Anda di halaman 1dari 7

P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe

r 2015

Isolasi dan Identifikasi Alkaloid Fraksi Kloroform Batang


Tantaran Gayung Asal Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan

(Isolation and Identification Alkaloid of Cloroform Fraction Tantaran Gayung Stem


from Kotabaru South Kalimantan)

Fadlilaturrahmah1*; Arnida1; & Azidi Irwan2

1 Prodi Farmasi FMIPA Unlam, Jl.A.Yani Km 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714


2 Prodi Kimia FMIPA Unlam, Jl.A.Yani Km 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714

*Corresponding email: fadila_rahmah@yahoo.com

ABSTRAK

Telah dilakukan isolasi dan identifikasi alkaloid fraksi kloroform batang tantaran gayung (Brucea
javanica Merrill). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol, dilanjutkan
dengan penambahan etanol 70% dan penambahan petroleum eter karena alkaloid tidak larut dalam
petroleum eter dan dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair menggunakan kloroform. Setiap fraksi
dilakukan pemantauan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika gel GF254 dan fase
gerak n-heksana - etil asetat (7 : 3). Fraksi kloroform dikromatografi kolom menggunakan fase diam silika
gel 60 G dan fase gerak n-heksana - etil asetat (20 : 1), isolasi dilakukan dengan kromatografi lapis tipis
preparatif, diperoleh empat isolat kemudian dilakukan uji kemurnian dengan KLT 2 dimensi dan 3 fase
gerak yang berbeda. Identifikasi spektrofotometri ultraviolet isolat menunjukkan adanya puncak serapan
pada panjang gelombang 265 nm dan 268 nm. Identifikasi spektrofotometri inframerah isolat
menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang (cm-1) 3434,01 (gugus O-H dan N-H), 2922,98
dan 2852,87(gugus C-H), 1110,02 (gugus C-O) dan 1741,78, 1701,91 dan 1459,18 (gugus C=C aromatik).
Isolat kemudian diidentifikasi dengan menggunakan pereaksi Dragendorff menunjukkan warna jingga
sehingga isolat diduga mengandung alkaloid. Alkaloid tersebut diasumsikan berupa alkaloid yang
memiliki ikatan rangkap terkonjugasi dan atau senyawa aromatis.

Kata Kunci: isolasi, identifikasi, Brucea javanica Merrill, alkaloid, chloroform

PENDAHULUAN dapat membuktikan khasiat dari suatu tanaman


Kalimantan Selatan merupakan daerah obat dan juga tingkat keamanan dapat
yang memiliki keanekaragaman hayati yang diprediksi dengan mudah (Faisal, 2001).
sangat besar. Keanekaragaman hayati tersebut Tanaman obat yang telah digunakan
berpotensi untuk bidang pengobatan. Tanaman sebagai antimalaria adalah kina (Cinchona
obat tersebut biasanya digunakan dalam ledgeriana). Sejak tahun 1863, getah kina yang
pengobatan tradisional, tetapi untuk dapat mengandung senyawa alkaloid kuinina
diterima dalam pengobatan modern harus digunakan untuk mengatasi malaria tetapi
diketahui kandungan zat aktifnya. Adanya sebenarnya dapat menimbulkan racun dan
informasi kandungan zat aktif suatu tanaman menekan pertumbuhan protozoa dalam sel

218
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

darah (Ditjen PPM dan PL, 2001). Selain spektofotometer UV-Vis (Varian Conc. 100), dan
tanaman kina, tumbuhan qinghaosu (Artemisia spektofotometer FTIR (Perkin Elmer Spectrum
annua L) juga digunakan untuk mengobati One).
malaria karena mengandung artemisinin. Hasil
penelitian Bhattacharjee dan Karle (1999) Bahan Penelitian
mengungkapkan bahwa artemisinin tidak aman Bahan-bahan yang digunakan dalam
untuk manusia karena dapat menyebabkan penelitian ini dalah simplisia batang tantaran
neurotoksisitas. gayung, akuades, asam sulfat teknis , aseton
Salah satu tumbuhan obat yang teknis , Dragendorff, etanol teknis, etil asetat p.a,
digunakan secara turun-temurun di Kalimantan kloroform teknis, n-heksana, metanol p.a,
Selatan khususnya di Desa Gedambaan petroleum eter teknis, plat aluminum silika gel
Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Merck Kieselgel 60 GF254, dan silika gel 60
Kotabaru adalah tumbuhan tantaran gayung. untuk kolom.
Penduduk setempat menggunakan tumbuhan
tantaran gayung sebagai antimalaria dengan Determinasi Tumbuhan
cara merebus herba tantaran gayung dengan air. Determinasi tumbuhan dilakukan di
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian Herbarium Bogoriense, Balitbang Botani-
tentang bagaimana mengisolasi dan identifikasi Puslitbang Biologi LIPI Bogor .
alkaloid fraksi kloroform batang tantaran
gayung asal Kabupaten Kotabaru Kalimantan Pengumpulan dan Persiapan Sampel
Selatan yang digunakan secara empiris sebagai Sampel yang digunakan dalam
antimalarial. penelitian ini adalah batang tantaran gayung
yang diperoleh dari Desa Gedambaan
METODE PENELITIAN Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten
Waktu dan Tempat Penelitian Kotabaru Kalimantan Selatan. Pengambilan
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan sampel dilakukan pada bulan Januari tahun
Januari sampai dengan Agustus 2009. Penelitian 2009. Tumbuhan ini dibersihkan dari kotoran
ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi (sortasi basah), dicuci dan dipotong kecil-kecil.
Farmakognosi-Fitokimia dan Instrumentasi Sampel dikeringkan pada tempat yang tidak
FMIPA Universitas Lambung Mangkurat. terkena sinar matahari langsung. Simplisia
disortasi kering, dihaluskan, dan diayak dengan
Alat dan Penelitian ayakan nomor 18.
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alat maserasi, alat destilasi, Pembuatan Ekstrak dan Fraksi Batang
blender, Bunsen, chamber, corong pisah, plat Tantaran Gayung
kromatografi lapis tipis, lampu UV, neraca Serbuk batang tantaran gayung
analitik (Ohaus explorer pro), oven (Memmert), sebanyak 1,8 kg dimaserasi dengan pelarut
rotary evaporator (IKA Werke), tabung kolom etanol. Filtrat dimasukkan ke dalam rotary
diameter 5 cm panjang 50 cm, alat-alat gelas, evaporator kemudian diuapkan menggunakan
pipa kapiler, waterbath (Memmert), waterbath hingga diperoleh ekstrak kental

219
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

etanol. Setelah itu ditambahkan etanol sebanyak dielusi dengan eluen n-heksana - etil asetat (9 :
50 mL. Ekstrak yang telah diencerkan tersebut 1). Plat silika hasil elusi dikeruk pada bagian
diekstraksi dengan petroleum eter sebanyak 3 noda yang ingin diisolasi. Silika diekstraksi
kali masing-masing 50 mL. Kemudian dengan metanol p.a untuk mendapatkan
dipisahkan dengan corong pisah hingga senyawanya.
diperoleh fraksi petroleum eter dan lapisan
etanol. Lapisan etanol diekstraksi kembali Uji Kemurnian Senyawa
dengan kloroform sebanyak 3 kali masing- KLT pada minimal 3 sistem campuran
masing 50 mL sehingga diperoleh fraksi pelarut dan KLT 2 dimensi. Jika hasil KLT
kloroform. senyawa tetap menunjukkan noda tunggal,
maka dapat dikatakan senyawa tersebut murni.
Orientasi Fase Gerak
Orientasi fase gerak dilakukan untuk Uji Kualitatif Alkaloid
menentukan jenis dan sistem fase gerak yang Isolat murni sebanyak 0,1 mg
akan digunakan pada kromatografi kolom. Fase ditambahkan dengan 1 tetes Dragendorff.
gerak yang digunakan adalah fase gerak
nonpolar yaitu n-heksana - etil asetat, kloroform Identifikasi Senyawa Kimia
- aseton, toluena - n-butanol dengan variasi Isolat diidentifikasi menggunakan
perbandingan. Hasil orientasi menunjukkan Spektrofotometri Uv-visible dan
bahwa n-heksana - etil asetat (7 : 3) Spektrofotometri Infra Merah.
menunjukkan pemisahan yang baik.
HASIL DAN DISKUSI
Isolasi Fraksi Kloroform Batang Tantaran Identifikasi dengan kromatografi lapis
Gayung tipis fraksi kloroform batang tantaran gayung
Metode isolasi yang digunakan adalah menggunakan eluen n-heksana - etil asetat (7 :
kromatokrafi kolom. 3). Penampak noda yang digunakan adalah
visibel, UV 254 nm, UV 366 nm, H2SO4 dan
Pemurnian Senyawa dengan KLTP Dragendorff. Hasil kromatogram fraksi
Fraksi hasil pemisahan dengan kloroform batang tantaran gayung dapat dilihat
kromatografi kolom dilarutkan dengan metanol pada tabel berikut :
p.a. Kemudian ditotolkan pada plat KLTP dan
Tabel 1. Hasil KLT fraksi kloroform

No Penampak noda Jumlah noda


Noda Warna noda Rf
1 Visible 1 1 J 0,4
2 UV 366 nm 1 K* 0,1
3 2 C 0,4
3 H 0,4
3 H2SO4 1 C 0,1
3 2 CM 0,2
3 C 0,4
4 Dragendorff 1 1 J 0,4
Keterangan : J = Jingga K = Kuning C = Coklat CM = Coklat Muda H = Hiijau

220
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

Isolasi Fraksi Kloroform Batang Tantaran menghasilkan 4 fraksi. Fraksi tersebut di KLT
Gayung Fraksinasi Berganda dengan menggunakan eluen n-heksana - etil
Fraksi yang diperoleh dari isolasi fraksi asetat (7 : 3). Hasil nilai Rf kromatogram dapat
kloroform batang tantaran gayung dilihat pada Tabel 2
menggunakan kromatografi kolom
Tabel 2. KLT fraksi-fraksi hasil isolasi
Deteksi Penampak Noda
denganUV
Berat
No Fraksi Noda 366 nm H2SO4 Dragendorff
(g)
Warna Rf Warna Rf Warna Rf

1 A 0,8 - - J 0,8
1 A 0,36
2 A 0,7 - - - -

1 H* 0,33 Ht 0,9 - -

2 B 0,41 2 K 0,17 K 0,3 - -

3 - - H 0,17 - -

1 H* 0,99 - - K 0,47

2 C 0,95 - - J 0,55
3 C 0,74
3 H* 0,55 - - - -

4 K* 10,17 - - - -

1 H 0,98 C 0,98 - -

2 H 0,9 C 0,9 - -

4 D 0,53 3 H 0,76 - - - -

4 K 0,4 C 0,4 - -

5 H 0,2 - - - -

Keterangan : A = Abu- abu K = Kuning H = Hijau C = Coklat Ht = Hitam

Pemurnian dengan Kromatografi Lapis Tipis : 1) .Hasil kromatogram dari KLTP dapat dilihat
Preparatif (KLTP) pada Gambar 1 .
Pemurnian dengan kromatografi lapis
tipis preparatif dilakukan pada fraksi A. Eluen
yang digunakan adalah n-heksana - etil asetat (9

221
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

Senyawa yang diisolasi

Gambar 1. Kromatogram hasil KLTP

Uji kemurnian senyawa hasil KLTP dilakukan digunakan adalah n-heksana - etil asetat (7 : 3),
dengan KLT 2 dimensi dan menggunakan 3 n-heksana - kloroform (8 : 2), dan PE - etil asetat
macam sistem pelarut. Sistem pelarut yang (9 : 1). Hasil Rf dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. KLT uji kemurnian

No Eluen Warna Rf

1 n-heksana - etil asetat (7 : 3) Hijau 0,98

2 n-heksana - kloroform (8 : 2) Hijau 0,32

3 PE - etil asetat (9 : 1) Hijau 0,56

Uji Kualitatif Alkaloid dari yang berwarna putih menjadi berwarna


Isolat murni sebanyak 0,1 mg ditambahkan jingga. Hasil uji kualitatif dapat dilihat pada
dengan Dragendorff sebanyak 1 tetes. Hasil uji Gambar 2.
kualitatif menunjukkan isolat berubah warna

Gambar 2. Uji Kualitatif Alkaloid

222
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

Identifikasi Senyawa Kimia Menggunakan terdahulu menunjukkan bahwa Brucea javanica


Spektrofotometri Uv-visible mengandung alkaloid brucine yang memiliki
Identifikasi senyawa kimia panjang gelombang maksimum 263 nm (Popl
menggunakan spektrofotometer uv-visible dkk., 1990) yang hampir sama dengan panjang
menghasilkan panjang gelombang gelombang maksimum dari isolat yang
maksimumnya adalah 265 nm. Adanya diperoleh sehingga isolat juga dapat dikatakan
absorbansi maksimum pada panjang gelombang berupa alkaloid. Spektra UV dapat dilihat pada
265 menunjukkan adanya transisi π → π * yang gambar 3.
berarti terdapat ikatan rangkap terkonjugasi
dan atau senyawa aromatis . Penelitian
265 nm m

Gambar 3. Spektra UV

Identifikasi Senyawa Kimia Menggunakan Ageratum conyzoides yaitu adanya 3429.2 cm-1
Spektrofotometri Infra Merah diduga merupakan serapan dari N-H sekunder
Serapan-serapan dengan bilangan yang bertumpangasuh dengan serapan gugus –
gelombang 1110,02 cm-1 dan 1160,60 cm-1 OH dan serapan pada 1126.4 cm-1 diduga
diduga merupakan C-O stretching. Serapan merupakan serapan dari uluran C-O (Utami &
dengan bilangan gelombang 3434,01 cm-1 Robara, 2008)
diduga merupakan serapan untuk O-H dan N-H
yang saling bertumpang asuh, hal ini didukung
dengan adanya serapan pada daerah bilangan
gelombang 1630,84 cm-1. Serapan pada
2922,98 cm-1 dan 2852,87 cm-1 diduga
merupakan serapan untuk C-H stretching.
Serapan 1741,78 cm-1, 1701,91 dan 1459,18
menunjukkan serapan khas C=C aromatic
(Silverstein dkk., 1986). Data tersebut mirip
dengan alkaloid yang berasal dari tanaman

223
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

Gambar 4. Spektra IR

KESIMPULAN 2. Hasil analisis spektra UV menunjukkan


1. Eluen yang tepat untuk mengisolasi panjang gelombang maksimum 265 nm,
kandungan alkaloid fraksi kloroform batang serta spektra IR menunjukkan adanya gugus
tantaran gayung adalah n-heksana - etil C-O, O-H, N- H, C-H dan C=C.
asetat (20 : 1).
DAFTAR PUSTAKA

Bhattacharjee, A.K & J. M. Karle. (1999). Silverstein, R. M. Clayton Bassler G. Morrill T. C. (1986).
Stereoelectronic Properties of Antimalarial Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik. Edisi
Artemisinin Analogues in Relation to Neurotoxicity. ke-4 Terjemahan Hartomo. Erlangga, Jakarta.
Chem. Res. Toxicol, 12, 422–428. Utami, N & M.Robara. (2008) .Identifikasi Senyawa
Ditjen PPM dan PL. (2001). Malaria, Info Penyakit Alkaloid dari Ekstrak Heksana Daun Ageratum
Menular Departemen Kesehatan Republik Indonesia. conyzoides Linn. Seminar Hasil Penelitian dan
http//Infopenyakitmenular.htm. Diakses tanggal 20 Pengabdian Kepada Masyarakat UNILA, 135-142.
Desember 2008.
Faisal, A. (2001). Tiga Senyawa Baru Cassane furano Di
terpene Hasil Isolasi dari Daging Biji Bagore
(Cesalpinia crista, l), Asal Sulawesi Selatan Sebagai
Bahan Dasar Obat Antimalaria. Science &
Technologi, 2 , 12-24.
Popl, M, J.Fahnrich, & V.Tatar.(1990).Chromatographic
analysis of Alkaloid. Marcel Dekker Inc, New York.

224

Anda mungkin juga menyukai