


Hubungan antar unit kerja merupakan hubungan yang terjadi antar bagian
dalam organisasi sebagai akibat penyelenggaraan tugas dan fungsi dari
masing-masing bagian tersebut. Hubungan antara proses bisnis dan struktur
organisasi dapat digambarkan dalam bentuk matriks.

Tabel 1. Hubungan Unit Kerja


Unit Kerja
Proses/Aktivitas
Pemilik UMKM Karyawan
Pemesanan Barang Informasi dan
Pelaksana
pengambil keputusan
Persiapan Bahan Informasi dan
Pelaksana
Baku pengambil keputusan
Proses Produksi Informasi dan Pelaksana
pengambil keputusan
Proses Pembayaran Informasi dan Pelaksana
pengambil keputusan
Berikut ini merupakan penjelasan dari matriks hubungan antara proses
bisnis dan struktur organisasi, sebagai berikut:
a. Owner atau pemilik UMKM, berperan sebagai penerima informasi
baik berupa perintah maupun masukan pada aktivitas persiapan
bahan baku, proses pembayaran, pemesanan dan juga dalam proses
produksi. Selain sebagai penerima informasi, pemilik juga berperan
sebagai pengambil keputusan dalam setiap rangkaian proses bisnis.
b. Karyawan, berperan sebagai pelaksana dalam melakukan setiap
tahapan dari proses bisnis, mulai dari pemesanan barang hingga
pembayaran.

Pemilik sebagai informasi karena owner hanya memberikan arahan dan


menerima laporan mengenai pemesanan barang, persiapan bahan baku,
proses produksi dan proses pembayaran. Sedangkan pengambil keputuisan
berarti owner berhak untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan
proses bisnis yang terjadi pada KM Alumunium.
Karyawan sebagai pelaksana karena merekalah yang mengerjakan
seluruh proses dari penerimaan pesanan, persiapan bahan baku,
pembayaran serta proses produksi. Berdasarkan dengan arahan dari pemilik
dan dilaporkan ke pemilik.

2.6 Job Description


Job description (Uraian Jabatan) adalah pembagian-pembagian tugas antar
pekerja. Dapat dikatakan pula Job Description adalah suatu catatan yang
sistematis tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang
ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada meliputi apa yang sesungguhnya
dilakukan pemegang jabatan, bagaimana dia melakukannya, dan dalam
kondisi apakah pekerjaan itu dijalankan. Hal ini penting untuk disusun,
demi menghindari adanya rangkap pekerjaan, perbedaan pengertian, dan
untuk mengetahui batas-batas antar kewajiban dan wewenang.

Tabel 2. Deskripsi Kerja


Identifikasi Kode
Jabatan Jabatan 01 02
Nama
Jabatan Owner Karyawan
Persiapan bahan baku,
Memantau, mengawasi, proses produksi dan
Nama
mengevaluasi juga turut finishing, Administrasi,
Bagian/Unit
bekonstribusi dalam proses penerimaan pesanan,
Kerja
bisnis pembayaran dan
pengiriman
Jumlah
Karyawan 1 12
Menerima pesanan,
membuat tagihan,
mengirim pesanan,
Ikhtisar Jabatan Pemilik
bagian produksi
membuat panci, wajan,
hiasan rumah dsb
Melaksanakan perintah
owner, dan menerima
informasi dari pelanggan
Mengkoordinir karyawan terkait keinginan dan
Hubungan antar Jabatan serta turut andil dalam keluhan terhadap hasil
proses prosuksi produksi serta menerima
informasi tentang
pelanggan yang ingin
memesan.
Melakukan tugas
administrasi dan
Memerintah dan
Rincian Tugas produksi dalam membuat
mengkoordinir karyawan.
produk berbahan
alumunium
Memutuskan dan
Memutuskan pemesanan
menentukan peraturan
Wewenang bahan baku dan bahan
serta mengangkat dan
Wewenang pendukung lainnya
memberhentikan karyawan
dan
Memipin dan menjalankan Bertanggung jawab atas
Tanggung
UMKM, serta bertanggung informasi pesanan dari
Jawab Tanggung
jawab atas segala kerugian pelanggan, pengendalian
Jawab
maupun komplain UMKM bahan baku dan semua
kepada pihak lain proses produksi
Computer dan Mesin
Mesin -
lebur
Material
yang Peralatan Cetak pasir, cetak logam
-
Digunakan
Bahan Alumunium
-

2.7 Pengadaan Sumber Daya Manusia


Pengadaan Sumber Daya Manusia merupakan aktivitas manajemen sumber
daya manusia dalam memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
(jumlah dan mutu) untuk mencapai tujuan organisasi. Adapaun tahapan
dalam pengadaan Sumber Daya Manusia sebagai berikut:
A. Analisa pekerjaan
Bagian yang ada dalam KM Alumunium terdiri dari owner atau pemilik
yang bertugas mengendalikan dan mengatur usaha tersebut secara
keseluruhan sehingga dapat berjalan dengan lancar serta ikut andil
dalam melakukan proses produksi dan mengatur keuangan UKM
tersebut. Selain pemilik, terdapat pula karyawan yang bertugas dalam
keseluruhan produksi barang pesanan konsumen seperti panic, wajan,
piala, dan hiasan rumah lainnya dari bahan mentah menjadi barang jadi.
B. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses secara sistematis
untuk menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan dengan ketersediaan
sumber daya manusia baik yang bersumber dari dalam maupun luar
organisasi yang diperkirakan pada suatu periode tertentu pada suatu
bisnis atau perusahaan. Perencanaan sumber daya manusia diperlukan
perusahaan berdasarkan rencana produksi yang dihasilkan sesuai
dengan jenis usaha yang dijalankan. Beban kerja adalah perbandingan
antara beban kerja aktual dan waktu kerja efektif. Beban kerja yang ada
di KM ALumunium dapat dikatakan berbeda-beda, karena untuk
jumlah barang yang diproduksi juga tidak menentu atau sesuai pesanan,
sehingga tidak ada nilai pasti untuk beban kerja di KM Alumunium.
Sebagai contoh, beban kerja pada KM Alumunium dalam
memproduksi barang yang berjumlah 1000 buah dari barang mentah
menjadi barang jadi akan memakan waktu sekitar 18 jam yang
dilakukan selama 3 hari, dan waktu kerja karyawan dimulai dari jam 8
pagi hingga jam 3 sore sehingga dapat diketahui bahwas:
BA = beban kerja aktual = 360 menit/ hari
WK = waktu kerja efektif = 360 menit/hari
Perhitungan:
BK= (BA/WK) x 100%
BK= (360/360) x 100% = 100 %
Beban kerja ideal adalah 100%, sehingga utuk melakukan pekerjaan
dalam proses produksi barang tersebut jumlah pekerja sudah
mencukupi.
C. Rekrutmen
Rekrutmen dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya
manusia dalam mengisi kekosongan pada posisi tertentu dalam
organisasi. Dalam merekrut pekerja, KM Alumunium hanya
memnggunakan perantara mulut ke mulut, atau dapat dikatakan KM
Alumunium tidak membuka lowongan pekerjaan secara khusus, karena
mayoritas calon pekrja lah yang datang ke KM Alumunium untuk
meminta pekerjaan kepada pemilik usaha KM Alumunium.
D. Seleksi Sumber Daya Manusia
Seleksi SDM merupakan proses sistematis untuk memilih calon tenaga
kerja yang paling sesuai menempati posisi tertentu dalam organisasi.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh kualitas tenaga kerja yang
sesuai kebutuhan organisasi. KM Alumunium tidak melakukan seleksi
secara khusus. Kriteria yang diterapkan oleh KM Alumunium untuk
calon pekerjanya adalah jujur dan sehat baik secara jasmani maupun
rohani.
E. Penempatan Sumber Daya Manusia
Pada KM Alumunium, penempatan pekerja dengan melakukan
pembauran pada setiap aktivitas produksi, hal ini merupakan cara agar
para pekerja mendapatkan pelatihan secara tidak langsung dan
langsung diajarkan oleh yang lebih dulu bekerja disitu. Diawal masa
bekerja, mayoritas ditempatkan atau diajarkan pada bagian finishing,
karena dapat dikatakan ini adalah bagian yang cukup mudah. Barulah
setelah itu, sembari melakukan tugas di bagian ini, pekrja di KM
Alumunium sedikit dmei sedeikit belajar untuk melakukan kegiatan
produksi di bagian lain, seperti pengelasan dan sebagainya.
2.8 Pengembangan SDM
Pengembangan sumber daya manusia (Human Resource Development)
merupakan proses peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui
pendidikan dan latihan. Dalam pengembangan ini, terdapat beberapa fase
yaitu perencanaan karir, pengembangan karir, pengembangan organisasi
serta manajemen dan penilaian kerja.
A. Perencanaan Karir (Career Planning)
Perencanaan karir (Career Planing) adalah serangkaian pekerjaan yang
akan dilakukan seseorang dalam hidupnya untuk mencapai sasaran
karir yang ingin dicapai. Usaha KM Alumunium menerapkan proses
perencanaan karir individu dengan meningkatkan kemampuan dalam
produksi dibawah pengajaran karyawan yang lebih dulu bekerja disitu.
B. Pengembangan Karir (Career Development)
Pengembangan karir (Career Development) adalah pendekatan-
pendekatan yang dilakukan organisasi untuk meningkatkan
kemampuan seseorang atas suatu pekerjaan sehingga mempermudah
seseorang untuk mencapai sasaran karir. Aktivitas ini berkaitan dengan
klasifikasi dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu untuk
kepentingan organisasi dan karyawan itu sendiri. KM Alumunium
belum menerapkan pengembangan karir yang signifikan, dikarenakan
awalnya pernah dilakukan training, namun hasil dari training tersebut
tidak terlalu signifikan, padahal modal yang dikeluarkan untuk
melakukan training tersebut cukup besar. Mengingat struktur
organisasi dari KM Alumunium ini yang tidak ada mekanisme naik
karir dari setiap pekerja, sehingga semua karyawan setara.
C. Pengembangan Organisasi (Organization Development/OD)
Pengembangan organisasi (Organization Development/OD) adalah
proses perubahan yang terencana dengan melakukan perubahan-
perubahan pada sistem, struktur organisasi (Bangun 2012:10).
Usaha KM Alumunium saat ini sedang melakukan
pengembangan organisasi. Pengembangan yang sedang dilakukan
yaitu dengan melakukan pembentukan bidang-bidang secara spesifik,
sehingga pemilik hanya tinggal melakukan pengawasan dan
controlling.
D. Manajemen Kinerja (Performance Management)
Manajemen kinerja (performance management) adalah serangkaian
dari berbagai aktivitas organisasi yang diarahkan untuk mencapai
tujuan yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas individu dan
kelompok dalam organisasi. Penilaian kinerja adalah proses dalam
melalui hasil kerja individu dan kelompok dalam organisasi. Untuk KM
Alumunium sendiri sudah melakukan menejemen kinerja kecil-kecilan
kepada pekerjanya dengan melakukan penilaian namun secara subjektif
dan tidak tertulis. Seangkan untuk indicator penilaiannya tidak dibuat
secara spesifik.
2.9 Kompensasi
Kompensasi merupakan imbalan yang dibayarkan kepada karyawan atas
jasa-jasa yang telah mereka sumbangkan kepada perusahaan. Kompensasi
digolongkan menjadi dua, yaitu kompensasi financial dan non-financial.
A. Kompensasi Financial
Jasa-jasa yang disumbangkan karyawan atas pekerjaannya dihargai
dalam bentuk uang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kompensasi finansial langsung dibayarkan dalam bentuk gaji, upah
intensif, dan bonus. Sedangkan kompensasi finansial tidak langsung
seperti jaminan sosial, pengobatan, asuransi, liburan, pensiun, dan
berbagai tunjangan lain.
KM Alumunium memberikan kompensasi berupa:
- Finansial secara langsung kepada karyawannya yang berupa
upah atau gaji, THR, dan bonus setiap mempunyai pekerjaan
yang banyak. Selain itu, apabila karyawan ada yang mengalami
musibah atau sedng sakit, maka dari pemilik KM Alumunium
akan memberikan bantuan kepada karyawan itu. Hal tersebut
merupakan cara KM Alumunium agar karyawan yang bekerja
mendapatkan motivasi untuk bekerja lebih baik lagi.
- Finansial tidak langsung, hingga saat ini belum ada.
B. Kompensasi Non-financial
Kompensasi Non-finansial merupakan sebuah penghargaan yang
diberikan bukan dalam bentuk uang, melainkan seseorang akan
memperoleh kepuasan dari pekerjaan dan lingkungan organisasinya.
Kompensasi semacam itu, dapat berupa kebijakan organisasi, manajer
yang bekualitas, rekan kerja yang menyenangkan, waktu yang fleksibel
dan pembagian pekerjaan yang baik.
KM Alumunium memberikan kompensasi non-finansial yang
berupa pembagian pekerjaan yang baik, agar tidak ada kebingungan
dari karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.
2.10 Pemeliharaan Sumber Daya Manusia
Pemeliharaan karyawan merupakan suatu usaha untuk mempertahankan
karyawan untuk tetap berada pada organisasi sebagai anggota yang
memiliki loyalitas dan kesetiaan yang tinggi. Ada dua point penting dalam
pemeliharaan sumber daya manusia yaitu komunikasi kinerja dan
keselamatan kesehatan kerja (K3).
A. Komunikasi Kerja
Komunikasi kerja merupakan pemindahan informasi dari seseorang
kepada orang lain agar suatu pekerjaan dapat dipahami secara lebih
jelas. Komunikasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang
menjalankan tugas-tugas pengendalian, pengawasan, pengungkapan
emosi dan informasi.
Komunikasi yang terjalin antara karyawan satu dengan
karyawan lain di KM Alumunium berjalan dengan baik. Hal tersebut
terjadi karena karyawan satu dengan karyawan lainnya saling
bekerjasama dan saling memberikan bantuan dalam menjalankan
tugasnya. Selain itu, hubungan antara pemilik UMKM dengan seluruh
karyawannya juga berjalan dengan baik. Dari pemilik sendiri
menerapkan beberapa cara untuk mendekatkan diri dengan para
karyawannya. Apabila ada yang terkena musibah, dijenguk dan
diberikan bantuan. Apabila karyawan terlihjat mulai menurun
produktivitasnya, maka akan dikonfirmasi apa yang menyebabkan hal
tersebut terjadi.
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah melindungi para karyawannya dari luka-luka
akibat kecelakaan yang disebabkan pekerjaan. Berbagai penyebab
kecelakaan kerja dapat terjadi baik disebabkan faktor pekerjaan
maupun manusianya sendiri. Para manajer yang bertanggungjawab
akan memperhatikan untuk memberikan perlindungan bagi
karyawannya atas resiko kecelakaan kerja. Kesehatan kerja
menunjukkan bebasnya seorang karyawan dari gangguan penyakit
akibat pekerjannya. Kesehatan kerja selalu berkaitan dengan
lingkungan kerja dan mental pekerjanya.
Keselamatan kerja pada KM Alumunium sudah baik mengingat
juga resiko kecelakaan kerja di usaha tersebut cukup besar. Di ruang
produksi juga sudah ditempel tentang prosedur keselamatan kerja untuk
para karyawan, sehingga dapat mengingatkan karyawan tentang
pentingnya kerja dengan aman, sehat, serta selamat, sehingga
meminimalisir kecelakaan yang terjadi. Namun walaupun sudah
dituliskan tentang prosedur keselamatan kerja, alangkah lebih baiknya
apabila pekerja dibekali dengan APD (Alat Perlindungan Diri) yang
memadai, mengingat resiko kerja cukup tinggi.
2.11 Kesimpulan
1. Pada KM alumunium terdapat 2 deskripsi pekerjaan yaitu pemilik yang
bertanggung jawab atas berjalannya UMKM, karyawan yang
mengerjakan keeeluruhan proses produksi.
2. Dalam struktur organisasi KM Aluminium terdapat 1 orang sebagai
pemimpin yaitu bapak Pangat dan 12 orang yang bekerja sebagai
karyawan, dan dalam proses bisnis terdapat pemesanan barang,
persiapan bahan baku, proses produkai produksi serta pengiriman
barang yang mana aktifitas tersebut telah mempunyai beberapa
kegiatan dan tugas-tugas yang telah ditetapkan kepada masing masing
bagian.
3. Manajemen SDM terdiri dari pengadaan SDM, pengembangan SDM,
kompensasi, dan pemeliharaan SDM. Dalam hal pengadaan SDM, KM
Aluminium merekrut pekerjanya melalui mulut-ke-mulut atau calon
pekerja datang ke KM Aluminium secara langsung untuk mendaftar.
Dalam hal pengembangan SDM, KM Aluminium belum terdapat
perencanaan karir, pengembangan karir. Namun, sudah menerapkan
penilaian kinerja secara subjektif yang dilakukan oleh pemilik usaha.
Dalam hal kompensasi, KM Aluminium memberikan kompensasi
finansial lansung dan non-finansial. Kompensasi finansial tersebut
berupa gaji, THR, uang makan, dan bonus. Kompensasi non-finansial
berupa kebijakan organisasi dalam hal pembagian tugas yang jelas
sehingga tidak adanya tumpeng tindih dalam hal pekerjaan. Dalam hal
pemeliharaan SDM, komunikasi yang ada pada internal organisasi telah
berjalan dengan baik dan dalam hal keselamat kerja telah adanya SOP
(Standard Operational Procedure) dalam bekerja.
4. Dalam analisis perancangan pekerjaan KM Alumunium masih
menghadapi kesulitan dikarenakan masih minimnya pengetahuan dan
pengalaman pemilik dalam mengembangkan perencangan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Modul 2 Perancangan Organisasi, Yogyakarta: Laboratorium Inovasi Pengembangan


Organisasi TI UII.
LAMPIRAN

Gambar 9. Proses Pengelasan

Anda mungkin juga menyukai