Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN


Dosen Pengampuh: Ferdila, SE., M.Ak

Disusun oleh:
FIRDA CAHYANI FRIANKA [181062401011]
SITI MASIAM [181062401014]

UNIVERSITAS IBNUSINA BATAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2020
ABSTRAK
Dalam sebuah persusahaan Sistem Pengendalian Manajemen sangat
diperlukan karena berperan besar dalam perkembangan perusahaan. Pengendalian
manajemen terdiri dari struktur dan proses. Struktur merupakan hubungan elemen-
elemen yang berkaitan dan menghasilkan informasi. Sedangkan proses merupakan
langkah atau tindakan yang memastikan suatu organisasi dapat berjalan sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja tahapan-
tahapan dari proses pengendalian manajemen dan hal-hal apa saja yang terkait
didalam tahapan-tahapan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode
sekunder yaitu dengan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh
pihak-pihak lain.
Dari hasil pembuatan makalah ini bisa diambil kesimpulan bahwa proses
pengendalian manajemen sangat penting untuk menjamin kegiatan yang dilakukan
berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan dengan melakukan tahapan-tahapan
yang terdiri dari pemograman, penyusunan anggaran, operasi dan akuntansi serta
laporan dan analisis.

Kata Kunci: Proses Pengendalian, Tahapan, Metode Sekunder

i
ABSTRACT
In a company, a Management Control System is needed because it plays a big
role in the development of the company. Management control consists of structures
and processes. Structure is the relationship of the elements that are related and
produce information. While the process is a step or action that ensures an
organization can run according to what was planned.
The purpose of making this paper is to find out what are the stages of the
management control process and what are involved in these stages. The method
used is a secondary method, namely by utilizing data or documents produced by
other parties.
From the results of this paper, it can be concluded that the management control
process is very important to ensure that activities carried out are carried out
according to what was planned by carrying out stages consisting of programming,
budgeting, operations and accounting as well as reports and analysis.

Keywords: Process Control, Stages, Secondary Methods

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karuni-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Proses Pengendalian Manajemen
mata kuliah Controllership ini dengan baik.
Mengingat keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka apabila didalam
makalah ini terdapat kekurangan–kekurangan baik isi maupun penggunaan kata,
penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun sehingga penulis bisa melakukan perbaikan makalah ini
sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat ataupun inspirasi pada
pembaca.

Batam, November 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................1
BAB. II PEMBAHASAN
A. Pemograman ................................................................................................2
B. Penganggaran ..............................................................................................3
C. Operasi Dan Akuntansi ............................................................................... 13
D. Laporan Dan Analisis ..................................................................................21
BAB. III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................33
B. Saran ..........................................................................................................33
DAFAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah persusahaan Sistem Pengendalian Manajemen sangat
diperlukan karena berperan besar dalam perkembangan perusahaan. Jika dalam
suatu perusahaan tidak ada pengendalian manajemen, maka secara otomatis
perusahaan tersebut akan sangat rentan dengan kemunduran.
Pengendalian manajemen terdiri dari struktur dan proses. Struktur
merupakan hubungan elemen-elemen yang berkaitan dan menghasilkan
informasi. Sedangkan proses merupakan langkah atau tindakan yang
memastikan suatu organisasi dapat berjalan seperti yang ditetapkan mengarah ke
tujuan dan menangani permasalahan yang menghambat laju organisasi tersebut.
Proses pengendalian manajemen merupakan suatu langkah yang ditujukan
untuk menjamin kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Proses pengendalian manajemen terdiri dari beberapa langkah
dasar yang perlu dilakukan secara sistematis. Langkah- Langkah tersebut yaitu
menetapkan strandart kinerja dan target sebagai dasar untuk evaluasi kerja,
mengukur kinerja nyata, membandingkan kinerja nyata dengan standart kinerja
yang ditetapkan, mengevaluasi hasil dan melakukan tindakan koreksi apabila
tidak mencapai standart yang ditetapkan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja tahapan dalam proses pengendalian manajemen?
2. Hal-Hal apa saja yang terkait didalam tahapan proses pengendalian
manajemen tersebut?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apasaja tahapan dalam proses pengendalian manajemen
2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang terkait didalam proses pengendalian
manajemen

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMOGRAMAN
1. Pengertian Pemograman
Pemograman merupakan suatu cara menyeleksi program-program apa
yang akan digunakan dan perkiraan sumber daya yang akan digunakan
selama pelaksanaan program tersebut. Pemograman merupakan bagian dari
proses pengendalian manajemen yang berada dekat garis pemisah dua
proses manajemen, yaitu perencanaan strategis dan pengendalian
manajemen. Perencanaan strategis sendiri merupakan proses manajemen
dalam memutuskan tujuan-tujuan organisasi dan berbgai strategi utama yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut (Agus Maulana, 1993).
Pemrograman merupakan proses dari sistem pengendalian manajemen.
Pada saat perusahaan didirikan, pemrograman baru dapat dilakukan setelah
tujuan dan strategi pencapaian tujuan tersebut ditentukan. Berdasarkan tujuan
dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan, suatu bagian menyusun
program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena program
merupakan alokasi sumberdaya jangka panjang. Oleh karena program
merupakan alokasi sumberdaya jangka panjang, maka program disebut juga
sebagai rencana jangka panjang, melalui penganggaran rencana jangka
panjang tersebut kemudian dijabarkan menjadi rencana jangka pendek.

2. Aktivitas Yang dilakukan


Berdasarkan tujuan dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan, suatu
bagian menyusun program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh
karena program merupakan alokasi sumberdaya jangka panjang. Oleh karena
program merupakan alokasi sumberdaya jangka panjang, maka program
disebut juga sebagai rencana jangka panjang, melalui penganggaran rencana
jangka panjang tersebut kemudian dijabarkan menjadi rencana jangka pendek.
Pelaksanaan program tersebut melibatkan penggunaan sumber daya yang
tersedia sekarang dan diharapkan akan menghasilkan sumber daya yang lebih
besar dimasa yang akan datang. Sumber daya mendatang yang lebih besar

2
tersebut diperoleh melalui pendapatan yang lebih besar atau pengurangan
biaya.

3. Urutan Proses Pemograman


Dalam proses pemrograman dapat menyita banyak waktu, agar waktu
dapat digunakan secara efektif dan efisien maka manajemen perlu memberi
pedoman pemrograman. Pedoman tersebut berisi tujuan perusahaan, asumsi
mengenai lingkungan, dan kebijakan perusahaan. Berdasarkan pedoman
tersebut komponen struktur organisasi – divisi, departemen, bagian, seksi, dan
sebagainya membuat program untuk jangka waktu lima tahun mendatang.
Tingkat formalitas penyusunan program dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan
manajemen.
Tujuan perusahaan merupakan landasan bagi pemrograman, tetapi
mungkin saja hasil pemrograman mengharuskan manajemen mengubah
tujuan perusahaan ternyata tidak dapat dicapai dengan program apapun juga.
Bagi perusahaan yang sudah berjalan, kesenjangan antara hasil yang
diperoleh dengan yang diharapkan dalam variabel kunci tersebut adalah
volume penjualan, pangsa pasar, biaya produksi, penjualan retur, jumlah
barang yang cacat, return on investment, jangka waktu untuk pesanan.
Misalnya, kalau manajemen merasakan ada kesenjangan dalam jumlah
penjualan dan pangsa pasar, maka manajemen akan memikirkan pengadaan
program penurunan biaya produksi, peningkatan kualitas, penciptaan produk
baru, perbaikan produk yang sekarang, penelitian untuk menambah daya guna
produk, mengakuisisi pesaing, ataupun promosi penjualan. Dengan demikiian
program dapat berwujud produk atau jasa, penelitian dan pengembangan,
akuisisi perusahaan, perbaikan sistem akuntansi dan sebagainya. Program
dapat bersifat reaktif maupun proaktif. Program yang reaktif adalah program
yang dibuat sebagai reaksi terhadap pasar atau pesaing.

B. PENGANGGARAN
1. Pengertian Penganggaran
Pada tahap anggaran, setiap program yang ditentukan pasti memerlukan
anggaran dalam proses pelaksanaannya. Setiap program tersebut perlu

3
mengalokasikan anggaran secara rinci. Anggaran menurut Adisaputro dan
Marwan (2000) adalah suatu persyaratan formal dan sistematis yang bersifat
kuantitatif didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
Perencanaan dan pengendalian keuangan sangat penting dilakukan untuk
mengawal keberlangsungan organisasi yang baik. Penganggaran atau
penyusunan anggaran (budgeting) adalah proses penyusunan rencana
keuangan organisasi yang dilakukan dengan cara menyusun rencana kerja
dalam rangka waktu tertentu umumnya satu tahun dan dinyatakan dalam
satuan moneter. Penganggaran merupakan bagian dari proses perencanaan
organisasi yang secara umum meliputi perencanaan strategi (strategic
planning), penyusunan program (programming), dan penyusunan anggaran
(budgeting). Penganggaran adalah bagian dari perencanaan organisasi yang
berdasarkan jangka waktunya dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan Jangka Panjang (long term planning) merupakan jenis
perencanaan organisasi untuk jangka waktu sampai dengan 25 tahun.
Dalam perencanaan jangka panjang ini organisasi merencanakan arah
yaitu mau dibawa kemana organisasi tersebut dan bagaimana strategi
untuk mencapainya. Inilah yang disebut perencanaan strategis. Jadi,
Perencanaan Strategis (strategic planning) adalah proses yang dilakukan
suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil
keputusan untuk mengalokasikan sumber daya untuk mencapai strategi
tersebut. Istilah rencana jangka panjang ini untuk berbagai jenis entitas
sering berbeda-beda meskipun mempunyai makna yang sama. Di
perusahaan, rencana jangka panjang sering disebut Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RPJP). Di pemerintahan Indonesia, rencana jangka
panjang disebut Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), atau
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Pada umumnya untuk
menetapkan strategi dilakukan SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats) atau (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman).
Analisis SWOT dilakukan dengan menganalisis lingkungan internal
organisasi untuk mengidentifikasi Kekuatan dan Kelemahan, dan
lingkungan eksternal untuk menentukan Peluang dan Ancaman. Dalam

4
perencanaan strategis ditentukan visi, misi, filosofi, policy, goal, objective
dan strategy. Berikut ini diuraikan satu per satu variable perencanaan
strategis tersebut:
1) Visi dan Misi
Visi merupakan gambaran umum tentang masa depan yang diyakini
oleh semua anggota organisasi dan Misi merupakan pernyataan
tentang cita-cita yang merupakan landasan kerja bersama sehingga
misi harus ditetapkan dengan tidak terlalu luas tetapi juga tidak terlalu
sempit. Organisasi harus merumuskan visi dan misi ini agar semua
anggota organisasi menjadi jelas tentang apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya. Dengan penetapan visi dan misi
secara jelas dan dijiwai oleh semua anggota organisasi maka sebuah
organisasi bisa memusatkan diri dan fokus terhadap kegiatan-
kegiatan organisasi karena memahami apa yang sebenarnya ingin
dicapai organisasi.
2) Falsafah
Falsafah adalah nilai-nilai etis yang ditanamkan di organisasi untuk
membentuk perilaku pegawai dan organisasi dan membentuk budaya
organisasi yang sering diwujudkan dalam bentuk slogan atau jargon-
jargon. Falsafah tidak terpisah dari visi dan misi di atas, tetapi
merupakan turunannya (derivative). Penetapan falsafah lebih
ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam visi
dan misi agar dapat dijiwai anggota organisasi sehingga tercipta
perilaku pegawai yang tidak menyimpang dari tujuan yang hendak
dicapai organisasi. Dengan falsafah ini diharapkan tercipta budaya
organisasi (organization culture) yang mengakar kuat pada setiap
anggota organisasi. Oleh karena itu, falsafah sering diwujudkan
dengan slogan-slogan agar mudah diingat oleh anggota organisasi
dan semua stakeholders.
3) Kebijakan
Kebijakan (policy) adalah pedoman untuk melaksanakan falsafah
organisasi. Kebijakan ini ditetapkan dengan mendasarkan pada
falsafah yang sudah ditetapkan. Oleh karena tidak semua anggota

5
organisasi bisa memahami dan menerapkan nilai-nilai etis yang
terkandung dalam falsafah atau slogan, sehingga perlu kebijakan
tertentu untuk memberikan garis-garis batas yang tidak boleh
dilanggar oleh setiap anggota organisasi. Dengan demikian, kebijakan
ini sering diwujudkan dalam aturan-aturan formal yang mempunyai
kekuatan mengikat bagi semua anggota organisasi.
4) Tujuan
Pada dasarnya tujuan (objectives) merupakan pernyataan tentang
apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dan dinyatakan secara
eksplisit dengan ukuran waktu pencapaiannya, misalnya 5 tahun.
5) Sasaran
Sasaran (goals) merupakan tujuan organisasi yang dinyatakan secara
lebih eksplisit, selain diikuti ukuran waktu juga dijelaskan cara
mengukur ketercapaiannya. Oleh karena sifatnya yang lebih
berwujud, maka sasaran ini lebih mudah diukur daripada tujuan.
Sasaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif dengan
jangka waktu pencapaian yang lebih pendek, misalnya 1 tahun atau 1
semester.
6) Strategi
Substansi dari strategi sebetulnya adalah bagaimana cara atau teknik
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang sudah diterjemahkan lebih
lanjut dari visi dan misi organisasi. Pada dasarnya organisasi harus
membuat pedoman tentang teknik-teknik atau metode yang efektif
untuk bisa mencapai sasaran dan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Strategi ini sangat mungkin berubah-ubah jika organisasi
menghadapi lingkungan yang sangat turbulen, sehingga perlu
dilakukan review agar strategi yang diterapkan tetap relevan dan
efektif.
b. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah (medium term planning) merupakan jenis
perencanaan organisasi untuk jangka waktu sampai dengan 5 tahun atau
10 tahun. Dalam perencanaan jangka panjang ini organisasi
merencanakan program-program kerja untuk mencapai tujuan organisasi

6
sebagaimana ditetapkan. Inilah yang disebut perencanaan program
(programming). Jadi, Perencanaan Program adalah proses penyusunan
program. Program menggariskan tindakan yang akan dilakukan, oleh
pihak mana, bilamana, dan dimana. Ditetapkan juga asumsi, komitmen,
dan bidang yang akan dipengaruhi. Sebuah program dapat mencakup
tujuan, kebijakan, prosedur, metode, standar, dan anggaran. Akan tetapi
tidak semua kategori tersebut perlu termasuk di dalamnya. Program
adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk membahas dan menentukan
kegiatan yang harus dilakukan dalam usahanya untuk mencapai tujuan
anggaran yang telah ditetapkan. Program disusun terlebih dahulu sebelum
anggaran disusun. Suatu program biasanya disusun dalam beberapa
tahun, sedangkan anggaran biasanya disusun dalam satu tahun. Dalam
program perlu ditetapkan asumsi-asumsi (anggapan-anggapan) yang
menjadi dasar perencanaan, misalnya Inflasi tidak lebih dari 10%, Politik,
sosial, budaya, dan keamanan stabil, Pemerintah tidak mengeluarkan
peraturan baru yang dapat mempengaruhi perencanaan secara signifikan,
Harga bahan baku tidak naik lebih dari 10% dibandingkan tahun lalu.
Program umumnya berupa kegiatan pokok yang akan dilaksanakan
organisasi untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan. Kegiatan
pokok ini direncanakan untuk jangka panjang misalnya untuk periode
waktu 5 tahun atau 10 tahun.
c. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek (short term planning) merupakan jenis
perencanaan organisasi untuk jangka waktu sampai dengan 1 tahun.
Dalam perencanaan jangka pendek ini organisasi rencana-rencana
keuangan untuk mencapai tujuan organisasi sebagaimana ditetapkan.
Inilah yang disebut perencanaan keuangan atau penganggaran
(budgeting). Jadi, penganggaran adalah proses penyusunan anggaran
yaitu rencana keuangan masa datang yang mencakup harapan
manajemen terhadap pendapatan, biaya, dan transaksi keuangan lain
dalam masa satu tahun. Aktivitas ini dilakukan setelah program-program
pokok selesai ditetapkan. Anggaran sebenarnya merupakan penjabaran
secara terperinci atas program-program yang telah ditetapkan dalam

7
bentuk satuan moneter. Dengan menentukan anggaran, suatu organisasi
bisa melihat proyeksi keuangan dalam masa satu tahun yang akan
datang.

2. Manfaat Anggaran
Anggaran berperan sebagai alat untuk membantu manajemen dalam
melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan yang terutama ditinjau dari sisi keuangan. Sehingga anggaran
dapat menjadi sebuah alat yang sangat bermanfaat untuk membuat
pelaksanaan kegiatan organisasi yang efektif dalam jangka pendek. Di
samping itu dengan adanya sebuah sistem anggaran yang baik, hal ini akan
berguna untuk membuat pimpinan organisasi dalam mengambil langkah-
langkah stratejik yang tepat sesuai dengan kondisi yang terjadi. Beberapa
kegunaan lain dari sistem anggaran adalah sebagai berikut:
a. Memperjelas perencanaan strategis yang sudah dibuat. Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa anggaran merupakan tindak lanjut
dari sebuah perencanaan strategis, yang dituangkan dalam bentuk
pembagian sumber daya keuangan. Sehingga keberadaan anggaran ini
dapat memperjelas pihak-pihak terkait mengenai seberapa besar tujuan
yang dituju berkaitan dengan pengorbanan keuangan yang dikeluarkan.
b. Sebagai alat koordinasi dan komunikasi antar-lini organisasi. Pada saat
penyusunan anggaran ini biasanya seluruh pihak yang terkait akan
dikumpulkan untuk merumuskan proporsi anggaran masing-masing.
Sehingga pihak terkait tersebut dapat berkoordinasi mengenai langkah
pencapaian tujuan dan kerja sama yang akan dilakukan.
c. Sebagai bentuk pembagian tanggung jawab untuk manajemen.
Anggaran yang telah disetujui seyogianya mempertegas pembagian
tanggung jawab setiap lini organisasi yang terkait. Disamping itu juga
digunakan untuk mempertegas pengotorisasian pembelanjaan anggaran
masing-masing.
d. Sebagai dasar untuk evaluasi kinerja. Anggaran yang telah disetujui
bersama adalah sebuah komitmen kerja manajemen dalam pencapaian
tujuannya. Sehingga di kemudian hari komitmen tersebut akan

8
dibandingkan dengan pencapaian sebenarnya di akhir periode. Sehingga
dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pimpinan organisasi untuk
menilai apakah kinerja lini operasional organisasi sudah berjalan dengan
optimal atau belum.

3. Proses Penyusunan Anggaran


Secara prinsip proses penyusunan anggaran dibagi menjadi dua bagian,
yaitu anggaran yang sudah ditetapkan besarannya baru kemudian pihak teknis
mengalokasikan kepada bagian-bagian yang akan mempergunakan (top-down
budgeting), yang kedua proses penyusunan anggaran diawali dengan usulan
dan pengajuan dari setiap bagian (bottom-up budgeting). Berikut urut-urutan
proses penyusunan anggaran yang biasanya dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Proses pengorganisasian bertujuan untuk menyamakan persepsi dan
mengetahui kebutuhan proporsi anggaran masing-masing bagian.
Termasuk di dalamnya terdapat menyusun sistem pengendalian
penggunaan anggaran.
b. Pembuatan pedoman. Pedoman berisi tentang garis besar pelaksanaan
anggaran dan panduan penggunaan anggarannya.
c. Pengajuan proposal anggaran. Proposal anggaran merupakan bentuk
pengajuan anggaran dari setiap bagian pengguna anggaran untuk
kegiatan operasional masing-masing bagian selama satu periode kepada
bagian anggaran.
d. Pada proses negosiasi ini bagian anggaran berdiskusi dengan pengusul
anggaran membahas proposal anggaran yang diajukan dengan berbagai
asumsi dan dibandingkan pula dengan pelaksanaan anggaran periode
sebelumnya.
e. Review dan persetujuan. Tahap selanjutnya adalah proses review,
pengalokasian anggaran, dan persetujuan dari pimpinan organisasi untuk
anggaran periode tersebut.
f. Revisi anggaran. Revisi anggaran dimungkinkan untuk dilakukan agar
tidak terjadi ketidaksesuaian antara anggaran yang telah disusun dengan
keadaan yang terjadi. Secara umum proses revisi anggaran ada yang

9
dilakukan secara periodik, misalnya setiap triwulan, ataupun dilakukan
hanya bila terjadi keadaan tertentu yang di luar dari perkiraan
sebelumnya.

4. Aspek Perilaku dalam Penyusunan Anggaran


Prinsip penyusunan anggaran merupakan kombinasi dari rencana dan
proyeksi kinerja organisasi dengan menggunakan berbagai asumsi yang dapat
diprediksi. Anggaran dibagi menjadi dua bagian utama yaitu anggaran yang
bersifat pendapatan dan anggaran pengeluaran/biaya. Kategori anggaran
yang berhubungan dengan kegiatan operasional langsung organisasi dapat
dibagi menjadi lima bagian (Anthony dan Govindarajan, 2007), yaitu:
a. Anggaran pendapatan. Anggaran pendapatan merupakan perhitungan
perencanaan pendapatan dalam periode tertentu.
b. Anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi secara umum
mencakup seluruh biaya yang mungkin akan dikeluarkan untuk dapat
menghasilkan suatu produk barang atau jasa. Anggaran biaya produksi
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead.
c. Anggaran beban pemasaran. Beban pemasaran adalah pengeluaran yang
dikeluarkan untuk memperoleh penjualan.
d. Anggaran beban administrasi dan umum. Pengeluaran ini dikategorikan
sebagai pengeluaran kegiatan operasional kantor suatu organisasi.
e. Anggaran biaya penelitian dan pengembangan. Biaya penelitian ini
berfungsi untuk membuat inovasi baru dalam hal produk yang dihasilkan.
Proses penelitian dan pengembangan pada era sekarang ini diyakini
bersama sebagai sesuatu yang penting untuk dilakukan, sebagai sarana
untuk melakukan pembaharuan terhadap produk yang dihasilkan.

5. Tehnik-Tehnik Kuantitatif dalam Anggaran


Ada beberapa teknik kuantitatif dalam penyusunan anggaran, yaitu:
a. Simulasi
Simulasi merupakan metode yang membuat suatu model sesuai kondisi
sebenarnya, dan mengubah model tersebut untuk menggambarkan

10
beberapa kesimpulan dari kondisi sebenarnya tersebut. Persiapan dan
review anggaran merupakan proses simulasi. Jika program komputer
digunakan, maka manajer puncak bisa mencari pengaruh atas perubahan
yang dilakukan.
b. Estimasi Probabilitas
Setiap jumlah dari anggran merupakan satu estimasi titik. Misalnya
estimasi penjualan dinyatakan dengan jumlah tertentu dari masing-masing
jenis produk yang dijual.Estimasi titik ini perlu untuk pengawasan, setelah
anggaran disetujui, bisa saja menggunakan komputer untuk mensubstitusi
distribusi yang memungkinkan untuk masing-masing estimasi poin utama.
Model ini kemudian dijalankan beberapa kali dan distribusi kemungkinan
dari laba yang diharapkan dikalkulasi dan digunakan untuk tujuan
perencanaan. Cara ini disebut Proses Monte Carlo.
c. Anggaran Tak Terduga
Beberapa perusahaan secara rutin menyusun anggaran tak terduga jika
terjadi penurunan tingkat penjualan secara signifikan dari yang diharapkan
sebelumnya. Misalnya anggaran tak terduga menentukan tindakan yang
diambil berdasarkan penurunan 20% dari estimasi penjualan. Jika volume
penjualan turun 20% maka manajer unit usaha bisa menentukan untuknya
sendiri, sesuai anggara tak terduga, tindakan yang harus di ambil.

6. Informasi Formal dan Informal dalam Organisasi


Organisasi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu organisasi
formal dan informal begitupula dengan komunikasi dan informasinya.
Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat terstruktur. Berikut
ini merupakan penjelasan mengenai organisasi formal dan informal:
a. Organisasi Formal
Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas,
pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas.
Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan ini
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang
akan dibuat. Struktur organisasi formal yang digunakan untuk merancang
hubungan antara fungsi-fungsi, unit-unit, kedudukan-kedudukan dan posisi

11
orang-orang yang menunjukkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab
masing-masing. Pada struktur organisasi formal ini tergambarkan masalah
pekerjaan yang diamanahkan pada tiap individu atau setiap departemen
atau bagian. Komunikasi formal sendiri merupakan suatu komunikasi yang
didasarkan pada sistem atau hierarki dari organisasi, dimana biasanya
akan menunjukkan posisi seseorang dalam organisasi tersebut. Pola
komunikasi formal dalam organisasi harus berjalan sesuai dengan
strukturnya, dan harus dijalankan atau dijaga dengan baik. Seperti orang
yang memiliki posisi tinggi didalam organisasi harus di hormati atau
diperlakukan secara formal, oleh sebab itu setiap komunikasi yang
berlangsung juga harus dengan komunikasi formal.
b. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah struktur sosial yang saling terkait yang
mengatur bagaimana orang bekerja sama dalam suatu kegiatan. Ini
adalah gabungan dari perilaku, interaksi, norma, hubungan pribadi dan
profesional melalui dimana pekerjaan dilakukan dan hubungan dibangun
diantara orang-orang yang memiliki afiliasi organisasi atau kelompok
afiliasi yang sama. Organisasi informal berkembang secara organik dan
spontan sebagai respons terhadap perubahan lingkungan kerja dan
dinamika sosial yang kompleks dari para anggotanya. Komunikasi informal
merupakan suatu proses komunikasi yang berjalan tanpa memperdulikan
sistem atau hierarki suatu organisasi, oleh sebab itu komunikasi informal
juga tidak memperdulikan posisi seseorang dalam organisasi. Komunikasi
informal sendiri tidak memperdulikan sistem atau hierarki dari organisasi,
oleh sebab itu komunikasi informal lebih bersifat tidak struktural.

7. Finansial dan Variabel Kunci Pengukur


Perlu dilakukan pengukuran kinerja untuk mengevaluasi kinerja agen,
tetapi pengukuran kinerja seringkali tidak dapat memberikan gambaran yang
sebenarnya dari tindakan agen. Risiko pengukuran kinerja akan relatif besar,
apabila hanya menggunakan ukuran kinerja tunggal. Risiko ini dapat dikurangi
dengan menggunakan beragam ukuran kinerja, baik ukuran finansial maupun
nonfinansial (Feltham dan Xie 1994). Pengukuran kinerja berkaitan dengan

12
akuntabilitas. Esensi dari akuntabilitas adalah pemberian informasi dari satu
pihak (agen) kepada pihak lain (principal) sebagai bentuk pertanggungjawaban
atas perilaku agen beserta konsekuensi dari perilaku tersebut (Ijiri 1983).
Informasi yang disampaikan bisa digunakan sebagai dasar pemberian sanksi
(Biela dan Papadopoulus 2010) dan reward kepada agen (Baiman 1990,
Melkers dan Willoughby 2005). Pemberian sanksi kepada agen yang
berkinerja rendah melalui tindakan pemecatan terkadang sulit dilakukan oleh
organisasi pemerintah. Apabila muncul kesulitan untuk memberhentikan agen,
maka tindakan lain yang dapat dilakukan oleh principal adalah merubah
alokasi anggaran (Weissman 1983 dalam Reck 2001). Penggunaan anggaran
sebagai reward dalam hubungan keagenan di sektor pemerintahan tidak dapat
dilepaskan dari pentingnya anggaran bagi birokrasi. Peningkatan jumlah
anggaran dapat digunakan untuk mewujudkan banyak tujuan, seperti
tambahan honor, reputasi publik, kekuasaan, dan peningkatan output dari
instansi (Mueller 1979 dalam Berg 1984). Pemberian reward anggaran bagi
unit kerja yang berkinerja baik dikenal juga metode alokasi anggaran berbasis
merit (Layzell 1998). Penggunaan informasi finansial untuk pengambilan
keputusan dikenal dengan konsep decision usefulness. Konsep ini berintikan
pada tujuan dari akuntansi, yaitu untuk menyediakan informasi finansial yang
digunakan dalam pembuatan keputusan (Staubus 2000 dalam Tollerson
2012). Suatu informasi memenuhi kriteria decision usefulness, apabila
informasi tersebut digunakan untuk membuat keputusan tertentu, misalnya
keputusan pengalokasian sumber daya yang terbatas (Deegan 2010).

C. OPERASI DAN AKUNTANSI


Setelah proses penyusunan anggaran, tahap berikutnya adalah operasi dan
pengukuran. Pelaksanaan ini adalah tugas manajer pusat pertanggungjawaban
dan akuntan bertugas mencatat segala masukan dari manajer. Data yang
digolongkan berdasarkan program yang dipakai menjadi dasar guna
pemrograman yang akan datang. Sedangkan data yang digolongkan berdasarkan
pusat pertanggungjawaban dipakai untuk mengukur kinerja manajer pusat
pertanggungjawaban. Dalam kepentingan terakhir tersebut, data mengenai hasil

13
aktual akan dilaporkan dengan sedemikian rupa, jadi bisa dibedakan langsung
dengan rencana yang tertera dalam anggaran.
Peranan akuntansi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan
ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh semua pihak yang berkepentingan.
Bahkan organisasi pemerintah pun, sekarang ini sedang berupaya untuk
menerapkan konsepkonsep akuntansi pada pola manajemennya untuk tujuan
pertanggungjawaban kegiatan. Itulah sebabnya, akuntansi semakin banyak
dipelajari di berbagai lapisan masyarakat mulai dari siswa sekolah di pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian
besar informasi yang diperlukan para manajer modern adalah informasi
akuntansi. Oleh karena itu, para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan
menganalisis dan menggunakan data akuntansi. Perkembangan perekonomian
yang semakin pesat inilah yang menuntut para pelaku ekonomi untuk lebih
memahami data akuntansi yang dapat memberikan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh masyarakat dalam pengambilan keputusan ekonomi.
1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi
Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis (business language), atau
lebih tepatnya sebagai bahasa pengambilan keputusan. Semakin seseorang
menguasai bahasa ini, maka akan semakin baik pula orang tersebut
menangani berbagai aspek keuangan dalam kehidupannya. Definisi akuntansi
dapat dirumuskan melalui 2 (dua) sudut pandang, yakni definisi dari sudut
pandang pengguna jasa akuntansi dan definisi dari sudut pandang proses
kegiatannya. Apabila ditinjau dari sudut pandang pengguna jasa akuntansi,
akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu dan atau aktivitas jasa
yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan suatu entitas atau transaksi yang
bersifat keuangan (financial). Kegunaan informasi akuntansi adalah untuk:
a) Membuat perencanaan yang efektif, sekaligus mengadakan pengawasan,
serta pengambilan keputusan ekonomi yang tepat oleh manajemen
b) Pertanggungjawaban entitas kepada para investor, kreditor, pemerintah,
dan sebagainya. Jika ditinjau dari sudut pandang proses kegiatannya,
akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu entitas.

14
Dari sini bisa dilihat, bahwa akuntansi merupakan kegiatan yang
kompleks, menyangkut berbagai macam kegiatan.
c) Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan
keputusan yang akan diambil.
d) Memroses atau menganalisis data yang relevan
e) Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Dari definisi di atas, secara sederhana kita dapat menjelaskan bahwa
akuntansi dapat menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk
menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja keuangan
dan kondisi perusahaan. Dengan demikian, secara umum, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai sistem informasi keuangan yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan.Sebagai suatu sistem informasi keuangan, akuntansi
merupakan sebuah proses dari 3 (tiga) aktivitas, yaitu pengidentifikasian,
pencatatan dan komunikasi kejadian-kejadian ekonomis suatu perusahaan
yang menghasilkan informasi bagi penggunanya.

2. Peran Akuntansi dalam Perusahaan dan Pengguna


Akuntansi Pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan laporan akuntansi
sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan. Informasi lain
pun juga diperlukan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Informasi-
informasi tersebut ditampung menjadi satu, dianalisis dan pada akhirnya
dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sebagai suatu sistem
informasi, Akuntansi sangatlah diperlukan baik oleh pihak intern perusahaan,
maupun dari luar perusahaan. Secara garis besar, pihak-pihak yang
memerlukan informasi akuntansi adalah:
a. Manajer, seorang manajer perusahaan memerlukan informasi akuntansi
untuk penyusunan perencanaan perusahaan, mengevaluasi kemajuan
yang dicapai perusahaan, serta melakukan tindakan koreksi yang
diperlukan.

15
b. Investor, para investor sangat memerlukan data akuntansi suatu
organisasi untuk menganalisis perkembangan organisasi yang
bersangkutan. Investor telah melakukan penanaman modal pada suatu
usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil. Sehingga, investor harus
melakukan analisis laporan keuangan perusahaan yang akan dipilihnya
untuk disuntik dana dari investor.
c. Kreditor, kreditor berkepentingan dengan data akuntansi, karena kreditor
berkepentingan untuk pemberian kredit kepada calon nasabahnya.
Nasabah yang dipilih kreditor adalah nasabah yang mampu
mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya pada waktu yang
tepat. Oleh karena kreditor sangat berkepentingan dengan laporan
keuangan calon nasabah dan nasabahnya.
d. Instansi Pemerintah, Instansi pemerintah sangat berkepentingan dengan
informasi akuntansi. Dari informasi keuangan suatu organisasi,
pemerintah akan dapat menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar
oleh organisasi yang bersangkutan.
e. Organisasi Nirlaba
Meski organisasi nirlaba bertujuan tidak untuk mencari laba, organisasi ini
masih sangat memerlukan informasi keuangan untuk tujuan penyusunan
anggaran, membayar karyawan dan membayar beban-beban yang lain.
f. Pemakai lainnya
Informasi akuntansi juga diperlukan oleh organisasi lainnya seperti
organisasi buruh, yang memerlukan informasi akuntansi untuk
mengajukan kenaikan gaji, tunjangan-tunjangan, serta mengetahui
kemajuan perusahaan di mana mereka bekerja.

3. Proses dimana Akuntansi Menghasilkan Informasi Bagi Pengguna


a. Informasi Akuntansi dan Pihak yang Berkepentingan
Profesi Akuntansi Kontribusi para akuntan terhadap sistem sosial ekonomi
suatu negara tidaklah sedikit. Bidang spesialisasi akuntansi dalam praktik
sehari-hari. Secara garis besar, akuntansi dibedakan menjadi 2 (dua)
bidang yaitu:
1) Akuntansi Publik

16
Akuntansi publik berkenaan dengan pelayanan jasa akuntansi bagi
masyarakat. Akuntan yang berprofesi pada akuntansi publik disebut
sebagai akuntan publik dan mereka akan mendapatkan fee dari
pengguna jasanya. Jenis pekerjaan yang biasa dilakukan oleh
akuntan publik meliputi pemeriksaan laporan keuangan, bantuan di
bidang perpajakan, sistem informasi akuntansi ataupun konsultasi
manajemen. Untuk dapat menjadi Akuntan Publik Bersertifikat
(Certified Public Accountants = CPA) ada persyaratan khusus yang
harus ditempuh oleh para akuntan. Organisasi profesi akuntan di
Indonesia disebut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
2) akuntansi intern (akuntansi swasta). Sedangkan, dalam akuntansi
internal, para akuntan akan bekerja pada sebuah perusahaan.
Akuntansi intern disebut juga akuntansi swasta. Para akuntan yang
berkecimpung dalam akuntansi intern ini dikatakan berprofesi sebagai
akuntan intern atau akuntan swasta atau akuntan manajemen. Jasa
yang diberikan oleh para akuntan dalam sebuah perusahaan meliputi
pekerjaan-pekerjaan sebagai controller, bookkeeper (pemegang
buku), cost accountant (akuntan industri atau akuntan biaya), Internal
auditor (pemeriksa intern), tax specialist, dan akuntan penyusun
anggaran.

4. Bidang-Bidang Spesialisasi Akuntansi


a. Akuntansi keuangan disebut juga akuntansi umum (general accounting).
informasi yang disajikan dari akuntansi keuangan berupa laporan
keuangan, yang penggunanya adalah pengambil keputusan dari pihak luar
perusahaan. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan bersifat
umum untuk berbagai pengguna. Kelompok pengguna yang biasanya
memerlukan informasi akuntansi keuangan adalah:
1) Pemilik perusahaan, menggunakan informasi keuangan ini untuk
pengambilan keputusan apakah mereka akan tetap bertahan pada
pemilikan perusahaan tersebut atau harus melepaskan kepemilikan
dalam perusahaan.

17
2) Kreditor perusahaan, menggunakan informasi keuangan ini untuk
pengambilan keputusan apakah pihaknya akan memperpanjang
pemberian kredit perusahaan tersebut atau menolaknya.
3) Pemerintah menggunakan informasi ini sebagai dasar penetapan
besarnya pajak, dan sebagainya.
4) Karyawan memerlukan informasi keuangan ini untuk melakukan
negosiasi dengan perusahaan dalam hal kontrak atau berbagai
keputusan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
5) Pelanggan perusahaan menggunakan informasi keuangan ini untuk
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kerja sama dengan
perusahaan. Akuntansi keuangan biasanya meliputi 3 (tiga) fungsi,
yaitu pemilihan dan pencatatan data, analisis data, dan menyiapkan
laporan bagi pengguna.
b. Akuntansi biaya (cost accounting), penganggaran masuk dalam kelompok
akuntansi manajemen. Manajemen perusahaan harus menyediakan
berbagai informasi untuk pencapaian sasaran. Kategori utama dari
informasi yang diperlukan adalah untuk perencanaan dan pengendalian
perusahaan yang bersifat harian. Manajemen harus mengetahui apa yang
terjadi di perusahaan dan lingkungannya pada saat sekarang dan apakah
operasi perusahaan bisa berjalan dengan lancar sebagaimana yang
diinginkan untuk mencapai tujuannya. Kategori lain atas informasi yang
dibutuhkan manajemen adalah untuk perencanaan jangka panjang,
misalnya untuk menentukan kebijakan menyeluruh bagi perusahaan atau
untuk membuat kebijakan khusus karena adanya kejadian di masa lampau
yang tidak diinginkan akan terulang lagi di masa mendatang. 3. Akuntansi
manajemen meliputi 3 (tiga) fungsi, yaitu pemilihan dan pencatatan data,
analisis data, dan menyiapkan laporan bagi manajemen. Akuntansi
pemeriksaan (Auditing) adalah bidang akuntansi yang berhubungan
dengan kegiatan pemeriksaan terhadap catatan hasil kegiatan Akuntansi
Keuangan yang bersifat pengujian atas kelayakan Laporan Keuangan
secara bebas (independen/ tidak berpihak) dan obyektif. Akuntansi
Perpajakan (Tax Accounting) adalah bidang akuntansi perpajakan
berhubungan dengan penentuan obyek pajak yang menjadi tanggungan

18
perusahaan serta perhitungannya. Kegiatan akuntansi perpajakan adalah
membantu manajemen dalam menentukan pilihan-pilihan transaksi yang
akan dilakukan sehubungan dengan pertimbangan perpajakan. Akuntansi
Anggaran (Budgetary Accounting) adalah bidang kegiatan akuntansi
anggaran berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan data
operasi keuangan yang sudah terjadi serta taksiran kemungkinan yang
akan terjadi, untuk kepentingan penetapan rencana operasi keuangan
perusahaan (anggaran) dalam suatu periode tertentu. Akuntansi
Pemeriksaan (Governmental Accounting) Akuntansi pemerintahan adalah
bidang akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan masalah
pemeriksaan keuangan negara lazim disebut Administrasi Keuangan
Negara.

5. Jenis-Jenis Perusahaan
Dalam praktik dan kehidupan sehari-hari, banyak jenis perusahaan yang ada
di Indonesia. Secara umum, perusahaan adalah suatu organisasi yang
memanfaatkan sumber daya (input) seperti bahan baku, tenaga kerja untuk
diproses dalam menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan.
Ukuran perusahaan pun juga sangat bervariasi, ada yang kecil hingga
perusahaan raksasa. Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk
memaksimumkan laba. Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari
pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang
dikeluarkan untuk membeli sumber daya dalam menghasilkan barang atau
jasa tersebut. Namun ada juga perusahaan yang bertujuan tidak semata-mata
karena laba yang disebut sebagai perusahaan nirlaba. Terdapat 3 (tiga) jenis
perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu perusahaan
manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Setiap jenis
perusahaan memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik perusahaan tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Perusahaan Manufaktur, Perusahaan ini mengubah input dasar menjadi
produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh
perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur, seperti PT
Gudang Garam dengan produk utamanya adalah rokok, PT Unilever

19
yang menghasilkan barang-barang konsumsi, seperti pasta gigi, sabun
mandi, dan sebagainya.
b) Perusahaan Dagang, Perusahaan ini juga menjual produk ke pelanggan,
tetapi perusahaan ini tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual.
Perusahaan membeli dari perusahaan lain barang yang akan dijualnya.
Contoh perusahaan dagang adalah Alfamart, Alfa, Hero, dan
sebagainya.
c) Perusahaan Jasa Perusahaan ini menghasilkan jasa, bukan barang atau
produk yang kasat mata. Contoh perusahaan ini adalah Hotel Santika,
Biro Perjalanan Shafira, dan sebagainya.

6. Jenis-Jenis Organisasi Perusahaan


Hampir semua organisasi memerlukan akuntansi. Dalam hal tertentu, prosedur
akuntansi dapat tergantung pada bentuk organisasi. Oleh karena itu, sebelum
membahas tentang materi akuntansi yang lebih jauh, perlu bagi kita untuk
mengenal bentuk organisasi atau perusahaan. Umumnya terdapat 3 (tiga)
bentuk perusahaan yang berbeda, yaitu perusahaan perorangan, perusahaan
persekutuan, dan perusahaan perseroan. Masing-masing bentuk perusahaan
ini memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Jenis-jenis
perusahaan meliputi:
a) Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan dimiliki oleh
individu, pemilik tunggal. Bentuk ini mudah pengelolaannya, biayanya
juga tidak terlalu mahal. Kelemahan utama bentuk perusahaan ini adalah
sumber daya keuangan yang terbataspada harta milik pribadi.
b) Perusahaan Persekutuan Perusahaan persekutuan dimiliki oleh dua atau
lebih individu, masingmasing pemilik menyetorkan modalnya ke
perusahaan untuk bekerja secara bersama-sama. Sumber daya
keuangan tidak hanya berasal pada satu orang saja, tetapi berasal dari
beberapa pemilik perusahaan.
c) Perusahaan Perseroan Perusahaan perseroan sering disebut juga
korporasi. Perusahaan ini dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah
sebagai suatu badan hukum. Biasanya modalnya terdiri dari saham-
saham, yang diterbitkan oleh korporasi tersebut dan dijual kepada

20
masyarakat yang berminat. Keunggulan utama bentuk perusahaan
korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah sumber daya
keuangan dengan cara menerbitkan saham tersebut. Sehingga
pemegang saham perusahaan ini bisa perorangan, atau individu yang
membeli saham perusahaan ini.

D. LAPORAN DAN ANALISIS


Pada tahap terakhir ini, semua data baik keuangan maupun non keuangan
dikumpulkan dan diserahkan kepada manajer pusat. Laporan ini dimaksudkan
untuk memberitahukan kepada manajer mengenai apa yang terjadi dan sedang
berlangsung dalam pusat pertanggungjawaban. Laporan ini biasanya juga
digunakan sebagai dasar pengendalian. Beberapa diantaranya dianalisis dengan
mengembangkan rencana serta membandingkan kinerja aktualnya dan kinerja
yang telah direncanakan yang disertai penyimpangan keduanya.
1. Analisis Varians (ANOVA)
ANOVA adalah analisis statistika yang digunakan untuk menguji perbedaan
tiga atau lebih nilai rata-rata faktor tunggal maupun faktor ganda melalui
perbandingan varians antar kelompok (between groups variance) dan varians
dalam kelompok (within groups variances). Dalam ANOVA yang disebut
faktor adalah variabel independen. Variabel independen tersebut diukur
dalam skala nonmetrik atau kategorikal sedang variable dependennya diukur
minimal dalam skala interval. Kategori yang dilekatkan pada variable
independen (faktor) disebut level atau kondisi treatmen (treatment conditions)
atau kondisi eksperimen (experiment condition). Faktor tunggal atau single
factor experiments artinya, penelitian hanya melibatkan satu variabel
independen yang diukur dalam tiga level (kategori) atau lebih. ANOVA
dengan faktor tunggal disebut analisis varians satu jalan (one way analysis of
variance). Faktor ganda atau disebut juga factorial design (Keppel &
Wickens, 2004: 11) artinya, penelitian melibatkan dua atau lebih variabel
independen yang diukur minimal dalam dua level (kategori). ANOVA dengan
melibatkan dua faktor disebut analisis varians dua jalan (two way analysis of
variance), sedang jika melibatkan tiga faktor disebut analisis varians tiga
jalan (three way analysis of variance).

21
2. Analisis Balanced Scorecard
Balanced Scorecard adalah metode pengukuran hasil kerja yang
digunakan perusahaan atau biasa disebut dengan strategi menajemen.
Balanced Scorecard dikembangkan oleh Drs. Robert Kaplan dari Harvard
Business School dan David Norton pada awal tahun 1990. Balance
Scorecard berasal dari dua suku kata, Balanced yang artinya berimbang
dan scorecard yang artinya katu skor. Pada awalnya Balanced Scorecard
atau disingkat BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran
kinerja eksekutif. Dengan BSC perusahaan jadi lebih tahu sejauh mana
pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai. Dengan adanya BSC
sangat membantu perusaan untuk memberikan pandangan menyeluruh
mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan efisien,
dibutuhkan sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang
dilakukan. Balanced Scorecard memberi perusahaan elemen yang
dibutuhkan untuk berpindah dari paradigma ‘selalu tentang finansial’
menuju model baru yang mana hasil balanced scorecard menjadi titik awal
untuk review, mempertanyakan, dan belajar tentang strategi yang dimiliki.
Balanced scorecard akan menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang.
Pada awalnya BSC hanya digunakan untuk memperbaiki sistem
pengukuran keuangan. Kemudian meluas dan digunakan untuk mengukur
empat presfektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced scorecard (BSC) bisa
dikatakan sebagai alat ukur yang paling sederhana dalam perusahaan
sehingga banyak kelemahan-kelemahannya. Salah satu kelemahannya
adalah informasi yang disajikan terbatas dan kurang akurasi. sehingga
tidak bisa melihat faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi performa
perusahaan. Misalnya saja saat terjadi krisis, kebijakan pemerintah, atau
kejadian di momen-momen tertentu. Namun begitu, perusahaan tetap
harus memiliki acuan pengukuran seperti balanced scorecard, karena di
dalamnya terdapat empat perspektif utama yang memang menjadi poin
penting dalam bisnis. Ada empat prespektif BSC adalah sebagai berikut:

22
a. Perspektif Keuangan
Dalam Balance Scorecard perspektif keuangan merupakan perspektif
yang tidak bisa diabaikan. Pengukuran kinerja keuangan menunjukan
apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan serta strategi
memberikan perbaikan mendasar. Perbaikan tersebut dapat berupa
gross operating income, return on investement atau economic value-
added. Pengukuran perspektif keuangan bisa dilakukan dengan
analisis rasio keuangan. Misalnya dengan menganalisis tren
keuangan, common size value antara perusahaan dan pesaing, dan
rasio keunagan seperti; rasio liabilitas, rasio aktivitas, rasio hutang,
rasio keuntungan, dan rasio solvabilitas.
b. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu
menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target.
Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk
mengukur kinerja dari tiap unit operasi dalam upaya mencapai target
finansial. Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan
yang besar dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan
menyajikan suatu produk baru atau jasa yang bernilai lebih baik
kepada pelanggan. Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua
kelompok yaitu core measurement group (kelompok inti) dan
customer value proposition (kelompok penunjang). Kelompok inti atau
core meansurement terdiri dari Pangsa pasar atau market share,
Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition,
Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama
atau customer retention, Tingkat kepuasan pelanggan atau customer
satisfaction, Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer
profitability, Sedangkan kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu Atribut-atribut produk (harga, mutu, fungsi), Hubungan
dengan pelanggan, Citra dan reputasi.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang
memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang

23
mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen
pasar yang diinginkan dan memuaskan para pemegang saham. Tiap
perusahaan mempunyai proses dan nilai yang unik bagi
pelanggannya. Secara umum, hal tersebut terbagi menjadi 3 prinsip
dasar prespektif proses bisnis internal, yaitu:
1) Proses inovasi, Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam
keseluruhan proses produksi. Tapi ada juga perusahaan yang
menempatkan inovasi di luar proses produksi. Dalam proses
inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu identifikasi
keinginan pelanggan, dan melakukan proses perancangan
produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Bila hasil
inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan
pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif
dari pelanggan. Hal tersebut tidak memberi tambahan
pendapatan bagi perasahaan.Intinya proses inovasi harus bisa
memberikan nilai yang diinginkan konsumen.
2) Proses operasi, proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan
perusahaan. Proses operasi dilihat dari perencanaan,
pembentukan bahan mentah hingga menjadi produk jadi, proses
marketing, hingga proses transaksi antara perusahaan dan
pembeli. Proses operasi menekankan kepada penyampaian
produk kepada pelanggan secara efisien, dan tepat waktu.
Proses ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama dari sistem
pengukuran kinerja sebagian besar organisasi.
3) Pelayanan purna jual, Layanan purna jual merupakan layanan
yang diberikan oleh perusahaan atau bisnis kepada konsumen
sebagai jaminan mutu produk yang telah dibeli oleh konsumen.
Banyak bentuk layanan purna jual misalnya layanan konsultasi,
perbaikan, perawatan, hingga garansi.
b. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga
perspektif sebelumnya serta untuk menghasilkan pertumbuhan dan
perbaikan jangka panjang. Penting bagi suatu badan usaha saat

24
melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan
produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur,
yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja
keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal bisa menjadi pemicu
kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia,
sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka
suatu perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling
karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi
informasi, serta menata ulang prosedur yang ada. Perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip kapabilitas yang
terkait dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu:
1) Kapabilitas pekerja merupakan bagian kontribusi pekerja pada
perusahaan. Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal
yang harus diperhatikan oleh manajemen yaitu Kepuasan
pekerja, Retensi pekerja, dan Produktivitas pekerja.
2) Kapabilitas sistem informasi
Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem
inforaiasi adalah tingkat ketersediaan informasi, tingkat
ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
3) Iklim Organisasi
Iklim oreganisasi merupakan salah satu mendorong timbulnya
motivasi, dan pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan
pekerja yang berinisiatif. Adapun yang menjadi tolak ukur hal
tersebut di atas adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.

3. Bentuk Kompensasi
Kompensasi merupakan semua imbalan yang diterima oleh seorang
pekerja atas jasa atau hasil kerjanya pada sebuah organisasi atau
perusahaan dimana imbalan tersebut dapat berupa uang ataupun barang,
baik langsung ataupun tidak langsung. Istilah kompensasi sangat
berhubungan dengan imbalan-imbalan finansial (financial reward) yang
diberikan kepada seseorang atas dasar hubungan kerja. Biasanya

25
kompensasi diberikan dalam bentuk finansial (uang) karena pengeluaran
moneter yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi,yaitu:
a. Permintaan dan Penawaran
Pada prakteknya, hukum permintaan dan penawaranakan
menghasilkan tingkat upah yang sedang berlaku. Jika ada sesuatu
yang mengakibatkan peningkatan permintaan majikan akan tenaga
kerja akan terjadinya kecendrungan peningkatan kompensasi dan
begitu sebaliknya.
b. Serikat-Serkat Buruh
Peningkatan kekuatan serikat buruh sebagian disebabkan karena
kenyataan bahwa kepentingan para karyawan belum mendapat
perhatian yang sama dengan yang diberikan kepada komponen lain
dari perusahaan.
c. Kemampuan Untuk Membayar
Jika perusahaan makmur dan mampu membayar maka akan ada
kecendrungan untuk menawarkan harga yang lebih tinggi pada
tenaga kerja secara keseluruhan.
d. Produktivitas
Penggunaan indeks produktivitas yang tersebar luas sebagai
pemecahan dalam kompensasi.
e. Biaya Hidup
Penyesuaian kompensasi dengan biaya hidup bukan penyelesaian
fundamental bagi kompensasi karyawan yang wajar. Penggunaan
bersifat sementara pada saat inflasi dimana buruh terpaksa mengikuti
kenaikan harga.
f. Pemerintah
Pemerintah menetapkan undang-undang standar perburuhan yang
menentukan upah minimum dan hasil kerja standar bagi semua
perusahaan.
Berikut ini merupakan tujuan dari kompensasi yaitu:
a. Ikatan Kerja Sama

26
Adanya kompensasi akan terjalin ikatan kerja sam formal antara
Pengusaha dengan para karyawan. Seorang pengusaha wajib
membayar kompensasi yang sesuai dengan perjanjian yang sudah
disepakati, sedankan karyawan haruslah melakukan tugas-tugas
dengan sebaik-baiknya.
b. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa atau kompensasi, para karyawan dapat mencukupi
kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial dan egoisnya sehingga
mendapatkan kepuasan kerja dari jabatannya.
c. Pengadaan Efektif
Apabila program kompensasi ditetapkan dengan cukup besar, maka
dalam mengadakan karyawan yang qualified pada perusahaan akan
lebih mudah dan ringan.
d. Motivasi
Apabila kompensasi yang diberikan perusahaan terbilang besar,
seorang manajer akan lebih mudah untuk memotivasi bawahannya.
e. Stabilitas Karyawan
Sebuah program kompensasi jikada didasari prinsil adil dan layak
serta eksternal konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan
lebih terjamin karena turn-over relatif kecil.
f. Disiplin
Disiplin karyawan semakin baik, jika pemberian balas jasa atau
kompensasi cukup besar. Mereka akan menyadari serta mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku.
g. Pengaruh Serikitah Buruh
Program kompensasi yang baik mempengaruhi serikat buruh
sehingga bisa dihindarkan dan karyawan akan konsentrasi pada
pekerjaanya.
h. Pengaruh Pemerinatah
Program kompensasi yang sesuai dengan Undang-Undang
Perburuhan yang berlaku maka intervensi pemerintah bisa
dihindarkan.
Manfaat kompensasi yaitu sebagai berikut:

27
a. Sebagai Transaksi Ekonomi
Dengan adanya kompensasi kepada karyawan, organisasi
atauperusahaan akan memproduksi yang lebih banyak dengan
kualitas lebih baik. Sedangkan karyawan terpenuhi kebutuhannya
dengan mendapatkan pendapatan.
b. Sebagai Transaksi Psikologi
Sebuah pekerjaan merupakan gambaran kontrak psikologi antara
karyawan dengan organisasi yang mana setiap indiviu menukarkan
beberapa keterampilan yang dibutuhkan organisasi untuk bayaran
dan sumber kepuasan lainnya.
c. Sebagai Transaksi Sosial
Kompensasi sebagai transaksi sosial adalah karena kumpulan orang
dan pekerjaan merupakan sesuatu yang penting dalam hubungan
antara individu dan organisasi.
d. Sebagai Transaksi Politik
Sebagai transaksi politik dikarenakan berkaitan dengan penggunaan
kekuatan dan pengaruh.
e. Sebagai Transaksi Etika
Yang menggambarkan transaksi etis dalam istilah kompensasi yang
berkeadilan untuk orang dan pekerjaan.
Terminologi Kompensasi, yaitu:
a. Upah atau Gaji Upah (Wages)
Biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam (semakin lama
kerjanya, semakin besar bayarannya).Upah merupakan basis bayaran
yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan
pemeliharaan. Sedangkan gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif
mingguan, bulanan atau tahunan.
b. Insentif (Incentive)
Merupakan tambahan-tambahan gaji diatas atau diluar gaji atau upah
yang diberikan oleh organisasi. Program-program insentif disesuaikan
dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas,
penjualan, keuntungan-keuntungan atau upaya-upaya pemangkasan
biaya.

28
c. Tunjangan (Benefit)
Contoh-contoh tunjangan seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa,
liburan-liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun dan
tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan dengan
kepegawaian.
d. Facilitas (Facility)
Adalah kenikmatan atau fasilitas seperti mobil perusahaan,
keanggotaan klub, tempat parkir khusus.
Dibawah ini merupakan jenis-jenis dari kompensasi, yaitu:
a. Kompensasi Finansial Langsung yaitu gaji atau upah yang dibayarkan
karena kewajiban atau pokok, misalnya bayaran pokok, bayaran
intensif berupa bonus dan komisi.
b. Kompensasi Finansial Tak Langsung yaitu kompensasi dalam bentuk
bayaran diluar kewajiban. Perusahaan berhak memberikan atau tidak
memberikan kompensasi tambahan ini bagi karyawannya kecuali jika
memang dibutuhkan seperti cuti kehamilan.
c. Kompensasi Non Financial yaitu kompensasi yang diberikan hanya
jika anggota mampu menyelesaikan pekerjaan tantangan dan bisa
mencapai target perusahaan dengan cara inovatif.
Sistem Kompensasi, yaitu sebagai berikut:
a. Sistem Waktu
Dalam sistem waktu besarnya kompensasi (gaji dan upah) ditetapkan
berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, bulan. Kelebihan
sistem waktu adalah administrasi upah menjadi mudah dan besarnya
kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahannya adalah
pekerja yang malas pun mendapatkan kompensasi yang dibayarkan
sebesar perjanjian.
b. Sistem Hasil (Output)
Dalam sistem hasil kompensasi yang dibayar selalu berdasarkan
pada banyaknya hasil yang diselesaikan bukan pada lamanya waktu
pengerjaan. Sistem ini tidak bisa diterapkan pada karyawan tetap
(sistem waktu) dan jenis pekerjaan yang tidak memiliki standar fisik
seperti bagi karyawan dan administrasi. Kelebihan sistem ini dapat

29
memberikan kesempatan untuk karyawan yang bekerja sunguh-
sungguh serta berprestasi baik akan mendapatkan balas jasa yang
lebih besar.
c. Sistem Borongan
Sistem borongan merupakan suatu cara memberik upah dengan
menetapkan besarnya jasa berdasarkan atas volume pekerjaan dan
lama pengerjaannya. Penetapan besarnya kompensasi berdasarkan
sistem borongan yang cukup rumit lama mengerjakannya, serta
banyak alat yang dipaai untuk menyelesaikannya. Sehingga dalam
sistem borongan pekerjaan bisa mendapatkan kompensasi besar atau
kecil tergantung atas kecermatan kalkulasi mereka.

4. Kebijakan Insentive Jangka Pendek


Rencana Insentif Jangka Pendek (Short-Term Incentive Plans), yaitu
sebagai berikut:
a. Total Kantong Bonus
Jumlah bonus yang dapat dibayarkan kepada kelompok karyawan
yang mempunyai kualifikasi dalam tahun tertentu. Ada beberapa cara
untuk membentuk kantong bonus, yaitu:
1) Bonus sama dengan persentase dari laba (metode yang paling
sederhana).Banyak perusahaan tidak menyukainya, karena
berarti perusahaan harusmembayar bonus, meskipun ketika laba
rendah.
2) Bonus didasarkan kepada persentase laba per lembar saham.
3) Bonus didasarkan laba dari modal yang diinvestasikan
4) Bonus didasarkan pada pertambahan laba dibandingkan laba
tahun lalu.
b. Carryovers
Pada metode ini, pembayaran bonus ditetapkan pada kebijakan
manajemen (komite dewan direksi) setiap tahun. Metode ini lebih
fleksibel, karena pembayaran tidak ditentukan secara otomatis oleh
formula dan dewan direksi dapat melakukan penilaian, namun

30
kekurangannya adalah bonus kurang berhubungan langsung dengan
prestasi sekarang ini.
c. Kompensasi Ditunda (Deferred Compensation)
Bonus dihitung secara tahunan, tetapi pembayaran dibagi ke dalam
beberapa tahun (biasanya lima tahun). Pada metode ini,
pembayarannya sebagian didasarkan kinerja beberapa periode yang
lalu. Keuntungan dari metode ini terutama adalah mendorong para
pembuat keputusan untuk berpikir jangka panjang.

5. Kebijakan Insentive Jangka Panjang


Rencana Insentif Jangka Panjang (Long-Term Incentive Plans, asumsi
dasar dari rencana ini adalah pertumbuhan nilai saham biasa perusahaan
yang merefleksikan kinerja jangka panjang.
a. Stock Option (Pilihan Saham)
Opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah saham, pada atau
sesudah tanggaltertentu dikemudian hari. Metode ini, mernberikan
hak kepada pemegangnya untukmembeli sejumlah saharn pada
periode tertentu di masa depan dan dengan hargatertentu.
b. Saham Fantom (Phantom Shares)
Saham Fantom memberikan sejumlah saham kepada para manajer,
tetapi hanya untuk tujuan pembukuan. Pada metode ini, perusahaan
memberikan hak kepada karyawan untuk menerima uang sejumlah
kenaikan nilai saham sampai tanggal tertentu di masa depan.
c. Hak Apresiasi Saham (Stock Appreciation Rights)
Hak apresiasi saham adalah hak untuk menerima pembayaran tunai
berdasarkankenaikan nilai saham dari saat diberi penghargaan
sampai dengan tanggal di kemudianhari yang telah ditentukan.
d. Saham Kinerja (Performance Shares)
Rencana imbalan kinerja saham adalah memberikan sejumlah lembar
saham kepadamanajer ketika tujuan jangka panjang tertentu telah
dicapai. Biasanya tujuan adalahuntuk mencapai pertumbuhan
persentase pada laba per lembar saham.
e. Unit Kinerja (Performance unit)

31
Pada rencana kinerja unit, bonus tunai dibayarkan ketika target-target
jangka panjangtertentu tercapai. Metode ini merupakan
penggabungan hak apresiasi saham dengankinerja saham.
f. Insentif Untuk Pejabat Korporat
Total bonus pool dibagi untuk manajer korporat dan manajer unit
bisnis. Setiap manajer korporat, kecuali CEO, bertanggung jawab atas
sebagian kinerja perusahaan secarakeseluruhan, sehingga atas
bonus (biasanya bersifat subyektif, karena sulit mengukur).
Kompensasi untuk CEO biasanya didiskusikan oleh dewan direksi
berupa komite kompensasi.

32
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses pengendalian manajemen merupakan suatu langkah yang ditujukan
untuk menjamin kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Langkah-langkah dalam proses pengendalian manajemen yaitu menetapkan
strandart kinerja dan target sebagai dasar untuk evaluasi kerja, mengukur kinerja
nyata, membandingkan kinerja nyata dengan standart kinerja yang ditetapkan,
mengevaluasi hasil dan melakukan tindakan koreksi apabila tidak mencapai
standart yang ditetapkan.
Tahapan proses pengendalian manajemen terdiri dari 4 bagian, 4 tahapan
proses pengendalian manajemen tersebut adalah pemograman, penyusunan
anggaran, operasi dan akuntansi serta laporan dan analisis.

B. SARAN
Dari penjelasan diatas, diharapkan pembaca mengetahui apa saja tahapan
dalam proses pengendalian manajemen dan juga mengetahui hal-hal apa saja
yang terkait didalam proses pengendalian manajemen. Semoga bahasan ini
menjadi suatu yang bermanfaat, kami sebagai pemakalah menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan.

33
DAFTAR PUSTAKA
Sabri. 2020. Manajemen Strategi. Daerah Istimewa Yogyakarta: Trussmedia Grafika
Sumardin, Rini Elfina. 2019. Perilaku Organisasi. Daerah Istimewa Yogyakarta:
Trussmedia Grafika
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/131410904
%20-%20Dr.%20Kusnendi%2C%20MS/MEMAHAMI%20ANALISIS_VARIANS.pdf
http://rahmatsuharjana.blogspot.com/2015/06/sistem-pengendalian-manajemen.html
http://www.pustaka.ut.ac.id
https://aditya140.wordpress.com/2019/05/12/rencana-kompensasi-intensif/
https://media.neliti.com/media/publications/23426-ID-penerapan-pemrograman-dan-
penganggaran-sebagai-penunjang-keberhasilan-berwiraswa.pdf
https://srimulyanisadikun.wordpress.com/2018/02/07/proses-pengendalian-
manajemen-perencanaan-strategis-dan-penyiapan-anggaran/
https://www.jurnal.id/id/blog/balancedscorecard/#:~:text=Balanced%20Scorecard%2
0adalah%20metode%20pengukuran,suku%20kata%2C%20Balanced%20ya
ng%20a rtinya

34

Anda mungkin juga menyukai