Anda di halaman 1dari 6

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KOMPLIKASI

PEMASANGAN INFUS/ IV CHATETER

N0 Dokumen N0 Revisi Halaman


066/BIDWAT-
RSSN/IX/2015 02 1/6

TanggalTerbit Ditetapkan
ProsedurTetap Direktur Utama
01 September 2015

Dr Gunawan S,SpBS
Pengertian Perawatan / tindakan yang dilakukan dalam upaya
pencegahan terjadinya komplikasi pemasangan infus di
ruang perawatan

Tujuan Mencegah terjadinya iritasi, infiltrasi, hematoma, plebitis


Mengurangi rasa sakit pada saat penyuntikan obat

Kebijakan 1. KeMenKes RI no 129/ Menkes/SK/11/ 2008 Tentang


Standar Pelayanan RS
2. KeMenKes RI no 1457/Menkes/ SK/ XII/ 2003 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bid.Kes Kab/ Kota
3. PerMenKes no 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
4. Surat Keputusan Direktur RS. Satya Negara no :
029/SK-DIR/RSSN/VIII/2015 Tentang Pembentukan
Komite Pencegahan-Pengendalian Infeksi Dan Tim
Pencegahan-pengendalian Infeksi RS. Satya Negara

Prosedur 1. Infiltrasi yaitu masuknya cairan infus kedalam


jaringan sekitar Pembuluh darah.
 Tanda dan gejala :
Adanya pembengkakan di daerah pemasangan
infus dan aliran infus yang kurang baik
 Pencegahan :
Mengobservasi daerah pemasangan infus
secara kontinyu,apakah ada nyeri dan bengkak.
 Perawatan :
- Lepaskan infus segera dan oles salep Antibiotik
pada bekas insersi ( kolaborasi dengan DPJP )
lalu tutup dengan plester steril 2x 24 jam (kaji
ada alergi plester / tidak )
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KOMPLIKASI
PEMASANGAN INFUS/ IV CHATETER

N0 Dokumen N0 Revisi Halaman


066/BIDWAT-
RSSN/IX/2015 02 2/6

Tanggal Terbit Ditetapkan


Prosedur Tetap Direktur Utama
01 September 2015

Dr Gunawan S,SpBS
Prosedur - Kompres daerah yang bengkak dengan air
hangat, lalu posisikan tangan lebih tinggi
dari badan (± gunakan 2-3 bantal )

2. Hematoma yaitu darah menggumpal di dalam jaringan


tubuh akibat pecahnya pembuluh darah arteri
vena,atau kapiler.
 Tanda dan gejala :
Ekimosis/perdarahan dibawah kulit.
 Pencegahan :
- Memasukkan jarum secara hati - hati.
- Lepaskan torniquet segera setelah insersi berhasil.
 Perawatan :
- Melepaskan infus dan memberikan tekanan
kuat pada bekas insersi dengan kassa steril/
pastik alkohol selama 3-5 menit,lalu tutup
bekas tusukan dengan plester steril.
- Kompres air es 24 jam pertama kemudian air
hangat untuk berikutnya untuk
meningkatkan absorbsi darah. Bila 2x24 jam
bengkak belum berkurang dan ditemukan
ada selulitis beri salep antibiotik dan tutup
dengan kassa steril lalu gunakan elastis
perban pada daerah hematoma
- Kaji lokasi penusukan dan dokumentasikan
pada list infus dan catatan perawatan
- Pada daerah yang hematoma diberi
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KOMPLIKASI
PEMASANGAN INFUS/ IV CHATETER

N0 Dokumen N0 Revisi Halaman


066/BIDWAT-
RSSN/IX/2015 02 3/6

Tanggal Terbit Ditetapkan


Prosedur Tetap Direktur Utama
01 September 2015

Dr Gunawan S,SpBS
Prosedur salep heparin sodium. (hindari pemberian salep
heparin sodium pada daerah luka terbuka
bekas tusukan infus)

3. Plebitis/ Trombosis/Tromboplebitis yaitu adanya


peradangan atau inflamasi pada pembuluh darah
akibat iritasi kimia maupun mekanik
 Tanda dan gejala :
Nyeri terlokalisasi, kemerahan, rasa hangat,dan
terjadi pembengkakan di daerah insersi atau
sepanjang vena.
 Pencegahan :
- Gunakan tehnik aseptik selama pemasangan
Infus
- Gunakan ukuran iv chateter yang sesuai dengan
ukuran vena.
- Encerkan obat obatan yang dapat mengiritasi
vena
- Kolaborasi dengan DPJP jika ada pemakaian
obat yang pekat untuk memasang iv sentral.
 Perawatan :
- Hentikan infus dan pasang di tempat baru
- Berikan kompres nacl 0,9% pada daerah yang
terinfeksi selama 10-15 menit (6x/hari atau
2x/shift) dilanjutkan dengan pemberian salep
heparin sodium. (hindari pemberian salep
heparin sodium pada daerah luka terbuka
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KOMPLIKASI
PEMASANGAN INFUS/ IV CHATETER

N0 Dokumen N0 Revisi Halaman


066/BIDWAT-
RSSN/IX/2015 02 4/6

Tanggal Terbit Ditetapkan


Prosedur Tetap Direktur Utama
01 September 2015

Dr Gunawan S,SpBS
Prosedur bekas tusukan infus)
- Tutup daerah bekas tusukan infus dengan
plester steril

4. Extravasase yaitu bocornya cairan intravena/obat ke


dalam jaringan Sekitar lokasi infus sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan.
 Tanda dan gejala :
- Mengeluh rasa terbakar, perubahan pada kulit
menjadi merah.
- Adanya luka yang melebar di daerah insersi.
 Pencegahan :
- Oplos obat dengan jumlah pelarut yang sesuai.
- Gunakan vena yang tepat/lurus, hindari daerah
pergelangan.
- Hindari penusukan kanul berulang pada tempat
yang sama.
- Gunakan iv dressing yang transparan.
- Cek kepatenan vena selama pemberian terapi dan
observasi lokasi infus selama pemberian terapi.
- Buat inform consent pemberian obat dengan
konsentrasi pekat.
 Perawatan :
- Infus segera di lepas dan penusukan infus
diberi salep antibiotik lalu tutup dengan
plester steril.
- Kolaborasi dengan dokter ruangan untuk
lapor ke DPDJ untuk konsul bedah.
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KOMPLIKASI
PEMASANGAN INFUS/ IV CHATETER

N0 Dokumen N0 Revisi Halaman


066/BIDWAT-
RSSN/IX/2015 02 5/6

Tanggal Terbit Ditetapkan


Prosedur Tetap Direktur Utama
01 September 2015

Dr Gunawan S,SpBS
Prosedur - Lakukan perawatan 3x/hari sesuai intruksi DPJP.
- Dokumentasikan perkembangan dari tindakan
perawatan yang dilakukan.

Hal-hal yang perlu di perhatikan :


1. Sebelum memasang infus, daerah yang akan di insersi
di cuci dengan cairan anti septik.
2. Waktu pemasangan infus tidak lebih dari 3x24 jam
kecuali atas permintaan DPJP.
3. Jika pasien/ keluarga tidak menyetujui
pemasasangan/pemindahan posisi infus maka perawat
wajib meminta inform concent yang di tanda tangani
pasien/keluarga.
4. Pada saat pemberian injeksi melalui iv catheter maka
tetesan infus tetap di alirkan bersamaan dengan obat
injeksi yang di suntikkan secara perlahan minimal 10-
15 menit, terutama injeksi dengan konsentrasi pekat
yang melalui iv catheter agar dapat meminimalkan
rasa sakit bagi pasien.
5. Jika pada saat penyuntikan injeksi terjadi aliran
balik/cairan naik ke chamber maka penyuntikan tidak
boleh di teruskan tetapi biarkan aliran infus menetes
untuk beberapa saat lalu kaji kepatenan infus. Bila
posisi baik, penyuntikan boleh di lanjutkan.
6. Cara mengecek kepatenan infus yaitu dengan cara
menekan lokasi infus 1 cm di atas lokasi insersi, bila
saat di tekan tetesan infus berhenti berarti
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KOMPLIKASI
PEMASANGAN INFUS/ IV CHATETER

N0 Dokumen N0 Revisi Halaman


066/BIDWAT-
RSSN/IX/2015 02 6/6

Tanggal Terbit Ditetapkan


Prosedur Tetap Direktur Utama
01 September 2015

Dr Gunawan S,SpBS
Prosedur infusan masih baik, apabila saat di tekan infusan
masih lancar berarti terjadi perembesan ke jaringan
sekitar Pembuluh darah dan infus segera di lepas.
7. Hindari pemasangan infus pada daerah yang ada
kelemahan fisik/ ekstremitas yang parese/plegi. (Jika
ada penyulit, kolaborasi dengan DPJP )
8. Pasca pemasangan infus perawat wajib
mengobservasi kepatenan infus 30 menit pertama
dan 30 menit kedua. lalu dokumentasikan di list infus
dan di catatan perawat.
9. Hati-hati pemasangan infus pada pasien DM dan
yang mendapat terapi sedasi serta pengencer darah.
Ketika infus gagal, bekas tusukan infus wajib ditekan
kuat selama 3-5 menit lalu ditutup pakai plester steril.
10. Setiap kegagalan infus, lokasi bekas insersi
dokumentasikan di catatan perawat dan difollow up
setiap shift berikutnya selama 2x 24 jam.
11. Sebelum pemasangan infus perawat wajib
menjelaskan komplikasi akibat pemasangan infus.

Unit Terkait Seluruh ruang perawatan

Anda mungkin juga menyukai