Anda di halaman 1dari 25

MODUL PEMBELAJARAN KIMIA

IKATAN KIMIA

KOMPETENSI INTI :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural


KI 3 : berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR :

1.1 : Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud


kebesaranTuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai
hasil pemikirankreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

2.1 : Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab kritis,
inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan
serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

1
Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
3.5 : koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul)
materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan
4.5 : kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel
(atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

INDIKATOR :

3.5.1 : Mengetahui susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted)

3.5.2 : Menjelaskan cara suatu unsur untuk mencapai kestabilan

3.5.3 : Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion

3.5.4 : Menjelaskan struktur Lewis pada pembentukan ikatan kovalen

Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap
3.5.5 :
tiga
Menjelaskan terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa senyawa dengan
4.5.6 :
menggunakan struktur lewis

3.5.7 : Menjelaskan terjadinya ikatan logam

4.5.1 Merancang struktur Lewis pada beberapa unsur

4.5.2 Merancang terbentuknya ikatan ion

Menyajikan hasil analisis perbandingan perbedaan pembentukan ikatan kovalen


4.5.3
tunggal dan rangkap dua, rangkap tiga, dan Ikatan kovalen koordinasi

2
DAFTAR ISI
Standar Kompetensi........................................................................................... 2

Kompetensi Dasar............................................................................................... 2

Indikator.............................................................................................................. 2

Daftar isi............................................................................................................. 3

Petunjuk Belajar................................................................................................. 4

Peta konsep......................................................................................................... 5

Pendahuluan........................................................................................................ 6

Kegiatan

1. KEGIATAN 1............................................................................................. 7

2. KEGIATAN 2.............................................................................................. 10

3. KEGIATAN 3.............................................................................................. 13

4. KEGIATAN 4.............................................................................................. 15

5. KEGIATAN 5.............................................................................................. 17

Kesimpulan......................................................................................................... 19

Lembaran Tes Formatif....................................................................................... 20

Kunci Jawaban.................................................................................................... 23

Penilaian............................................................................................................. 23

Daftar Pustaka..................................................................................................... 24

3
PETUNJUK BELAJAR

Untuk membantu anda dalam memahami materi dalam modul ini, ikuti petunjuk belajar dibawah
ini :

Hendaklah mengingat kembali mengenai reaksi kimia dan tata nama senyawa kimia

Perhatikan peta konsep yang diberikan, agar mudah memahami hubungan antara konsep
yang satu dengan konsep yang lain.

Cobalah untuk melengkapi isian pada setiap kegiatan secara mandiri dengan memperhatikan
keterangan yang diberikan pada modul ini.

Kerjakan latihan dan lembaran tes setelah Anda menyelesaikan lembaran kegiatan.

Setelah Anda selesai dengan latihan dan lembaran tes lakukan uji diri dengan kunci jawaban
yang dapat diminta kepada guru.

Usahakan kuasai 80% dari setiap kegiatan, jika belum maka ulangi kembali membahas
modul.

Apabila Anda mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan mengerjakan tugas
mintalah petunjuk kepada Guru.

4
PETA KONSEP
PETA KONSEP
3

REAKSI REDOKS

OKSIDASI REDUKSI

MELIBATKAN
MELIBATKAN MELIBATKAN
MELIBATKAN
REDUKTOR Kenaikan
Kenaikan Bilangan
Bilangan OKSIDATOR Penurunan
Penurunan Bilangan
Bilangan
REDUKTOR OKSIDATOR
Oksidasi
Oksidasi Oksidasi
Oksidasi

PENGIKATAN
PENGIKATAN PELEPASAN
PELEPASAN PELEPASAN
PELEPASAN PENGIKATAN
PENGIKATAN
OKSIGEN
OKSIGEN ELEKTRON
ELEKTRON OKSIGEN ELEKTRON
ELEKTRON
OKSIGEN

CONTOH
CONTOH Contoh CONTOH
CONTOH Contoh
Contoh
Contoh
2Cu
2Cu ++ O
O22 ->
-> 2CuO
2CuO Na + 2Cu
2Cu ++ H
H22 2Cu
2Cu ++ Cl-
Cl- ++ ee Cl
Cl
Na ->
-> Na
Na+ ++ ee
H2O
H2O

BILANGAN
BILANGAN
OKSIDASI
OKSIDASI

PENDAHULUAN
SENYAWA
SENYAWA TATA
TATA NAMA
NAMA SENYAWA
SENYAWA
BINER
BINER SENYAWA
SENYAWA POLIATOM
POLIATOM

CONTOH
CONTOH CONTOH
CONTOH
CCl4
CCl4 FeCl
FeCl22
Carbon
Carbon tetraclorida
tetraclorida Besi
Besi (II) klorida
(II) klorida
5
A. Deskripsi
Topik ketiga dalam semester ini adalah ikatan kimia. Dalam modul ini akan dipaparkan
mengenai susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted), cara suatu unsur untuk
mencapai kestabilan, proses terbentuknya ikatan ion, struktur Lewis pada pembentukan ikatan
kovalen serta proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga. Untuk
lebih memahami, ikutilah petunjuk-petunjuk dalam modul ini dengan seksama!

B. Prasarat
Sebelum membahas mengenai ikatan kimia, siswa terlebih dahulu harus memahami kaidah octet
dan duplet serta kestabilan atom.

C. Tujuan Akhir
Setelah membahas isi modul ini, siswa diharapkan dapat menyelesaikan 80% dari soal tes
formatif yang terdapat dalam modul ini.

D. Cek Kemampuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! Yuk! Kita mulai belajar dengan
1. Apa yang dimaksud dengan atom? semangat!!!

Jawab :
2. Bagaimana konfigurasi elektron Ne ?
Jawab :

KONFIGURASI ELEKTRON YANG STABIL

Hampir semua atom membentuk ikatan dengan atom-atom lain. Tetapi ada enam unsur
lain yang tidak bersifat demikian, yaitu unsur-unsur gas mulia yang terdiri dari: helium

6
(2He), neon (10Ne), argon (18Ar), krypton (36Kr), xenon (54Xe), dan radon (86Rn).
Unsur-unsur gas mulia hampir tidak membentuk ikatan dengan atom lain dan karena
tidak reaktifnya maka sering disebut gas inert. Gas mulia yang paling dikenal adalah
helium, neon, dan argon dengan struktur elektron (disebut rumus titik elektron Lewis)
sebagai berikut.

Gambar 1. Struktur Elektron Helium, Neon, dan Argon

Kecuali helium yang memiliki 2 elektron ( duplet), semua gas mulia memiliki 8 elektron
(oktet) pada kulit terluarnya. Susunan yang demikian menurut Kossel dan Lewis
sangat stabil, sehingga atom-atom gas mulia tidak menerima elektron ataupun
melepaskan elektron terluarnya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa gas mulia
sangat stabil.

Tabel 1. Konfigurasi elektron gas mulia

Lambang Jumlah Elektron Pada Kulit Elektron

Unsur K L M N O Valensi

2He 2 2

10Ne 2 8 8

18Ar 2 8 8 8

36Kr 2 8 18 8 8

54Xe 2 8 18 18 8

7
8

Atom-atom lain agar stabil berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia.
Kecenderungan ini bisa terjadi dengan membentuk ikatan kimia antar atom yang satu
dengan atom lainnya. Cara untuk mencapai hal itu adalah:

a. Melepaskan elektron terluarnya sehingga terjadi ion positif (kation).


Misalnya, atom Na yang tidak stabil melepaskan satu electron
+
valensinya menjadi ion Na dengan konfigurasi elektron seperti neon.

+
Atom 11Na (2. 8. 1) Ion 11Na 2. 8

+
Gambar 2. Perubahan Struktur Elektron Atom Na menjadi Ion Na

b. Menerima tambahan elektron dari atom lain sehingga terjadi ion negatif
(anion).

Misalnya, atom Cl yang tidak stabil menerima tambahan satu


-
elektron, sehingga menjadi ion Cl dengan konfigurasi elektron seperti
argon.

-
Atom 17Cl (2. 8. 7) Ion 17Cl 2. 8. 8

-
Gambar 3. Perubahan Struktur Elektron Atom Cl menjadi Ion Cl

8
Serah terima elektron yang terjadi dari penggabungan kedua cara di atas disebut
ikatan ion.

c. Menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama oleh atom-

atom yang berikatan.

Atom 17Cl (2. 8. 7) yang tidak stabil bisa menjadi stabil dengan

cara menggunakan bersama satu pasang elekltron dengan atom klor yang

lain sehingga terbentuk molekul fluor, F 2. Dengan demikian masing-


masing atom akan memiliki konfigurasi elektron yang stabil seperti gas
mulia argon (2. 8. 8). Pembentukan molekul dengan cara ketiga ini
disebut ikatan kovalen.

Atom 17Cl Atom 17Cl Molekul Cl2

Gambar 4. Perubahan Struktur Elektron Atom Cl menjadi Molekul Cl 2

IKATAN ION

Garam dapur yang disebut natrium klorida, NaCl merupakan contoh


yang mudah untuk memahami terjadinya ikatan ion. Disini terjadi serah
terima elektron, yaitu atom natrium melepaskan sebuah elektron
+
valensinya sehingga terjadi ion natrium, Na dan elektron ini diterima
-
oleh atom klor sehingga terjadi ion klorida, Cl .

+
Na (2. 8. 1) Na (2. 8) + e

-
Cl (2. 8. 7) + e Cl (2. 8. 8)

Selanjutnya ion klorida dan ion natrium saling tarik menarik dengan

9
gaya elektrostatis sehingga terjadi ikatan ion. Terbentuklah natrium

klorida, NaCl. Secara sederhana kristal NaCl digambarkan seperti berikut.

Gambar 6. Susunan Ion dalam Kristal Natrium Klorida, NaCl

Mari kita perhatikan magnesium klorida, MgCl2. Setiap atom

logam magnesium melepaskan dua elektron pada kulit terluarnya


2+
membentuk ion Mg . Dua elektron ini diserahkan kepada dua atom
-
non-logam klor sehingga terbentuk dua ion klorida, Cl .

2+
Mg (2. 8. 2) Mg (2. 8) + 2e
-
[ Cl (2. 8. 7) + e Cl (2. 8. 8) ] 2x

Ion-ion magnesium dan klorida melakukan tarik-menarik

dengan gaya elektrostatis sehingga terbentuk MgCl2. Lihat gambar 7 berikut.

10
Gambar 7. Ikatan Ion yang terbentuk pada

Magnesium Klorida, MgCl2

Senyawa-senyawa seperti NaCl dan MgCl 2 yang berupa padatan


terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa ionik. Ikatan ion
terjadi antara atom-atom logam dengan non-logam. Dalam ikatan ion
jumlah elektron yang dilepas logam sama dengan jumlah elektron
yang diterima oleh non-logam.

muatan

+
Satu ion Na : 1 x (1+) = 1+
seimbang
-
Satu ion Cl : 1 x (1- ) = 1-

Jadi rumus natrium klorida adalah Na1Cl1, tetapi sering ditulis


sebagai NaCl

muatan
2+
Satu ion Mg : 1 x (2+) = 2+

seimbang
-
Dua ion Cl : 1 x (1- ) = 2-

11
Rumus magnesium klorida adalah Mg1Cl2, tetapi sering ditulis
sebagai MgCl2

3+ 2-
Aluminium oksida yang mengandung ion Al dan ion O ,
3+
muatannya menjadi seimbang jika dua ion Al berikatan dengan

2-
tiga ion O .

muatan
2+
Satu ion Mg : 1 x (2+) = 2+
seimbang
-
Dua ion Cl : 1 x (1- ) = 2-

Rumus aluminium oksida adalah Al2O3.

Dengan cara yang sama berlaku pula untuk ion yang lebih kompleks, misalnya
2+ -
kalsium nitrat yang dibentuk dari ion Ca dan ion NO3 . Muatan kedua ion ini
2+ -
akan seimbang jika satu ion Ca berikat-an dengan dua ion NO3 . Jadi rumus
kalsium nitrat adalah Ca(NO3)2.

? Atom-atom membentuk ikatan ion melalui serah terima elektron.


Atom yang melepas elektron membentuk ion positif (kation),
atom yang menerima elektron membentuk ion negatif (anion).

? Ion-ion memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia.

? Ikatan ion merupakan gaya tarik menarik elektrostatis antara ion


positif dengan ion negatif.

? Ikatan ion terbentuk dari atom logam dengan atom non-logam.

12
? Dalam senyawa ion banyaknya muatan positif dan muatan negatif
adalah seimbang.

IKATAN KOVALEN

Zat-zat lain di sekitar kita berupa molekul-molekul gas, cair, dan


ada beberapa zat berupa padatan tersusun atas atom-atom yang
menggunakan ikatan kovalen. Atom-atom yang sama atau hampir sama
keelektronegatifannya cenderung membentuk ikatan kovalen dengan
menggunakan pasangan elektron bersama. Hampir semua senyawa
kovalen terbentuk dari atom-atom non-logam. Dua atom non-logam saling
menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan
elektron yang dijadikan milik bersama. Senyawa yang berikatan kovalen
juga disebut senyawa kovalen.

Atom hidrogen memiliki sebuah elektron pada kulit pertamanya, agar konfigurasi
elektronnya penuh seperti gas mulia helium maka hidrogen memerlukan satu
elektron lagi (gambar 8). Gas hidrogen yang merupakan molekul H 2 terdiri dari
dua atom hidrogen yang saling menyumbangkan elektronnya sehingga masing-
masing atom hidrogen memiliki konfigurasi elektron yang stabil. Jika kita
perhatikan gambar 8, elektron pada atom pertama diberi tanda titik kecil dan
atom lainnya dengan titik besar. Pasangan elektron yang membentuk ikatan
kovalen ditandai oleh garis penghubung (- ).

Gambar 8. Konfigurasi Elektron Hidrogen dan Helium

13
Gambar 9. Ikatan Kovalen antara Dua Atom Hidrogen

Tentukan bilangan oksidasi S dalam


SO42-2- !
4

(1 x Biloks S)+ (4 x biloks …..)= ...


-2
SO4 (1x Biloks S) + (4 x …..) = -2

(1 x Biloks S) + (……) = -2

biloks S = …..

Jadi, biloks S dalam SO4 2- = …

Sudah mengertikah anda ?????????

Jika sudah, lanjutkan ke kegiatan berikutnya!!!!!! ^_^

KEGIATAN 3

Indikator : Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan
oksigen, pelepasan dan penerimaan electron serta peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi . Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks

OKSIDASI DAN REDUKSI BERDASARKAN


PENINGKATAN DAN PENURUNAN
BILANGAN OKSIDASI

14
Pada kegiatan sebelumnya telah dibahas 2 konsep mengenai oksidasi reduksi, reduktor dan
oksidator yaitu berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen dan yang kedua adalah
berdasarkan penerimaan dan pelepasan electron. Dan sebelumnya juga telah dibahas mengenai
penentuan bilangan oksidasi unsur. Sekarang akan dibahas mengenai oksidasi dan reduksi
berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

Untuk lebih jelasnya pahamilah contoh berikut ini! Oksidator

-4 +4 0 +4 -2 +1 -2 Biloks C dalam CH4 = …


Bilok C + (4 x biloks H) = 0
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g) Biloks C + (4 x +1) = 0
-4+4 0 +4 -4 +2 -2 Biloks C = -4

Dari -4 ke +4 , biloks naik Biloks H = +1


Oksidasi
Biloks O dalam O2 = 0

Dari 0 ke -2, biloks turun Bilok C dalam CO2 = ….


Reduktor reduksi Biloks C + (2 x Biloks O) = 0
Biloks C + (2 x -2 ) = 0
Biloks C = +4

Biloks H dalam H2O = +1

Bioloks O dalam H2O = -2

Tentukanlah oksidasi, reduksi, reduktor dan oksidator dari reaksi berikut ini!
Reduktor/
oksidator*(13)
+1 …. -2 +1 …. …..

+1 …. -6 +1 …. …..

Dari …. ke …. , biloks turun


Oksidasi /reduksi*(11)

15
Dari -2 ke …., biloks naik
Oksidasi/reduksi*(12)
Reduktor/
oksidator*(14)

Kesimpulan yang dapat anda ambil dari contoh-contoh di atas adalah

Oksidasi adalah……………………………………………………………………….

Reduksi adalah…………………………………………………………………………

Reduktor adalah……………………………………………………………………….

Oksidator adalah……………………………………………………..………………

KEGIATAN 4

Indikator : Menentukan reaksi redoks, non redoks dan autoredoks

REAKSI REDOKS, NON REDOKS DAN


AUTOREDOKS

16
Seperti yang telah dijelaskan pada kegiatan sebelumnya, reaksi redoks adalah reaksi yang
unsure-unsurnya mengalami kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Selain reaksi redoks
terdapat pula reaksi non redoks dan autoredoks. Apa perbedaan ketiganya ? pahamilah contoh
berikut!

1. Reaksi non redoks

+2 -1 +1 +6 -2 +2 +6 -2 +1 -1

+2 +2 +2 +6 +8 +2 +6 -2 +1 -1
Tidak ada unsure yang mengalami kenaikan dan penurunan
bilangan oksidasi

2. Reaksi autoredoks
0 +1 -2 +1 +1 -1 +1 +1 -2 +1 -2

0 +1 -2 +1 +1 -1 +1 +1 -2 +2 -2

Dari 0 ke -1, biloks turun


reduksi

Dari 0 ke +1 biloks naik


Reduktor dan Oksidasi
oksidator
Pada reaksi di atas yang mengalami kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi adalah……
sehingga disebut sebagai reaksi autoredoks.

Setelah memahami informasi di atas, buatlah kesimpulan mengenai reaksi non


redoks dan reaksi autoredoks

………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………….

17
KEGIATAN 5

Indicator : Memberi nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.

PENAMAAN SENYAWA BERDASARKAN


BILANGAN OKSIDASI

18
Masih ingatkah anda mengenai penamaan senyawa kimia dengan menggunakan Stock System
(dengan angka romawi) ? Penamaan dengan cara Stock System ini berdasarkan kepada bilangan
oksidasi logam dari suatu senyawa yang logamnya mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi.
Perhatikan penamaan senyawa berikut !

- Tentukan bilangan oksidasi logam dari senyawa tersebut

(2 x biloks Fe) + (3 x biloks O) = 0

(2 x biloks Fe) + (3 x ….) = 0

Biloks Fe = +3

- Setelah mengetahui biloks logamnya ikuti formula berikut

Nama logam dalam bahasa Indonesia + angka romawi


sesuai bioks + nama unsure non logam + ida

dengan mengikuti formula di atas, nama senyawa tersebut


adalah

Besi (III) Oksida

Tentukanlah nama dari senyawa berikut ini!

- Tentukan bilangan oksidasi logam dari senyawa tersebut

( biloks Cu) + ( biloks …..) = ….

( biloks Cu) + (….) = ….

Biloks Cu = ….

19
- Setelah mengetahui biloks logamnya ikuti formula di atas,
berilah nama senyawa tersebut.

Tembaga (…)……ida

KESIMPULAN
Terdapat 3 konsep redoks yaitu berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, berdasarkan
pelepasan dan penerimaan electron dan berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.
Berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen :
Oksidasi adalah suatu reaksi yang mengikat oksigen
Reduksi adalah suatu reaksi yang melepas oksigen
Oksidator adalah zat yang merupakan sumber oksigen
Reduktor adalah zat yang menerima oksigen
Berdasarkan penerimaan dan pelepasan elektron:
Oksidasi adalah suatu reaksi yang melepas elektron
Reduksi adalah suatu reaksi yang menerima elektron
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi
Berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi:
Oksidasi adalah suatu reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi
Reduksi adalah suatu reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi
Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi
Bilangan oksidasi adalah suatu muatan yang dimiliki oleh suatu unsur bila semua electron
ikatan semuanya didistribusikan pada unsure yang lebih elektronegatif
Autoredoks/ disproporsionasi adalah suatu reaksi redoks dimana zat yang sama mengalami
oksidasi dan reduksi

20
LEMBARAN TES
FORMATIF

1. Perhatikan pernyataan berikut


(1) Penambahan muatan positif
(2) Pelepasan oksigen
(3) Kenaikan bilangan oksidasi
(4) Pengurangan muatan positif
(5) Pelepasan elektron

21
Pernyataan yang sesuai dengan konsep redoks adalah …

a. 1,2 and 4 d. 1,3 and 5


b. 1,3 and 4 e. 2,4 and 5
c. 2,3 and 5
2. pada reaksi CuO + H2 Cu + H2O zat yang bertindak sebagai reduktor adalah…
a. CuO d. H2O
b. Cu e. CuO and H2O
c. H2
3. Penurunan bilangan oksidasi terdapat pada reaksi…
a. SO3 SO4
b. NO2 NO3
c. CrO4 2+ Cr 3+
d. Fe(OH)2 Fe2O3
e. H2S SO2
4. Bilangan oksidasi dari Cr in Na2Cr2O7 is…
a. +12 d. -12
b. +6 e. -6
c. +3
5. Bilangan oksidasi tertinggi dari Cl terdapat pada…
a. HClO3 d. NaOCl
b. Cl2O3 e. ClO4
c. MgCl2
6. Pada reaksi
Cl2 + 2KOH KCl + KClO + H 2O
Bilangan oksidasi Cl berubah dari...ke….
a. -1 to -1 and 0
b. +1 to -1 and 0
c. 0 to -4 and -2
d. -2 to 0 and +1
e. 0 to -1 and +1
7. Terdapat 5 senyawa yang terdiri dari Cl, asal klorida, asam hipoclorit, asam klorit, asam klorat,
asam perklorat. Bilangan oksidasi Cl berturut-turut adalah…
a. -1,0,+1,+2,+3
b. -1,+1,+3,+5,+7
c. 0,+1,+2,+3,+4
d. 0,+1,+3,+5,+7
e. +1,+3,+5,+7,+8
8. Reaksi berikut yang disebut sebagai autoredoks adalah…
a. KClO3 KCl + 3O2
b. Fe + Fe(SO4)3 3FeSO4
c. Ba + 2H2O Ba(OH)2 + H2
d. Cl2 +KOH KCl + KClO + H 2O
e. C + 4HNO3 CO2 + 2H2O + 4NO2
9. Oksidator dari reaksi
2Al(s) + 3I2(s) à 2AlI3(s)
adalah…
a. Al d. Al and AlI3

22
b. I2 e. Al and I2
c. AlI3
10. Rumus kimia dari emas (III) klorida adalah….
a. Au3Cl d. Au(ClO)3
b. AuCl3 e. Au2Cl3
c. Au3ClO

11. pada reaksi CuO + H2 Cu + H2O the zat yang bertindak sebagai oksidator adalah…
a. CuO d. H2O
b. Cu e. CuO and H2O
c. H2
12. Penurunan bilangan oksidasi terdapat pada reaksi…
a. SO3-2 SO4-2
b. NO2- NO3-
2+
c. CrO4 Cr 3+
d. Fe(OH)2 Fe2O3
e. H2S SO2
13. Bilangan oksidasi dari Cl pada HClO3 adalah…
a. +1 d. -1
b. +5 e. -5
c. +3
14. Bilangan oksidasi tertinggi dari Mn terdapat pada…
a. MnO2 d. KMnO4
b. Mn2O3 e. K2MnO4
c. CaMnO4
15. Pada reaksi
2CO + 2NO 2CO2 + N2
Bilangan oksidasi N berubah dari….ke….
a. +2 to 0
b. +2 to +1
c. +3 to +1
d. +3 to +2
e. +4 to 0
16. Terdapat 5 senyawa yang mengandung Cl yaitu KCl, KClO, KClO 2, KClO3, KClO4. Bilangan oksidasi Cl
berturut-turut adalah
a. -1,0,+1,+2,+3
b. 0,+1,+2,+3,+4
c. -1,+1,+3,+5,+7
d. 0,+1,+3,+5,+7
e. +1,+3,+5,+7,+8
17. Reaksi yang disebut autoredox adalah…
a. 2SO2 + O2 2SO3
b. 2FeCl3 + H2S 2FeCl2 + 2HCl + S
c. 3I2 + 6KOH 5KI + KIO3 + 3 H2O
d. SO2 + 2H2S 3S + 5H2O
e. C + 4HNO3 CO2 + 2H2O + 4NO2
18. Oksidator pada reaksi
C(s) + 2KNO3(aq) CO2(g) + KNO2

23
adalah…
a. C d. KNO2
b. KNO3 e. C and CO2
c. CO2
19. Rumus kimia dari tembaga(I) sulfida adalah….
d. Cu2S d. Cu2SO4
e. Cu2S3 e. Cu2(SO4)3
f. CuS2
20. Dalam pengolahan air limbah terdapat 3 tahap pengolahan, primer, skunder, tertier. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap primer adalah…
a. Penghilangan bakteri
b. Penghilangan zat beracun
c. Penghilangan zat anorganik
d. Penghilangan zat organic
e. Penambahan lumpur aktif

KUNCI JAWABAN

1. C 11. A
2. B 12. C
3. C 13. B
4. B 14. D
5. E 15. A
6. E 16. C
7. B 17. C
8. D 18. B
9. B 19. A
10. B 20. C

PENILAIAN
Setelah menjawab semua pertanyaan yang ada dalam modul ini, anda dikatakan telah
menuntaskan materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit apabila telah bisa menjawab dengan
benar 80% dari pertanyaan dengan rumusan :

24
% ketuntasan = ∑ pertanyaan yang dijawab benar x 100%
∑ pertanyaan keseluruhan
Apabila anda belum mencapai ketuntasan 80% maka dianjurkan anda mengulangi kembali
memabahas materi dalam modul ini.

DAFTAR PUSTAKA

E-Ducation. Net. “ Larutan Elektrolit” www.e-ducation.net. Diakses tanggal 17 Agustus 2008

Graham, Abigail. “Solution”. www.google.com. Diakses tanggal 30 Oktober 2008

Purba, Michael. (2007). ” Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2”. Erlangga; Jakarta

Stri, Ratna Ika. (2008). “GITA Giat dan Terampil”. Pabelan Cerdas Nusantara; Surakarta

Sunardi. (2008). “Kimia Bilingual Untuk Kelas X Semester 1 dan 2”.Yrama Widya; Bandung

25

25

Anda mungkin juga menyukai