Anda di halaman 1dari 30

GRID STRUKTUR

Makalah yang disusun untuk


Memenuhi Nilai Mata Kuliah Struktur Dan Konstruksi III
Semester IV

PROGRAM
FAKULTAS KELAS DISUSUN OLEH
STUDI
TEKNIK ARSITEKTUR E-501 SATRIO GUMELAR 412150100100
HERDI IMANIRAHMAN 412150100101
MUHAMMAD RICO 41215010098
MUHAMMAD ASNAWI 412150100102
INDRIANI CITRA LESTARI 41215010099
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MODUL DAN GRID
STRUKTUR” dengan baik.
Adapun penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Struktur Dan Konstruksi III. Dalam penulisan makalah, Penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada orang tua, dosen, serta pihak-pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini.
Penulis merasa masih banyak kekurangan secara teknis penulisan maupun materi. Kritik
dan saran dari semua pihak sangat Penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan.

Jakarta, 15 Maret 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Dewasa ini, makin maraknya orang membangun bangunan bentang lebar karena lebih menghemat
lahan dan dan dapat memanfaatan ruang yang lebih dengan cara memaksimalkan jarak antar kolom
sehingga maksimal bukan 3 meter persegi sehingga dapat menghemat biaya konstruksi juga. Bangunan
bentang lebar diaplikasikan pada bangunan bandar udara, dll.
Dalah satu teknik struktur pada bangunan bentang lebar adalah Grid struktur yaitu untuk
menentukan jarak antarkolom (berupa simbol persegi) dan dinding pemikul beban (bearing wall) (berupa
simbol garis).

PERUMUSAN MASALAH
1. apakah terdapat peranan fungsi bangunan, bentuk massa bangunan, dan material struktur dalam
penentuan grid struktur?
2. Apakah kaitan antara dilatasi dengan pola grid struktur?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN
BANGUNAN BENTANG LEBAR
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas
kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secara umum terdiri dari 2 yaitu
bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi
bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan
modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang
lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap
beberapa sistem struktur bentang lebar.
Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa gedung
stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau
gedung exhibition.
Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang
timbul dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut.
Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu :
1. Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang.
2. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
3. Struktur Plan dan Grid
4. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan net (jarring)
5. Struktur Cangkang
Sedangkan Sutrisno 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu :
1. Struktur ruang, yang terdiri atas :
 Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)
 Struktur rangka ruang
2. Struktur permukaan bidang, terdiri atas :
 Struktur Lipatan
 Struktur Cangkang
 Membran dan Struktur Membran
 Struktur Pneumatik
3. Struktur Kabel dan Jaringan

GRID STRUKTUR
Dalam perencanaan bangunan, sistem grid merupakan hal yang penting terlebih jika kita merencanakan
bangunan dengan sistem struktur rangka. Adapun penataan komponen bangunan yang dapat
menggunakan sistem grid diantaranya adalah :
a. GRID STRUKTUR
Grid struktur, digunakan pada bentangan lebar, adalah pola tertentu yang digunakan untuk
meletakkan titik-titik atau garis-garis sistem struktur bangunan dalam denahnya. Titik-titik itu akan
menunjukkan letak kolom struktural sedangkan garis-garis akan menunjukkan letak dinding struktural
dalam bangunan. Grid struktur bukan hanya seperti milimeter-blok, yang hanya memandu pembuatan
gambar denah namun lebih berarti sangat penting karena bentuk-bentuk dan ukuran grid ini akan
berkaitan langsung dengan sistem struktur dan aspek-aspek penting lain dalam bangunan termasuk
fungsi ruang. Grid struktur ini baik bentuk dan ukurannya harus diikuti oleh atau menyesuaikan dengan
ukuran ruang-ruang yang terdapat dalam denah bangunan. Karena sistem struktur tidak hanya meliputi
kolom atau dinding saja, maka pengaturan grid struktur ini juga harus mempertimbangkan posisi-posisi
elemen sistem struktur lain seperti rangka atap di atas bangunan dan juga pondasi di bawah bangunan
sebab sistem struktur, seperti telah dibahas di atas, idealnya harus menerus dalam menyalurkan beban
dari atas ke bawah.
Dalam denah, informasi penggunaan titik-titik kolom dan atau garis-garis dinding struktural ini
sudah dapat menentukan kaitan dengan sistem struktur yang lain tersebut. Pola grid struktur ini harus
dapat ditentukan pada tahap “pre-design” yaitu pada akhir dari tahap ide gagasan atau konsep
bangunan karena penggunaan pola grid ini akan berpengaruh pada aspek-aspek lain dalam bangunan
baik secara langsung atau tidak, seperti pada bentuk dan bentangan ruang, ukuran ruang, kemungkinan
akses bukaan dan sebagainya.Pentingnya merencanakan grid struktur juga mempengaruhi efisiensi
dalam penggunaan sistem struktur maupun material yang nantinya digunakan dalam bangunan. Untuk
mendapat rancangan struktur yang efisien kita juga perlu mengetahui dimensi – dimensi material strktur
yang ada di pasaran. Sehingga dalam penggunaanya tidak banyak material atau bahan sisa.
Ditinjau dari umur teori, konstruksi dan pemakaiannya sudah banyak digunakan pada gedung-
gedung di Indonesia, struktur grid ini bukanlah sistem struktur yang baru; tapi dari sifat kaku dan
kelebihannya, struktur grid ini dapat mendukung sistem perancangan arsitektur yang menghendaki
variasi bentuk pelat atau plafonnya.
b. GRID KONSTRUKSI
Grid konstruksi merupakan jarak antarelemen pendukung bangunan yang berupa konstruksi
bidang bukaan dan konstruksi bidang partisi atau pembatas. Perancangan grid konstruksi dapat
dilakukan sesuai dengan kebutuhan, bisa berirama maupun tidak.
c. GRID SERVICE
Grid servis merupakan jarak peletakan titik-titik servis yang didistribusikan pada bagian
bangunan, seperti pada titik lampu, ac system, fire protection, maupun utilitas bangunan lainnya yang
membutuhkan jalur distribusi tertentu. Penataan komponen ini terkait dengan berbagai aspek yakni:
 Aspek fungsional
 Aspek kenyamanan
 Aspek estetika
d. PLANNING GRID
Planning grid merupakan penataan layout area kerja baik individual maupun grup. Grid ini
memiliki detail yang lebih tinggi hingga berupa layout penataan area kerja.

Modul adalah sistem grid yang dipergunakan dalam penempatan modul atau batasan
bentangan untuk penempatan kolom.

JENIS-JENIS GRID STRUKTUR


Pola Grid Struktur rangka dapat dikelompokkan atas:
 Ditinjau dari jarak bentang:
 Grid rata (1 arah atau 2 arah)
Satu arah dmana balok rusuknya atau balok anak pada plat lantai hanya dalam
satu arah saja dan memiliki jarak-jarak balok rusuk/balok anak.

Dua arah dimana arah balok rusuk/balok anak dari dua arah (hampir sama dengan
sistem papan catur)
Balok-balok diletakkan bersilangan dengan ikatan yang kuat dan kaku, maka
gaya yang bekerja dibagi dalam dua arah dan dalam empat tumpuan yang masing-
masing menerima sebagian dari beban.

Sistem ini merupakan awal dari sitem struktur kotak-kotak (grid structure).
Struktur kotak-kotak adalah perkembangan dari struktur balok yang disatukan satu sama
lain. Macam struktur kotak-kotak ini menurut letaknya kotak-kotak dapat dibagi atas:
 Grid berirama (1 arah atau 2 arah)

 Ditinjau dari jumlah bentang


 Struktur rangka 1 bentang
 Struktur rangka 2 bentang
 Struktur rangka 3 bentang
 Struktur rangka bentang banyak

 Ditinjau dari arah grid


 Arah grid 90 derajat
 Arah grid 45 derajat
 Arah grid 60 derajat
 Arah grid radial (khusus lingkaran)

Pola Grid Struktur dinding pemikul dapat dikelompokkan atas:


 Ditinjau dari jarak bentang:
 Grid rata (1 arah atau 2 arah)
 Grid berirama (1 arah atau 2 arah)
 Ditinjau bentuk dinding pemikul:
 Dinding pemikul bidang (1 arah atau 2 arah)

 Dinding pemikul patahan (patahan siku, sudut, dan lengkung)


 Dinding pemikul tabung (tabung persegi dan tabung lengkung)
 Struktur rangka bentang banyak

DINDING PEMIKUL (Bearing wall)


STRUKTUR
A. Pengertian
Merupakan sistem struktur yang mendestribusikan beban vertical secara kontinu pada
bidang atau masaa pendukungnya. B karakteristik beban dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Beban vertical
2. Beban horizontal

B. Jenis-jenis
1. Struktur dinding tidak beraturan
Merupakan struktur dinding yang bentuk, kedudukan maupun jaraknya tidak mempunyai pola
yang jelas.
2. Struktur dinding beraturan
Merupakan struktur dinding yang mempunyai bentuk, jarak dan penataan yang jelas.

Ditinjau dari jarak bentang struktur ini dapat dibagi atas:


1. Grid Rata

2. Grid Berirama

Ditinjau dari bentuk struktur dinding pemikul dibagi atas:


1. Dinding pemikul bidang rata

2. Dinding pemikul bidang patahan


3. Dinding pemikul bidang lengkung

4. Bidang rata memusat/radial

5. Bidang lengkung memusat/radial


Menurut letaknya struktur dinding pemikul ada 3 jenis yaitu:
1. Sistem dinding melintang bangunan Terdiri dari dinding linear yang diletakan tegak lurus
terhadap panjang sehingga tidak membatasi terutama tampak bangunan.

2. System dinding membujur bangunan Terdiri dari dinding linear yang diletakan sejajar dengan
panjang bangunan.

3. System dinding menyilang Terdiri dari perletakan dinding pada dua arah (sitem dinding
melintang dan sistem dinding panjang.
Hubungan lantai dengan dinding

1. Dinding menyatu dengan lantai: dinding menyatu dari bawah ke atas, dimana lantai sebagai
beban yang ditumpukan pada dinding.

2. Dinding terpisah dengan lantai : dalam hal ini hubungan antara jarak lantai dan dinding dianggap
perletakan bebas.
SISTEM PENYALURAN BEBAN
Beban vertikal diteruskan sebagai momen melaluai struktur lantai langsung ke dinding.memiliki
bentang berkisar 12-25 kaki.bukaan dinding hendaknya ditempatkan pada sumbu vertikal yang sama
untuk menhindari tegangan beban yang diakibatkan susunan bukaan jendela yang berseling seling.
Gaya horizontal disebar melalui struktur lantai dan berlaku sebagai diafragma horizontal terhadap
dinding geser.
Anggapan bahwa dinding pemikul meupakan sesuatu yang padat akan tetapi dinding pemikul
juga bisa dibuat dari anyaman diagonal atau kolom kolom linear yang sangat rapat,bisa juga lengkung,
Kelebihan dan kekurangan dari struktur dinding pemikul antara lain:
Kelebihan:
1. Ruang yang dibentuk lebih banyak
2. Struktur lebih kaku (tahan terhadap gaya gravitasi /gempa dan gaya lateral
3. Prinsip dinding pemikul dapat diterpkan pada berbagai tata letak dan bentuk bangunan

Kekurangan:
1. Biaya cukup besar
2. Pengerjaanya memakan waktu yang lama
3. Hanya dapat digunakan pada bangunan tingkat tinggi dengan ordo 10-20 lantai
4. Perlubangan dinding hanya memperlemah daya dinding

Kombinasi struktur dinding pemikul dan struktur rangka


Bahan yang biasa digunakan pada bangunan tingkat tinggi yang memakai sistem dinding pemikul
adalah:
1. Kontruksi kayu
2. Beton pracetak
3. Balok ringan
4. Panel logam yang terisolasi(terdapat kandungan udara di dalamnya)
5. Beton bertulang
Dinding penahan dapat mempunyai lapisan tunggal atau rangkap yang tebuat dari
satuan pasangan batuan yang masih rangkap.seperti,batu bata batu alam batu beton dllKeuntungan
lapisan rangkap ruang yang berada diantara dinding dinding tersebut tidakterpengaruh oleh perubahan
temperature suhu.Kerugian lapisan rangkap tebal dari dinding rangkap lebih besardari dinding biasa.
Pada kasus beban terpusat panjang tiap-tiap dinding tidak boleh melebihi jarak dari pusat ke
pusat beban. Dinding penahan beton bertulang harus mempunyai ketebalansedikitnya 1/25 dari tinggi
atau lebar yang tidak disangga dan dinding beton bertulang pada bangunan tidak boleh mempunyai
ketebalan kurang dari 6 inchi.

FUNGSI BEARING WALL


Pada tahap denah jadi, grid struktur ini sangat penting artinya karena akan berfungsi:
 menggambarkan sistem struktur yang dipakai
 menentukan posisi-posisi kaitan dengan elemen sistem struktur lain
 memfasilitasi ruang fungsi di dalamnya
 menentukan kaitan antar lantai pada bangunan bertingkat
 menentukan secara pasti posisi kolom, balok atau dinding struktur
 Struktur grid mempunyai sifat utama dapat mendistribusikan beban pada kedua arah secara
seimbang.

FUNGSI GRID STRUKTUR


Dalam denah jadi:
 menggambarkan sistem struktur yang dipakai
 menentukan posisi-posisi kaitan dengan elemen sistem struktur lain
 memfasilitasi ruang fungsi di dalamnya
 menentukan kaitan antar lantai (pada bangunan bertingkat)
 menentukan secara pasti posisi kolom, balok atau dinding struktur

Peruangan dalam Bangunan


 Fungsi aktivitas Utama
 Fungsi Sirkulasi Horisontal ( selasar/koridor)
 Fungsi Sirkulasi Vertikal ( tangga, lift/elevator)

(Grid: fungsi ruang)


(Grid: penentuan kolom)

(Grid: Penentuan kolom struktur)


(Grid penempatan kolom)

(Grid: struktur dan fungsi ruang)

KELEBIHAN
Beberapa keuntungan dari sistem struktur grid adalah:
1. Mempunyai kekakuan yang besar, terutama pada bentang lebar, sehingga dapat memberikan
kekakuan arah horizontal yang lebih besar pada portal-bangunannya.
2. Mempunyai bentuk yang seragam dengan berbagai variasi dan cetakannya dapat digunakan
berulangkali.
3. Dapat mendistribusikan beban dan momen pada kedua arah bentangnya secara merata dengan
ukuran modul grid yang dapat dikembangkan sebagai kelipatan dari bentang kolom-kolomnya.
4. Mempunyai sifat fleksibilitas ruang yang cukup tinggi dan simpel sehingga lebih luwes dalam
mengikuti pembagian panel-panel eksterior maupun partisi interiornya.
5. Pada struktur grid, jumlah kolom-kolom dapat dikurangi sehingga dapat memberi ruang yang
lebih luas.

MATERIAL
Umumnya struktur grid ini menggunakan bahan dari konstruksi beton bertulang dengan
ketebalan pelat yang tipis dan dengan pemakaian tulangan yang lebih hemat.

ANALISA
Untuk menganalisa struktur grid ada dua metode, yaitu metode gaya dan metode kekakuan.
Metode gaya dapat diselesaikan dengan bantuan tabel Makowsky sehingga caranya cukup sederhana.
Sedang analisis dengan metode kekakuan mempunyai langkah yang lebih panjang dan diperlukan
pengetahuan dasar aljabar linier matrix dan teori elastisitas. Beberapa paket program komputer juga
dapat dipakai untuk menganalisa struktur grid dalam tiga dimensi, misal program scada.

PERANAN FUNGSI BANGUNAN DALAM MERANCANG GRID


Studi mengenai perencanaan bangunan menunjukkan bahwa pada umumnya ada hubungan yang
erat antara susunan fungsional bangunan dengan sistem struktur yang digunakan. Begitu juga dengan
material dan bentuk massa bangunan memengaruhi grid.
Perencanaan bangunan biasanya dimulai dari perancangan denah, baru kemudian tampak dan
potongannya. Perancangan strukturnya biasanya datang lebih kemudian, setelah dikaitkan dengan
rancangan potongan bangunan.
Proses mendesain suatu struktur secara implisit berkaitan juga dengan desain bangunan secara
keseluruhan. Hasil akhir rancangan yang didapatkan benar-benar merupakan rancangan yang dapat
dipertanggungjawabkan baik dari segi perancangan maupun dari segi strukturnya.
Pada banyak bangunan, biasanya ada grid atau pola geometrisnya yang berulang, baik secara
vertikal (yang dibentuk oleh dinding pemikul, kolom, atau kombinasi dari keduanya) maupun secara
horizontal.
Susunan pola grid ini tergantung pada persyaratan program ruang tersebut.
Pada bangunan yang menggunakan banyak zona fungsional yang berbeda dimungkinkan untuk
penggunaan banyak pola grid struktur.
Setiap respon struktural hanya cocok untuk konfigurasi tertentu:
 Pada gedung bertingkat banyak (agregasi secara vertikal) beban-beban lateral/horizontal
(angin dan gempa) merupakan faktor dominan.
 Pada gedung bertingkat rendah (agregasi secara horizontal), beban yang mungkin dominan
adalah beban vertikal sehingga perlakuan struktur untuk kedua bangunan tersebut juga akan
berbeda.
Pola grid dengan konfigurasi segi empat adalah pola yang paling banyak diunakan dan efisien
dalam penempatan ruang-ruangnya. Namun pola-pola yang lain dimungkinkan tergantung dari bentuk
dasar bangunannya.
Suatu denah bangunan diasumsikan terdiri atas sederetan modul yang mempunyai susunan dan
diemnsi masing-masing ruang sesuai dengan persyaatan program pada bangunan tersebut.
1. Proses awal desain struktur dimulai dengan meletakkan elemen-elemen/titik tumpuan (kolom
dan dinding pemikul) yang dimaksudkan untuk memikul elemen struktur horizontal (sistem satu
arah atau dua arah)
2. Apabila grid struktur berbentuk bujur sangkar, sistem horizontal satu arah atau dua arah dapat
digunakan.
3. Sistem dua arah umumnya lebih cocok pada bentang pendek/menengah (5-13 m). sistem satu
arah umumnya digunakan pada bentang panjang (> 18 m) karena tidak banyak tersedia konstruksi
dua arah berbentang panjang (misal: beton pra-tekan, sistem rangka ruang baja).
Pada banyak situasi, pembentukan daerah pojok dapat menimbulkan masalah. Berikut ini
diberikan beberapa alternatif penyelesaian bagian pojok bangunan:
Banyak bangunan yang menggunakan lebih dari satu pola struktural (misal: bangunan super blok).
Beberapa alasannya antara lain:
1. Persyaratan program ruang bangunan yang menuntut perbedaan dimensi fungsional yang
berbeda.
2. Memenuhi kendala fisis seperti kondisi pondasi tidak seragam mengharuskan penggunaan grid
struktur yang berbeda untuk lokasi yang berbeda pada satu bangunan.
Apabila lebih dari satu pola struktur yang digunakan pada satu bangunan, maka masalah yang
paling mendasar adalah menentukan titik pertemuan yang pada umumnya memerlukan perlakuan
khusus. Beberapa alternatif penyelesaian digambarkan sebagai berikut:
1. Penggunaan balok yang didesain khusus terhadap gaya torsi atau penggunaan struktur
dinding pemikul
2. Mempertemukan kedua grid yang berbeda menjadi salah satu grid yang membentuknya
3. Memisahkan kedua sistem grid tersebut dengan ruang perantara.
4. Pemisahan kedua sistem grid struktur utama (misal beton) dengan struktur ketiga/struktur
perantara (grid strktur biasanya lebih kecil daripada sistem grid utama dan struktur lebih
ringan, misal baja)
5. Dengan interpenetrasi pola sebagai variasi dari cara perataan dasar.

DILATASI SISTEM STRUKTUR DAN KAITANNYA DENGAN POLA GRID STRUKTUR


Dilatasi baik digunakan pada pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi,
antara bangunan induk dengan bangunan sayap, dan bagian bangunan lain yang mempunyai kelemahan
geometris. Disamping itu, bangunan yang sangat panjang tidak dapat menahan deformasi akibat
penurunan fondasi dan gempa, karena akumulasi gaya yang sangat besar pada dimensi bangunan yang
panjang, dan menyebabkan timbulnya retakan atau keruntuhan struktural. Oleh karenanya, suatu
bangunan yang besar perlu dibagi menjadi beberapa bangunan yang lebih kecil, dimana setiap
bangunan dapat bereaksi secara kompak dan kaku dalam menghadapi pergerakan bangunan yang
terjadi (Juwana 2005:51).
Gambar: Pemisahan bangunan

Sumber: Juwana (2005:51)

Schodek (1998:530) mengungkapkan bahwa gaya lateral akibat gempa, tentu saja mempunyai
sifat inersial, jadi berkaitan langsung dengan setiap massa gedung tersebut. Lokasi massa yang tidak
simetris dapat menyebabkan gaya-gaya pada massa tersebut menimbulkan momen torsi pada gedung
yang pada akhirnya dapat meruntuhkan gedung. Struktur simetris tidak mengalami gaya torsi besar
sehingga jenis struktur ini lebih dikehendaki dibandingkan struktur tidak simetris. Struktur yang tidak
simetris, baik karena konfigurasinya atau karena penempatan secara tidak simetris elemen-elemen
pemikul beban lateral, pada umumnya mengalami gaya torsi besar yang dapat sangat merusak.
Penempatan massa secara tidak simetris juga dapat menyebabkan efek torsi. Konfigurasi tidak simetris
seperti bentuk L dan H tidak mempunyai ketahanan yang cukup terhadap efek torsional.
Kerusakan umumnya terjadi pada pojok-pojok bangunan, pemisahan massa gedung tersebut
atas bagian-bagian yang lebih kecil akan memungkinkan masing-masing bagian bergetar sendiri-sendiri
pada saat mengalami beban gempa (gambar 2.3). Gedung yang dibuat saling berdekatan harus
mempunyai jarak pemisah yang cukup, sedemikian rupa sehingga dapat dengan bebas bergetar pada
ragam alaminya, tanpa saling bertumbukan. Apabila jarak ini tidak diperhatikan dengan baik, dapat
terjadi kerusakan yang serius.
Gambar: Konfigurasi tidak simetris

Sumber: Schodek (1998:531)

Menurut Pauley dan Priestley (1992:18), bentuk yang sederhana lebih dikehendaki, bangunan
dengan bentuk yang indah seperti T dan L harus dihindari atau dibagi menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Bentuk yang simetris harus diberikan jika memungkinkan. Bentuk yang tidak simetris dapat
mengakibatkan munculnya torsi, banyak kerusakan besar akibat gempa telah diamati pada bangunan
yang terletak di pojok jalan, dimana struktur yang simetris sulit untuk dicapai.

JENIS-JENIS DILATASI

Menurut Juwana (2005;53), dalam praktek terdapat beberapa bentuk pemisahan bangunan
yang umum digunakan, di antaranya:
1. Dilatasi Dengan Dua Kolom. Pemisahan struktur dengan dua kolom terpisah merupakan hal
yang paling umum digunakan, terutama pada bangunan yang bentuknya memanjang. Perlu
diingat bahwa bentang antar kolom pada lokasi di mana dilatasi berada ikut berubah.
2. Dilatasi Dengan Balok Kantilever. Mengingat balok kantilever terbatas panjangnya
(maksimal 1/3 bentang balok induk), maka pada lokasi dilatasi terjadi perubahan bentang
antar kolom, yaitu sekitar 2/3 bentang antar kolom.
3. Dilatasi Dengan Balok Gerber. Untuk mempertahankan jarak antar kolom yang sama, maka
pada balok kantilever diberi balok Gerber, namun dilatasi dengan balok Gerber ini jarang
digunakan, karena dikhawatirkan akan lepas dan jatuh, jika mengalami deformasi arah
horizontal yang cukup besar.
4. Dilatasi Dengan Konsol. Meskipun jarak antar kolom dapat dipertahankan tetap sama,
namun akibatnya adanya konsol, maka tinggi langit-langit di daerah dilatasi menjadi lebih
rendah dibandingkan dengan tinggi langitlangit pada bentang kolom berikutnya. Dilatasi
jenis ini banyak digunakan pada bangunan yang menggunakan konstruksi prapabrikasi,
dimana keempat sisi kolom diberi konsol untuk tumpuan prapabrikasi.

JARAK SELA PEMISAH

Menurut Schodek (1998:534), Gedung yang dibuat saling berdekatan harus mempunyai jarak
pemisah yang cukup, sedemikian rupa sehingga masingmasing bangunan dapat dengan bebas bergetar
pada ragam alaminya, tanpa saling bertumbukan. Apabila jarak ini tidak diperhatikan dapat terjadi
kerusakan yang serius.
Menurut Anonim (2002a:32), kinerja batas layan struktur gedung ditentukan oleh simpangan
antar-tingkat akibat pengaruh Gempa Rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan
peretakan beton yang berlebihan, di samping untuk mencegah kerusakan non-struktur dan
ketidaknyamanan penghuni. Simpangan antar-tingkat ini harus dihitung dari simpangan (drift) struktur
gedung tersebut akibat pengaruh Gempa Nominal yang telah dibagi Faktor Skala.
Kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar-tingkat
maksimum struktur gedung akibat pengaruh Gempa Rencana dalam kondisi struktur gedung di ambang
keruntuhan, yaitu untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat
menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah benturan berbahaya antar-gedung atau antar
bagian struktur gedung yang dipisah dengan sela pemisah (sela dilatasi). Simpangan antar tingkat akibat
pengaruh gempa nominal dibedakan dua macam;
Kinerja batas layan dihitung menggunakan persamaan berikut :

Δs = 0,03/R x hi ..................................................................................... (2.1)

Kinerja batas ultimit dihitung menggunakan persamaan berikut :

Δm = ξ x R x Δs ...................................................................................... (2.2)

Dengan ξ adalah 0,7.

Δs antar tingkat tidak boleh melebihi 30 mm. Δm antar tingkat tidak boleh melebihi 0,02 x hi.
Jarak pemisah antar gedung harus ditentukan paling sedikit sama dengan jumlah simpangan
maksimum masing-masing struktur gedung dan tidak boleh kurang dari 0,025 kali ketinggian taraf itu
diukur dari taraf penjepitan lateral, sela pemisah tidak boleh ditetapkan kurang dari 75 mm.

PEMBEBANAN

Pembebanan yang ditinjau yaitu pembebanan akibat beban tetap dan beban tidak tetap. Beban
tetap terdiri dari beban mati (dead load) dan beban hidup (live load), beban tidak tetap terdiri dari angin
(wind load) dan beban gempa (earthquake load). Berat sendiri berbagai bahan bangunan dan komponen
gedung berdasarkan Anonim (1989). Beban hidup pada lantai dan koefisien reduksi beban hidup sesuai
penggunaan gedung-gedung berdasarkan Anonim (1989).
1. Beban mati. Menurut Anonim (1989), beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu
gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin serta peralatan
tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu. Berat berbagai bahan
bangunan berdasarkan Anonim (1989).
2. Beban hidup. Menurut Anonim (1989), beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat
penghunian atau penggunaan gedung. Di dalamnya termasuk beban-beban pada lantai
yang berasal dari bahan-bahan yang dapat berpindah, mesin-mesin dan peralatan yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup
dari gedung, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai. Beban hidup
berdasarkan Anonim (1989).Beban angin. Menurut Anonim (1989), beban angin adalah
semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih
dalam tekanan udara. Dalam ketentuan tersebut disyaratkan tekanan angin minimum
sebesar 25 kg/m2, kecuali untuk daerah sejauh lebih kecil dari 5 km dari pantai diambil
minimum 40 kg/m2. koefisien angin pada gedung tertutup untuk bidangbidang luar dinding
vertikal adalah:
a. Angin tekan + 0.9

b. Angin hisap - 0.4

3. Beban gempa. Menurut Anonim (1989), beban gempa adalah semua beban statik ekuivalen
yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang diakibatkan oleh pengaruh gerakan
tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan
berdasarkan analisa dinamik maka yang diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya-
gaya dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Grid struktur, digunakan pada bentangan lebar, adalah pola tertentu yang digunakan untuk
meletakkan titik-titik atau garis-garis sistem struktur bangunan dalam denahnya. Titik-titik itu akan
menunjukkan letak kolom struktural sedangkan garis-garis akan menunjukkan letak dinding struktural
dalam bangunan.
Terdapat pengaruh untuk menentukan pola grid struktur berdasarkan fungsi bangunan, bentuk
massa, dan material struktur serta dilatasi dapat memengaruhi bentuk dan letak grid struktur.

SARAN
Dewasa ini semakin majunya teknologi dan kebutuhan ruang yang lebih besar tetapi semakin
sempitnya lahan dibutuhkan inovasi lebih lagi agar pengaplikasian teknologi bentang lebar dengan grid
struktur dapat diimplementasikan lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://books.google.co.id/books?id=vQ3k9_z9mtMC&pg=PA65&dq=grid+struktur&hl=id&sa=X
&redir_esc=y#v=snippet&q=grid&f=false
2. http://kanvas-angan.blogspot.co.id/2011/02/penggunaan-sistem-grid-dalam-bangunan.html
3. http://muchlisryanbekti.blogspot.co.id/2012/04/sistem-dilatasi-bangunan.html
4. file:///C:/Users/Indriani%20Citra%20Lesta/Downloads/305444641-Grid-Struktur-Rsb2.pdf
5. http://oldlms.unhas.ac.id/claroline/backends/download.php?url=L0J1a3VfQWphcl9TS0JfMi5wZ
GY%3D&cidReset=true&cidReq=211D5103_001
6. https://www.slideshare.net/barleyprima/teknik-bangunan-bentang-lebar
7. https://www.scribd.com/doc/316657455/dinding-pemikul-docx
8. http://oldlms.unhas.ac.id/claroline/backends/download.php?url=L0J1a3VfQWphcl9TS0JfMi5wZ
GY%3D&cidReset=true&cidReq=211D5103_001

Anda mungkin juga menyukai