Pendahuluan
Kram adalah hal yang sering terjadi pada seseorang.Kram adalah suatu keadaan dimana
terjadi kontraksi otot yang kuat tanpa dikehendaki.1 Keadaan ini bisa terjadi saat seseorang
sedang tidur , kedinginan pada waktu berenang , keletihan atau baru sembuh dari sakit atau juga
karena melakukan olahraga tanpa pemanasan. Kram ini berhubungan dengan mekanisme kerja
otot yaitu kontraksi dan relaksasi.1,2
Filamen aktin juga kompleks .Filamen ini terdiri dari tiga komponen protein yaitu : aktin
, tropomiosin dan troponin .Kerangka filamen aktin adalah suatu molekul protein F- aktin untai
ganda.Kedua untai membelit dalam suatu heliks dengan cara yang sama seperti molekul
miosin.Setiap untai heliks F- aktin terdiri atas molekul G – aktin terpolimerisasi yang masing –
masing mempunyai berat molekul sekitar 42.000.Pada setiap molekul G- aktin melekat satu
molekul ADP yang diperkirakan adalah bagian aktif pada filamen aktin yang berinteraksi
dengan jembatan silang filamen miosin untuk menimbulkan kontraksi otot.Bagian aktif pada
kedua untai F – aktin dari heliks ganda diatur bergantian , membentuk satu tempat aktif di
seluruh filamen aktin kira – kira setiap 2,7 nanometer.Setiap filamen aktin panjangnya kurang
lebih 1 mikrometer.Bagian dasar dari filamen aktin disisipkan dengan kuat ke dalam lempeng Z
, ujung – ujung filamen tersebut menonjol pada kedua arah untuk berada dalam ruangan antara
molekul miosin.9
Setiap molekul tropomiosin mempunyai berat molekul 70.000 dan panjang 40
nanometer.Molekul – molekul tersebut terbungkus secara spiral mengelilingi sisi heliks F – aktin
.Pada stadium istirahat , molekul tropomiosin terletak pada ujung atas tempat yang aktif dari
untai aktin , sehingga tidak dapat terjadi penarikan antara filamen aktin dan miosin untuk
menimbulkan kontraksi.9
Masih ada molekul protein lain yang melekat di sepanjang sisi molekul tropomiosin yang
disebut troponin .Molekul ini sebenarnya merupakan kompleks yang terdiri dari tiga subunit
protein yang terikat secara longgar yang masing – masing memiliki peran spesifik pada
pengaturan kontraksi.Salah satu subunit ( troponin I ) mempunyai afinitas yang kuat terhadap
aktin yang lainnya ( troponin T ) terhadap tropomiosin dan yang ketiga ( troponin
C ) terhadap ion – ion kalsium diduga mencetuskan proses kontraksi.9
Bila sebuah otot berkontraksi , timbul suatu kerja dan energi diperlukan.Sejumlah besar
ATP dipecah membentuk ADP selama proses kontraksi , semakin besar jumlah kerja yang
dilakukan oleh otot semakin besar jumlah ATP yang dipecahkan yang disebut efek Fenn.9
Mekanisme Relaksasi
Proses kontraksi dihentikan ketika Ca2+ dikembalikan ke kantung lateral saat aktivitas
listrik lokal berhenti.Retikulum sarkoplasma memiliki molekul pembawa , pompa Ca2+ - ATPase
, yang memerlukan energi dan secara aktif mengangkut Ca2+ dari sitosol untuk memekatkannya
di dalam kantung lateral.Ketika asetilkolinesterase menyingkirkan Ach dari taut neuromuscular ,
potensial aksi serat otot terhenti.Ketika potensial aksi lokal tidak dapat lagi terdapat di tubulus T
untuk memicu pelepasan Ca2+ , aktivitas pompa Ca2+ retikulum sarkoplasma mengembalikan
Ca2+ yang dilepaskan ke kantung lateral. Hilangnya Ca2+ dari sitosol memungkinkan kompleks
troponin – tropomiosin bergeser kembali ke posisinya yang menghambat , sehingga aktin dan
miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang .Filamen tipis , setelah dibebaskan dari siklus
perlekatan dan penarikan jembatan silang , kembali secara pasif ke posisi istirahatnya.Serat otot
kembali melemas / relaksasi.11
Mekanisme Terjadinya Kram
Meskipun satu potensial aksi di sebuah serat otot hanya menghasilkan kedutan , namun
dapat dihasilkan kontraksi dengan durasi lebih lama dan tegangan lebih besar oleh stimulasi
berulang serat otot.Jika serat otot telah melemas sempurna sebelum potensial aksi berikutnya
timbul maka akan terbentuk kedutan kedua dengan kekuatan sama seperti yang pertama.Setiap
kali akan terjadi proses eksitasi – kontraksi yang sama dan menghasilkan respons kedutan yang
identik.Namun jika serat otot dirangsang kedua kalinya sebelum serat tersebut mengalami
relaksasi sempurna dari kedutan pertama maka potensial aksi kedua menyebabkan respons
kontraksi kedua , yang ditambahkan diatas kedutan pertama.Kedua kedutan dari dua potensial
aksi dijumlahkan untuk menghasilkan tegangan serat yang lebih besar daripada yang dihasilkan
oleh satu potensial aksi.11
Penjumlahan kedutan hanya dapat terjadi karena durasi potensial aksi ( 1 sampai 2 mdet )
jauh lebih singkat daripada durasi kedutan yang ditimbulkannya (100 mdet).Setelah terbentuk
satu potensial aksi akan timbul periode refrakter singkat saat tidak dapat terjadi potensial aksi
berikutnya.Karena itu penjumlahan potensial aksi tidak dapat terjadi pada periode ini .Membran
harus kembali ke potensial istirahatnya dan pulih dari periode refrakter sebelum potensial aksi
berikutnya dapat terjadi.Namun karena potensial aksi dan periode refrakter telah selesai jauh
sebelum kedutan otot yang ditimbulkannya berakhir maka serat otot dapat dirangsang kembali
selagi sebagian aktivitas kontraksi masih berlangsung , untuk menghasilkan penjumlahan
respons mekanis.Jika serat otot dirangsang sedemikian cepat sehingga serat tersebut sama sekali
tidak mendapat kesempatan untuk melemas di antara rangsangan maka timbul kontraksi menetap
dengan kekuatan maksimal yang dikenal sebagai tetanus.11
Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai
kelelahan otot.Penyelidikan para atlet telah menunjukkan bahwa kelelahan otot meningkat
hampir berbanding langsung dengan kecepatan pengurangan glikogen otot.9
Sel otot dapat menyimpan glukosa dalam jumlah terbatas dalam bentuk glikogen tetapi
glikolisis anaerob cepat menguras simpanan glikogen otot ini.Kedua ketika produk akhir
glikolisis anaerob , asam piruvat , tidak dapat diproses lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif
, molekul ini diubah menjadi asam laktat.Akumulasi asam laktat diperkirakan berperan
menimbulkan nyeri otot yang dirasakan ketika seseorang melakukan olahraga intens. Selain itu
asam laktat yang diserap oleh darah menimbulkan asidosis metabolik yang menyertai olahraga
intens.Terkurasnya cadangan energi dan turunnya pH otot akibat akumulasi asam laktan berperan
dalam munculnya kelelahan otot.11
Cara Penanganan
Berdasarkan skenario dimana seorang anak laki – laki mengalami kram pada betis
kanannya saat sedang berlatih renang dan penjaga kolam memegang kaki kanan si anak dan
mendorong telapak kaki kanannya ke arah dorsal selama 2 menit. Hampir semua otot rangka
terdapat reseptor regang sensitif yaitu gelendong neuromuscular / junction neuromuscularis fusi
.Gelendong ini terdiri atas kapsul jaringan ikat , tempat ditemukannya serat otot modifikasi yaitu
serat intrafusal ( myofibra intrafusalis ) dan banyak ujung saraf / terminationes neurales
dikelilingi oleh ruang berisi cairan .Gelendong neuromuscular memantau perubahan (
peregangan ) panjang otot dan mengaktifkan reflex kompleks untuk mengatur aktivitas otot.5
Otot dapat memendek / meregang( kontraksi ) maksimal yang disebut tonus , kemudian
relaksasi.Namun seringkali rangsangan tertentu menyebabkan tonus tidak diikuti oleh relaksasi ,
keadaan otot seperti ini yang disebut tetanus ( kejang ) . Dengan melakukan pendorongan
terhadap telapak kaki kanannya ke arah dorsal sehingga akan terjadi peregangan yang
berlebihan , peregangan yang berlebihan inilah yang akhirnya menimbulkan relaksasi ( tonus
otot meningkat terjadi relaksasi ).
Kesimpulan
Kram adalah suatu keadaan dimana terjadi kontraksi otot yang kuat tanpa dikehendaki.
Kram dapat terjadi karena adanya gangguan mekanisme kerja otot yaitu mekanisme kontraksi
dan relaksasi.
Pada kram terjadi kontraksi terus – menerus yang tidak diikuti dengan relaksasi. Kram pada
tungkai bawah ini dapat diatasi dengan mendorong telapak kaki kanan ke arah dorsal hal ini
dilakukan agar terjadi peregangan yang berlebihan yang akhirnya menyebabkan relaksasi ( tonus
otot meningkat terjadi relaksasi ).
Daftar Pustaka
1. Wibowo DS.Anatomi tubuh manusia.Jakarta:PT Grasindo;2005.h 44.
2. Ruhito F,Mahendra B.Pijat kaki untuk kesehatan.Jakarta:Penebar Swadaya;2009.h 41.
3. Moore KL,Agur AMR.Anatomi klinis dasar.Jakarta:Hipokrates;2002.h 250 – 61.
4. Otot extensor tungkai bawah tampak anterior dan posterior.Diunduh dari
www.catsclem.nl,18 Maret 2012.
5. Eroschenko VP.Atlas Histologi diFiore.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2010.
h 123 – 4.
6. Bloom,Fawcett.Buku ajar Histologi.12thed.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h 238-64.
7. Monruw.Otot rangka , otot polos , otot jantung.Diunduh dari monruw.wordpress.com, 17 Maret
2012.
8. Zhernia.Otot rangka.Diunduh dari zhernia.wordpress.com,17Maret 2012.
9. Guyton,Hall.Buku ajar Fisiologi Kedokteran.11thed.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2007.h 76 – 84.
10. Wordbiology.Mekanisme kontraksi otot.Diunduh dari wordbiology.wordpress.com,17 Maret
2012.
11. Sherwood L.Fisiologi manusia.6thed.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2011.h 289 – 300.