Anda di halaman 1dari 18

BAHAN AJAR

Sekolah : SMK Negeri 3 Singaraja


Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester :X/2
Materi Pokok : Budaya politik masyarakat Indonesia
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit ( 3 X Pertemuan )

A. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1.3 Menghayati persamaan kedudukan warga 1.3.1. Mensyukuri akan kebesaran Tuhan atas
negara tanpa membedakan ras, agama dan rahmatnya untuk mempelajari PPKn
kepercayaan, gender, golongan, budaya, dan sehingga mengetahui hak dan kewajiban
suku dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai warga negara
berbangsa, dan bernegara

2.1 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam 2.1.1 Memiliki tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan melaksanakan tugas-tugas dalam materi
bernegara hak dan kewajiban warga negara
2.1.2 Melakukan perbuatan yang menjunjung
tinggi toleransi dalam melaksanakan hak
dan kewajiban sebagai warga Negara
2.1.3 Melakukan disiplin tinggi dalam
melaksanakan kewajiban sebagai warga
Negara
2.5 Menghayati budaya demokrasi dengan 2.5.1 Melakukan perbuatan yang menjunjung
mengutamakan prinsip musyawarah, tinggi toleransi dalam melaksanakan
mufakat dan kesadaran bernegara kesatuan budaya demokrasi dan budaya politik
dalam konteks NKRI dalam kehidupan masyarakat Indonesia
2.5.2 Menumbuhkan budaya politik partisifan
dalam setiap kegiatan perpolitikan
nasional

3.9 Menganalisis macam-macam budaya politik Pertemuan I


di Indonesia 3.9.1 Mendeskripsikan pengertian budaya
politik menurut Samuel Beer
3.9.2 Mengidentifikasi ciri-ciri dari budaya
politik
3.9.3 Mengklasifikasi macam-macam budaya
politik yang anda ketahui
3.9.4 Menganalisis faktor penyebab
berkembangnya budaya politik daerah
yang ada di Indonesia

Pertemuan II
3.9.5 Mengidentifikasi 2 macam tipe budaya
politik yang berkembang di masyarakat
3.9.6 Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik
baik yang konvensional maupun yang
non konvensional yang berkembang di
masyarakat
3.9.7 Menganalisis dari perkembangan 4 tipe
budaya politik non konvensional

Pertemuan III
3.9.8 Mendeskripsikan makna sosialisasi
kesadaran politik
3.9.9 Menguraikan 3 pilar mekanisme
sosialisasi perkembangan budaya politik
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3.9.10 Mengidentifikasi fungsi utama dari
partai politik dalam sosialisasi budaya
politik
3.9.11 Menganalisis peranan partai politik
dalam sosialisasi budaya politik

4.9 Menyaji hasil analisis tentang budaya politik 4.9.1 Mengerjakan proyek hasil analisis
di Indonesia budaya politik dalam masyarakat
Indonesia
4.9.2 Menyaji hasil analisis budaya politik
dalam masyarakat Indonesia
4.9.3 Merespon beberapa pertanyaan tentang
hasil kajian analisis budaya politik
dalam masyarakat Indonesia
4.9.4 Menjawab pertanyaan dengan tepat dan
benar tentang hasil kajian analisis
budaya politik dalam masyarakat
Indonesia

C. Materi Pembelajaran :

1. Materi Pembelajaran

PERTEMUAN I

A. Makna Budaya Politik


Yang harus kita maknai mengenai manfaat untuk memahami konsep budaya politik ada dua
diantaranya :
1. Mengetahui sikap-sikap warga negara terhadap sistem politik yang akan mempengaruhi
tuntutan-tuntutan, tanggapannya, dukungannya serta orientasinya terhadap sistem politik
2. Dengan memahami hubungan antara budaya politik dengan sistem politik, maksud-maksud
individu melakukan kegiatannya dalam sistem politik atau faktor-faktor apa yang
menyebabkan terjadinya pergeseran politik dapat dipahami dan dimengerti
Usaha untuk memaknai perkembangan politik dan budaya politik di Indonesia setelah
reformasi semenjak bulan Mei 1998 didasarkan atas beberapa kriteria diantaranya :

Pertama, perlu ada dasar empiris dari evaluasi yang dilakukan, karena berbicara tentang Real
politik (kenyataan politik), yaitu politik sebagaimana terjadi dan sudah berlangsung antara kekuatan-
kekuatan nyata dalam pertarungan kekuasaan. Apakah ABRI benar-benar telah meninggalkan politik
praktis ataukah masih ada usaha-usaha pihak militer yang secara sengaja maupun tak sepenuhnya
disadari untuk kembali ke dalam gelanggang politik praktis, tempat mereka berkecimpung cukup lama
selama 30-an tahun Orde Baru. Apakah bertambah besarnya jumlah partai politik secara mencolok
sekarang ini menunjukan besarnya partisipasi politik kepartaian atau menunjukkan menguatnya
fragmentasi politik. Apakah menguatnya peranan DPR sekarang ini meningkatkan akuntabilitas
politik atau sedang menuju kepada suatu kesewenang-wenangan baru. Apakah birokrasi masih
mempunyai peranan yang sama atau sudah berubah dibandingkan dengan kedudukannya selama Orde
Baru. ·

Kedua, perlu adanya norma-norma (aturan), yang menjadi dasar untuk menilai kejadian-
kejadian empiris (pengalaman) yang telah berlangsung. Suatu penilaian atau evaluasi, mau tak mau,
mengharuskan adanya pegangan normatif tersebut, dapat diketahui sejauh mana perkembangan
empiris yang terjadi, semakin mendekati atau malah menjauh dari kriteria-kriteria normatif yang telah
ditetapkan atau disepakati. ·

Ketiga, hubungan di antara ketentuan normatif dan kenyataan empiris dalam politik praktis,
tidak dapat diperlakukan sama dengan hubungan antara kenyataan empiris dan pegangan teoritis
dalam ilmu pengetahuan. Kalau suatu teori ilmiah ternyata tidak cocok dengan kenyataan empiris,
maka teori tersebut yang harus dipersalahkan dan bukannya kenyataan empirisnya. Dalam kehidupan
politik keadaannya lebih kompleks. Norma-norma politik pada dasarnya terdiri dari dua tingkat yaitu
norma-norma yang bersifat tetap dan kurang lebih mempunyai daya laku universal, dan norma-norma
yang terbentuk berdasarkan konsensus pada suatu masa. Kalau norma-norma universal (seperti
penghormatan pada hak asasi, berlakunya hukum positif, dan adanya otoritas dalam politik) itu
dilanggar dalam praktek politik, maka tidak ada cara lain daripada menyesuaikan kembali tingkah
laku politik dengan norma-norma tersebut. Sebaliknya, kalau norma-norma yang berdasarkan
konsensus nasional itu ternyata tidak bisa jalan dengan praktik politik, maka terbuka dua
kemungkinan. 1. Praktik politik harus dipaksakan atau disesuaikan dengan konsensus yang ada, atau
2. Konsensus itu sendiri sudah saatnya untuk diubah atau diperbaharui. Konsensus mengenai UUD 45
ternyata dapat diperbaharui dan karena itu dapat dilakukan amandemen terhadapnya.

1. Pengertian budaya politik

Pendapat beberapa ahli tentang budaya politik :


a. Rusadi Sumintapura, budaya politik merupakan pola tingkah laku individu dan orientasinya
terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik
b. Samuel Beer, budaya politik merupakan nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang
bagaimana pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh
pemerintah
c. Gabriel Almod dan Sidney Verba, budaya politik merupakan suatu sikap orientasi yang khas
warga negara terhadap sistem politik dan sikap warga negara terhadap peranannya dalam
sistem politik
d. Austin Ranney, budaya politik merupakan seperangkat pandangan-pandangan tentang politik
dan pemerintahan yang dipegang secara bersama, sebuah orientasi terhadap obyek-obyek
politik
e. Allan R. Ball, budaya politik merupakan susunan yang terdiri atas sikap, kepercayaan, emosi
dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik
f. Kay Lawson, budaya politik merupakan suatu perangkat yang meliputi seluruh nilai-nilai
politik yang terdapat di seluruh bangsa
Budaya politik merupakan perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh sekelompok
masyarakat, bangsa dan negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan politik kenegaraan

Menurut Gabriel Almod dan Sidey Verbal, membagi budaya politik menjadi 2 bagian yaitu ;
1. orientasi yang khas warga negara terhadap obyek politik
2. Sikap warga negara terhadap peranannya dalam sistem poltik

Obyek politik yang dijadikan sasaran dari orientasi warga negara meliputi 3 hal yaitu ;
1. Obyek politik umum atau sistem politik secara keseluruhan, yang meliputi ; sejarah bangsa,
asal mula negara, simbol negara, wilayah negara, kekuasaan negara, konstitusi negara,
lembaga-lembaga negara, pimpinan negara dan lai-lain dalam politik yang sifatnya umum.
2. Obyek politik umum, yang meliputi lembaga atau pranata politik, yang termasuk proses input
dalam sistem politik diantaranya : 1. Partai politik, 2. Kelompok kepetingan diantaranya ;
perkumpulan buruh dan tani, nelayan, pedagang, organisasi wanita, pemuda, pelajar,
mahasiswa, organisasi profesi, kelompok kepentingan tertentu seperti lembaga swadaya
masyarakat, forum kota, forum komunikasi lurah/kepala desa, wartawan (pers) dan
sebagainya. 3. Kelompok penekan (pressure group) merupakan organisasi abstrak yang tidak
resmi namun sangat menguasai keadaan sebagai elite power seperti ; kelompok kesukuan,
kelompok ras, kelompok golongan, kelompok agama dan kelompok berdasakan almamater.
3. Obyek politik out put, meliputi lembaga negara hasil pemilu (DPR, DPD, Presiden dan Wakil
Presiden) lembaga negara yang terbentuk setelah pemilu seperti MPR, MA, MK, KY dan
BPK.

2. Ciri-ciri dari budaya politik. :


1. Adanya kebiasaan berupa nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat politik
2. Adanya hubungan timbal balik vertikal (hubungan rakyat dengan penguasa)
3. Adanya hubungan horisontal antar lembaga politik dan lembaga negara
4. Adanya partisipasi rakyat dalam dunia politik
5. Adanya kesadaran politik
6. Adanya sosialisasi politik

3. Macam-macam budaya politik :


1. Budaya politik parokial (parochial political culture), pada tingkat budaya politik ini, tingkat
budaya politik masyarakat sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh faktor kognitif (rendahnya
tingkat pendidikan), masih ada pada kehidupan kesukuan
2. Budaya politik kaula (subject political culture), pada tingkat ini budaya politik masyarakat
sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya, tetapi masih bersifat pasif (menunggu
atau diam), masih ada pada kehidupan kerajaan
3. Budaya politik partisipan (participant political culture), pada tingkat ini budaya politik
masyarakatnya sudah sangat tinggi terhadap kesadaran politiknya sendiri, sudah menjadi
negara demokrasi

4. Faktor penyebab berkembangnya budaya politik yang ada di daerah di Indonesia : Faktor
penyebab berkembangnya budaya politik yang ada di daerah yaitu : 1. adanya faktor kaula gusti
(adanya hubungan antara rakyat dan penguasa dari tingkat desa sampai pusat), 2. adanya faktor
partisipan

Tugas Mandiri Terstruktur 1


Berilah jawaban singkat !
a. Kehidupan politik masyarakatnya sudah agak maju tetapi masih ada pada kehidupan kerajaan
termasuk budaya politik ..... .............................
b. Apabila terjadi pelanggaran norma terus menerus karena dianggap sudah ketinggalan jaman
terhadap konsesus atau yang bersifat tetap seperti UUD 1945 maka langkah yang dapat ditempuh
adalah ...........................
c. Perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh sekelompok masyarakat, bangsa dan negara yang
diyakini sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannpolitik kenegaraan disebut
dengan ..........................
d. Yang termasuk obyek politik input dalam sistem politik di luar partai politik adalah kelompok :
1. .........................................................., 2. .....................................
e. Lembaga negara seperti DPR, DPD dam Presiden dan Wakil Presiden merupakan lembaga hasil
pemilu merupakan obyek politik : ..........................
f. Perkumpulan buruh, tani, nelayan, pedagang, organisasi wanita, pemuda, teruna teruni, Subak,
merupakan obyek politik in put termasuk kelompok .....................
g. Budaya politik partisipan (participant political culture) melahirkan negara ..... ...............
h. Majenukan, matetulung, terdapat dalam budaya politik ...................................
i. Budaya politik daerah Irian atau Papua terkenal memiliki sifat ...........................
j. Obyek politik input yang dapat mengikuti perhelatan akbar dalam pembentukan obyek politik out
put melalui pemilihan umum adalah ...................

Uji Kompetensi
1. Deskripsikanlah pengertian budaya politik menurut Samuel Beer ? dan refleksikanlah dengan
kenyataan yang ada dalam kehidupan kenegaraan apabila norma-norma kenegaraan dalam budaya
politik yang berdasarkan konsensus nasional (seperti UUD 1945) tidak bisa jalan dengan praktik
politik apakah langkah yang harus dilakukan ?
2. Identifikasilah ciri-ciri dari budaya politik. Refleksikanlah dari ciri budaya politik yang ada, yang
manakah bersentuhan langsung dengan kampanye politik yang dilakukan para kontestan peserta
pemilu ?
3. Klasifikasikanlah macam-macam budaya politik yang anda ketahui ! Refleksikanlah diantara
macam budaya politik yang ada yang manakah yang berkembang di masyarakat saat sekarang ini
?
4. Jelaskanlah faktor penyebab berkembangnya budaya politik yang ada di daerah di Indonesia !

PERTEMUAN II
B. Tipe-tipe budaya politik
1. Macam-Macam Tipologi Budaya Politik

Walaupun sudah ada lembaga perwakilan rakyat maupun partai politik, rakyat tetap
bertanggung jawab untuk berperanserta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
hak untuk berpartisipasi dalam pemerintahan selalu dijamin oleh negara demokrasi. Jaminan itu
tercermin dalam ketentuan yang melindungi hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.
Macam-Macam tipe budaya politik dapat dibagi menjadi 2 diantaranya budaya politik konvensional
dan non budaya politik konvensional.

a. Budaya Politik Konvensional


Jaminan perlindungan terhadap rakyat untuk berdemokrasi di negara Indonesia dapat kita jumpai
dalam pasal 28 UUD 1945, rakyat bebas untuk mendirikan perserikatan atau organisasi legal,
termasuk partai politik. Di samping itu, rakyat bebas untuk melakukan berbagai pertemuan,
berkumpul secara damai untuk membahas berbagai persoalan bersama dalam kehidupan
bernegara. Dalam forum itu, rakyat tanpa merasa risih mengemukakan pendapat pribadi maupun
kelompoknya secara terbuka kepada pihak lain. Suasana itu akan menggugah warga negara dalam
melakukan partisipasi politik.
Cara yang umum digunakan untuk menyampaikan aspirasi politik secara konvensional
sebagai berikut :
1. memberikan suara dalam pemilu atau pilkada
2. terlibat dalam kegiatan kampanye
3. membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan
4. melakukan diskusi politik atau debat publik
5. menjalin komunikasi pribadi dengan pimpinan politik (elit politik) atau pejabat pemerintah

b. Budaya politik non konvensional


Dalam negara demokrasi, rakyat memang mempunyai hak memperotes segala sesuatu yang
dipandang merugikan kepentingan bersama. Cara-cara non konvensional biasanya digunakan
untuk mempengaruhi kehidupan politik dan kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan
kepentingan umum. Dan cara non konvensional ini baru dilakukan apabila cara yang
konvensional sudah tidak mendapatkan jalan keluarnya.
Ada beberapa cara yang ditempuh dalam budaya politik non konvensional diantaranya :
demonstrasi, mogok, boikot dan pembangkangan sipil

1. Demonstrasi

Demonstrasi, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok atau beberapa
kelompok, baik yang memiliki kepentingan yang sama maupun kepentingan saling bertentangan
dengan jalan memperotes tindakan atau kebijakan pemerintah atau pihak lain yang dianggap
merugikan kepentingan para demonstran atau masayarakat yang diwakili.
Demonstrasi biasanya berupa arak-arakan kendaraan, long march, atau pawai, diselingi teriakan
slogan-slogan atau yel-yel menuju sasaran yang hendak didemo atau tempat-tempat lain yang
dianggap strategis.
Ditempat tujuan para demonstran akan berorasi menyampaikan tujuan, pendapat, mempersoalkan
tindakan atau kebijakan pihak yang didemo; atau bisa juga sekedar berdiri atau duduk ditempat
sambil bernyanyi-nyanyi atau berdiam diri
Ciri Demonstrasi
1. Demonstrasi merupakan bentuk partisipasi langsung dari warga masyarakat. Kegiatan
partisipasi langsung semacam ini dapat meningkatkan keyakinan para pesertanya terhadap
tujuan bersama, karena mereka merasakan pengalaman emosional yang memuaskan. Bagi
para pemimpinnya (korlap), demonstrasi dapat meningkatkan kesatuan dan efektifitas
kelompok. Dengan demikian, demonstrasi sangat menguntungkan bagi mereka yang
melakukannya
2. Kadangkala demonstrasi memancing reaksi atau reaksi berlebihan dari kelompok yang
berlawanan atau polisi yang betugas menjaga Kamtibmas. Namun, reaksi berlebihan itu justru
menguntungkan kelompok demonstran karena dapat menimbulkan simpati dari pihak luar,
apalagi sampai ada jatuh korban jiwa. Pihak luar itu mungkin sama sekali tidak perduli
terhadap tujuan politik kelompok demonstran, tetapi mereka hanya tidak menyukai hal-hal
yang bersifat menekan, brutal dan sadisme yang berlebihan.
3. Kebanyakan demonstrasi dirancang untuk menarik perhatian banyak pihak terhadap persoalan
tertentu, dan pada umumnya upaya itu berhasil.

2. Mogok

Mogok, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara pasip atau berhenti melakukan kegiatan
atau aktivitas secara bersama-sama oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu, entah
politis atau non politis.
Bentuk mogok yang umum dilakukan biasanya mogok makan dan mogok kerja. Mogok kerja
biasanya dilakukan oleh para buruh. Di Indonesia, misalnya : kebanyakan pemogokan buruh
dilakukan untuk alasan-alasan non politis. Mereka ingin agar pengusaha memenuhi tuntutan
ekonomis, seperti kenaikkan upah atau gajih berdasarkan UMR (upah minimum regional), THR
(tunjangan hari raya), pembayaran uang lembur sesuai dengan aturan, jam kerja lebih manusiawi,
adanya jaminan kesehatan dan lainnya.
Dalam perkembangannya, mogok kerja memiliki tujuan-tujuan politik tertentu apalagi ada
pihak ketiga yang memiliki kepentingan tertentu yang ikut menungganginya, maka jadilah
kepentingan ekonomis berubah menjadi kepentingan politik. Seperti misalnya :
1. Di kebanyakan negara Eropah, pemogokan buruh kadang dilakukan untuk tujuan politik,
seperti menekan pemerintah agar menerima atau menolak kebijakan tertentu atau bahkan
menghapus bentuk pemerintahan tertentu
2. Di Indonesia, sering masalah mogok ini ditunggangi oleh elit-elit politik yang memiliki
kepentingan tertentu dan biasanya untuk menjatuhkan wibawa penguasa menjelang pemilihan
umum atau oleh yang menamakan dirinya sebagai kelompok oposisi terhadap pemerintah.

Bentuk mogok yang populer akhir-akhir ini adalah mogok makan. Kegiatan ini dilakukan oleh
kelompok tertentu dengan cara tidak makan berhari-hari. Kegiatan beresiko maut ini dilakukan
sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pihak tertentu. Seperti mahasiswa terhadap pengelola
akademisi, atau para buruh terhadap manajemen perusahaan, dan tidak sedikit juga terjadi
terhadap pemerintah karena kebijakannya dianggap sangat merugikan orang banyak.
Mogok makan sebenarnya merupakan kebalikan dari bentuk demonstrasi. Tujuan mogok makan,
untuk mengundang berbagai kalangan agar bersimpati. Kalangan tersebut diharapkan akan
mendesak pihak yang diprotes agar meluluskan keinginan pemogok makan

3. Boikot

Boikot, merupakan bentuk penolakan terbuka oleh sekelompok warga masyarakat terhadap
tindakan, kebijakan, atau produk tertentu untuk bernegosiasi dengan kelompok lain atau badan
pemerintah guna memenuhi kepentingan ekonomi atau politik tertentu
Peristiwa bersejarah mengenai pemboikotan pernah terjadi secara masal di Montgomery,
Alabama, Amerika Serikat sekitar tahun 1955, kala itu Ny. Rosa Parks (warga negara berkulit
hitam) menolak memberikan kursinya kepada lelaki kulit putih. Tindakan itu ia lakukan dalam
rangka protes terhadap aturan lokal yang menetapkan pemisahan tempat duduk di kendaraan
umum antara warga kulit putih dengan warga kulit hitam. Penolakan itu menyulut boikot massal
oleh warga kulit hitam. Pelopornya tokoh legendaris Marthin Luther King Jr. dan ahirnya
peraturan tentang sistem pemisahan itu dicabut.
Tindakan boikot juga pernah muncul di Indonesia, meskipun belum mencapai skala massal,
masalahnya pemerintah Amerika Serikat terlalu jauh mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
Mengenai masalah tuduhan Amerika Serikat dimana Indonesia sebagai sarang terorisme.
Ternyata ahirnya tuduhan tersebut terbukti dengan serentetan bom yang terjadi di Bali dan di
beberapa daerah di Indonesia dan setelah itu ternyata pelakunya juga banyak yang terkangkap
adalah warga negara Indonesia sendiri.

4. Pembangkangan Sipil

Pembangkangan sipil, merupakan perlawanan warga masyarakat tanpa kekerasan terhadap


kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan.
Pembangkangan sipil tanpa kekerasan dapat dilakukan antara lain dengan jalan tidak
membayar pajak, menutup jalan raya, atau menduduki gedung pemerintah. cara perotes ini
dipelopori oleh Mahatma Gandhi ketika memperjuangkan kemerdekaan bangsa India, dengan
jalan Dharma, dimana warga masyarakat duduk-duduk di jalan raya, di beranda perkantoran, di
landasan pacu penerbangan. Jika pihak pemerintah kolonial Inggris yang menjajah India
melakukan kekerasan maka penduduk India tidak boleh melawan. Cara ini bukan saja untuk
menarik perhatian pihak luar tetapi juga untuk merubah cara pandang penjajah Inggris terhadap
bangsa India, dan ajaran Mahatma Gandhi yang sangat terkenal adalah Swadesi. Cara protes ini
juga dikembangkan oleh Martin Luther King Jr. ketika memperjuangkan hak azasi manusia di
Amerika Serikat.
Pembangkangan sipil dilakukan jika upaya negosiasi, musyawarah dan tindakan damai
lainnya menemui jalan buntu. Para pembangkang akan menggunakan berbagai cara (tanpa
kekerasan) untuk menciptakan suasana tidak nyaman bagi lawan politik atau pemerintah.
Cara pembangkangan sipil yang biasa ditempuh antara lain boikot ekonomi dan bersikap
tidak mau bekerja sama

Tugas Mandiri Terstruktur 2

Berilah jawaban singkat !


a. Jaminan berdemokrasi yang dapat kita jumpai dalam UUD 1945 dalam bentuk organisasi politik
terdapat dalam pasal .......................................
b. Sebagai seorang siswa yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu sudah dapat menyalurkan
aspirasi politiknya, ini termasuk macam tipologi budaya politik : ...........................................
c. Dalam pemilihan pengurus OSIS atau Pengurus kelas sering didahului dengan perkenalan para
calon lewan promosi diri dan program (kampanye) dalam tipologi budaya politik hal
mencerminkan macam budaya politik ..........................
d. Kalau sudah mencapai usia 17 tahun atau sebelumnya sudah menikah setiap warga negara
diwajibkan untuk ikut serta dalam pemilu dan memberikan suara sesuai dengan azas luberjurdil
ini merupakan macam tipologi budaya politik ............................
e. Pemerintah dapat menjalankan pemerintahannya secara tetap, teratur tanpa menimbulkan
kekacauan politik ini termasuk stabilitas dalam bidang .............................
f. Segi positif adanya demonstrasi, mogok dan pembangkangan sipil dilakukan warga masyarakat
terhadap pejabat yang korup agar pejabat tersebut secara moral adalah : ............................
g. Aksi jarit mulut, para sopir tidak mau mengangkut penumpang, rakayt tidak mau membayar
pajak, ini merupakan macam tipologi budaya politik .........................
h. Perlawanan warga masyarakat tanpa kekerasan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai
merugikan dalam tipologi budaya politik disebut dengan ..................
j. Yang harus mendapat perhatian dalam perkembangan politik yang terjadi sekarang di Indonesia
sebagai dampak perkembangan politik ada 3 yaitu : 1. ..............................., 2. ..............................,
3. .............................
j. Yang merupakan kebijakan umum yang dikeluarkan oleh lembaga negara di dalam mengatur
kegidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam bentuk peraturan perundangan adalah
...............................

Uji Kompetensi

1. Indentifikasikanlah 2 macam tipe budaya politik yang berkembang di masyarakat


2. Indentifikasi tipe-tipe budaya politik baik yang konvensional maupun yang non konvensional
yang berkembang di masyarakat ! dan refleksikanlah dengan diri anda yang manakah paling tepat
untuk ditiru ?
3. Analisislah dari perkembangan 4 tipe budaya politik non konvensional yang manakah
perkembangan sistem politiknya mengarah ke anarkhis?

PERTEMUAN III

C. Sosialisasi budaya politik

1. Makna Sosialisasi Politik


Sosialisasi politik, merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakat
Sosialisasi politik, merupakan suatu istilah yang gunakan untuk menggambarkan proses dengan
jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik.
Studi atau kajian tentang sosialisasi politik sudah menjadi bidang yang sangat menarik untuk
dibicarakan.
Ada dua alasan yang melatarbelakangi sosialisasi politik menjadi kajian yang menarik dalam
kehidupan kenegaraan :
1. Sosialisasi politik dapat berfungsi untuk memelihara agar suatu sistem berjalan dengan baik
dan positif sehingga budaya politik dapat berkembang dengan baik
2. Sosialisasi politik ingin menunjukkan relevansinya dengan sistem politik dan data mengenai
orientasi anak-anak terhadap kultur politik orang dewasa dan pelaksanaannya dimasa
mendatang mengenai sistem politik

2. Mekanisme Sosialisasi Budaya Politik


Dalam rangka untuk menyukseskan adanya sosialisasi budaya politik bagi seluruh warga
masyarakat, maka mekanisme yang ditempuh dapat melalui tiga pilar sosialisasi budaya politik : pilar
In Formal (keluarga), pilar Non Formal (Masyarakat) dan pilar Formal (Pendidikan, Lembaga negara
dan Lembaga politik).

1. Pilar In Formal, sosialisasi budaya politik dapat melalui jalur keluarga.

Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik yang paling effisien dan effektif dapat melalui
keluarga. Dalam keluarga, orang tua dan anak sering melakukan obrolan ringan tetang segala hal
yang menyangkut politik, sehingga tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai
politik yang dapat diserap oleh anak

2. Pilar Non Formal, sosialisasi budaya politik dapat melalui jalur masyarakat.

Wadah penanaman (sosialisasi) nilai-nilai politik dapat dilakukan melalui media massa.
Media massa, merupakan suatu sarana komunikasi massa yang berfungsi menyampaikan gagasan
dan kejadian berupa tayangan, tulisan, lisan kepada khalayak ramai dalam waktu yang singkat
dan cepat
Agar dapat menikmati hak-hak kebebasannya di bidang politik, warga negara memerlukan
kesempatan memperoleh berita-berita yang benar dan jujur. Di sinilah media massa memegang
peranan penting. Media massa dapat berupa media cetak, dan elektronika.
Dalam negara demokrasi, media massa sangat diperlukan untuk mewujudkan jaminan atas
kebebasan menyatakan pendapat (freedom of expression). Kebebasan pers, merupakan kebebasan
untuk menghimpun dan menyebarluaskan berita, pandangan dan buah pikiran kepada siapapun
yang bersedia menerimanya

Peran Media Massa


Sebagai sara komunikasi massa (sarana menyampaikan pesan dari pemerintah kepada rakyat atau
sebaliknya dari rakyat kepada pemerintah), maka media massa dapat berperan sebagai berikut :
1. Sebagai penyalur informasi atau berita secara obyektif.
Masyarakat memerlukan berita yang benar sesuai dengan fakta yang ada. Hal ini dapat
disediakan oleh pers
2. Sebagai alat kontrol atau pengawasan sosial rakyat terhadap para penyelenggara negara.
Melalui pers, rakyat dapat menyampaikan kritik dan penilaian mereka terhadap kinerja
pemerintah yang dirasa menyimpang dari harapan rakyat. Melalui pers, rakyat menjaga
pemerintah agar selalu bertindak sesuai dengan aturan dan norma yang ada.
3. Sebagai sarana pembentuk pendapat umum (opini publik)
Pendapat umum yang mencerminkan aspirasi rakyat merupakan masukan bagi pemerintah
dalam menentukan kebijakan umum
4. Sebagai pelapor pertanggungjawaban (akuntabilitas) pemerintah.
Pers selalu memantau pelaksanaan fungsi-fungsi lembaga negara (Legeslatif, Ekskutif, dan
Yudikatif) dan melaporkan hasilnya ke masyarakat
5. Sebagai penengarai awal (ealy warming system).
Media massa dapat memberikan peringatan-peringatan dini yang amat diperlukan untuk
menggugah kewaspadaan pemerintah dan masyarakat terhadap peristiwa atau gejala yang
mungkin terjadi dan akan mempengaruhi keselamatan Negara

3. Pilar Formal, sosialisasi budaya politik dapat melalui jalur pendidikan

Sosialisasi budaya politik melalui jalur resmi dapat berupa pendidikan politik yang dilakukan oleh
lembaga pemerintahan (lembaga pendidikan, lembaga negara, lembaga politik)
Pendidikan Politik, merupakan usaha mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
politik warga negara agar memiliki tanggung jawab terhadap bangsa dan negara
Dalam negara demokrasi, tidak setiap warga negara otomatis mampu menunaikan peran
pentingnya dalam hidup bernegara. Itulah sebabnya, rakyat memerlukan pendidikan politik atau
pendidikan kewarga negaraan (PKn), warga negara dapat memahami dan melaksanakan hak dan
kewajibannya dalam kehidupan bernegara
Di Sekolah atau di Perguruan Tinggi, melalui pelajaran Civics Education (Pendidikan Kewarga
negaraan), dimana siswa dan gurunya atau mahasiswa dengan dosennya dapat saling bertukar
informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai
politik teoritis dan praktis. Dengan demikian, siswa akan memperoleh pengetahuan awal dalam
kehidupan berpolitik secara dini serta nilai-nilai politik yang benar dari sudut pandang akademis.

3. Pengertian, Fungsi dan Peran Partai Politik

A. Pengertian Partai Politik Menurut Para Ahli


Adapun pengertian partai politik menurut para ahli:
Carl J. Friedrich
Menurut, Frieddrich, Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasan pemerintah bagi pemimpin partainya, dan
berdasarkan penguasaan tersebut memberikan anggota partainya kemanfaatan yang bersifat ideal
maupun materil.

R.H. Soltou
Menurut R.H. Soltou, Partai Politik adalah kelompok warga negara yang sedikit banyaknya
terorganisir, yang bertindak sebagai satu kesatuan politik dengan memanfaatkan kekuasan memilih
serta bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan kebijakan umum mereka.

Sigmund Neumann
Neumann berpendapat bahwa partai politik adalah organisasi yang dibentuk oleh para aktivis politik
yang berusaha menguasai kekuasan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan
melawan golongan lain yang tidak sepaham.

Miriam Budiardjo
Menurut Miriam Budiardjo, Partai Politik adalah sebuah kelompok yang terorganisir yang anggotanya
memiliki orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik
dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional guna melaksanakan kebijakan-
kebijakan mereka.

UU No. 31 Tahun 2002


Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk warga negara Republik Indonesia secara
sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita, untuk dapat memperjuangkan kepentingan
anggota, kepentingan masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan umum.

UU No. 2 Tahun 2008


partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara
Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945

B. Fungsi Partai Politik

Menurut Sigmund Neumann,mengemukakan fungsi partai politik dinegara demokrasi dan dinegara
komunis sebagai berikut:
1. Fungsi partai politik dinegara demokrasi: untuk mengatur keinginan dan aspirasi golongan-
golongan di dalam masyarakat.
2. Fungsi partai politik dinegara komunis: untuk mengendalikan semua aspek kehidupan secara
monolitik dan rakyat dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan cara hidup yang sejalan dengan
kepentingan partai.

Fungsi utama partai politik,merupakan suatu usaha untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan
dalam rangka mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.

Fungsi tambahan dari partai politik: sosialisasi politik,rekrutmen politik,partisipasi


politik,memadukan kepentingan,komunikasi politik,pengendalian konflik,dan kontrol politik.

Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik, merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakat. Proses sosialisasi politik berlangsung seumur hidup dan terjadi baik secara
sengaja(melalui jalur informal,formal,dan non formal),maupun melalui suatu proses tidak sengaja
dalam pengalaman sehari-hari dalam pergaulan keluarga besar,teman-teman, tetangga,kehidupan
suka duka,sekeha teruna teruni,maupun dalam kehidupan nyata lainnya.
Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik, merupakan proses menyeleksi anggota atau pejabat teras partai,ataupun wakil-
wakil partai yang akan duduk dalam pemerintahan dan lembaga perwakilan rakyat.
Partisipasi Politik
Partisipasi Politik,merupakan kegiatan warga Negara biasa untuk mempengaruhi proses
pembuatan atau pelaksanaan kebijakan umum serta ikut menentukan pemimpin pemerintahan.
Partai politik memberi kesempatan, mendorong dan mengajak warga Negara untuk menyalurkan
partisipasi politik mereka melalui partai yang bersangkutan.
Pemanduan Kepentingan
Pemanduan Kepentingan,merupakan kegiatan menampung,menganalisis dan mengkombinasikan
berbagai kepentingan yang berbeda atau bahkan bertentangan di masyarakat menjadi sebuah
alternatif kebijakan,lalu memperjuangkan ke dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
umum.
Komunikasi Politik
Komunikasi Politik,merupakan proses penyampaian informasi politik dari masyarakat kepada
pemerintah, dan sebaliknya. Partai politik berfungsi sebagai komunikator ,yaitu pihak yang
menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat,dan juga
menyampaikan aspirasi dan kepentingan masyarakat kepada pemerintah. Disamping partai politik
ada juga lembaga lainnya seperti: pers/media massa ,LSM,tokoh masyarakat, para akademisi
sebagai komunikator politik.
Pengendali Konflik
Pengendali konflik, merupakan proses pengelola konflik agar tidak berkembang kea rah yang
menghancurkan diri sendiri(self destructive). Partai politik berfungsi mengendalikan konflik
dengan cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkomplik selanjutnya membawa permasalahan
ke lembaga perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaiannya dalam bentuk keputusan
politik.
Kontrol Politik
Kontrol politik,merupakan kegiatan menunjukan kesalahan,kelemahan dan penyimpanan
kebijakan pemerintahan,baik isi ataupun pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan fungsi kontrol ,
partai politik menggunakan ideologi yang dianutnya sebagai tolak ukur penilaian terhadap kinerja
pemerintah.

C.Peranan Partai Politik

Partai politik memiliki peranan sebagai berikut:


1. Mengawasi jalannya pemerintahan
2. Menguji kebijakan pemerintah dengan memperhatikan titik-titik kelemahannya
3. Mengajukan alternative-alternatif kebijakan
4. Mendidik kader yang belum terikat oleh kepentingan pemerintahan.

Tugas Mandiri Terstruktur 3


Berilah jawaban singkat !
a. Penyebaran informasi melalui pementasan wayang kulit, bondres, sandiwara, sinetron merupakan
sosialisasi budaya politik melalui filar ........................
b. Kegiatan untuk mempopulerkan gagasan dan calon peserta pemilu dapat dalam sosialisasi budaya
politik disebut dengan ...................
c. Pembahasan secara terbuka suatu masalah menyangkut kepentingan bersama oleh pihak-pihak
yang saling berbeda pendapat dalam sosialisasi budaya politik disebut dengan ..................
d. Untuk mengatur keinginan dan aspirasi golongan-golongan di masyarakat merupakan fungsi
partai politik yang ada di negara ........................
e. Kegiatan menunjukkan kesalahan, penyimpangan dan kelemahan lawan politik dalam
pemerintahan baik kebijakan atau isi dan pelaksanaannya merupakan fungsi partai politik dalam
melakukan ............
f. Pembelajaran politik melalui pemilihan pengurus kelas dan pengurus OSIS merupakan
mekanisme sosialisasi budaya politik melalui pilar .........................................................
g. Kalau kampanye menjelang pemilu yang dilakukan oleh partai politik melalui pemasangan
spanduk, baliho, bendera partai ini termasuk sosialisasi budaya politik melalui filar .............
h. Membaca surat khabar, menonton Tv yang berisi berita politik atau kenegaraan termasuk
mekanisme sosialisasi budaya politik melalui pilar ..........................................
i. Usaha mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan politik warga negara agar memiliki
tanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya, merupakan filar sosialisasi politik dalam bidang
:.....................................
j. Mengendalikan semua aspek kehidupan secara monolitik dan rakyat dipaksa untuk menyesuaikan
diri dengan cara hidup yang sejalan dengan kepentingan partai ini merupakan fungsi dari partai
politik yang ada di negara yang manganut ideologi ............................... .

Uji Kompetensi
1. Deskripsikanlah makna sosialisasi kesadaran politik !
2. Uraikan 3 pilar mekanisme sosialisasi perkembangan budaya politik dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara ! dan refleksikanlah dengan diri anda yang sedang mengikuti kegiatan
pembelajaran PKn termasuk pilar yang mana ?
3. Identifikasilah fungsi utama dari partai politik dalam sosialisasi budaya politik !
4. Identifikasilah peranan partai politik dalam sosialisasi budaya politik !

D. Budaya Politik Partisipan

1. Pengertian budaya politik partisipan (partisipasi politik )


Istilah partisipasi politik mengacu kepada semua kegiatan orang dari semua tingkat system politik.
Misalnya pemilih (pemberi suara) berpartisipasi dalam meberikan suaranya dalam pemilihan umum.

Pendapat para ahli tentang pengertian partisipasi politik :


Ramalan Subakti, mengemukakan partisipasi politik, merupakan kegiatan warga Negara biasa untuk
mempengaruhi proses pembuatan atau pelaksanaan kebijakan umum serta ikut menentukan
pemimpin pemerintahan.
Hutington, mengemukakan partisipasi politik, ,merupakan kegiatan warga Negara pribadi (private
citizen) yang bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah.
Prof. Miriam Budiardjo, dalam dasar-dasar ilmu politik. Menyebutkan : partisipasi politik, merupakan
kegiatan seseorang dalam partai politik.
Herbert Mc. Closky, dalam International Encyclopedia of the Social Science. Menyebutkan :
Partisipasi politik, kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui nama mereka
mengambil bagiam dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung terlibat dalam proses
pembentukan kebijakan umum.
Norman H. Nie dan Sidney Verba , dalam Handbook of Political Science. Menyebutkan : Partisipasi
politik merupakan kegiatan pribadi warga Negara yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk
mempengaruhi seleksi penjabat-penjabat Negara dan atau tindakan-tindakan yang mereka ambil.

2. Bentuk-bentuk partisipasi politik


Berbagai bentuk partisipasi politik dapat kita lihat dari berbagai kegitan Negara yang mencakup hal-
hal berikut :
1. Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi masyarakat sebagai bagian dari
kegiatan social, sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut menentukan kebijakan
Negara.
2. Lahirnya lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai control social maupun pemberi input
terhadap kebijakan Negara .
3. Pelaksanann pemilu yang memberi kesempatan kepada warga Negara untuk dipilih maupun
memilih, misalnya : berkampanye, menjadi pemilih aktif, menjadi anggota lembaga perwakilan ra
kyat, menjadi anggota parpol (dengan memiliki kartu anggota parpol), menjadi pengurus partai
dan sebagainya.
4. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada system input dan output
kepada pemerintah, misalnya : melalui unjuk rasa, petisi, protes, demonstrasi, mogok, konfrontasi
dan sebagainya.

Patut dimengerti bahwa partisipasi politik tidak hanya berarti berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan pemilu. Menyampaikan sebuah keberatan terhadap rancangan kebijakan sebenarnya juga
merupakan partisipasi politik. Begitu pula partisipasi polotik tidak hanya dapat dilakukan melalui
partai politik, bahkan kelompok kepentingan yang resmi tampak seperti perkumpulan buruh, tani,
nelayan, pedagang, organisasi pemuda , wanita, pelajar, militer, lembaga swadaya masyarakat dan
lain-lainnya. Tetapi ada pula organisasi abstrak yang tidak resmi namun sangat menguasai keadaan
sebagai elite power yang disebut dengan grup penekan (pressure group) seperti kelompok suku,
agama, ras, antar golongan serta kelompol almanmater, organisasi profesi dapat memainkan peran
untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Karena itu, bentuk partisipasi politik dapat kita temukan
dalam beragam kegiatan dan melalui berbagai wahana.

Namun demikian, tidak semua orang berpartisipasi dalam kegiatan politik. Ada anggota masyarakat
yang enggan berhubungan dengan kegiatan politik, dia menarik diri atau tidak terlibat sama sekali
dengan kegiatan politik. Keengganan tersebut dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam factor seperti
: kekecewaan terhadap system politik, ketidaktahuan informasi, tiadanya pilihan politik yang sesuai
dengan keinginannya, kadang kala praktik politik kotor seperti : kekerasan pisik, korupsi, kolusi,
nepotisme, terlalu banyak janji, penyalah gunaan kekuasaan akan menimbulkan sikap antipasti warga
masyarakat terhadap parpol tersebut (sikap anti politik).

Bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi di berbagai Negara, dapat dibedakan menjadi kegiatan
politik dalam bentuk konvensional dan non konvensional.
Menurut Gabriel Almond mengemukakan bentuk-bentuk partisipasi politik meliputi :
1. Konvensional, terdiri dari :
• Pemberian suara (voting)
• Diskusi kelompok
• Debat public
• Kegiatan kampanye
• Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan
• Komunikasi individual dengan penjabat polotik atau administrasi

2. Non konvensional, terdiri dari :


• Berdemonstrasi
• Konfrontasi
• Mogok
• Tindak kekerasan politik terhadap harta benda, perusakan, pembakaran
• Tindak kekerasan politik terhadap manusia, penculikan, pembunuhan
• Perang gerilya atau revolusi, terror, fitnah

3. Sebab - Sebab Timbulnya Gerakan Partisipan Politik

Menurut Myron weiner , sedikitnya ada lima hal yang dapat menyebabkan timbulnya gerakan ke arah
partisipasi politik yang lebih luas dalam proses politik .
1. Modernisasi
Sejalan dengan berkembangnya indrutrialisasi , perbaikan pendidikan dan media komunikasi
massa , maka pada sebagian penduduk yang merasakan terjadinya perubahan nasib akan
menuntut untuk berperan dalam kekuasaan politik .
2. Perubahan – perubahan struktur kelas sosial
Salah satu dampak modernisasi , dimana munculnya kelas pekerja baru dan kelas menengah yang
semakin meluas, sehingga mereka merasa berkepentingan untuk berpartisipasi secara politik
dalam pembuatan keputusan politik .
3. Pengaruh Kaum intlektual dan komunikasi massa modern
Kaumn intlektual (Sarjana, pengarang, wartawan )melalui ide-idenya kepada masyarakat umum
dapat membangkitkan tuntutan akan berpatisipasi massa dalam pembuatan keputusan politik
.Demikian juga perkembangannya sarana transportasi dan komunikasi modern mampu
mempercepat penyebaran ide – ide baru .
4. Konflik diantara kelompok – kelompok pemimpin politik
Para pemimpin politik berkompetisi memperebutkan kekuasaan. Sesungguhanya apa yang mereka
lakukan adalah dalam rangka mencari dukungan rakyat . Berbagai upaya yang mereka lakukan
untuk memperjuangkan ide – ide partisipasi massa dapat meimbulkan gesekan – gesekan yang
mengarah kepada konflik.
5. Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam urusan sosial , ekonomi dan kebudayaan perluasan
kegiatan pemerintah dalam dalam berbagai bidang membawa konsekuensi adanya tindakan –
tindakan yang semakin menyusup ke segala segi kehidupan rakyat. Ruang lingkup aktivitas atau
tindakan pemerintah yang semakin luas mendorong timbulnya tuntutan – tuntutan yang
terorganisir ikut serta dalam pembuatan keputusan politik.

4.Faktor – Faktor Pendukung Partisipasi Politik.


Secara garis besarnya terdapat 4 faktor pendukung partisipasi poltik diantaranya : pendidikan politik ,
kesadaran politik, budaya politik, sosialisasi politik .

1). Pendidikan Politik.


Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk mewujudkan atau setidak – tidaknya
menyiapkan kader- kader yang dapat diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat luas.dalam
arti yang benar – benar memahami semangat yang terkandung dalam perjuangan sebagai kader
bangsa .

Menurut Ramdlon naming, pendidikan politik merupakan usaha untuk memasyarakatkan politik,
dalam arti :
1. Menceradskan kehidupan pilitik
2. Meningkatkan kesadaran setaip warga Negara dalam kehidupan baerbangsa dan bernegara
3. Meningkatkan , kepekaan dan kesadaran rakyat terahadap hak , kewajiban dan tanggung
jawabnya terhadap bangsa dan Negara .

Menurut Alfan , Pendidikan politik merupakan usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi
politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati nilai – nilai yang terkandung dalam
suatu system politik yang ideal untuk dibangun yang selanjutnya akan melahirkan budaya politik.

Melalui pendidikan politik, kader – kader anggota partai politik tersebut diharapkan akan memperoleh
manfaat atau kegunaan , sebagai berikut :
1. Dapat memperluas pemahaman , penghayatan , dan wawasan tehadap masalah – masalah atau isu
– isu yang bersifat politis
2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai dengan
peraturan perudang – undangan yang berlaku
3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya
terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan .

Agar pendidikan politik dapat berjalan dengan baik , maka kuncinya dengan menanamkan disiplin
yang benar pada anak di dalam keluarga (hormat dan patuh pada orng tua) , di sekolah (aturan tata
tertib sekolah )dan di masyarakat ( mentaati aturan hukum , seperti : pearutan lalu lintas )

2). Kesadaran Politik.


Kesadarn politik rakyat tidak hanya dapat diukur dari tingkat partisipasinya pada pemilu (
memberikan suara dibilik suara atau ikut meramaikan kampanye pemilu ) . melainkan juga
sejauhmana mereka aktif mengawasi atau mengoreksi kebijkan atau prilaku pememrintah di
dalam mengambil kebijakan dan mengambil kebijakan tersebut , inilah yang lasim disebut
gerakan ekstraparlemeneter (gerakan turun kejalaan)
Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama . hal sangat tergantung pada latar belakang
pendidikannya .kaum elite dan kelompok menengah Nampak relative lenbih baik ,sedangkan
kelompok masyarakat yang tinggi pendidikannya lebih rendah memerlukan pembinaan yang intesnif

Menurut Dsr.M.Taupan, kesadaran politik merupakan suatu proses batin yang menampakkan
keinsafan dari setiap warga Negara akan urgen siurusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.

Yang tidak diharapkan dalam partisipasi politik adanya apatisme (sikapapatis).Seseorang dikatakan
apatis dalam bidang politik,jika mereka tidak mau ikut serta dalam berbagai kegiatan politik
kenegaraan.Seperti, dalam pemilu mereka:
1. Golput (tidakikutmemberikansuaradengantidakdatangketempatpemungutansuara (TPS)
2. Datangketempatpemungutansuaratetapitidakmemberikanpemilihanapapun
3. Dating ketempatpemungutansuaratetapigambar yang adadalamkartudipilihsemuannya

Ada beberapaalasan yang menyebabkananggotamasyarakatapatisdalampartisipasipolitikdiantaranya:


1. Penyelenggaraan pemerintah setiap pemenang pemilu hanya mengumbar janji selama pemilu
namun tidak terbukti dalam pelaksanaannya
2. Setiap masa kampanye selalu diwarnai politikarogansi,kekerasan dan berdarah
3. Money politik (seranganfajar) selalu mewarnai pelaksanaan pemilu sehingga kemenangannya
tidak murni, namu seperti taruhan pada judi
4. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah
5. Tingkat pendidikan tapi masih adanya rasa kecewa terhadap kontestan yang diusung partai politk

Bila dihubungkan dengan hak dan kewajiban politik sebagai warga Negara, partisipasi politik
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawabnya.Secara teknik
soperasional, partisipasi politik anggota masyarakat meliputi bidang poleksosbudhamkam.

Bidang politik,partisipasi politik yang dapat dilakukan:


1. Ikut memilih dalam pemilu
2. Menjadi anggota aktif partai politik (memiliki kartu anggota), menjadi anggota kelompok
penekan (presure group), menjadi anggota kelompok kepentingan yang lainnya.
3. Menduduki jabatan politik dalam pemerintah ( semua jabatan yang diperoleh melalui pemilu),
seperti: MPR,DPD,DPR,DPRD I,DPRD II,presiden dan wakil presiden,gubenur dan
wakil,bupati/wali kota dan wakil
4. Ikut berkampanye
5. Ikut ekstra parlementer (turun kejalan) dan lain sebagainya

Bidang ekonomipartisipasi politik yang dapat dilakukan:


1. Menciptakan sector-sektor ekonomi produktif baik dalam bentuk barang, seperti: baju
kaos,jaket,bendera,baliho,gambar atau foto yang bergambar partai politik atau kontestan yang
diusung parpol dalam pemilu
2. Menjual barang atau produksi yang berhubungan dengan parpol serta pemilu

Bidang sosial budaya, partisipasi politik yang dapat dilakukan:


1. Masyarakat selalu menciptakan suasana kondusif (aman) sebelum dan sesudah pemilu
2. Tidak mudah terprovokasi oleh mereka yang tidak bertanggugjawab
3. Memberikan penilaian yang positif terhadap parpol atau kontestan peserta pemilu
4. Menjadi contoh yang tauladan dilingkungan keluarga,masyarakat sekitar dan bahkan
dilingkungan sekolah atau kerja

Bidang hankam, partisipasi politik yang dapat dilakukan:


1. Senantiasa memelihara ketertiban, keamanan wilayah atau lingkungan tempat tinggalnya
2. Menjaga kesatuan dan persatuan serta keutuhan bangsa dan Negara Indonesia.
3. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan

Budaya politik
Budaya politik merupakan perwujudan nilai-nilai politik yang dianut oleh sekelompok
masyarakat,bangsa dan Negara yang diyakini sebagai pedoman dalam melaksanankan kegiatan-
kegiatan politik kenegaraan.

Sosialisasi politik
Usaha untuk memasyarakatakan partisipasi politik kepada seluruh warga masyarakat agar memiliki
kesadaran politik yang tinggi terutama akan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pendalaman Materi (Tray Out)

Pilihlah satu jawaban yang benar dari pertanyaan berikut ini.

1. Kita mengenal adanya 2 tipe (tipologi) budaya politik satu diantaranya adalah ….
A. tradisional
B. konvensional
C. kontroversial
D. sektoral
E. parsial
2. Rakyat bebas untuk mendirikan organisasi politik atau organisasi legal lainnya, untuk berkumpul,
berserikat begitu pula bebas mengemukakan pendapat baik lisan dan tulisan serta berdebat
masalah kenegaraan di forum resmi, ini merupakan cerminan dari adanya ….
A. kehidupan yang demokratis
B. kehidupan terorganisir
C. kehidupan yang anarkis
D. kehidupan bebas tak terbatas
E. kehidupan yang penuh aturan
3. Dalam tipologi budaya politik konvensional kita mengenal cara umum yang digunakan untuk
menyampaikan aspirasi politik seperti berikut, kecuali ….
A. memberikan suara dalam pemilu atau pilkada
B. ikut dalam kampanye pemilu
C. melakukan teror terhadap lawan politik menjelang pemilu
D. bergabung dalam kelompok kepentingan
E. melakukan diskusi atau debat politik
4. Di negara yang menganut paham demokrasi masalah debat politik sudah sangat sering dilakukan,
adapun hal-hal yang mendapatkan perhatian dalam debat publik seperti di bawah ini, kecuali ….
A. ngotot untuk mempertahankan pendapat
B. tidak melebar dan kabur
C. memiliki maksud sama untuk memajukan kebaikan bersama
D. semua pihak sepakat menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan itikad baik
E. semua menjunjung tinggi etika politik
5. Kita mengenal adanya 2 tipe (tipologi) budaya politik satu diantaranya adalah ….
A. tradisional
B. non konvensional
C. kontroversial
D. sektoral
E. parsial
6. Di bawah ini yang merupakan satu perwujudan tipe budaya politik yang legal tetapi sering
membawa malapetaka dan kehancuran adalah
A. mogok
B. boikot
C. pembangkangan sipil
D. kampanye menggunakan mobil dan sepeda motor
E. demonstrasi
7. Dalam tipologi budaya politik non konvensional kita mengenal cara umum yang digunakan untuk
menyampaikan aspirasi politik seperti berikut, kecuali ….
A. mogok
B. boikot
C. pembangkangan sipil
D. mabuk-mabukan
E. demonstrasi
8. Di bawah ini yang paling besar membawa maut berupa kematian bagi pelaku tipe budaya politik
non konvensional adalah ….
A. mogok
B. boikot
C. pembangkangan sipil
D. mabuk-mabukan
E. perkelahian massal
9. Dalam perkembangan budaya politik dewasa ini yang sering terjadi setiap menjelang pemilu atau
pilkada adanye money politic (serangan pajar) yang selanjutnya akan membawa dampak ….
A. kepercayaan rakyat akan meningkat
B. rakyat merasa senang setiap ada pemilu karena adanya rejeki tidak terduga
C. peredaran uang di daerah akan semakin banyak
D. banyak yang menggunakan kesempatan ini untuk mencari untung
E. pemenang pemilu atau pilkada tidak berdasarkan aspirasi murni dari rakyat
10. Dampak yang kemungkinan bisa timbul dari adanya perkembangan budaya politik yang
menciptakan stabilitas politik dalam pemerintahan adalah ….
A. pemerintahan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya secara baik
B. pemilu dapat terlaksana setiap lima tahun sekali
C. pemerintah bebas mengangkat dan memberhentikan kabinet selama masa jabatannya
D. Dewan selalu menerima usulan pemerintah tanpa perdebatan
E. demonstrasi sudah tidak diperlukan lagi
11. Susunan yang terdiri atas sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan
dengan sistem politik dan isu-isu politik merupakan pengertian budaya politik yang dikemukakan
oleh ….
A. Rusadi Sumintapura
B. Gabriel Almod dan Sedney Verba
C. Austin Ranney
D. Allan R. Ball
E. Kay Lawson
12. Pengertian budaya politik yang dikemukakan oleh Rusadi Sumintapura seperti di bawah ini ….
A. pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh
para anggota suatu sistem politik
B. nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaimana pemerintahan seharusnya
dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah
C. suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan sikap warga negara
terhadap peranannya dalam sistem politik
D. merupakan seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang
dipegang secara bersama, sebuah orientasi terhadap obyek-obyek politik
E. suatu perangkat yang meliputi seluruh nilai-nilai politik yang terdapat di seluruh bangsa
13. Menurut Gabriel Almod dan Sidney Verba, budaya politik diantaranya merupakan sebuah
orientasi terhadap obyek-obyek politik. Menurutnya yang dijadikan obyek politik umum atau
sistem politik secara keseluruhan seperti di bawah ini, kecuali ….
A. sejarah bangsa
B. asal mula negara
C. simbol negara
D. wilayah negara
E. nama tokoh elit politik
14. Yang merupakan obyek politik in put menurut Gabriel Almod dan Sidney Verba, yang dijadikan
orientasi terhadap obyek-obyek politik yang ada di Indonesia adalah ….
A. Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilu
B. Partai politik
C. DPR
D. DPD
E. MA, MK, KY
15. Di bawah ini yang bukan merupakan orientasi terhadap obyek politik kelompok penekan
(pressure group) dalam budaya politik adalah ….
A. Lembaga Swadaya Masyarakat
B. Perkumpulan buruh tani
C. Organisasi profesi
D. Forum Lurah / Kades
E. Kelompok SARA (suku, agama, ras, antar golongan)
16. Sosialisasi budaya politik melalui pilar keluarga sering disebut dengan ….
A. pilar formal
B. pilar non formal
C. pilar struktural
D. pilar birokrasi
E. pilar in formal
17. Dalam pilar non formal sosialisasi budaya politik sering dilakukan dengan cara ….
A. obrolan orang tua kepada anak-anaknya disaat nonton TV di rumah
B. adanya pendidikan kewarga negaraan di sekolah
C. adanya ceramah tentang kehidupan perpolitikan oleh anggota Dewan di sekolah
D. adanya berita-berita di media cetak atau elektronika tentang kehidupan perpolitikan di
Indonesia
E. adanya Fakultas Sosial Politik di Universitas-Universitas
18. Pilar formal dalam rangka sosialisasi budaya politik dapat dilakukan melalui jalan ….
A. contoh dan teladan oleh orang tua kepada anak-anaknya
B. adanya pemilihan umum setiap lima tahun sekali
C. sebelum berlangsungnya pemilu dapat diadakan kesepakatan politik antar pemilih
D. seseorang yang dicalonkan menjadi anggota dewan atau presiden hendaknya memiliki
pendidikan serendah-rendahnya yang dipersyaratkan undang-undang
E. Anggota MPR dapat memberikan sosialisasi amandemen UUD 1945 ke masyarakat
19. Di dalam sosialisasi budaya politik yang berperanan sebagai agennya adalah ….
A. guru di sekolah
B. pemerintah dalam menjalankan tugas kenegaraan
C. media massa dalam menyampaikan berita
D. partai politik membina kader-kadernya
E. orang tua dalam mendidik anak-anaknya
20. Tujuan dari pendidikan politik dalam rangka sosialisasi budaya politik adalah ….
A. agar generasi muda bersemangat dalam kehidupan berdemokrasi secara benar
B. agar negara tetap melaksanakan pemerintahan demokrasi
C. agar dapat mendirikan partai politik baru
D. agar mendukung setiap program partai politik
E. agar dapat menjadi pengurus partai

Anda mungkin juga menyukai