Anda di halaman 1dari 13

Macam-Macam Pembangkit dan Definisinya

Pembangkit Listrik Tenaga Air


Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbinair) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit listrik tenaga air
konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang.
Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga
cadangan air pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam
atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik
menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhkebutuhan dalam
pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk
pada waduk / dam tempat penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk /
dam dan perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan
untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang didistribusikan
ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam
operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan
air maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang
tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Pembangkitan listrik mikrohidro adalah pembangkitan listrik dihasilkan oleh generator listrik DC
atau AC. Mikrohidro berasal dari kata micro yang berarti kecil dan hydro artinya air, arti
keseluruhan adalah pembangkitan listrik daya kecil yang digerakkan oleh tenaga air. Tenaga air
besaral dari aliran sungai kecil atau danau yang dibendung dan kemudian dari ketinggian
tertentu dan memiliki debit yang sesuai akan menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan
generator listrik.
Generator yang digunakan untuk mikrohidro dirancang mudah untuk dioperasikan dan
dipelihara, didesain menunjang keselamatan, tetapi peralatan dari listrik akan menjadi
berbahaya bila tidak digunakan dengan baik. Beberapa point dari pedoman ini, instruksinya
menunjukan hal yang wajib diperhatikan dan harus diikuti seperti ditunjukkan berikut ini.
Pembangkit tenaga listrik mikrohidro pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan
jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini
akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya
menggerakkan generator dan menghasilkan energi listrik. Jumlah yang dihasilkan dari
pembangkit jenis ini adalah kurang dari 200kW.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
digunakan untuk memutar turbin yang kemudian oleh generator diubah menjadi energi listrik.
Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan bakar yang dapat berwujud padat, cair
maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan minyak merupakan wujud cairnya.
Terkadang dalam satu PLTU dapat digunakan beberapa macam
bahan bakar.PLTU menggunakan siklus uap dan air dalam pembangkitannya. Mula-mula air
dipompakan ke dalam pipa air yang mengelilingi ruang bakar ketel. Lalu bahan bakar dan udara
yang sudah tercampur disemprotkan ke dalam ruang bakar dan dinyalakan, sehingga terjadi
pembakaran yang mengubah bahan bakar menjadi energi panas/ kalor.
Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang yang akan
menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses yang sama seperti di Pemanas Lanjut.
Selanjutnya uap baru akan dialirkan ke dalam turbin tekanan menengah dan langsung dialirkan
kembali ke turbin tekanan rendah. Energi gerak yang dihasilkan turbin tekanan tinggi,
menengah dan rendah inilah yang akan diubah wujudnya dalam generator menjadi
energi listrik.Dari turbin tekanan rendah uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan menjadi
air kembali. Pada kondensor diperlukan air pendingin dalam jumlah besar. Inilah yang
menyebabkan banyak PLTU dibangun di daerah pantai atau sungai. Jika jumlah air pendingin
tidak mencukupi, maka dapat digunakan coolingtower yang mempunyai siklus tertutup. Air dari
kondensor dipompa ke tangki air/deareator untuk mendapat tambahan air akibat kebocoran
dan juga diolah agar memenuhi mutu air ketel berkandungan NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman
(pH). Setelah itu, air akan melalui Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas sisa dan
dipompakan kembali ke dalam ketel.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
LTG merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. jadi disinisuadah
jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan dengan turbin gas dan pembangkitan
dengan turbin uap. turbin gas lebih dikenal dengan istilah GTG (Gas Turbin Generator)
sedangkan turbin uap dikenal dengan STG(Steam Turbin Generator), tidak hanya itu saja,
terdapat juga bagian yang namanya HRSG (HeatRecoverySteam Generator).
Untuk GTG, Gas yang digunakan bukanlah gas alam , melainkan gas hasil pembakaran bahan
bakar HighSpeed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO) sehingga menghasilkan emisi sisa
pembakaran. Emisi ini diolah sedemikian rupa sehingga kadar zat berbahayanya tidak melebihi
standar yang ditetapkan pemerintah. Bahan bakar ini disuplai ke tangki-tangki penampungan
bahan bakar melalui pipa bawah laut.
Turbin gas ini dapat dioperasikan dalam dua mode, yaitu konfigurasi simplecyledan
konfigurasi combinedcycle. Dalam keadaan simplecycle turbin gas atau biasa dikenal Gas Turbin
Generator (GTG) bekerja sendiri sehingga tidak ada pemanfaatan kembali sisa energi dari gas
panas yang terbuang. Gas buang langsung di alirkan ke atmosfir. Pada
keadaan combinedcycle pada umumnya terdiri dari beberapa turbin gas dimana energi sisa
pada gas buangnya akan dimanfaatkan kembali untuk pemanasan air di HeatRecoverySteam
Generator (HRSG) untuk menghasilkan uap yang akan digunakan untuk pembangkitan turbin
uap atau Steam Turbin Generator (STG).
PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi)
Panas Bumi Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit Pusat Listrik
Tenaga Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja uap
yang digunakan adalah uap panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu, PLTP
biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya operasional PLTP juga
lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar, namun memerlukan
biaya investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.Ilustrasi
siklus perubahan energi pada PLTP :Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut
bumi.
Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapat air dari lapisan humus
di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan bumi menuju
kantong uap tersebut, hingga uap dalam kantong akan menyembur keluar. Semburan uap
dialirkan ke turbin uap penggerak generator. Setelah menggerakkan turbin, uap akan
diembunkan dalam kondensor menjadi air dan disuntikkan kembali ke dalam perut bumi
menuju kantong uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya
PLTP yang sudah maupun yang akan dibangun harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah
kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka PLTP termasuk pada pusat pembangkit
yang menggunakan energi terbarukan.
PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Diesel Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar), biasanya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban kecil, terutama untuk daerah baru yang
terpencil atau untuk listrik pedesaan. Di dalam perkembangannya PLTD dapat juga
menggunakan bahan bakar gas (BBG).Mesin diesel ini menggunakan ruang bakar dimana
ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada poros engkol
dirubah menjadi energi putar. Energi putar ini digunakan untuk memutar generator yang
merubahnya menjadi energi listrik. Untuk meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan
bahan bakar dinaikkan tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbocharger. turbocharger ini
digerakkan oleh gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.
Mesin diesel terdiri dari 2 macam mesin, yaitu mesin diesel 2 langkah dan 4 langkah.
Perbedaannya terletak pada langkah penghasil tenaga dalam putaran toraknya. Pada mesin 2
langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 2 langkah atau 1 kali putaran. Sedang pada mesin 4
langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 4 langkah atau 2 putaran. Seharusnya mesin 2
langkah dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar dari mesin 4 langkah, namun karena proses
pembilasan ruang bakar silindernya tidak sesempurna mesin 4 langkah, tenaga yang dihasilkan
hanya sampai 1,8 kalinya saja. Ilustrasi siklus perubahan energi pada PLTD :Selain kedua jenis
mesin di atas, mesin diesel yang digunakan di PLTD ada yang berputaran tinggi (highspeed)
dengan bentuk yang lebih kompak atau berputaran rendah (lowspeed) dengan bentuk yang
lebih besar.
PLTS (Pusat Listrik Tenaga Surya)
Pada prisipnya panel surya Solar Cell mengubah sinar matahari menjadi energi listrik yang
kemudia disimpan dalam batterei atau aki untuk digunakan setiap saat. Digunakan secara
besar-besaran, untuk lingkungan tertentu atau satu unit rumah atau bangunan.
.Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan
photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic
mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efekelektrik. Pemusatan
energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak
untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor.
Sistem pemusatan energi surya (concentrated solar power, CSP) menggunakan lensa atau
cermin dan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari dari luasan area tertentu ke
satu titik. Panas yang terkonsentrasikan lalu digunakan sebagai sumber panas untuk
pembangkitan listrik biasa yang memanfaatkan panas untuk menggerakkan generator. Sistem
cermin parabola, lensa reflektor Fresnel, dan menara surya adalah teknologi yang paling banyak
digunakan. Fluida kerja yang dipanaskan bisa digunakan untuk menggerakan generator (turbin
uap konvensional hingga mesin Stirling) atau menjadi media penyimpan panas.
Ivanpah Solar Plant yang terleak di Gurun Mojave akan menjadi pembangkit listrik tenaga surya
tipe pemusatan energi surya terbesar dengan daya mencapai 377 MegaWatt. Meski
pembangunan didukung oleh pendanaan Amerika Serikat atas visi Barrack Obama mengenai
program 10000 MW energi terbarukan, namun pembangunan ini menuai kontroversi karena
mengancam keberadaan satwa liar di sekitar gurun.
Sel surya atau sel photovoltaic adalah alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat pertama kali pada tahun 1880 oleh Charles Fritts.
Pembangkit listrik tenaga surya tipe photovoltaic adalah pembangkit listrik yang menggunakan
perbedaan tegangan akibat efek fotoelektrik untuk menghasilkan listrik. Solar panel terdiri dari
3 lapisan, lapisan panel P di bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di
bagian bawah. Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron di
lapisan panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke lapisan panel N di
bagian bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus listrik.
PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak)
Salah satu energi di laut tersebut adalah energi ombak yang merupakan sumber energi yang
cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut yang turun-naik atau bergulung-gulung,
merupakan energi alternatif yang dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat
fluktuasi pergerakan gelombang.
Gelombang laut merupakan salah satu bentuk energi yang bisa dimanfaatkan dengan
mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang, dan periode waktunya.
Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu :
1. Pelampung: listrik dibangkitkan dari gerakan vertikal dan rotasional pelambung.
2. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column): listrik dibangkitkan dari naik
turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik
turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian
atas pipa dan menggerakkan turbin.
3. WaveSurge. Peralatan ini biasa juga disebut sebagai taperedchannel atau kanal
meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di
pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke dalam kolam
penampung yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang
digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar
hydropower.

4.

Konsep PLT-GL

Energi ini dapat dikonversi ke listrik lewat 2 kategori yaitu off-shore (lepas pantai) andon-shore
(pantai). Kategori lepas pantai (off-shore) dirancang pada kedalaman sekitar 40 meter dengan
menggunakan mekanisme kumparan seperti SalterDuck yang diciptakan Stephen Salter
(Scotish) yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi. Sistem ini
memanfaatkan gerakan relatif antara bagian/pembungkus luar (externalhull) dan bandul
didalamnya (internal pendulum) untuk diubah menjadi listrik. Peralatan yang digunakan yaitu
pipa penyambung ke pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan gelombang. Naik
turunnya pengapung berpengaruh pada pipa penghubung selanjutnya menggerakan rotasi
turbin bawah laut.
PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik.
Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam).
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.Prinsip kerja
PLTG adalah sebagai berikut, mulamula udara dimasukkan dalam kompresor dengan melalui air
filter/penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk dalam kompresor tersebut. Pada
kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan
bakar.
Di sini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau
tidak. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi
jika menggunakan BBM, harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru dicampur
udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan
bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga
enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk
menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui
cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang
sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang pada turbin. Untuk
mencegah korosi turbin akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak
boleh mengandung logam Potasium, Vanadium dan Sodium yang melampaui 1 part per mill
(ppm).
PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)
Selain dengan cara pengelolaan tersebut di atas ada cara lain yang akan dilakukan oleh
Pemerintah Kota Bandung yaitu sampah dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik (Wasteto
Energy) atau yang lebih dikenal dengan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Konsep
Pengolahan Sampah menjadi Energi (Wasteto Energy) atau PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga
sampah) secara ringkas (TRIBUN, 2007) adalah sebagai berikut :
1. Pemilahan sampah,Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih dapat di
daur ulang. Sisa sampah dimasukkan kedalam tungku Insinerator untuk dibakar.
2. Pembakaran sampah,Pembakaran sampah menggunakan teknologi pembakaran yang
memungkinkan berjalan efektif dan aman bagi lingkungan. Suhu pembakaran
dipertahankan dalam derajat pembakaran yang tinggi (di atas 1300°C). Asap yang keluar
dari pembakaran juga dikendalikan untuk dapat sesuai dengan standar baku mutu emisi
gas buang.
3. Pemanfaatan panas,Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat
dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk
memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator listrik.
4. Pemanfaatan abu sisa pembakaran,Sisa dari proses pembakaran sampah adalah abu.
Volume dan berat abu yang dihasilkan diperkirakan hanya kurang 5% dari berat atau
volume sampah semula sebelum di bakar. Abu ini akan dimanfaatkan untuk menjadi
bahan baku batako atau bahan bangunan lainnya setelah diproses dan memiliki kualitas
sesuai dengan bahan bangunan.
Dikota-kota besar di Eropah, Amerika, Jepang, Belanda dll wasteenergy sudah dilakukan sejak
berpuluh tahun lalu, dan hasilnya diakui lebih dapat menyelesaikan masalah sampah.
Pencemaran dari PLTSa yang selama ini dikhawatirkan oleh masyarakat sebenarnya sudah
dapat diantisipasi oleh negara yang telah menggunakan PLTSa terlebih dahulu. Pencemaran-
pencemaran tersebut seperti :
 Dioxin
Dioxin adalah senyawa organik berbahaya yang merupakan hasil sampingan dari sintesa kimia
pada proses pembakaran zat organik yang bercampur dengan bahan yang mengandung unsur
halogen pada temperatur tinggi, misalnya plastic pada sampah, dapat menghasilkan dioksin
pada temperatur yang relatif rendah seperti pembakaran di tempat pembuangan akhir sampah
(TPA) (Shocib, Rosita, 2005).PLTSa sudah dilengkapi dengan sistem pengolahan emisi dan
efluen, sehingga polutan yang dikeluarkan berada di bawah baku mutu yang berlaku di
Indonesia, dan tidak mencemari lingkungan.
 Residu
Hasil dari pembakaran sampah yang lainnya adalah berupa residu atau abu
bawah (bottom ash) dan abu terbang (flyash) yang termasuk limbah B3, namun hasil-hasil
studi dan pengujian untuk pemanfaatan abu PLTSa sudah banyak dilakukan di negara-negara
lain. Di Singapura saat ini digunakan untuk membuat pulau, dan pada tahun 2029 Singapura
akan memiliki sebuah pulau baru seluas 350 Ha (Pasek, Ari Darmawan, 2007).PLTSa akan
memanfaatkan abu tersebut sebagai bahan baku batako atau bahan bangunan.
 Bau
Setiap sampah yang belum mengalami proses akan mengeluarkan bau yang tidak sedap baik
saat pengangkutan maupun penumpukkan dan akan mengganggu kenyamanan bagi
masyarakat umum.Untuk menghindari bau yang berasal dari sampah akan dibuat jalan
tersendiri ke lokasi PLTSa melalui jalan Tol, di sekeliling bagunanPLTSa akan ditanami pohon
sehingga membentuk greenbelt (sabuk hijau) seluas 7 hektar.
PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu ; air
diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin
yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk
menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada
pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan panas menggunakan bahan
bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini,
akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (Nox),
serta debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan ter-emisikan ke
udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bisa menimbulkan hujan asam dan
peningkatan suhu global. Sedangkan pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap
yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reactor nuklir.
Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama
PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak
melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang
mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan
pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari
pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar
bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan
secara lestari.
PLTPS (Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut)
Energi pasang surut (tidalenergy) merupakan energi yang terbarukan. Prinsip kerja nya sama
dengan pembangkit listrik tenaga air, dimana air dimanfaatkan untuk memutar turbin dan
menghasilkan energi listrik.
Keuntungan dari energi pasang surut ini adalah listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara
gratis, tidak membutuhkan bahan bakar, tidak menimbulkan efek rumah kaca, produksi listrik
stabil karena pasang surut air laut bisa diprediksi.
Tetapi energi pasang surut bukanlah energi masa depan karena memiliki berbagai kelemahan.
Diantaranya adalah biaya pembuatan damnya mahal dan dapat merusak ekosistem dipesisr
pantai.
Energi pasang surut diperkirakan dapat menghasilkan listrik 500 sampai 1000 MW pertahun.
Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat di muara sungai
Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada tahun 1966 dan
berkapasitas 240 MW. PLTPs yang terbesar nanti akan dibangun di Korea Selatan dengan
kapasitas 300 MV yang mampu untuk mengaliri listrik untuk 200.000 rumah. Proyek ini akan
selesai tahun 2015.
Energi pasang surut memanfaatkan pergerakan air laut dalam jumlah besar (pasang surut).
Seperti yang kita ketahui pasang terjadi dua kali sehari, diperkirakan sekitar 12 jam sekali.
Karena siklusnya bisa diprediksi, maka sangat mudah untuk memanfaatkan energi pasang surut
ini.
Prinsip kerja energi pasang surut sangat sederhana. Saat pasang datang air laut masuk melewati
dam melalui katup yang bisa membuka secara otomatis. Saat pasang surut, katup yang ada di
dam tertutup sehingga air laut terjebak didalam dam. Air laut yang terjebak inilah yang
dimanfaatkan untuk memutar turbin.

STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN

Melihat beberapa hambatan yang dihadapi maka perlu adanya strategi-strategi khusus agar
dapat meningkatkan peranan energi terbarukan dalam bauran energi di Indonesia diantaranya
adalah :
a. Potensi energi terbarukan (matahari, angin, air, bioenergi, panas bumi) yang dimiliki
Indonesia perlu dimanfaatkan secara maksimal untuk menambah kapasitas terpasang
pembangkit listrik, rasio elektrifikasi dan penurunan emisi gas rumah kaca sesuai dengan
yang dicanangkan PP. No.79 tahun 2014, mengingat daya bangun pembangkit listrik yang
harus ditingkatkan dari 4 GW/tahun menjadi 6 GW/tahun dan bertahap menjadi 12
GW/tahun.
b. Menjalankan feed in tariff energi terbarukan yang ada untuk investor dan dibantu subsidi
listrik ET dari pemerintah untuk konsumen sampai biaya pokok penyedian listrik ET
memungkinkannya untuk dicabutnya subsidi harga listrik ET.
c. Memberikan pajak emisi C kepada pengelola pembangkit listrik energi fosil, sebagai
bentuk komitmen negara terhadap perjanjian penurunan emisi dengan dunia serta untuk
pembangunan energi ramah lingkungan di Indonesia.
d. Pembebasan pajak impor peralatan energi terbarukan dan mendorong produsen
peralatan energi terbarukan lokal melalui pembebasan pajak dan dukungan keuangan
secara langsung.
e. Menggencarkan studi dan penelitian serta mengidentifikasi setiap jenis potensi sumber
daya energi terbarukan secara lengkap di setiap wilayah, merumuskan spesifikasi dasar
dan standar rekayasa sistem konservasi energinya yang sesuai dengan kondisi di Indonesia
dengan didukung anggaran dana dari pemerintah.
f. Perlu adanya dukungan berupa kebijakan bantuan investasi dari pemerintah sekitar 20 –
30% untuk menggairahkan pembangunan energi terbarukan ditengah masih mahalnya
harga operasional untuk membangun pembangkitan energi terbarukan, faktor perizinan,
biaya eksplorasi dan pengeboran (panas bumi), pembelian bahan baku (biomassa),
perencanaan dan sebagainya.
g. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah, kemudian lembaga lembaganya baik
kementerian ESDM, Kementerian Riset, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan atau pun lembaga lain saling bekerja sama secara nyata untuk pengembangan
di bidang energi terbarukan tanpa mengedepankan ego sektoral.
h. Mensosialisasikan dan memberi pendidikan kepada masyarakat mengenai energi
terbarukan agar isu-isu negatif yang ada pada benak masyarakat mengenai pemanfaatan
energi terbarukan dapat tertanggulangi.

KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dan analisa yang dilakukan dari segi kebijakan dan keadaan yang ada
untuk mendukung berkembangnya energi terbarukan di Indonesia, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Secara umum kebijakan energi Indonesia yang ada sangat mendukung terhadap prospek
pengembangan pemanfaatan energi terbarukan nasional dan efisiensi energi.
b. Energi fosil masih menjadi penopang terbesar kebutuhan energi listrik nasional ditengah-
tengah kebijakan prioritas pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca. Dikarenakan harganya yang murah dan dapat
menghasilkan energi yang cukup besar untuk menutupi kebutuhan energi nasional yang
meningkat secara cepat.
c. Investasi merupakan kebutuhan vital bagi pengembangan energi terbarukan, untuk
meningkatkan dan menjaga iklim investasi tetap menarik ditengah biaya pokok pembangunan
pembangkit listrik energi terbarukan yang mahal dan perizinan yang sulit, maka bantuan
dukungan investasi sangat dibutuhkan.
d. Perpres No. 4 Tahun 2016 mengenai Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan yang didalamnyamengandung kebijakan mempermudah perizinan, perlu
diterapkan secara konkret oleh pemerintah dan lembaga-lembaga pemerintahan yang ada
serta tidak mengedepankan ego sektoral, terutama dalam masalah pembebasan lahan.
e. Harga energi listrik dari energi terbarukan yang dijual dari pengembang kepada PT. PLN
Persero tergolong tinggi, hal ini akan berdampak harga listrik yang dijual kepada masyarakat
Indonesia akan tinggi jika tidak di subsidi dan hanya menarik dari kalangan investor. Sehingga
faktor keterjangkauanharga (affordability) yang merupakan komponen kedaulatan energi
akan sangat sulit untuk dicapai untuk golongan energi terbarukan.
f. Beberapa strategi untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia adalah dengan
penerapan pajak emisi C , menerapkan feedin tariff energi terbarukan yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah, memaksimalkan seluruh potensi energi terbarukan yang ada,
mempermudah perizinan pembangunan energi terbarukan, memberikan bantuan investasi
energi terbarukan, mendukung industri energi terbarukan dalam negeri dan mensosialisasikan
serta memberi pendidikan masyarakat mengenai penerapan energi terbarukan

PERMASALAHAN UMUM ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA


Secara umum pembangkit listrik berbasiskan energi terbarukan masih menghadapi beberapa
hambatan dalam perkembangannya diantaranyakarena faktor :
a. Masih menemui kendala ke ekonomian karena beberapa komponennya belum diproduksi
massal secara nasional, kandungan lokalnya masih minim, sehingga komponen-komponen
yang ada memilik harga yang mahal dan tentunya memiliki biaya investasi yang tinggi
pula.
b. Harga jual tarif pembangkit listrik ET ke masyarakat masih tergolong tinggi jika
dibandingkan dengan energi fosil, misalnya minyak bumi, solar, dan batubara, di Indonesia
masih tergolong rendah
c. Banyak teknologi untuk pembangunan dan pengelolaan ET yang belum dikuasai oleh
tenaga ahli di Indonesia.
d. Beberapa pembangkit listrik ET memiliki keterbatasan untuk mengimbangi pertumbuhan
beban listrik yang cepat dan besar seperti PLTS dan PLT Bioenergi.
e. Masih terbatasnya studi dan penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan teknologi
ET. Selain itu penelitian tersebut juga terkendala oleh biaya dan sumber daya manusia.
f. Kondisi letak geografis Indonesia yang membawa keuntungan dalam hal energi-pun disisi
lain juga membawa kelemahan dalam hal pengembangan dikarenakan Indonesia terdiri
dari ribuan pulau yang terpisahkan oleh laut dan selat. Ini dapat menyebabkan
pembangunan infrastruktur produksi dan distribusi energi menjadi lebih sulit dikarenakan
harus terpartisi di setiap daerah yang berbeda.
g. Kondisi sosial masyarakat setempat yang terkadang menjadi penghalang dalam
pembangunan sumber energi terbarukan.

PRINSIP KERJA SEL FOTOVOLTAIK


Sel fotovoltaik bekerja berdasarkan efek fotoelektrik pada material semikonduktor untuk
mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Berdasarkan teori Maxwell tentang radiasi
elektromagnet, cahaya dapat dianggap sebagai spektrum gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang berbeda. Prinsip kerja semikonduktor sebagai sel fotovoltaik mirip
dengan dioda sebagai p-njunction. p-njunction adalah gabungan/lapisan semikonduktor jenis p
dan n yang diperoleh dengan cara doping pada silikon murni. Pada semikonduktor jenis p,
terbentuk hole (pembawa muatan listrik positif) yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan
jumlah elektronnya, sehingga hole merupakan pembawa muatan mayoritas, sedangkan
elektron merupakan pembawa muatan minoritas. Demikian pula sebaliknya dengan
semikonduktor jenis n. Bila bagian p dari p-njunction dihubungkan dengan kutub positif baterai
dan bagian ndihubungkan dengan kutub negatif baterai, maka arus dapat mengalir melewati p-
njunction. kondisi ini disebut sebagai panjar maju. Bila hal sebaliknya dilakukan (panjar
mundur), yaitu bagian n dari p-njunction dihubungkan dengan kutub positif baterai dan bagian
pdihubungkan dengan kutub negatif baterai, maka arus tidak dapat mengalir melewati p-
njunction. Akan tetapi, masih ada arus dalam ukuran sangat kecil yang masih dapat mengalir
(dalam mikroamper) yang disebut dengan arus bocor (Diputra, 2008).

Konservasi Energi
• Konservasi energi adalah penggunaan energi dengan efisiensi dan rasional tanpa mengurangi
penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan.
• Upaya konseravasi energi diterapkan padaseluruh tahap pemanfaatan, mulai dari
pemanfaatan sumber daya energi sampai padapemanfaatan terakhir, dengan menggunakan
teknologi yang efisien, dan membudayakan pola hidup hemat energi.

Audit Energi sendiri adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang
penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan
pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi, sehingga tecipta manajemen energi
yang baik untuk sebuah bangunan.
Jenis Audit Energi
Audit Energi Singkat (walkthrough audit)
Kegiatan audit energi yang meliputi pengumpulan data historis, data dokumentasi bangunan
gedung yang tersedia dan observasi, perhitungan intensitas konsumsi energi (lKE) dan
kecenderungannya, potensi penghematan energi dan penyusunan laporan audit.
Audit Energi Awal (preliminary audit)
Kegiatan audit energi yang meliputi pengumpulan data historis, data dokumentasi bangunan
gedung yang tersedia, observasi dan pengukuran sesaat, perhitungan IKE dan
kecenderungannya, potensi penghematan energi dan penyusunan laporan audit. Berdasarkan
dengan SNl 6196:2011. Persiapan pada Audit energi awal perlu dilakukan bila audit energi
singkat merekomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut pada seluruh bangunan
gedung atau secara langsung tanpa melalui audit energi singkat.

Beberapa Alasan Penyebab Borosnya Pemakaian Energi Di Indonesia, Antara Lain :


a. Perilaku/gaya hidup masyarakat
Perilaku/gaya hidup masyarakat merupakan salah satu faktor penyebab tingginya konsumsi
energi di negara Indonesia, khususnya terjadi pada masyarakat menengah ke atas. Banyak
orang-orang kaya memiliki lebih dari sepuluh rumah tinggal yang tidak dimanfaatkan sama
sekali dan kesepuluh rumah itu menyerap energi yang sama.
b. Kemampuan daya beli masyarakat
Pada umumnya pemborosan energi terjadi karena perlengkapan energi yang dimiliki oleh
masyarakat yang sudah tua umur pemakaiannya dan belum diganti dengan yang baru.
Untuk melakukan penghematan listrik maka perabotan rumah tangga perlu diganti dengan
yang baru berlabel “Save Energy” atau “Ecolable”. Namun hal ini sulit dilakukan karena daya
beli masyarakat yang rendah. Disamping itu biaya kebutuhan hidup pokok serta pendidikan
telah menghabiskan 90% pendapatan mereka. Oleh karenanya mereka menunda mengganti
perabot rumah tangga yang sudah uzur. Hal ini tidak saja terjadi pada konsumsi energi
rumah tangga, tetapi juga terjadi pada konsumsi energi pada industri.
c. Manajemen energi
Sumber kelemahan pasokan energi kita salah satunya disebabkan oleh manajemen yang
tidak baik. Manajemen yang benar memiliki kemampuan untuk mencari solusi atas masalah
yang dihadapi. Para manajer di tingkat puncak maupun di tingkat bawah dan menengah
harus menghindari the lack of imagination (keterbatasan imajinasi). Para manajer yang
terpilih adalah manusia yang cerdas dan dapat melihat atau meramalkan posisi
perusahaan/lembaga/organisasi di masa datang, karena salah satu kredibilitas dari seorang
manajer adalah kemampuan mengimajinasikan masa depan.
Fuel Cell adalah sel bahan bakar yang menghasilkan energi listrik, yang dihasilkan oleh
proses elektrokimia dengan memanfaatkan elektron bebas dan proton yang di konversi menjadi
energi elektrik.Fuel cell merupakan alat yang mampu menghasilkan listrik arus searah. Alat ini
terdiri dari dua buah elektroda, yaitu anoda dan katoda yang dipisahkan oleh sebuah membran
polimer yang berfungsi sebagai elektrolit. Membran ini sangat tipis, ketebalannya hanya
beberapa mikrometer saja. Hidrogen dialirkan ke dalam fuel cellyaitu ke bagian anoda, sedang
oksigen atau udara dialirkan ke bagian katoda, dengan adanya membran, maka gas hidrogen
tidak akan bercampur dengan oksigen. Membran dilapisi oleh platina tipis yang berfungsi
sebagai katalisator yang mampu memecah atom hidrogen menjadi elektron dan proton. Proton
mengalir melalui membran, sedang elektron tidak dapat menembus membran, sehingga elektron
akan menumpuk pada anoda, sedang pada katoda terjadi penumpukan ion bermuatan positif.
Apabila anoda dan katoda dihubungkan dengan sebuah penghantar listrik, maka akan terjadi
pengaliran elektron dari anoda ke katoda, sehingga terdapat arus listrik. Elektron yang mengalir
ke katoda akan bereaksi dengan proton dan oksigen pada sisi katoda dan membentuk air.
Faktor Yang Mempengaruhi Pentingnya Kehadiran Fuel Cell
 Tingginya angka ketergantungan akan bahan bakar fosil sedangkan ketersediannya
sangatlah terbatas
 Bahan bakar fossil mengakibatkat perncemaran lingkungan yang parah baik polusi
udara, air dan tanah
 Terjadinya global warming akibat tingginya tingkat pencemaran udara karena
penggunaan bahan bakar fosil
 Krisis energi dunia dan potensi fuel cell yang memiliki tingkat energi tinggi dengan
sumber yang melimpah
 Serta kemampuan fuel cell yang ramah lingkungan karena tak menghasilkan polutan (
menghasilkan air )
Prinsip Fuel Cell ;
 Fuel cell mengkonversi electrochemical reaction menjadi listrik Dc tanpa adanya proses
pembakaran
 Effisiensi fuel cell berkisar 40-85 % jika dibanding dengan heat engine
 Listrik diproduksi dari fuel ( bahan bakar ) dan oxidan dimana keduanya akan bereaksi
di dalam electrolyte.
 Prinsipnya sendiri hampir sama dengan baterai akan tetapi fuel cell dapat digunakan
untuk di regenerasi secara kontiniu dari reaktan yang dipakai
 Fuel cell juga mampu menghsailkan listrik melalui konsumsi bahan bakar luar dan
oxygen sebagai basis batas sedangkan jika dibanting baterai yang hanya mampu
menggunakan internal energynya saja.
Keuntungan fuel cell yaitu,
1. efisiensi tinggi dapat mencapai 80%
2. tidak bising dan gas buang yang bersih bagi lingkungan
3. ramah lingkungan
4. kapasitas besar dengan dimensi yang kecil
Kendala yang masih membatasi pengguanaan fuel cell adalah :
1. Apabila digunakan bahan bakar hidrogen, maka dibutuhkan tanki pengaman yang berdinding
tebal dan memiliki katup pengaman. Selain itu diperlukan kompresor untuk memasukan ke
adalam tanki.
2. Apabila yang dibawa adalah hidrogen cair, maka akan timbul kesulitan karena harus
dipertahankan pada temperatur -253,15 derajat Celsius pada tekanan 105Pa.
3. Apabila digunakan metanol sebagai pengganti hidrogen, maka dibutuhkan reformer. Tetapi
efisiensi menjadi menurun.
4. Temperatur yang cukup tinggi saat pengoperasian antara 60-120 derajat Celsius
Bagian bagian fuel cell
 Anode
 Merupakan Negative post dari fuel cell.
 Mengalirkan electrons yang dibebaskan dari hydrogen molecules sehingga
dapat digunaan pada external circuit.
 Setiap bagiannya (channels) menyebarkan gas hidrogen berlebih pada
permukaan catalyst.
 Cathode
 Merupakan Positive post dari fuel cell
 Setiap bagiannya (channels) mendistribusi oxygen ke permukaan catalyst.
 Mengalirkan elektron kembali, dari external circuit ke catalyst
 Merekombinasi hydrogen ions dan oxygen menjadi water.
 Electrolyte
 Merupakan Proton exchange membrane.
 Terbuat dari material khusus yang hanya mengalirkan proton (positive charged
ions).
 Membrane memblok atau menahan electrons agar tak lewat.
 Catalyst
 Material khusus yang menfasilitasi reaksi oxygen dan hydrogen
 Biasanya menggunakan bubuk platinum tebalyang dimasukkan pada kertas
atau kain carbon.

 Kekasaran dan renik dari luas permukaan catalist berpengaruh pada


maximalisasi kontak area dengan hidrogen dan oksigen.
 Lapisan platinum-coated dari catalist menghadap PEM.
 Cogeneration:memanfaatkan panas yang terbuang dari sitem untuk memproduksi energi
listrik , hal ini akan membuat peningkatan pada efisiensi power-generating systems.
 Reformer:alat yang digunakanuntuk mengekstrak hidrogen murni dari hidrocarbon.
 Direct Fuel Cell:tipe fuel cell yang termasuk hidrocarbon fuel dimana bahan bakar
hidrocarbon di ubah menjadi fuel cell diam, tanpa menggunakan tambahan reformer
untuk menghasilkan hidrogen.

Proses cara kerja Fuel Cell


 Gas hidrogen di dorong untuk masuk kedalam cell dari anode.
 Gas dipaksa melewati catalist menggunakan tekanan.
 Ketika molekul H2datang dan bertemu catalist platinum maka akan terpisah
menjadi H+ ions dan electrons (e-).
 Electrons di alirkan melewati anode
 Aliran elektron melewati jalan tersendiri melewati external circuit untuk
menggerakkan motordan setelahnya bergerak menuju katode.

 Di katode oksigen di paksa melewati katalist


 Bentuk atom oksigen memiliki muatan negative yang kuat
 Muatan negative di menangkap 2 atom H+ ions yang melewati membran.
 Menggabungkan dengan oksigen, hidrogen tadi bereaksi menjadi (H2O).
PENINGKATAN EFFISIENSI FUEL CELLL
Peningkatan kapasitas dan efisiensi fuel cell dapat menggunakan
1. Penggunaan termal electric converter, untuk mengubah panas buangan menjadi energi
listrik
2. Mekanisasi dari fuel cell
3. Serta menambah lapisan maupun tebal fuel cell.

Anda mungkin juga menyukai