Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 16, No.

2, 2011, halaman 171-179 ISSN : 1410-0177

OPTIMASI METODA ISOLASI KATEKIN DARI GAMBIR UNTUK


SEDIAAN FARMASI DAN SENYAWA MARKER

Noveri Rahmawati1, Amri Bakhtiar2, Deddi Prima Putra2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau,
2
Fakultas Farmasi Universitas Andalas

ABSTRACT

Optimization studies out on isolation of catechin from gambier and pasta for the
pharmaceutical and marker compounds have been carried. Gambier gambier and paste
were obtained from the Medicinal Plant Garden Andalas University, Siguntur and Lima
Puluh Kota. Isolation method used was non-purification method, pre-purification for
gambier and fractination for pasta. The analysis performed included catechin solubility,
melting point, maximum absorption, thin-layer chromatography, loss on drying, ash
content, yield and determination of levels of catechin. Product which has the highest levels
of catechins, the determination was continued by analysis of UV spectra and NMR. The
best results for pharmaceuticals derived from Siguntur with pre-purification methods
which resulted in yield 56.3% with 96.17% catechin content, whereas for a marker
compound was obtained from gambier Siguntur pasta with fractionation method which
yielded 12.13% with 97.96% of catechin level.

Keywords: Method of isolation, Gambir, Catechins


_________________________________________________________________________

PENDAHULUAN metil ekstrak etanol daun gambir (sebagai


antiseptik mulut (Lucida dan Bakhtiar,
Gambir adalah ekstrak kering dari ranting 2007) dan gambir sebagai imunodilator.
dan daun tanaman Uncaria gambir Selain itu juga telah diteliti kemampuan
(Hunter) Roxb. Termasuk Famili ekstrak gambir sebagai penghambat
Rubiaceae dan komoditas perkebunan sintesa asam lemak, efek toksik ekstrak
rakyat. Ekstrak gambir mengandung gambir terhadap organ ginjal, hati dan
katekin sebagai komponen utama serta jantung (Armenia et al., 2004) dan
beberapa komponen lain seperti asam antifeedan terhadap hama Spodoptera
kateku tanat, kuersetin, kateku merah, litura Fab. (Handayani et al., 2004).
gambir flouresin, lemak dan lilin. Beberapa aktivitas ekstrak gambir di atas
Berdasarkan penelitian beberapa produk sebagian besar karena disebabkan oleh
gambir yang diolah masyarakat dari katekin yang terkandung di dalam
berbagai daerah sentra produksi gambir gambir.
di Indonesia, diperoleh kandungan
katekin bervariasi dari 35 % sampai Selain uji aktivitas dari ekstrak gambir,
dengan 95% (Amos, 2010). telah dilakukan juga beberapa uji
aktivitas dari katekin, diantaranya katekin
Penelitian yang berkaitan dengan sebagai antimikroba (Dogra, 1987),
aktivitas ekstrak gambir telah banyak antispasmodik, bronkodilator dan
dilakukan diantaranya aktivitas vasodilator (Ghayur et al., 2007) serta
antioksidan dan antibakteri dari turunan digunakan pada penderita gingivitis.

171
Noveri R., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

Untuk penggunaan sebagai kosmetik, yang sebelumnya telah dipanaskan pada


telah dilakukan uji diantaranya sebagai suhu 1050C selama 30 menit dan telah
antiaging, sebagai anti jerawat dan untuk ditara. Sebelum ditimbang, sampel
menurunkan berat badan. Katekin juga diratakan dalam botol timbang, dengan
digunakan untuk senyawa marker yang menggoyangkan botol, hingga
saat ini masih tergantung pada impor. merupakan lapisan setebal lebih kurang 5
mm sampai 10 mm. Kemudian
Pada penelitian ini akan dilakukan isolasi dimasukkan ke oven, buka tutupnya,
katekin dari gambir dan pasta gambir keringkan pada suhu 1050 C hingga bobot
yang berasal dari Kabupaten Lima Puluh tetap. Sebelum setiap pengeringan,
Kota, Siguntur dan gambir terstandarisasi biarkan botol dalam keadaan tertutup
dengan metoda yang berbeda dengan mendingin dalam eksikator hingga suhu
peneliti sebelumnya. kamar.

METODOLOGI PENELITIAN b.Kadar abu


Lebih kurang 2 g sampai 3 g
Sampel yang digunakan adalah pasta sampel yang telah digerus dan ditimbang
gambir dan gambir (Uncaria gambir seksama, dimasukkan, ke dalam krus
(Hunter) Roxb.) yang diperoleh dari silikat yang telah dipijarkan dan ditara,
perkebunan rakyat di Kabupaten Lima ratakan. Pijarkan perlahan-lahan hingga
Puluh Kota, Siguntur dan gambir yang arang habis, dinginkan, timbang. Jika
diproduksi Kebun Tumbuhan Obat cara ini arang tidak dapat dihilangkan,
Universitas Andalas. Juga etil asetat, tambahkan air panas, saring melalui
metanol, pelarut teknis untuk isolasi dan kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa
pelarut pure analitis untuk analisis kerta dan kertas saring dalam krus yang
spektroskopi, kertas saring whatman cat sama. Masukkan filtrat ke dalam krus,
No. 1001 (125 mm), aquades dan katekin uapkan, pijarkan hingga bobot tetap,
pembanding dari SIGMA. timbang. Hitung kadar abu terhadap
bahan yang telah dikeringkan di udara
Peralatan (Dirjen POM, 2000).
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : c. Pemeriksaan Kadar katekin
alat-alat gelas, alat destilasi. rotary
evaporator, oven vakum, lampu Persiapan Standar Katekin
ultraviolet 365 mm, fisher jhon melting Katekin standar dikeringkan di
point apparatus, spektrofotometer UV- dalam oven pada temperatur 1050C
Visible (Shimadzu UV-1601), selama 3 jam (SNI, 2000).
spektrofotometer IR merk Shimadzu type Persiapan Contoh Gambir
IR Prestige-21, Spektrofotometer NMR Contoh gambir dihaluskan dan
merk JEOL type ECA 500 dengan medan lapisan gambir dibuat setipis mungkin di
magnet 0,2 Hz. atas kaca arloji atau cawan petri. Lapisan
Pemeriksaan Mutu Gambir gambir tersebut dikeringkan di atas oven
a.Susut Pengeringan pada temperatur 1050C selama 3 jam
Sampel ditimbang secara seksama sampai kehilangan berat 15-17 % (SNI,
sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke 2000).
dalam botol timbang dangkal bertutup
Persiapan larutan standar kemudian spektrofotometri UV pada panjang
diukur serapannya dengan gelombang maksimum.

172
Noveri R., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

Perhitungan : Universitas Andalas Padang dengan


Isolasi Katekin untuk Sediaan menggunakan alat melting point Fisher
Farmasi
% katekin = Et 279 x Ws x 100 Johns.
Ec 279 W
a.Gambir Pasaran c. Serapan Maksimum
Gambir pasaran diperoleh dari Lebih kurang 5 mg sampel ditimbang,
Kabupaten Lima Puluh Kota dan Pesisir dilarutkan dalam etil asetat pada labu
Selatan. 100 g serbuk gambir dimasukkan ukur 100 ml. Serapan diukur pada
ke dalam erlenmeyer 2 L tambahkan air panjang gelombang 280 nm
sebanyak 500 ml, panaskan selama 1 jam
lalu disaring. Filtrat didiamkan sampai d. Reaksi Warna
terbentuk endapan. Sejumlah cuplikan katekin, dilarutkan
Endapan dikeringkan dalam oven dalam etil asetat atau methanol. Beberapa
kemudian diserbukkan dan ditambah etil tetes larutan besi (III) klorida
asetat lalu direfluks selama 1 jam dan ditambahkan akan terbentuk warna hijau
disaring. Filtratnya dikentalkan kehitaman.
menggunakan rotary evaporator,
dikeringkan dan dianalisa. Pengulangan e. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
dilakukan sebanyak 3 kali. Sampel dilarutkan dalam metanol,
lalu ditotolkan di atas plat KLT. Sebelum
b.Gambir Terstandarisasi plat dimasukkan, terlebih dahulu eluen
100 gram serbuk gambir ditambah Metanol : Etil asetat (1:1) dijenuhkan.
etil asetat sebanyak 500 ml lalu direfluks Setelah jenuh plat KLT dimasukkan ke
selama 1 jam lalu disaring dengan dalam camber yang berisi eluen,
menggunakan kertas saring. Filtratnya ditentukan Rf nya.
dikentalkan menggunakan rotary
evaporator, dikeringkan dan dianalisa. f. Penentuan Susut Pengeringan
Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Lebih kurang 0,1 g katekin
ditimbang dalam wadah yang sudah
c. Pasta Gambir ditara dan berat konstan. Dikeringkan
Pasta gambir difraksinasi pada suhu 1050C selama 5 jam dan
menggunakan etil asetat dan air dengan ditimbang kembali. Pengeringan
perbandingan 1 : 5, ambil bagian etil dilanjutkan dan ditimbang pada jarak 1
asetat dan diuapkan in vacuo, jam sampai perbedaan antara 2
dikeringkan dan dianalisa. Pengulangan penimbangan berturut-turut tidak lebih
dilakukan sebanyak 3 kali. dari 0,25 %.

Analisa Katekin untuk Sediaan g. Pemeriksaan Kadar Katekin


Farmasi
Kadar katekin ditentukan dengan metoda
a. Kelarutan yang sama pada pemeriksaan mutu
Reaksi identifikasi dilakukan terhadap gambir.
katekin. Pelarut yang digunakan adalah
etanol. Analisa Katekin untuk Senyawa
Marker
b. Pemeriksaan Titik Lebur
Pengukuran titik leleh dilakukan di a. Perekaman Spektrum UV
Laboratorium Biota Sumatera

173
Noveri R., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

Perekaman spektrum ultraviolet warna, bau, rasa, susut pengeringan,


menggunakan spektrofotometer kadar abu dan kadar katekin. Dari
Ultraviolet, dilakukan dengan melarutkan pemeriksaan mutu yang dilakukan,
1,0 mg katekin dalam etil asetat. didapatkan hasil yang dapat dilihat pada
Kemudian larutan dimasuk kan ke dalam Tabel 1. Hasil analisa katekin yang
kuvet dan diukur puncak serapan diisolasi dengan metoda non purifikasi,
senyawa lalu dibandingkan dengan metoda pre purifikasi dan metoda
standar. fraksinasi dapat dilihat pada Tabel 2,3
b. Perekaman Spektrum NMR dan 4.
Spektrum resonansi magnetik inti
direkam dengan alat Bruker Cup 500. Hasil analisis kualitatif katekin
Spektrum ini direkam dalam pelarut menggunakan KLT didapatkan Rf 0,72
CD3OD. dan 0,78 untuk katekin KTO np dan
katekin dari pasta KTO. Rf katekin LPK
Analisa Data non purifikasi 0,74, metoda pre purifikasi
Data yang diperoleh diuji secara statistik 0,74 dan dari pasta 0,68. RF katekin SGT
menggunakan uji t berpasangan. non purifikasi adalah 0,76, metoda pre
purifikasi 0,68 dan dari pasta 0,72.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan Rf katekin pembanding
adalah 0,73(Depkes, 2008).
Hasil pemeriksaan mutu dari masing –
masing gambir yang meliputi bentuk,

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Mutu Gambir KTO, LPK dan SGT

Pengamatan
No Pemeriksaan KTO LPK SGT Persyaratan
1. Pemerian
a. Bentuk Utuh Utuh Utuh Utuh
b. Warna Kuning Kehitaman Kuning Kuning
kecoklatan kecoklatan Kecoklatan
c. Bau Khas Khas Khas Khas
d.Rasa Sepat Sepat Sepat -
2. Susut 18,51 ± 16,47± 0,11 20,66 ± 16
Pengeringan (%) 0,08 0,03
3. Kadar Abu (%) 2,09 ± 3,25 ± 0,025 2,22 ± 5
0,015 0,015
4. Kadar Katekin 80,71 ± 49,04 ± 0,17 60,34 ± Min 50
(%) 0,44 0,19

174
Noveri R., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Katekin Non Purifikasi

No Pemeriksaan Pengamatan
KTO LPK SGT
1. Pemerian
a. Bentuk Serbuk Serbuk Serbuk
b. Warna Kuning Kuning Kuning
c. Bau Khas Khas Khas
d. Rasa Sepat Sepat Sepat
2. Kelarutan
Dalam etanol 1 : 4,13 1:3,24 1 : 6,8
3. Reaksi Warna Biru Biru Biru
Keunguan keunguan keunguan
4. Panjang Gelombang 280 nm 280 nm 280 nm
Serapan Maksimum
5. Titik Lebur 168 -170 158-162 166-170
6. Susut 9,55 ± 0,07 7,20 ± 0,05 9,56 ± 0,08
Pengeringan (%)
7. Kadar Abu (%) 0,033 ± 0,01 0,66 ± 0,006 0,30 ± 0,006
8. Kadar Katekin (%) 89,66 ± 0,19 76,56 ± 0,10 91,22 ± 0,62
9. Rendemen (%) 98,2 ± 0,85 64,67 ± 0,15 69,6 ± 0,10

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Katekin Pre Purifikasi

No Pemeriksaan LPK SGT

1. Pemerian
a. Bentuk Serbuk Serbuk
b. Warna Kuning Kuning
c. Bau Khas Khas
d. Rasa Sepat Sepat
2. Kelarutan dalam etanol 1:2,48 1:4,69
3. Reaksi Warna Biru keunguan Biru keunguan
4. Serapan Maksimum 280 280 nm
5. Titik Lebur 168-172 172-175
6. Susut Pengeringan (%) 11,4 ± 0,1 19,61 ± 0,14
7. Kadar Abu (%) 1,14 ± 0,01 0,14 ± 0,006
8. Kadar Katekin (%) 94,85 ± 0,00 96, 17 ± 0,18
9. Rendemen (%) 57,40 ± 0,20 56,3 ± 0,10

175
Noveri R., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

Tabel 4. Pemeriksaan Katekin dari Pasta Gambir

No Pemeriksaan KTO LPK SGT


1. Pemerian
a. Bentuk Serbuk Serbuk Serbuk
b. Warna Kuning Kuning Kuning
c. Bau Khas Khas Khas
d. Rasa
2. Kelarutan dalam etanol 1: 3,06 1 : 3,12 1 : 4,75
3. Reaksi Warna Biru Biru Biru
keunguan keunguan keunguan
4. Panjang Gelombang 280 nm 280 nm 280 nm
5. Titik Lebur 174-178 174-178 176 -178
6. Susut Pengeringan (%) 8,63 ± 0,02 16,45 ± 0,08 15,82 ± 0,03
7. Kadar Abu (%) 0,63 ± 0,006 0,82 ± 0,006 0,19 ± 0,006
8. Kadar Katekin (%) 93,60 ± 0,11 94,19 ± 0,11 97,96 ± 0,22
9. Rendemen (%) 18,8 ± 0,10 11,85 ± 0,11 12,13 ±0,05

A B

Keterangan :
A : Profil KLT Katekin dari Gambir SGT dengan Metoda Isolasi Pre
Prurifikasi
B : Profil KLT Katekin dari Pasta SGT dengan Metoda Isolasi
Fraksinasi

176
Noveri R., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

Untuk penggunaan sebagai sediaan MHz. Dari data 13C-NMR dapat


farmasi, metoda isolasi katekin pre diketahui bahwa katekin hasil isolasi
purifikasi dapat digunakan karena memiliki 15 signal yang
menghasilkan katekin dengan mutu menunjukkan adanya atom karbon
dan rendemen yang sesuai Sebanyak 15 buah, yaitu δc 157,8
spesifikasi. Sedangkan katekin untuk (C- 9), 157,6 (C-7), 156,9 (C-5),
penggunaan sebagai senyawa marker 146,28 (C- 4’), 146, 26 (C-3’), 132,2
dapat digunakan katekin dari pasta (C- 1’), 120,1 (C- 6’), 116,2 (C-5’),
Siguntur yaitu dengan kadar 97,9 %. 115,3 (C- 2’), 100,9 (C-10), 96,3 (C-
Kadar katekin yang diperoleh ini 6), 95,5 (C- 8), 82,8 (C-2), 68,8 (C-
mendekati dengan kadar katekin 3), 28,5 (C-4) ppm.
yang dipersyaratkan oleh SIGMA Hasil pemeriksaan spektrum
1
yaitu 98 %. Hasil pengukuran H-NMR katekin hasil isolasi diukur
spektrum ultraviolet (UV) sampel menggunakan pelarut metanol-D3
katekin dalam etil asetat dengan frekuensi 500 MHz.
menunjukkan serapan maksimum Pergeseran kimia yang terjadi pada
pada panjang gelombang (λ) 280 nm 2,52 (1H,dd), 2,84 (1H, dd), 3,98
Spektrum 13C-NMR dan data (1H,m), 4,57 (1H, d), 5,86 (1H, d),
pergeseran kimia katekin hasil isolasi 5,93 (1H, d), 6,72 (1H, dd), 6,76
diukur menggunakan pelarut (1H, d), 6,84 ( 1H, d).
metanol-D3 dengan frekuensi 500

Gambar 1. Hasil Spektrogram Katekin Secara Sprektrofotometri

177
Noveri R., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

Gambar 2. Spektrum 13C - NMR Katekin Hasil Isolasi dengan Pelarut


Metanol-D3 Frekwensi 500 MHz
Tabel 5. Spektrum 13C - NMR Katekin Hasil Isolasi dengan Pelarut
Metanol-D3 Frekwensi 500 MHz

Gambar 3. Spektrum 1H-NMR Katekin Hasil Isolasi dengan Pelarut


Metanol - D3 Frekwensi 500 MHz

Tabel 6. Spektrum 1H-NMR Katekin Hasil Isolasi dengan Pelarut


Metanol - D3 Frekwensi 500 MHz

178
Noveri R., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

KESIMPULAN 3391-2000, Departemen


Perindustrian dan Perdagangan.
Berdasarkan penelitian yang telah Budavari, S. (edit) 1996. The Merck
dilakukan maka dapat dibuat Index. An Encyclopaedia of
kesimpulan sebagai berikut : Chemicals, Drugs and
th
Biologicals.12 ed. Merck and
1. Metoda terbaik isolasi CO, lnc. Whitehouse Station.
katekin untuk sediaan farmasi N.J.p 312-313.
adalah pre purifikasi dengan Dogra, S, C. 1987. Antimikrobial Agents
kadar katekin 96,17 %. Used in Ancient India, Indian
2. Metoda terbaik isolasi Journal of History of Science,
katekin untuk senyawa 22 (2) : 164-169.
marker adalah fraksinasi dari Departemen Kesehatan Republik
pasta gambir dengan kadar Indonesia, 2008. Farmakope
katekin 97,96 % Herbal Indonesia Edisi I.
3. Sumber bahan baku yang Ghayur, M, N., Khan H., Gilani, A, H.
terbaik untuk memperoleh 2007. Antispasmodic,
Bronchodilator and
katekin dengan mutu dan Vasodilator Activities of (+)-
rendemen yang sesuai Catechin, a Naturally Occurring
spesifikasi adalah Siguntur Flavonoid, Arch Pharm Res Vol
30, No 8, 970-975.
Gumbira, S, E., Syamsu, K., Mardliyati,
DAFTAR PUSTAKA E., Herryandie, A., Evalia, NA.,
Rahayu, DL., Puspitarini, R.,
Amos, 2010. Kandungan Katekin Ahyarudin, A., Hadiwijoyo, A.
Gambir Sentra Produksi Di 2009. Agroindustri dan Bisnis
Indonesia. Gambir Indonesia. IPB Press,
Pusat Pengkajian Teknologi Bogor.
Agroindustri Badan Pengkajian .Handayani, D., Ranova, R.,
dan Penerapan Teknologi. Hemriyanton, B, Farlian, A.,
Jurnal Standardisasi Vol. 12, Almahdy dan Arneti. 2004.
No. 3 Tahun 2010: 149 – 155. Pengujian Efek Antifeedan dari
Armenia, Siregar, A dan Arifin, H. Ekstrak dan Fraksi Daun
2004. Toksisitas Ekstrak Uncaria Gambir (Hunter) Roxb.
Gambir (Uncaria gambir, Roxb) Terhadap Hama Spodoptera
Terhadap Organ Ginjal, Hati Litura Fab. Prosiding Seminar
dan Jantung Mencit, Prosiding Nasional XXVI Tumbuhan Obat
Seminar Nasional XXVI Indonesia.
Tumbuhan Obat Indonesia. Lucida, H., Bakhtiar, A., Putri, A,W.
Azad, KA.,Ogiyama, Koichi, Sassa dan 2007. Formulasi Sediaan
Takeshi. 2001. Isolation of (+)- Antiseptik Mulut dari Katekin
catechin and a new Gambir, Universitas Andalas,
polyphenolic compound in Padang.
Bengal catechu, J Wood Sci Parameter Standar Umum Ekstrak
47:406-409. Tumbuhan Obat, cetakan
Balai Penelitian dan Pengembangan pertama, 2000, Departemen
Industri Padang. 2000. Standar Kesehatan Republik Indonesia
Nasional (SNI) Gambir, 01- Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan, Jakarta.

179
Noveri R., et al. J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011

180

Anda mungkin juga menyukai