7.1 Bahan Ajar Budaya Politik
7.1 Bahan Ajar Budaya Politik
A. Kompetensi Inti
1.3 Menghayati persamaan kedudukan warga 1.3.1. Mensyukuri akan kebesaran Tuhan atas
negara tanpa membedakan ras, agama dan rahmatnya untuk mempelajari PPKn
kepercayaan, gender, golongan, budaya, dan sehingga mengetahui hak dan kewajiban
suku dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai warga negara
berbangsa, dan bernegara
2.1 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam 2.1.1 Memiliki tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan melaksanakan tugas-tugas dalam materi
bernegara hak dan kewajiban warga negara
2.1.2 Melakukan perbuatan yang menjunjung
tinggi toleransi dalam melaksanakan hak
dan kewajiban sebagai warga Negara
2.1.3 Melakukan disiplin tinggi dalam
melaksanakan kewajiban sebagai warga
Negara
2.5 Menghayati budaya demokrasi dengan 2.5.1 Melakukan perbuatan yang menjunjung
mengutamakan prinsip musyawarah, tinggi toleransi dalam melaksanakan
mufakat dan kesadaran bernegara kesatuan budaya demokrasi dan budaya politik
dalam konteks NKRI dalam kehidupan masyarakat Indonesia
2.5.2 Menumbuhkan budaya politik partisifan
dalam setiap kegiatan perpolitikan
nasional
Pertemuan II
3.9.5 Mengidentifikasi 2 macam tipe budaya
politik yang berkembang di masyarakat
3.9.6 Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik
baik yang konvensional maupun yang
non konvensional yang berkembang di
masyarakat
3.9.7 Menganalisis dari perkembangan 4 tipe
budaya politik non konvensional
Pertemuan III
3.9.8 Mendeskripsikan makna sosialisasi
kesadaran politik
3.9.9 Menguraikan 3 pilar mekanisme
sosialisasi perkembangan budaya politik
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3.9.10 Mengidentifikasi fungsi utama dari
partai politik dalam sosialisasi budaya
politik
3.9.11 Menganalisis peranan partai politik
dalam sosialisasi budaya politik
4.9 Menyaji hasil analisis tentang budaya politik 4.9.1 Mengerjakan proyek hasil analisis
di Indonesia budaya politik dalam masyarakat
Indonesia
4.9.2 Menyaji hasil analisis budaya politik
dalam masyarakat Indonesia
4.9.3 Merespon beberapa pertanyaan tentang
hasil kajian analisis budaya politik
dalam masyarakat Indonesia
4.9.4 Menjawab pertanyaan dengan tepat dan
benar tentang hasil kajian analisis
budaya politik dalam masyarakat
Indonesia
C. Materi Pembelajaran :
1. Materi Pembelajaran
PERTEMUAN I
Pertama, perlu ada dasar empiris dari evaluasi yang dilakukan, karena berbicara tentang Real
politik (kenyataan politik), yaitu politik sebagaimana terjadi dan sudah berlangsung antara kekuatan-
kekuatan nyata dalam pertarungan kekuasaan. Apakah ABRI benar-benar telah meninggalkan politik
praktis ataukah masih ada usaha-usaha pihak militer yang secara sengaja maupun tak sepenuhnya
disadari untuk kembali ke dalam gelanggang politik praktis, tempat mereka berkecimpung cukup lama
selama 30-an tahun Orde Baru. Apakah bertambah besarnya jumlah partai politik secara mencolok
sekarang ini menunjukan besarnya partisipasi politik kepartaian atau menunjukkan menguatnya
fragmentasi politik. Apakah menguatnya peranan DPR sekarang ini meningkatkan akuntabilitas
politik atau sedang menuju kepada suatu kesewenang-wenangan baru. Apakah birokrasi masih
mempunyai peranan yang sama atau sudah berubah dibandingkan dengan kedudukannya selama Orde
Baru. ·
Kedua, perlu adanya norma-norma (aturan), yang menjadi dasar untuk menilai kejadian-
kejadian empiris (pengalaman) yang telah berlangsung. Suatu penilaian atau evaluasi, mau tak mau,
mengharuskan adanya pegangan normatif tersebut, dapat diketahui sejauh mana perkembangan
empiris yang terjadi, semakin mendekati atau malah menjauh dari kriteria-kriteria normatif yang telah
ditetapkan atau disepakati. ·
Ketiga, hubungan di antara ketentuan normatif dan kenyataan empiris dalam politik praktis,
tidak dapat diperlakukan sama dengan hubungan antara kenyataan empiris dan pegangan teoritis
dalam ilmu pengetahuan. Kalau suatu teori ilmiah ternyata tidak cocok dengan kenyataan empiris,
maka teori tersebut yang harus dipersalahkan dan bukannya kenyataan empirisnya. Dalam kehidupan
politik keadaannya lebih kompleks. Norma-norma politik pada dasarnya terdiri dari dua tingkat yaitu
norma-norma yang bersifat tetap dan kurang lebih mempunyai daya laku universal, dan norma-norma
yang terbentuk berdasarkan konsensus pada suatu masa. Kalau norma-norma universal (seperti
penghormatan pada hak asasi, berlakunya hukum positif, dan adanya otoritas dalam politik) itu
dilanggar dalam praktek politik, maka tidak ada cara lain daripada menyesuaikan kembali tingkah
laku politik dengan norma-norma tersebut. Sebaliknya, kalau norma-norma yang berdasarkan
konsensus nasional itu ternyata tidak bisa jalan dengan praktik politik, maka terbuka dua
kemungkinan. 1. Praktik politik harus dipaksakan atau disesuaikan dengan konsensus yang ada, atau
2. Konsensus itu sendiri sudah saatnya untuk diubah atau diperbaharui. Konsensus mengenai UUD 45
ternyata dapat diperbaharui dan karena itu dapat dilakukan amandemen terhadapnya.
Menurut Gabriel Almod dan Sidey Verbal, membagi budaya politik menjadi 2 bagian yaitu ;
1. orientasi yang khas warga negara terhadap obyek politik
2. Sikap warga negara terhadap peranannya dalam sistem poltik
Obyek politik yang dijadikan sasaran dari orientasi warga negara meliputi 3 hal yaitu ;
1. Obyek politik umum atau sistem politik secara keseluruhan, yang meliputi ; sejarah bangsa,
asal mula negara, simbol negara, wilayah negara, kekuasaan negara, konstitusi negara,
lembaga-lembaga negara, pimpinan negara dan lai-lain dalam politik yang sifatnya umum.
2. Obyek politik umum, yang meliputi lembaga atau pranata politik, yang termasuk proses input
dalam sistem politik diantaranya : 1. Partai politik, 2. Kelompok kepetingan diantaranya ;
perkumpulan buruh dan tani, nelayan, pedagang, organisasi wanita, pemuda, pelajar,
mahasiswa, organisasi profesi, kelompok kepentingan tertentu seperti lembaga swadaya
masyarakat, forum kota, forum komunikasi lurah/kepala desa, wartawan (pers) dan
sebagainya. 3. Kelompok penekan (pressure group) merupakan organisasi abstrak yang tidak
resmi namun sangat menguasai keadaan sebagai elite power seperti ; kelompok kesukuan,
kelompok ras, kelompok golongan, kelompok agama dan kelompok berdasakan almamater.
3. Obyek politik out put, meliputi lembaga negara hasil pemilu (DPR, DPD, Presiden dan Wakil
Presiden) lembaga negara yang terbentuk setelah pemilu seperti MPR, MA, MK, KY dan
BPK.
4. Faktor penyebab berkembangnya budaya politik yang ada di daerah di Indonesia : Faktor
penyebab berkembangnya budaya politik yang ada di daerah yaitu : 1. adanya faktor kaula gusti
(adanya hubungan antara rakyat dan penguasa dari tingkat desa sampai pusat), 2. adanya faktor
partisipan
Uji Kompetensi
1. Deskripsikanlah pengertian budaya politik menurut Samuel Beer ? dan refleksikanlah dengan
kenyataan yang ada dalam kehidupan kenegaraan apabila norma-norma kenegaraan dalam budaya
politik yang berdasarkan konsensus nasional (seperti UUD 1945) tidak bisa jalan dengan praktik
politik apakah langkah yang harus dilakukan ?
2. Identifikasilah ciri-ciri dari budaya politik. Refleksikanlah dari ciri budaya politik yang ada, yang
manakah bersentuhan langsung dengan kampanye politik yang dilakukan para kontestan peserta
pemilu ?
3. Klasifikasikanlah macam-macam budaya politik yang anda ketahui ! Refleksikanlah diantara
macam budaya politik yang ada yang manakah yang berkembang di masyarakat saat sekarang ini
?
4. Jelaskanlah faktor penyebab berkembangnya budaya politik yang ada di daerah di Indonesia !
PERTEMUAN II
B. Tipe-tipe budaya politik
1. Macam-Macam Tipologi Budaya Politik
Walaupun sudah ada lembaga perwakilan rakyat maupun partai politik, rakyat tetap
bertanggung jawab untuk berperanserta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan selalu dijamin oleh negara demokrasi. Jaminan itu
tercermin dalam ketentuan yang melindungi hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.
Macam-Macam tipe budaya politik dapat dibagi menjadi 2 diantaranya budaya politik konvensional
dan non budaya politik konvensional.
1. Demonstrasi
Demonstrasi, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok atau beberapa
kelompok, baik yang memiliki kepentingan yang sama maupun kepentingan saling bertentangan
dengan jalan memperotes tindakan atau kebijakan pemerintah atau pihak lain yang dianggap
merugikan kepentingan para demonstran atau masayarakat yang diwakili.
Demonstrasi biasanya berupa arak-arakan kendaraan, long march, atau pawai, diselingi teriakan
slogan-slogan atau yel-yel menuju sasaran yang hendak didemo atau tempat-tempat lain yang
dianggap strategis.
Ditempat tujuan para demonstran akan berorasi menyampaikan tujuan, pendapat, mempersoalkan
tindakan atau kebijakan pihak yang didemo; atau bisa juga sekedar berdiri atau duduk ditempat
sambil bernyanyi-nyanyi atau berdiam diri
Ciri Demonstrasi
1. Demonstrasi merupakan bentuk partisipasi langsung dari warga masyarakat. Kegiatan
partisipasi langsung semacam ini dapat meningkatkan keyakinan para pesertanya terhadap
tujuan bersama, karena mereka merasakan pengalaman emosional yang memuaskan. Bagi
para pemimpinnya (korlap), demonstrasi dapat meningkatkan kesatuan dan efektifitas
kelompok. Dengan demikian, demonstrasi sangat menguntungkan bagi mereka yang
melakukannya
2. Kadangkala demonstrasi memancing reaksi atau reaksi berlebihan dari kelompok yang
berlawanan atau polisi yang betugas menjaga Kamtibmas. Namun, reaksi berlebihan itu justru
menguntungkan kelompok demonstran karena dapat menimbulkan simpati dari pihak luar,
apalagi sampai ada jatuh korban jiwa. Pihak luar itu mungkin sama sekali tidak perduli
terhadap tujuan politik kelompok demonstran, tetapi mereka hanya tidak menyukai hal-hal
yang bersifat menekan, brutal dan sadisme yang berlebihan.
3. Kebanyakan demonstrasi dirancang untuk menarik perhatian banyak pihak terhadap persoalan
tertentu, dan pada umumnya upaya itu berhasil.
2. Mogok
Mogok, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara pasip atau berhenti melakukan kegiatan
atau aktivitas secara bersama-sama oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu, entah
politis atau non politis.
Bentuk mogok yang umum dilakukan biasanya mogok makan dan mogok kerja. Mogok kerja
biasanya dilakukan oleh para buruh. Di Indonesia, misalnya : kebanyakan pemogokan buruh
dilakukan untuk alasan-alasan non politis. Mereka ingin agar pengusaha memenuhi tuntutan
ekonomis, seperti kenaikkan upah atau gajih berdasarkan UMR (upah minimum regional), THR
(tunjangan hari raya), pembayaran uang lembur sesuai dengan aturan, jam kerja lebih manusiawi,
adanya jaminan kesehatan dan lainnya.
Dalam perkembangannya, mogok kerja memiliki tujuan-tujuan politik tertentu apalagi ada
pihak ketiga yang memiliki kepentingan tertentu yang ikut menungganginya, maka jadilah
kepentingan ekonomis berubah menjadi kepentingan politik. Seperti misalnya :
1. Di kebanyakan negara Eropah, pemogokan buruh kadang dilakukan untuk tujuan politik,
seperti menekan pemerintah agar menerima atau menolak kebijakan tertentu atau bahkan
menghapus bentuk pemerintahan tertentu
2. Di Indonesia, sering masalah mogok ini ditunggangi oleh elit-elit politik yang memiliki
kepentingan tertentu dan biasanya untuk menjatuhkan wibawa penguasa menjelang pemilihan
umum atau oleh yang menamakan dirinya sebagai kelompok oposisi terhadap pemerintah.
Bentuk mogok yang populer akhir-akhir ini adalah mogok makan. Kegiatan ini dilakukan oleh
kelompok tertentu dengan cara tidak makan berhari-hari. Kegiatan beresiko maut ini dilakukan
sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pihak tertentu. Seperti mahasiswa terhadap pengelola
akademisi, atau para buruh terhadap manajemen perusahaan, dan tidak sedikit juga terjadi
terhadap pemerintah karena kebijakannya dianggap sangat merugikan orang banyak.
Mogok makan sebenarnya merupakan kebalikan dari bentuk demonstrasi. Tujuan mogok makan,
untuk mengundang berbagai kalangan agar bersimpati. Kalangan tersebut diharapkan akan
mendesak pihak yang diprotes agar meluluskan keinginan pemogok makan
3. Boikot
Boikot, merupakan bentuk penolakan terbuka oleh sekelompok warga masyarakat terhadap
tindakan, kebijakan, atau produk tertentu untuk bernegosiasi dengan kelompok lain atau badan
pemerintah guna memenuhi kepentingan ekonomi atau politik tertentu
Peristiwa bersejarah mengenai pemboikotan pernah terjadi secara masal di Montgomery,
Alabama, Amerika Serikat sekitar tahun 1955, kala itu Ny. Rosa Parks (warga negara berkulit
hitam) menolak memberikan kursinya kepada lelaki kulit putih. Tindakan itu ia lakukan dalam
rangka protes terhadap aturan lokal yang menetapkan pemisahan tempat duduk di kendaraan
umum antara warga kulit putih dengan warga kulit hitam. Penolakan itu menyulut boikot massal
oleh warga kulit hitam. Pelopornya tokoh legendaris Marthin Luther King Jr. dan ahirnya
peraturan tentang sistem pemisahan itu dicabut.
Tindakan boikot juga pernah muncul di Indonesia, meskipun belum mencapai skala massal,
masalahnya pemerintah Amerika Serikat terlalu jauh mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
Mengenai masalah tuduhan Amerika Serikat dimana Indonesia sebagai sarang terorisme.
Ternyata ahirnya tuduhan tersebut terbukti dengan serentetan bom yang terjadi di Bali dan di
beberapa daerah di Indonesia dan setelah itu ternyata pelakunya juga banyak yang terkangkap
adalah warga negara Indonesia sendiri.
4. Pembangkangan Sipil
Uji Kompetensi
PERTEMUAN III
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling effisien dan effektif dapat melalui
keluarga. Dalam keluarga, orang tua dan anak sering melakukan obrolan ringan tetang segala hal
yang menyangkut politik, sehingga tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai
politik yang dapat diserap oleh anak
2. Pilar Non Formal, sosialisasi budaya politik dapat melalui jalur masyarakat.
Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik dapat dilakukan melalui media massa.
Media massa, merupakan suatu sarana komunikasi massa yang berfungsi menyampaikan gagasan
dan kejadian berupa tayangan, tulisan, lisan kepada khalayak ramai dalam waktu yang singkat
dan cepat
Agar dapat menikmati hak-hak kebebasannya di bidang politik, warga negara memerlukan
kesempatan memperoleh berita-berita yang benar dan jujur. Di sinilah media massa memegang
peranan penting. Media massa dapat berupa media cetak, dan elektronika.
Dalam negara demokrasi, media massa sangat diperlukan untuk mewujudkan jaminan atas
kebebasan menyatakan pendapat (freedom of expression). Kebebasan pers, merupakan kebebasan
untuk menghimpun dan menyebarluaskan berita, pandangan dan buah pikiran kepada siapapun
yang bersedia menerimanya
Sosialisasi budaya politik melalui jalur resmi dapat berupa pendidikan politik yang dilakukan oleh
lembaga pemerintahan (lembaga pendidikan, lembaga negara, lembaga politik)
Pendidikan Politik, merupakan usaha mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
politik warga negara agar memiliki tanggung jawab terhadap bangsa dan negara
Dalam negara demokrasi, tidak setiap warga negara otomatis mampu menunaikan peran
pentingnya dalam hidup bernegara. Itulah sebabnya, rakyat memerlukan pendidikan politik atau
pendidikan kewarga negaraan (PKn), warga negara dapat memahami dan melaksanakan hak dan
kewajibannya dalam kehidupan bernegara
Di Sekolah atau di Perguruan Tinggi, melalui pelajaran Civics Education (Pendidikan Kewarga
negaraan), dimana siswa dan gurunya atau mahasiswa dengan dosennya dapat saling bertukar
informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai
politik teoritis dan praktis. Dengan demikian, siswa akan memperoleh pengetahuan awal dalam
kehidupan berpolitik secara dini serta nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis.
R.H. Soltou
Menurut R.H. Soltou, Partai Politik adalah kelompok warga negara yang sedikit banyaknya
terorganisir, yang bertindak sebagai satu kesatuan politik dengan memanfaatkan kekuasan memilih
serta bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.
Sigmund Neumann
Neumann berpendapat bahwa partai politik adalah organisasi yang dibentuk oleh para aktivis politik
yang berusaha menguasai kekuasan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan
melawan golongan lain yang tidak sepaham.
Miriam Budiardjo
Menurut Miriam Budiardjo, Partai Politik adalah sebuah kelompok yang terorganisir yang anggotanya
memiliki orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik
dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-
kebijakan mereka.
Menurut Sigmund Neumann,mengemukakan fungsi partai politik dinegara demokrasi dan dinegara
komunis sebagai berikut:
1. Fungsi partai politik dinegara demokrasi: untuk mengatur keinginan dan aspirasi golongan-
golongan di dalam masyarakat.
2. Fungsi partai politik dinegara komunis: untuk mengendalikan semua aspek kehidupan secara
monolitik dan rakyat dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan cara hidup yang sejalan dengan
kepentingan partai.
Fungsi utama partai politik,merupakan suatu usaha untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan
dalam rangka mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.
Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik, merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakat. Proses sosialisasi politik berlangsung seumur hidup dan terjadi baik secara
sengaja(melalui jalur informal,formal,dan non formal),maupun melalui suatu proses tidak sengaja
dalam pengalaman sehari-hari dalam pergaulan keluarga besar,teman-teman, tetangga,kehidupan
suka duka,sekeha teruna teruni,maupun dalam kehidupan nyata lainnya.
Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik, merupakan proses menyeleksi anggota atau pejabat teras partai,ataupun wakil-
wakil partai yang akan duduk dalam pemerintahan dan lembaga perwakilan rakyat.
Partisipasi Politik
Partisipasi Politik,merupakan kegiatan warga Negara biasa untuk mempengaruhi proses
pembuatan atau pelaksanaan kebijakan umum serta ikut menentukan pemimpin pemerintahan.
Partai politik memberi kesempatan, mendorong dan mengajak warga Negara untuk menyalurkan
partisipasi politik mereka melalui partai yang bersangkutan.
Pemanduan Kepentingan
Pemanduan Kepentingan,merupakan kegiatan menampung,menganalisis dan mengkombinasikan
berbagai kepentingan yang berbeda atau bahkan bertentangan di masyarakat menjadi sebuah
alternatif kebijakan,lalu memperjuangkan ke dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
umum.
Komunikasi Politik
Komunikasi Politik,merupakan proses penyampaian informasi politik dari masyarakat kepada
pemerintah, dan sebaliknya. Partai politik berfungsi sebagai komunikator ,yaitu pihak yang
menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat,dan juga
menyampaikan aspirasi dan kepentingan masyarakat kepada pemerintah. Disamping partai politik
ada juga lembaga lainnya seperti: pers/media massa ,LSM,tokoh masyarakat, para akademisi
sebagai komunikator politik.
Pengendali Konflik
Pengendali konflik, merupakan proses pengelola konflik agar tidak berkembang kea rah yang
menghancurkan diri sendiri(self destructive). Partai politik berfungsi mengendalikan konflik
dengan cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkomplik selanjutnya membawa permasalahan
ke lembaga perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaiannya dalam bentuk keputusan
politik.
Kontrol Politik
Kontrol politik,merupakan kegiatan menunjukan kesalahan,kelemahan dan penyimpanan
kebijakan pemerintahan,baik isi ataupun pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan fungsi kontrol ,
partai politik menggunakan ideologi yang dianutnya sebagai tolak ukur penilaian terhadap kinerja
pemerintah.
Uji Kompetensi
1. Deskripsikanlah makna sosialisasi kesadaran politik !
2. Uraikan 3 pilar mekanisme sosialisasi perkembangan budaya politik dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara ! dan refleksikanlah dengan diri anda yang sedang mengikuti kegiatan
pembelajaran PKn termasuk pilar yang mana ?
3. Identifikasilah fungsi utama dari partai politik dalam sosialisasi budaya politik !
4. Identifikasilah peranan partai politik dalam sosialisasi budaya politik !
Patut dimengerti bahwa partisipasi politik tidak hanya berarti berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan pemilu. Menyampaikan sebuah keberatan terhadap rancangan kebijakan sebenarnya juga
merupakan partisipasi politik. Begitu pula partisipasi polotik tidak hanya dapat dilakukan melalui
partai politik, bahkan kelompok kepentingan yang resmi tampak seperti perkumpulan buruh, tani,
nelayan, pedagang, organisasi pemuda , wanita, pelajar, militer, lembaga swadaya masyarakat dan
lain-lainnya. Tetapi ada pula organisasi abstrak yang tidak resmi namun sangat menguasai keadaan
sebagai elite power yang disebut dengan grup penekan (pressure group) seperti kelompok suku,
agama, ras, antar golongan serta kelompol almanmater, organisasi profesi dapat memainkan peran
untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Karena itu, bentuk partisipasi politik dapat kita temukan
dalam beragam kegiatan dan melalui berbagai wahana.
Namun demikian, tidak semua orang berpartisipasi dalam kegiatan politik. Ada anggota masyarakat
yang enggan berhubungan dengan kegiatan politik, dia menarik diri atau tidak terlibat sama sekali
dengan kegiatan politik. Keengganan tersebut dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam factor seperti
: kekecewaan terhadap system politik, ketidaktahuan informasi, tiadanya pilihan politik yang sesuai
dengan keinginannya, kadang kala praktik politik kotor seperti : kekerasan pisik, korupsi, kolusi,
nepotisme, terlalu banyak janji, penyalah gunaan kekuasaan akan menimbulkan sikap antipasti warga
masyarakat terhadap parpol tersebut (sikap anti politik).
Bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi di berbagai Negara, dapat dibedakan menjadi kegiatan
politik dalam bentuk konvensional dan non konvensional.
Menurut Gabriel Almond mengemukakan bentuk-bentuk partisipasi politik meliputi :
1. Konvensional, terdiri dari :
• Pemberian suara (voting)
• Diskusi kelompok
• Debat public
• Kegiatan kampanye
• Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan
• Komunikasi individual dengan penjabat polotik atau administrasi
Menurut Myron weiner , sedikitnya ada lima hal yang dapat menyebabkan timbulnya gerakan ke arah
partisipasi politik yang lebih luas dalam proses politik .
1. Modernisasi
Sejalan dengan berkembangnya indrutrialisasi , perbaikan pendidikan dan media komunikasi
massa , maka pada sebagian penduduk yang merasakan terjadinya perubahan nasib akan
menuntut untuk berperan dalam kekuasaan politik .
2. Perubahan – perubahan struktur kelas sosial
Salah satu dampak modernisasi , dimana munculnya kelas pekerja baru dan kelas menengah yang
semakin meluas, sehingga mereka merasa berkepentingan untuk berpartisipasi secara politik
dalam pembuatan keputusan politik .
3. Pengaruh Kaum intlektual dan komunikasi massa modern
Kaumn intlektual (Sarjana, pengarang, wartawan )melalui ide-idenya kepada masyarakat umum
dapat membangkitkan tuntutan akan berpatisipasi massa dalam pembuatan keputusan politik
.Demikian juga perkembangannya sarana transportasi dan komunikasi modern mampu
mempercepat penyebaran ide – ide baru .
4. Konflik diantara kelompok – kelompok pemimpin politik
Para pemimpin politik berkompetisi memperebutkan kekuasaan. Sesungguhanya apa yang mereka
lakukan adalah dalam rangka mencari dukungan rakyat . Berbagai upaya yang mereka lakukan
untuk memperjuangkan ide – ide partisipasi massa dapat meimbulkan gesekan – gesekan yang
mengarah kepada konflik.
5. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial , ekonomi dan kebudayaan perluasan
kegiatan pemerintah dalam dalam berbagai bidang membawa konsekuensi adanya tindakan –
tindakan yang semakin menyusup ke segala segi kehidupan rakyat. Ruang lingkup aktivitas atau
tindakan pemerintah yang semakin luas mendorong timbulnya tuntutan – tuntutan yang
terorganisir ikut serta dalam pembuatan keputusan politik.
Menurut Ramdlon naming, pendidikan politik merupakan usaha untuk memasyarakatkan politik,
dalam arti :
1. Menceradskan kehidupan pilitik
2. Meningkatkan kesadaran setaip warga Negara dalam kehidupan baerbangsa dan bernegara
3. Meningkatkan , kepekaan dan kesadaran rakyat terahadap hak , kewajiban dan tanggung
jawabnya terhadap bangsa dan Negara .
Menurut Alfan , Pendidikan politik merupakan usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi
politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati nilai – nilai yang terkandung dalam
suatu system politik yang ideal untuk dibangun yang selanjutnya akan melahirkan budaya politik.
Melalui pendidikan politik, kader – kader anggota partai politik tersebut diharapkan akan memperoleh
manfaat atau kegunaan , sebagai berikut :
1. Dapat memperluas pemahaman , penghayatan , dan wawasan tehadap masalah – masalah atau isu
– isu yang bersifat politis
2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai dengan
peraturan perudang – undangan yang berlaku
3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya
terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan .
Agar pendidikan politik dapat berjalan dengan baik , maka kuncinya dengan menanamkan disiplin
yang benar pada anak di dalam keluarga (hormat dan patuh pada orng tua) , di sekolah (aturan tata
tertib sekolah )dan di masyarakat ( mentaati aturan hukum , seperti : pearutan lalu lintas )
Menurut Dsr.M.Taupan, kesadaran politik merupakan suatu proses batin yang menampakkan
keinsafan dari setiap warga Negara akan urgen siurusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
Yang tidak diharapkan dalam partisipasi politik adanya apatisme (sikapapatis).Seseorang dikatakan
apatis dalam bidang politik,jika mereka tidak mau ikut serta dalam berbagai kegiatan politik
kenegaraan.Seperti, dalam pemilu mereka:
1. Golput (tidakikutmemberikansuaradengantidakdatangketempatpemungutansuara (TPS)
2. Datangketempatpemungutansuaratetapitidakmemberikanpemilihanapapun
3. Dating ketempatpemungutansuaratetapigambar yang adadalamkartudipilihsemuannya
Bila dihubungkan dengan hak dan kewajiban politik sebagai warga Negara, partisipasi politik
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawabnya.Secara teknik
soperasional, partisipasi politik anggota masyarakat meliputi bidang poleksosbudhamkam.
Budaya politik
Budaya politik merupakan perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh sekelompok
masyarakat,bangsa dan Negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanankan kegiatan-
kegiatan politik kenegaraan.
Sosialisasi politik
Usaha untuk memasyarakatakan partisipasi politik kepada seluruh warga masyarakat agar memiliki
kesadaran politik yang tinggi terutama akan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pendalaman Materi (Tray Out)
1. Kita mengenal adanya 2 tipe (tipologi) budaya politik satu diantaranya adalah ….
A. tradisional
B. konvensional
C. kontroversial
D. sektoral
E. parsial
2. Rakyat bebas untuk mendirikan organisasi politik atau organisasi legal lainnya, untuk berkumpul,
berserikat begitu pula bebas mengemukakan pendapat baik lisan dan tulisan serta berdebat
masalah kenegaraan di forum resmi, ini merupakan cerminan dari adanya ….
A. kehidupan yang demokratis
B. kehidupan terorganisir
C. kehidupan yang anarkis
D. kehidupan bebas tak terbatas
E. kehidupan yang penuh aturan
3. Dalam tipologi budaya politik konvensional kita mengenal cara umum yang digunakan untuk
menyampaikan aspirasi politik seperti berikut, kecuali ….
A. memberikan suara dalam pemilu atau pilkada
B. ikut dalam kampanye pemilu
C. melakukan teror terhadap lawan politik menjelang pemilu
D. bergabung dalam kelompok kepentingan
E. melakukan diskusi atau debat politik
4. Di negara yang menganut paham demokrasi masalah debat politik sudah sangat sering dilakukan,
adapun hal-hal yang mendapatkan perhatian dalam debat publik seperti di bawah ini, kecuali ….
A. ngotot untuk mempertahankan pendapat
B. tidak melebar dan kabur
C. memiliki maksud sama untuk memajukan kebaikan bersama
D. semua pihak sepakat menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan itikad baik
E. semua menjunjung tinggi etika politik
5. Kita mengenal adanya 2 tipe (tipologi) budaya politik satu diantaranya adalah ….
A. tradisional
B. non konvensional
C. kontroversial
D. sektoral
E. parsial
6. Di bawah ini yang merupakan satu perwujudan tipe budaya politik yang legal tetapi sering
membawa malapetaka dan kehancuran adalah
A. mogok
B. boikot
C. pembangkangan sipil
D. kampanye menggunakan mobil dan sepeda motor
E. demonstrasi
7. Dalam tipologi budaya politik non konvensional kita mengenal cara umum yang digunakan untuk
menyampaikan aspirasi politik seperti berikut, kecuali ….
A. mogok
B. boikot
C. pembangkangan sipil
D. mabuk-mabukan
E. demonstrasi
8. Di bawah ini yang paling besar membawa maut berupa kematian bagi pelaku tipe budaya politik
non konvensional adalah ….
A. mogok
B. boikot
C. pembangkangan sipil
D. mabuk-mabukan
E. perkelahian massal
9. Dalam perkembangan budaya politik dewasa ini yang sering terjadi setiap menjelang pemilu atau
pilkada adanye money politic (serangan pajar) yang selanjutnya akan membawa dampak ….
A. kepercayaan rakyat akan meningkat
B. rakyat merasa senang setiap ada pemilu karena adanya rejeki tidak terduga
C. peredaran uang di daerah akan semakin banyak
D. banyak yang menggunakan kesempatan ini untuk mencari untung
E. pemenang pemilu atau pilkada tidak berdasarkan aspirasi murni dari rakyat
10. Dampak yang kemungkinan bisa timbul dari adanya perkembangan budaya politik yang
menciptakan stabilitas politik dalam pemerintahan adalah ….
A. pemerintahan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya secara baik
B. pemilu dapat terlaksana setiap lima tahun sekali
C. pemerintah bebas mengangkat dan memberhentikan kabinet selama masa jabatannya
D. Dewan selalu menerima usulan pemerintah tanpa perdebatan
E. demonstrasi sudah tidak diperlukan lagi
11. Susunan yang terdiri atas sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan
dengan sistem politik dan isu-isu politik merupakan pengertian budaya politik yang dikemukakan
oleh ….
A. Rusadi Sumintapura
B. Gabriel Almod dan Sedney Verba
C. Austin Ranney
D. Allan R. Ball
E. Kay Lawson
12. Pengertian budaya politik yang dikemukakan oleh Rusadi Sumintapura seperti di bawah ini ….
A. pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh
para anggota suatu sistem politik
B. nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya
dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah
C. suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan sikap warga negara
terhadap peranannya dalam sistem politik
D. merupakan seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang
dipegang secara bersama, sebuah orientasi terhadap obyek-obyek politik
E. suatu perangkat yang meliputi seluruh nilai-nilai politik yang terdapat di seluruh bangsa
13. Menurut Gabriel Almod dan Sidney Verba, budaya politik diantaranya merupakan sebuah
orientasi terhadap obyek-obyek politik. Menurutnya yang dijadikan obyek politik umum atau
sistem politik secara keseluruhan seperti di bawah ini, kecuali ….
A. sejarah bangsa
B. asal mula negara
C. simbol negara
D. wilayah negara
E. nama tokoh elit politik
14. Yang merupakan obyek politik in put menurut Gabriel Almod dan Sidney Verba, yang dijadikan
orientasi terhadap obyek-obyek politik yang ada di Indonesia adalah ….
A. Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilu
B. Partai politik
C. DPR
D. DPD
E. MA, MK, KY
15. Di bawah ini yang bukan merupakan orientasi terhadap obyek politik kelompok penekan
(pressure group) dalam budaya politik adalah ….
A. Lembaga Swadaya Masyarakat
B. Perkumpulan buruh tani
C. Organisasi profesi
D. Forum Lurah / Kades
E. Kelompok SARA (suku, agama, ras, antar golongan)
16. Sosialisasi budaya politik melalui pilar keluarga sering disebut dengan ….
A. pilar formal
B. pilar non formal
C. pilar struktural
D. pilar birokrasi
E. pilar in formal
17. Dalam pilar non formal sosialisasi budaya politik sering dilakukan dengan cara ….
A. obrolan orang tua kepada anak-anaknya disaat nonton TV di rumah
B. adanya pendidikan kewarga negaraan di sekolah
C. adanya ceramah tentang kehidupan perpolitikan oleh anggota Dewan di sekolah
D. adanya berita-berita di media cetak atau elektronika tentang kehidupan perpolitikan di
Indonesia
E. adanya Fakultas Sosial Politik di Universitas-Universitas
18. Pilar formal dalam rangka sosialisasi budaya politik dapat dilakukan melalui jalan ….
A. contoh dan teladan oleh orang tua kepada anak-anaknya
B. adanya pemilihan umum setiap lima tahun sekali
C. sebelum berlangsungnya pemilu dapat diadakan kesepakatan politik antar pemilih
D. seseorang yang dicalonkan menjadi anggota dewan atau presiden hendaknya memiliki
pendidikan serendah-rendahnya yang dipersyaratkan undang-undang
E. Anggota MPR dapat memberikan sosialisasi amandemen UUD 1945 ke masyarakat
19. Di dalam sosialisasi budaya politik yang berperanan sebagai agennya adalah ….
A. guru di sekolah
B. pemerintah dalam menjalankan tugas kenegaraan
C. media massa dalam menyampaikan berita
D. partai politik membina kader-kadernya
E. orang tua dalam mendidik anak-anaknya
20. Tujuan dari pendidikan politik dalam rangka sosialisasi budaya politik adalah ….
A. agar generasi muda bersemangat dalam kehidupan berdemokrasi secara benar
B. agar negara tetap melaksanakan pemerintahan demokrasi
C. agar dapat mendirikan partai politik baru
D. agar mendukung setiap program partai politik
E. agar dapat menjadi pengurus partai