Penentuan Respon Thermoluminiscene Dosimetry
Penentuan Respon Thermoluminiscene Dosimetry
Oleh
ECE WAWAN WAHYUDIN
NIM. 1157030013
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
ECE WAWAN WAHYUDIN
NIM. 1157030013
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika
i
4. Seluruh rekan-rekan seperjuangan di Badan Tenaga Nuklir Nasional Bandung dari Fisika
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung atas
perhatian dan dukungan selama menjalani praktek Kerja Mandiri Terpantau.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan pahala kepada semua pihak yang telah
membantu. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
Simulations have been carried out to determine the TLD-100 dosimeter response to
neutrons and gamma using the MCNPX program. The simulation was conducted to
determine the TLD-100 dosimeter response to neutron and gamma radiation sources,
with varied energy. MCNPX simulation is done by defining the geometry and
radiation sources used. Based on the simulation results, MCNPX can be used well to
simulate the TLD-100 response to neutron and gamma radiation. The TLD-100
response is large enough for thermal and epithermal neutrons, and low for fast
neutrons. The TLD-100 response for gamma will increase as a function of energy
iv
DAFTAR ISI
v
B. Radiasi Beta (β) ..................................................................................................... 11
C. Radiasi Gamma dan Sinar-X ................................................................................. 12
3.2 Dosimeter Termoluminisensi .................................................................................... 12
3.3 Sistem Dosimetrik Termoluminisensi ....................................................................... 14
3.4 Karakteristik Material TL.......................................................................................... 14
3.5 Lithium Florida (LiF) ................................................................................................ 14
3.6 Metode Monte Carlo N-Particle Transport Code (MCNP) ....................................... 15
BAB IV: METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 18
4.1 Waktu dan Tempat Kerja Mandiri Terpantau ........................................................... 18
4.2 Peralatan Kerja Mandiri Terpantau ........................................................................... 18
4.3 Data Material dan Dimensi Geometri ....................................................................... 18
4.4 Simulasi MCNPX ...................................................................................................... 19
4.4.1 Input MCNPX .................................................................................................... 19
4.4.2 Running MCNPX ............................................................................................... 21
4.4.3 Output MCNPX .................................................................................................. 22
BAB V: HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 24
5.1 Hasil Penelitian ......................................................................................................... 24
5.2 Pembahasan ............................................................................................................... 25
BAB VI: PENUTUP ................................................................................................................ 28
6.1 Kesimpulan................................................................................................................ 28
6.2 Saran .......................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 29
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 31
1. Proses Simulasi dalam Monte Carlo ............................................................................. 31
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Proses Simulasi dalam Monte Carlo ............................... Error! Bookmark not defined.31
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam
penelitian kerja praktik ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana distribusi dosis pada wilayah TLD
b. Bagaimana respon TLD terhadap distribusi dosis yang mengenainya
2
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, bagian ini berisi kesimpulan yang didapat
dari penelitian yang telah dikerjakan serta saran untuk penelitian selanjutnya.
B. Waktu Kegiatan
Kerja Praktek arau Kerja mandiri terpantau ini telah dilaksanakan pada Tanggal 04
juni 2018 s.d 31 juli 2018
3
BAB II
PROFIL INSTANSI
4
tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat,
Jakarta (1966). Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor
Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti fabrikasi dan penelitian
bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir
lainnya.
Sementara itu dengan perubahan peradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No.10
tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan
pemanfaat tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).
2.3 Tujuan
Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam
pembangunan nasional dengan peran :
a. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan
pemanfaatan/pendayagunaannya oleh masyarakat dalam mendukung program
pembangunan nasional
b. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi dalam
rangka mendukung penelitian, pembangunan dan penerapan energi nuklir, isotop
dan radiasi
5
2.4 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok dan fungsi PSTNT adalah melaksanakan perumusan dan pengendalian
kebijakan teknis, pelaksanaan, pembinaan dan bimbingan dibidang penelitian dan
pengembangan senyawa bertanda dan radiometri, pemanfaatan teknofisika dan pengelolaan
reaktor riset. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PSTNT menyelenggarakan fungsi:
1. Pelaksanaan urusan perencanaan, persuratan dan kearsipan, kepegawaian, keuangan,
dokumentasi ilmiah dan publikasi serta laporan.
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan dibidang senyawa bertanda dan teknik
analisis radiometri.
3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan dibidang pemanfaatan teknofisika.
4. Pelaksanaan pengelolaan reaktor riset.
5. Pelaksanaan pemantauan keselamatan kerja dan pengelolaan keteknikan.
6. Pelaksanaan jaminan mutu.
7. Pelaksanaan pengamanan nuklir.
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Sains dan Aplikasi
Tenaga Nuklir.
6
Gambar 2.5.1: Struktur Organisasi PSTNT-BATAN Bandung
Struktur organisasi ini berfungsi untuk mengatur jalannya birokrasi dalam suatu
organisasi. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Bandung memiliki organisasi yang
dipimpin oleh Kepala Pusat yang membawahi organisasi tujuh Kepala Bidang yaitu Bagian
Tata Usaha, Unit Pengaman Nuklir, Unit Jaminan Mutu, Bidang Senyawa Bertanda dan
Radiometri, Bidang Teknofisika, Bidang Reaktor dan Bidang Keselamatan Kerja dan
Keteknikan. Kepala Pusat membawahi dan mengawasi langsung Kepala-kepala Bidang.
7
3. Jumlah hari tanpa kecelakaan sejak tanggal 24 Oktober 2014 sampai 31 Desember
2017 mencapai 1165 hari;
4. Re-sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM), Sistem Manajemen Keselamatan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem Manajemen Keamanan (SMK);
5. Kegiatan litbang dapat terlaksana dengan target serapan anggaran minimal 97,6%;
6. Tidak ditemukan radioaktivitas yang berasal dari zat radioaktif buatan di luar
kawasan dan limbah yang rilis keluar kawasan tidak melebihi batas klirens dan baku
mutu lingkungan;
7. Budaya keselamatan bernilai 701;
8. Rata-rata IKP (Indeks Kepuasan Pelanggan) Internal dan Eksternal bernilai minimal
3,15 (skala 4);
9. Budaya keamanan di PSTNT bernilai 3,11 (skala 4);
10. Terlibat aktif dalam pelatihan pegawai sekurang-kurangnya 34 jenis pelatihan pada
tahun 2017;
11. Perbaikan jalan di lingkungan PSTNT seluas 550 m2;
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Radiasi
Radiasi merupakan salah satu cara perambatan energi dari suatu sumber energi ke
lingkungannya tanpa membutuhkan medium atau bahan pengantar tertentu. Ditinjau dari
massanya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi
elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang
radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik.
Radiasi partikel adalah radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya
partikel beta, alfa dan neutron. Jika ditinjau dari "muatan listrik"nya, radiasi dapat dibagi
menjadi radiasi pengion dan radiasi non-pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila
menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion.
Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau
pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup. Radiasi pengion disebut juga radiasi
atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X, sinar gamma,
sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron. Partikel beta, alfa dan neutron dapat
menimbulkan ionisasi secara langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik,
sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat
menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak
dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang
radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet. (Burnham, 1992)
Jika suatu inti tidak stabil, maka inti mempunyai kelebihan energi. Inti itu tidak dapat
bertahan, suatu saat inti akan melepaskan kelebihan energi tersebut dan mungkin melepaskan
satu atau dua atau lebih partikel atau gelombang sekaligus. Setiap inti yang tidak stabil akan
mengeluarkan energi atau partikel radiasi yang berbeda. Pada sebagian besar kasus, inti
melepaskan energi elektromagnetik yang disebut radiasi gamma, yang dalam banyak hal
mirip dengan sinar-X. Radiasi gamma bergerak lurus dan mampu menembus sebagian besar
bahan yang dilaluinya. Dalam banyak kasus, inti juga melepaskan radiasi beta. Radiasi beta
lebih mudah untuk dihentikan. Seng atap atau kaca jendela dapat menghentikan radiasi beta.
Bahkan pakaian yang kita pakai dapat melindungi dari radiasi beta. Unsur-unsur tertentu,
terutama yang berat seperti uranium, radium dan plutonium, melepaskan radiasi alfa. Radiasi
alfa dapat dihalangi seluruhnya dengan selembar kertas. Radiasi alfa tidak dapat menembus
9
kulit kita. Radiasi alfa sangat berbahaya hanya jika bahan-bahan yang melepaskan radiasi alfa
masuk kedalam tubuh kita. (BATAN, 2008)
Berdasarkan muatannya, radiasi yang terjadi dapat berupa:
A. Radiasi Alpha (α)
Radiasi Alpha (α) pertama kali dikenali ole Rutherford dan Royds, yang kemudian
menyatakan bahwa radiasi tersebut terdiri dari inti Helium yang mengandung dua
proton dan dua neutron. Unsur-unsur yang dapat memancarkan partikel alpha (α)
diantaranya adalah americium-241, plutonium-236, uranium-238, radium-226, radon-
222 dan polonium-210 (Sukandar, 2009). Partikel alpha terdiri dari dua buah proton
dan dua buah neutron, identik dengan inti atom Helium, serta mempunyai muatan
listrik positif sebesar 2 muatan elementer. Radiasi alpha dipancarkan oleh zat
radioaktif, atau dari inti atom yang tidak stabil. Jumlah proton dan jumlah neutron
didalam inti atom yang memancarkan radiasi alpha akan berkurang dua (A.Beiser,
1990).
10
B. Radiasi Beta (β)
Partikel beta (β) memiliki energi dalam bentuk kecepatan yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada sel hidup. Ketika berada dalam sebuah lintasan, partikel
beta (β) dapat memecah ikatan struktur kimia yang kemudian akan menghasilkan ion-
ion. Pancaran partikel beta (β) terjadi ketika rasio antara neutron dan proton dalam inti
atom tinggi. Unsur-unsur yang dapat memancarkan partikel beta (β) diantaranya adalah
tritium, karbon-14, stronsium-90, iodine-129, iodine-131, dan cesium-137 (Sukandar,
2009).
Radiasi beta dipancarkan oleh zat radioaktif atau inti atom yang tidak stabil. Ketika
memancarkan radiasi beta negatif, didalam inti atomnya terjadi transformasi neutron
menjadi proton, sebaliknya pada saat memancarkan beta positif terjadi transformasi
proton menjadi neutron (A.Beiser, 1990).
Partikel beta (β) memiliki ukuran partikel yang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan partikel alpha (α) dan memiliki kecepatan melintas jauh lebih cepat
dibandingkan dengan partikel alpha (α). Sehingga kemungkinan partikel beta (β) untuk
berinteraksi langsung dengan media sangat kecil. Beberapa karakter radiasi beta (β)
antara lain :
- Pancaran beta (β) dapat menembus kulit manusia sampai pada bagian germinal,
dimana sel kulit baru dihasilkan. Jika tingkat emisi beta (β) yang tinggi mengenai
kulit dalam jangka waktu yang cukup lama, maka dapat menyebabkan luka pada
kulit.
- Pancaran beta (β) dapat dideteksi dengan sebuah peralatan survey dan jendela tipis
GM (Geiger-Mueller). Emisi beta dapat menjadi berbahaya bila terdeposisi dalam
tubuh.
11
C. Radiasi Gamma dan Sinar-X
Radiasi gamma (Ƴ) merupakan gelombang elektromagnetik. Radiasi gamma (Ƴ)
ditemukan oleh ahli fisika Prancis, Henri Bacquerel pada tahun 1896. Henri Bacquerel
226
menemukan radiasi yang dipancarkan oleh Ra yang merupakan bagian dari rantai
peluruhan uranium. Foton gamma memiliki sekitar 10.000 kali lipat energi foton dalam
kisaran spektrum elektromagnetik yang dapat dilihat. Radiasi gamma berasal dari
perubahan inti atom atau nukleus. Pancaran radiasi gamma biasanya disertai dengan
60
pancaran partikel beta. Radionuklida yang memancarkan rdiasi gamma diantara Co
dan 137Cs (Sukandar, 2009).
Radiasi gamma dipancarkan oleh inti atom yang dalam keadaan tereksitasi
(bedakan dengan atom yang tereksitasi). Setelah memancarkan radiasi gamma, inti
atom tidak mengalami perubahan baik jumlah proton maupun jumlah neutron.
12
Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristsal TLD sampai temperatur tertentu,
kemudian mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkan. Keunggulan TLD adalah
terletak pada ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah
diproses kristal TLD tersebut dapat digunakan kembali. TLD terbuat dari bahan yang mampu
menyimpan energi radiasi pengion yang diterimanya. Secara komersial, TLD tersedia dalam
berbagai macam tipe bahan. Tipe bahan TLD diantaranya Li2B4O7, LiF, CaSO4, CaF2
dengan berbagai tipe pengotornya. (Sofyan, Hasnel dan Dwi, Dyah Kusumawati, 2012)
TLD melepaskan sejumlah cahaya yang sebanding dengan paparan radiasi dan ini
memungkinkan untuk mengukur jumlah dosis radiasi yang diberikan pada saat dipanaskan.
Mekanisme pita energi yang dilalui dari pengaruh yang terjadi dapat digambarkan melalui
sebuah model traps yang sederhana sebagaimana pada gambar 1. Termoluminisensi adalah
proses dengan material yang dipapar menyerap energi kemudian dipancarkan sebagai foton
dengan panjang gelombang berada dalam area cahaya tampak dari spektrum gelombang
elektromagnetik (Mc Kinlay, 1981)
Luminesensi merupakan fenomena fisika berupa pancaran cahaya dari suatu bahan
yang sebelumnya menyerap radiasi pengion. Peristiwa ini terjadi karena adanya elektron-
elektron yang menyerap energi radiasi dan berpindah ke orbit yang lebih tinggi, sehingga
bahan berada dalam keadaan tereksitasi (David, 1982). Elektron yang tereksitasi akhirnya
terikat dalam suatu perangkap muatan yang terbentuk didalam bahan. Apabila elektron
mendapatkan energi yang cukup untuk melepaskan diri dari ikatan perangkap, elektron
tersebut akan kembali ke orbit semula disertai dengan pancaran cahaya luminesensi.
Adakalanya proses luminesensi baru terjadi jika suatu bahan mendapatkan pemanasan dari
luar. Peristiwa luminesensi dengan bantuan panas dari luar ini disebut thermoluminesensi.
(Scharmann, 1995) Terdapat dua peristiwa luminesensi, yaitu fluoresensi dan fosforesensi.
Fluoresensi adalah pancaran sinar secara spontan, dimana pancarannya akan berakhir jika
proses eksitasi yang terjadi pada bahan juga berakhir. Sedangkan pada peristiwa fosforesensi,
pancaran cahaya berakhir beberapa saat setelah proses eksitasi pada bahan berakhir. Bahan
yang mampu memperlihatkan gejala ini disebut fosfor. Pada temoluminesensi, intensitas
luminesensi sebanding dengan energi radiasi pengion yang diserap bahan fosfor sebelumnya.
Proses pemantauan dosis dengan TLD dilakukan dengan cara membaca jumlah energi
radiasi yang tersimpan didalam dosimeter tersebut. Energi radiasi yang diserap fosfor dapat
dikeluarkan dalam bentuk cahaya tampak dengan intensitasnya sebanding dengan jumlah
energi yang diterima fosfor sebelumnya. Karena keluarnya cahaya tampak tersebut sebagai
akibat pemanasan fosfor dari luar, maka sistem instrumen pembaca TLD dirancang agar
13
mampu memberikan pemanasan pada fosfor dan mendeteksi cahaya tampak yang
dipancarkan.
14
untuk pemantauan personal. Material LiF dapat ditemukan dalam banyak bentuk seperti chip
atau pelet, kristal tunggal, batang, bubuk, pita dan gel. Lithium Fluorida (LiF) dalam keadaan
murni tidak dapat berfungsi sebagai TLD. Dengan penambahan pengotor tertentu dan
konsentrasi tertentu maka LiF mempunyai sifat sebagai dosimeter termoluminesensi, yakni
detektor radiasi yang mampu menyimpan radiasi untuk waktu yang lama. Pengotor
menyebabkan ketidaksempurnaan di dalam kristal atau biasa disebut cacat kristal. Cacat
kristal inilah yang menyebabkan terbentuknya perangkap-perangkap elektron yang akan
menyimpan energi radiasi yang mengenai bahan TLD tersebut. Bila suhu sekitar bahan
tersebut normal, maka elektron tadi akan terperangkap untuk waktu yang lama, tapi bila
kepadanya diberi panas maka elektron akan terlepas dari perangkap dan kembali sebagai
luminesen (Mutiah. Nurrudin, Ahmad. Gayani, Didi., 2007). Jenis TLD dengan bahan utama
LiF serta aktivator Mg dan Ti (LiF:Mg,Ti atau TLD-100) merupakan TLD yang sensitif dan
banyak digunakan dalam aplikasi fisika medis, terutama pada pemeriksaan radiodiagnostik
(Sofyan, Hasnel dan Dwi, Dyah Kusumawati, 2012). Magnesium digunakan untuk
meningkatkan jumlah traps di kisi dan titanium digunakan untuk meningkatkan jumlah pusat
lusen. Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi, dan srtrukturnya
stabil pada suhu tinggi sehingga memiliki ketahanan panas yang baik.
15
Program MCNPX adalah tujuan umum kode transport Monte Carlo yang dirancang
untuk mengetahui banyaknya jenis partikel dengan rentang energi yang lebih luas. Versi ini
merupakan versi lanjutan dari MCNP yang telah dimulai di Los Alamos National Laboratory
sekitar 60 tahun yang lalu. MCNPX versi 2.6.0 merupakan computer code terakhir yang
dirilis oleh Radiation Safety Information Computational Center (RSICC) yang mengikuti
MCNPX versi sebelumnya. Pada MCNPX telah dimasukkan beberapa kemampuan baru
terutama untuk analisis transmutasi, burn-up dan produksi partikel tunda. Metode
perhitungan (tally) dan metode baru reduksi varians juga telah dikembangkan untuk teknik
analisis data yang lebih baik. MCNPX juga sesuai untuk menjalankan kode dari MCNP5
kecuali kode yang terkait fitur-fitur baru yang belum ada di MCNP5. Manfaat MCNPX yang
telah ada selama ini, antara lain: (Denise & Pelowitz, 2008)
a. Desain akselerator untuk fasilitas hamburan neutron.
b. Akselerator berbasis teknologi citra seperti radiografi neutron dan proton.
c. Desain perisai teknologi akselerator.
d. Dosimetri energi tinggi dan deteksi neutron.
e. Fisika medis terutama terapi proton dan neutron.
f. Analisis transmutasi aktivasi dan burn-up di reaktor dan sistem lainnya.
g. Analisis keselamatan nuklir.
h. Deteksi material nuklir
Salah satu keuntungan dari MCNP ialah adanya tally yang mampu melakukan
perhitungan fenomena teknik nuklir. Masing-masing tally mempunyai karakter sendiri.
Surface merupakan batas geometri, sedangkan cell merupakan suatu volume geometri yang
dibatasi oleh surface. N, P dan E mewakili jenis partikel yang digunakan yaitu neutron, foton
dan elektron. Metode Monte Carlo mengikuti jejak kejadian partikel yang sebenarnya dari
partikel hidup ketika dilepaskan dari sumbernya sampai partikel mati, karena terserap,
terhambur atau karena lolos keluar dari sistem. Metode ini memanfaatkan probabilitas
distribusi sampel secara acak menggunakan data transport untuk menggambarkan perjalanan
partikel (Muslih, 2015).
Pada dasarnya semua kemungkinan perjalanan partikel dihitung oleh MCNP. Pada
gambar 3.6.1 ditunjukkan perjalanan neutron berinteraksi dengan suatu materi. Pada titik 1
merupakan kejadian pertama neutron menumbuk atom didalam materi. Pada kejadian
pertama ini terjadi peristiwa hamburan inelastis, karena disertai dengan pemancaran radiasi
gamma. Pada titik 2 merupakan kejadian kedua, dimana neutron yang terhambur dari
kejadian pertama kemudian menumbuk atom dan terjadi peristiwa hamburan elastis. Pada
16
titik 3, menunjukkan neutron yang terhambur dari kejadian kedua kemudian diserap oleh inti
atom sehingga neutron lenyap. MCNP hanya menghitung neutron yang lolos dalam artian
neutron tidak hilang/lenyap (Thomas, et al., 2003).
Keterangan:
1. Hamburan neutron, menghasilkan foton
2. Reaksi fisi, menghasilkan foton
3. Serapan neutron
4. Kebocoran neutron
5. Hamburan foton
6. Kebocoran foton
7. Serapan foton
Metode Monte Carlo ini dapat digunakan diberbagai bidang, diantaranya bidang
ekonomi, kimia hingga ilmu nuklir. Contoh metode Monte Carlo dalam bidang nuklir adalah
pada fisika medis, terutama dalam pemodelan suatu sumber radiasi. Dalam pemodelan suatu
sumber radiasi, simulasi monte carlo akan mencatat sejarah perjalanan partikel dari mulai
partikel itu dilahirkan hingga mati, seberapa jauh jarak yang ditempuh partikel dan interaksi
apa yang terjadi sepanjang perjalanannya sampai pada batas yang diinginkan. Kuantitas yang
paling penting untuk di hitung dalam pemodelan sumber radiasi adalah distribusi dosis per
monitor unit, dimana dosis ini harus di hitung seakurat mungkin. Pada beberapa riset telah di
buktikan bahwa dosis yang kurang sekitar 5 % pada suatu tumor akan menurunkan tumour
probability control sampai 15% atau lebih, sementara kelebihan dosis 5% pada tumor akan
menyebabkan kenaikan dosis pada jaringan sehat sehingga melebihi dosis yang dapat di
toleransi (Anam, Choirul, 2010).
Dalam radioterapi metode Monte Carlo di anggap metode paling akurat untuk simulasi
transportasi radiasi dan perhitungan dosis. Dari beberapa riset yang ditemukan, di dapatkan
kesesuaian antara simulasi Monte Carlo dan pengukuran dengan tingkat kesalahan sekitar
1%. Informasi yang lengkap tentang medium yang dilalui radiasi, karakteristik berkas foton
atau elektron harus memadai semisal energi awal, distribusi angular dan lain-lain di simpan
pada phase space file.
17
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Kode di
Element Fraksi Berat %
MCNPX
N 7014 0.78
Li 3006 (Li6) 0.075 (3006) dan
dan 3007 0.925 (3007)
(Li7)
F 9019 1
Ti 22000 1
Mg 12000 1
O 8016 0.21
18
4.4 Simulasi MCNPX
Diagram alir untuk pensimulasian dalam MCNPX ditunjukkan oleh gambar 4.4.1.
Mulai
Pembuatan geometri
material melalui Vised Analisis data
Perhitungan geometri
Kesimpulan
Variasi energi
Selesai
Parameter Deskripsi
Input
J Nomor cell
19
1 ≤j ≤ 99999
M Nomor material
Jika m > 0, maka cell berisi material m
Jika m < 0, maka cell dianggap ruang hampa
D Densitas material
Jika d > 0, maka densitas atom dengan satuan 10 24
atom*cm-3
Jika d < 0, maka densitas massa dengan satuan g*cm -3
B. Surface card
Surface card adalah batas geometri standar yang merupakan bentuk dari
persamaan matematika. Didalam penelitian ini menggunakan tipe bola. Tipe dari
surface card pada MCNPX dapat dilihat pada tabel 4.4.1.2.
C. Data card
Data card merupakan informasi mengenai material obyek simulasi, definisi
dari sumber partikel dan tally atau besaran fisis yang akan dihitung. MCNPX
mendefinisikan unsur kimia yang disebut dengan zaid. Zaid ialah identitas unsur
20
yang mewakili nomor atom (Z) dan nomor massa (A). Material yang tersusun
lebih dari satu unsur maka penulisan Zaid diikuti dengan fraksi atom atau massa
dalam senyawa tersebut seperti pada tabel 4.3.1. Untuk definisi sumber yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Metode pengukuran (tally) dalam penelitian ini menggunakan F6. Kode tally
dalam MCNPX dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
21
Gambar 4.4.2.1: Proses Pembuatan Geometri
22
Gambar 4.4.3.1: Tampilan Output MCNPX
23
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
24
Daerah yang disimulasikan merupakan TLD-100 dengan bahan material Lithium
Flourida (LiF) didoping dengan Titanium (Ti) dan Magnesium (Mg). TLD-100 tersebut
memiliki densitas sebesar 2.4 Kg/m3.
Penggunaan variasi energi pada simulasi Monte Carlo dilakukan untuk mengetahui
nilai dosis serap sumber yang mengenai daerah sekitarnya (TLD-100). Nilai dosis serap oleh
TLD-100 untuk masing-masing sumber ditunjukan pada gambar 5.1.1 dan 5.1.2
5.2 Pembahasan
Penelitian yang dilakukan berupa simulasi terhadap variasi energi. Simulasi variasi
energi yang pertama dilakukan pada sumber neutron yang ditunjukan pada gambar 5.1. Dari
variasi energi neutron ini, didapatkan nilai dosis serap paling tinggi berada pada energi 1x10 -
25
9
MeV dengan nilai sebesar 8,19 x 10-4 MeV dan paling rendah pada energi 1x10-2 MeV
dengan nilai sebesar 8,01 x 10-7 MeV. Hal ini menyatakan bahwa ketika neutron memancar
dengan energi minimum, maka dosis yang dipancarkannya akan lebih banyak terdistribusi di
TLD daripada selainnya. Adapun ketika neutron memancar dengan energi maksimum, maka
dosis yang dipancarkannya akan terdistribusi diluar TLD.
TLD 100 merupakan material dengan kadar senyawa 6 Li sebesar 92,5% dan 7Li sebesar
7,5%. Oleh karena itu interaksi neutron terhadap material TLD tersebut akan didominasi oleh
isotop 6Li yatu 92,5%. Isotop 6Li memiliki tampang lintang interaksi neutron sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 5.2.1. Berdasarkan grafik tampang lintang fungsi energi neutron,
isotop 6Li memiliki tampang lintang besar untuk neutron termal dan rendah untuk neutron
cepat. Interaksi 6Li dengan neutron termal akan memiliki peluang besar terjadinya reaksi baik
reaksi 6Li(n,t)4He maupun reaksi 6Li(n,)7Li. Kedua reaksi tersebut menyebabkan serapan 6Li
terhadap neutron termal menjadi besar sehingga dapat dipahami berdasarkan grafik simulasi
mengapa dosis serap neutron pada TLD-100 besar untuk neutron termal dan kecil untuk
neutron cepat.
Gambar 5.1: Tampang lintang neutron untuk isotop 6Li (Mazrou, dkk)
Untuk simulasi selanjutnya dilakukan pada sumber gamma yang ditunjukan pada
gambar 5.1.2. Pada variasi energi gamma, didapatkan nilai dosis serap paling tinggi berada
pada energi 1x101 MeV dengan nilai sebesar 3,74 x10-5 MeV dan nilai paling rendah berada
pada energi 1x10-3 MeV dengan energi sebesar 0. Kurva respon radiasi gamma terhadap
TLD-100 adalah naik sebagai fungsi energi gamma. Hal tersebut dapat dipahami karena dosis
akan sebanding dengan energi, sehingga semakin besar energi gamma maka akan semakin
26
besar pula dosisnya. Interaksi gamma dengan atom Lithium dapat beragam bentuk, hamburan
Compton, efek foto listrik, maupun produksi pasangan. Tampang lintang total interaksi
gamma dengan atom Li relatif datar sebagai fungsi kenaikan energi gamma. Oleh karena itu
dosis serap gamma pada TLD-100 akan cenderung meningkat seiring dengan kenaikan energi
gamma.
Dari kedua data tersebut, dapat diketahui bahwa respon TLD terhadap sumber neutron
semakin baik dengan energi yang semakin kecil. Sedangkan respon TLD terhadap sumber
gamma semakin baik dengan meningkatnya energi yang diberikan. Hal ini juga menyatakan
bahwa simulasi Monte Carlo cukup baik digunakan dalam mensimulasikan sebaran dosis
yang dipancarkan neutron dan gamma.
Respon TLD-100 terhadap dosis yang dipancarkan sumber dipengaruhi oleh energi
datang yang mempengaruhi interaksi yang terjadi pada TLD dan nomor atom efektif (Zeff)
TLD. Komposisi material pada TLD yang dibuktikan oleh Edward dkk pada tahun 2005
yakni material yang memiliki nomor atom efektif sama namun komposisi materialnya
berbeda akan mempengaruhi nilai dosis dan kemampuan serap TLD bergantung pada
ketebalannya.
27
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. MCNPX dapat digunakan secara baik untuk mensimulasikan respon TLD-100
terhadap radiasi neutron dan gamma
2. Respon TLD-100 cukup besar untuk neutron termal dan epitermal, dan rendah untuk
neutron cepat
3. Respon TLD-100 untuk gamma akan meningkat sebagai fungsi energi.
6.2 Saran
Demi memperoleh hasil yang lebih baik maka saran yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya adalah:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai distribusi dosis neutron dan gamma
terhadap TLD-100 agar diperoleh hasil yang lebih akurat lagi.
2. Metode perhitungan bisa digunakan sebagai data pembanding dengan data yang ada
28
DAFTAR PUSTAKA
29
Mutiah. Nurrudin, Ahmad. Gayani, Didi. (2007). Pengaruh Konsentrasi Dopan dan
Temperatur Sinter pada Sensitivitas Dosimeter Termoluminesens LiF:Mg,Dy.
Bandung: PTNBR-BATAN.
Podgorsak, E. (2005). Radiation Oncology Physics: A Handbook for Teachers and Students.
Vienna, Austria: International Atomic Energy Agency.
Rahmat, Andika. (2010). Analisis Korelasi Koefisien Homogenitas Terhadap Besar FWHM
Spektrum Sinar-X pada Kualitas Radiasi RQR. Universitas Indonesia, Depok.
Rasito. ( 2013). Materi Kuliah: Pengenalan MCNP untuk Pengkajian Dosis. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Rizani, Alfian., dkk. (2012). Simulasi Monte Carlo untuk Menentukan Dosis Sinar-x 6 MV
pada Ketakhomogenan Medium Jaringan Tubuh. Semarang.
Sofyan, Hasnel dan Dwi, Dyah Kusumawati. (2012). Perbandingan Tanggapan
Termoluminesensi LiF:Mg,Ti dan LiF:Mg,Cu,P Terhadap Dosis dalam Aplikasi
Medik. Jakarta: PTKMR-BATAN.
Sukandar. (2009). Identifikasi Radionuklida Alam dalam Sumber Air Panas dan Paparannya
terhadap Manusia. Bogor: Inst. Pertan.
Thomas, B., T, G. J., Avneet, S., B, B. F., Grady, H. H., E, S. J., et al. (2003). MCNP-A
General Monte Carlo N-Particle Transport Code Version 5 Volume 1: Overview and
Theory. LA-UR-03-1987, Los Alamos National Laboratory, New Mexico.
30
LAMPIRAN
1- TLD LiF100
2- c
3- c kartu cell
4- 1 1 -2.4 -1 2 -3 imp:n=1 $ tld
5- 2 2 -0.0012 -4 #1 imp:n=1 $ udara
6- 3 0 4 imp:n=0 $ void
7-
8- c kartu permukaan
9- 1 cy 1.8
10- 2 py 0
11- 3 py 0.38
12- 4 so 25
13-
14- c kartu data
15- mode n
16- m1 3006. 0.075
17- 3007. 0.925
18- 9019. 1 $ Li6 Li7 F
19- 12000. 1 $ Mg
20- 22000. 1 $ Ti
21- m2 7014. -0.78
22- 8016. -0.21
23- 18000. -0.01
24- SDEF ERG=1E-0 pos=0 -20 0 rad=5 vec=0 1 0 par=n
warning. rad is constant. in most problems it is a variable.
25- c tally
26- F6:n 1
27- *F8:n 1
lca ielas ipreq iexisa ichoic jcoul nexite npidk noact icem ilaq
lca 2 1 1 23 1 1 0 1 0 0
lcb flenb(i),i=1,6
ctofe flim0
lcb 3.4900E+03 3.4900E+03 2.4900E+03 2.4900E+03 8.0000E+02 8.0000E+02
-1.0000E+00 -1.0000E+00
1cells
print table 60
31
1 1 1 5.89176E-02 2.40000E+00 3.86793E+00 9.28303E+00 1 1.0000E+00
2 2 2 4.99215E-05 1.20000E-03 6.54460E+04 7.85352E+01 1 1.0000E+00
3 3 0 0.00000E+00 0.00000E+00 0.00000E+00 0.00000E+00 0 0.0000E+00
table length
total 477225
32
1 n neutron 0.0000E+00 1.0000E+37 2.0000E+01 1.5000E+02
2.0000E+01 1.5000E+02
general 0
tallies 6512
bank 116737
cross sections 477226
total 0 = 0 bytes
*****************************************************************************
******************************************
dump no. 1 on file runtpe nps = 0 coll = 0
ctm = 0.00 nrn = 0
33
delayed fission 0 0. 0. nucl.
interaction 0 0. 0.
particle
decay 0 0. 0.
tabular boundary 0 0. 0. tabular
boundary 0 0. 0.
tabular sampling 0 0. 0.
total 1000000 1.0000E+00 1.0000E+00 total
1000000 1.0000E+00 1.0000E+00
masses
cell: 1
9.28303E+00
cell 1
1.21348E-06 0.0233
1analysis of the results in the tally fluctuation chart bin (tfc) for tally
6 with nps = 1000000 print table 160
34
relative error from zero tallies = 0.0219 relative error from
nonzero scores = 0.0081
if the largest history score sampled so far were to occur on the next
history, the tfc bin quantities would change as follows:
the estimated inverse power slope of the 105 largest tallies starting at
5.53443E-03 is 2.8803
the large score tail of the empirical history score probability density
function appears to have no unsampled regions.
=============================================================================
======================================================
=============================================================================
======================================================
warning. the tally in the tally fluctuation chart bin did not pass 1 of
the 10 statistical checks.
35
1unnormed tally density for tally 6 nonzero tally mean(m) =
5.408E-03 nps = 1000000 print table 161
36
3.16-03 20 3.08-02 -1.512
***********************|**********************|************* |
|
3.98-03 20 2.44-02 -1.612
***********************|**********************|*********** |
|
5.01-03 33 3.20-02 -1.495
***********************|**********************|************** |
|
6.31-03 1877 1.45+00 0.160
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm|mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm|mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm|mmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmm|mmmms
7.94-03 22 1.35-02 -1.871
***********************|**********************|***** |
|s
1.00-02 23 1.12-02 -1.951
***********************|**********************|*** |
s |
1.26-02 11 4.25-03 -2.372 ***********************|****************
| | s |
1.58-02 7 2.15-03 -2.668 ***********************|*********
| | s |
2.00-02 1 2.44-04 -3.613 ********** |
| | s |
2.51-02 1 1.94-04 -3.713 ******** |
| s |
3.16-02 5 7.69-04 -3.114 ********************** |
| s | |
3.98-02 1 1.22-04 -3.913 *** |
| s | |
5.01-02 1 9.70-05 -4.013 * |
| s | |
total 2083 2.08-03 d----------------------d---------------------
-d-----------------------d-----------------------d-----
1tally 8 nps = 1000000
tally type 8* energy deposition units
mev
particle(s): neutron
cell 1
1.76189E-05 0.1368
1analysis of the results in the tally fluctuation chart bin (tfc) for tally
8 with nps = 1000000 print table 160
if the largest history score sampled so far were to occur on the next
history, the tfc bin quantities would change as follows:
37
estimated quantities value at nps value at nps+1
value(nps+1)/value(nps)-1.
the estimated inverse power slope of the 104 largest tallies starting at
2.14726E-02 is 4.3005
the large score tail of the empirical history score probability density
function appears to have no unsampled regions.
=============================================================================
======================================================
=============================================================================
======================================================
warning. the tally in the tally fluctuation chart bin did not pass 1 of
the 10 statistical checks.
38
3.98-11 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
7.94-11 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
1.58-10 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
3.16-10 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
6.31-10 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
1.26-09 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
2.51-09 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
5.01-09 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
1.00-08 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
2.00-08 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
3.98-08 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
7.94-08 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
1.58-07 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
3.16-07 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
6.31-07 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
1.26-06 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
2.51-06 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
5.01-06 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
1.00-05 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
2.00-05 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
3.98-05 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
7.94-05 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
1.58-04 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
3.16-04 0 0.00+00 0.000 | | | | | |
| | | | | | | |
6.31-04 1 3.18-03 -2.498 ******|******|** | | | |
| | | | | | | |
1.26-03 3 4.78-03 -2.321 ******|******|*** | | | |
| | | | | | | |
2.51-03 3 2.39-03 -2.621 ******|******|* | | | |
| | | | | | | |
5.01-03 7 2.80-03 -2.553 ******|******|* | | | |
| | | | | | | |
1.00-02 11 2.21-03 -2.657 mmmmmm|mmmmmm|m | | | |
| | | | | | | |
2.00-02 17 1.71-03 -2.767 ******|******| | | | |
| | | | | | | |
3.98-02 20 1.01-03 -2.997 ******|***** | |s | | |
| | | | | | | |
7.94-02 31 7.82-04 -3.107 ******|***** | s | | |
| | | | | | | |
1.58-01 21 2.66-04 -3.576 ******|* | s | | | |
| | | | | | | |
39
3.16-01 18 1.14-04 -3.943 ******| | s | | | |
| | | | | | | |
6.31-01 13 4.13-05 -4.384 *** | s| | | | |
| | | | | | | |
7.94-01 4 2.45-05 -4.611 * | s | | | | |
| | | | | | | |
total 2083 2.08-03 d-----d------d------d------d------d------d---
---d------d------d------d------d------d------d------d--
1status of the statistical checks used to form confidence intervals for the
mean for each tally bin
tally result of statistical checks for the tfc bin (the first check not
passed is listed) and error magnitude check for all bins
the 10 statistical checks are only for the tally fluctuation chart bin and do
not apply to other tally bins.
warning. 2 of the 2 tally fluctuation chart bins did not pass all 10
statistical checks.
warning. 1 of the 2 tallies had bins with relative errors greater than
recommended.
1tally fluctuation charts
tally 6 tally 8
nps mean error vov slope fom mean error vov slope fom
64000 1.2004E-06 0.0988 0.0389 0.0 32813 1.1148E-05 0.3899 0.3132 0.0 2109
128000 1.1840E-06 0.0662 0.0142 0.0 38163 1.2860E-05 0.5073 0.7797 0.0 650
192000 1.2735E-06 0.0542 0.0144 0.0 38490 1.8717E-05 0.3380 0.3018 0.0 990
256000 1.2452E-06 0.0464 0.0096 2.3 40671 1.8316E-05 0.2806 0.2274 3.3 1110
320000 1.2631E-06 0.0412 0.0077 2.3 42013 1.7551E-05 0.2558 0.1797 3.0 1088
384000 1.2323E-06 0.0376 0.0060 2.4 42462 1.8202E-05 0.2238 0.1355 4.2 1200
448000 1.2037E-06 0.0354 0.0056 2.3 41417 1.6555E-05 0.2128 0.1309 4.1 1148
512000 1.2041E-06 0.0329 0.0045 2.3 41846 1.7695E-05 0.1987 0.1000 3.8 1146
576000 1.2056E-06 0.0308 0.0038 2.1 42729 1.7407E-05 0.1872 0.0874 4.0 1155
640000 1.2129E-06 0.0290 0.0032 2.3 43481 1.7692E-05 0.1796 0.0751 3.5 1136
704000 1.2021E-06 0.0278 0.0028 2.3 43054 1.7655E-05 0.1673 0.0691 4.6 1185
768000 1.1978E-06 0.0266 0.0025 2.2 43073 1.7755E-05 0.1620 0.0633 4.2 1164
832000 1.1881E-06 0.0256 0.0023 2.3 43179 1.6993E-05 0.1574 0.0616 3.7 1141
896000 1.1997E-06 0.0249 0.0030 2.5 42222 1.7916E-05 0.1461 0.0521 4.5 1226
960000 1.2026E-06 0.0240 0.0027 2.7 42424 1.7578E-05 0.1413 0.0494 4.2 1219
1000000 1.2135E-06 0.0233 0.0025 2.9 43071 1.7619E-05 0.1368 0.0475 4.3 1252
*****************************************************************************
******************************************
dump no. 2 on file runtpe nps = 1000000 coll = 3170
ctm = 0.04 nrn = 6120209
40