Faktor Yang Mempengaruhi Pernapasan
Faktor Yang Mempengaruhi Pernapasan
1. Gerakan badan kuat yang memakan banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi
yang diperlukan tubuh, emosi, rasa sakit dan takut misalnya dapat menyebabkan infus
yng merangsang pusat pernafasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat dan
lebih cepat dibanding dengan dalam keadaan normal.
2. Kecepatan pernafasan
Kecepatan Pernafasan
Kecepatan pernafasan juga dapat dipengaruhi usia karena berbedanya jumlah energi yang
dinutuhkan tubuh sehingga semakin tua juga akan semakin berbeda dengan bayi -yang
ebutuhan energinya tergolong rendah
4. Hiperfentilitas
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah oksigen dalam paru-paru agar
pernafasn lebih cepat.
5. Hipoventilasi
Terjadi fentilisasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan oksigen tubuh atau
untuk mengeluarkan karbon dioksida ( CO2 ) dengan cukup.
6. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan oksigen seluler akibat dari devisiensi oksigen yang di
inspirasi atau peningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernapasan pada Manusia
Frekuensi pernapasan pada manusia merupakan intensitas inspirasi dan ekspirasi udara
pernapasan pada manusia yang dilakukan setiap menit. Dalm keadaan normal proses
inspirasi dan ekspirasi berlangsusng sebanyak 15 sampai dengan 18 kali per menitnya.
Akan tetapi, keadaan ini bisa berubah dan berbeda pada setiap orang dikarenakan ada
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses
inspirasi dan ekspirasi pada seseorang meliputi:
1. Faktor fisik seperti umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan aktivitas
tubuh
2. Faktor Psikologi seperti emosi, kejiwaan, perasaan, energi dan aura, dan
kestabilan rohani.
1. Faktor Fisik
1. umur
Untuk lebih jelasnya, berikut frekuensi normal berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
1. Usia baru lahir, frekuensi pernapasannya berkisar antara 35-50 kali per menit.
2. Usia 2-12 tahun, frekuensi pernapasannya berkisar antara 18-26 kali per menit.
3. Usia dewasa, frkuensi pernapasannya berkisar antara 16-20 kali per menit.
4. Jenis Kelamin
Pada umumnya dalam keadaan normal, frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih banyak
daripada perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki cenderung membutuhkan energi yang
lebih banyak daripada perempuan sehingga oksigen yang diperlukan pun menjadi
semakin banayk.
1. Suhu Tubuh
Suhu tuuh mempunyai hubungan yang erat dengan pernapasan. Semakin tinggi suhu
tubuh seseorang maka dia akan membutuhkan energi yang lebih banyak sehingga
kebutuhan akan oksigen pun akan meningkat. Oleh karene itu, frekuensi pernapasan pun
akan lebih sering dilakukan.
1. Posisi Tubuh
Posisi tubuh ternyata mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap frekuensi
pernapasan. Seseorang yang sedang berdiri, frekuensi pernapasannya akan lebih sering
terjadi daripada seseorang yang posisi tubuhnya sedang berbaring. Pada saat kita berdiri
aktivitas otot di dalam tubuh akan lebih sering mengalami kontraksi sehingga oksigen
yang dibutuhkan untuk proses oksidasi di dalm tubuh menjadi lebih banyak, hal ini
mengakibatkan frekuensi inspirasi dan ekspirasi menjadi lebih sering dilakukan.
Sementara itu pada saat berbaring, otot-otot dalam tubuh cenderung erelaksasi sehingga
kebutuhan akan oksigen pun tak sebanyak pada saat kita berdiri.
1. Aktivitas Tubuh
Seseorang yang memiliki aktivitas tubuh cukup tinggi seperti seorang petani atau atlet,
frekuensi pernapasannya akan lebih tinggi daripada seorang sekretaris yang cenderung
melakukan aktivitas pekerjaanya dengan duduk. Hal ini disebabkan energi yang
diperlukan oleh seorang petani atau atlet lebih banyak jika dibandingkan oleh seseorang
yang beraktivitas denagn cara duduk.
- Energi yang dibutuhkan oleh orang yang telah lanjut usia lebih sedikit
dibandingkan dengan orang yang masih muda sehingga oksigen yang dibutuhkannya pun
menjadi berkurang
- Frekuensi pernapasan pada orang yang aktivitas fisiknya lebih tinggi cenderung
lebih sering dibandingkan dengan orang yang aktivitas fisiknya rendah.
1. Faktor Psikologi
1. Emosi
Emosi seseorang berpengaruh pada tinggi rendahnya pernapasan seseorang. seseorang
yang sedang emosi seperti marah, frekuensi pernapasannya akan cenderung tinggi
dibandingkan seseorang yang kondisi emosinya stabil atau normal.
1. Perasaan
Perasaan takut pada seseorang akan mempercepat frekuensi pernapasannya, hal ini
disebabkan aktivitas denyut jantung yang meningkat sehingga tubuh memerlukan asupan
energi yang lebih banyak
1. Kejiwaan
Kejiwaan berkaitan erat dengan sifat atau karakter seseorang. Seseorang yang
mempunyai jiwa periang cenderung mempunyai aktivitas yang lebih aktif dibandingkan
dengan seseorang yang pemalu. Dengan demikian frekuensi pernapasan pada orang yang
periang cenderung akan lebih tinggi dibanding dengan orang yang pemalu.
1. Kestabilan Rohani
Sebelumnya telah diuraikan bahwa frekuensi pernapasan pada setiap orang bisa saja
berbeda. Begitu pula dengan volume udara pernapasan. Volume udara pernapasan pada
manusia dipengaruhi oleh:
1. Ukuran paru-paru
Seseorang yang mempunyai ukuran paru-paru besar akan mempunyai volume udara
pernapasan yang besar pula, begitu juga sebaliknya. Hal ini disebabkan pada orang yang
paru-parunya besarakan mempengaruhi jumlah dan luasnya alveolus dalam melakukan
pertukaran oksigen dan karbondioksida.
1. Kekuatan bernapas
Seorang penyelam cenderung mempunyai kekuatan bernapas yang lebih, hal ini ditunjang
dengan kapasitas volume udara yang bisa ditampungnya di dalam paru-paru.
1. Cara bernapas
Cara bernapas yang baik adalah bernapas dengan menggunakan hidung. Sebab selain
dapat menyaring debu agar tak masuk juga dapat memperbaiki ritme pernapasan. Orang
yang bernapas menggunakan hidung cenderung membutuhkan volume udara yang relatif
sedikit daripada orang yang bernapas menggunakan mulut.