Anda di halaman 1dari 65

Fiqh Muamalah Dalam Islam

By. Rikza Maulan, Lc., M.,Ag


Konsep Dasar Dinul Islam
ISLAM

AQIDAH SYARIAH AKHLAQ

TAQWA

Kebahagiaan Dunia & Akhirat


Konsep Dasar Dinul Islam
Ketiga aspek ajaran Islam tersebut (Aqidah, Syariah &
Akhlak) tidak berdiri sendiri. Sebaliknya, bahwa ketiga aspek
tersebut saling memiliki keterkaitan yang kuat.
Sebagai contoh, dalam aspek syariah (misalnya ibadah),
seseorang harus memilki dasar yang kuat berupa aqidah.
Sehingga dari aqidah yang kuat, akan melahirkan
keikhlasan kepada Allah SWT dalam beribadah. Demikian
juga keterkaitannya dengan aspek akhlak, bagaimana
dalam beribadah ia juga harus berakhlak dan beretika
kepada Allah SWT. Misalnya memakai pakaian yang bersih
dan rapi, dsb.
Kesemua hal tersebut jika dilakukan secara komperhensif,
akan menghasilkan sebuah tujuan mulia, yaitu ketakwaan
kepada Allah SWT. Dan hal ini merupakan kunci
kebahagiaan hakiki baik di dunia maupun di akhirat.
Ekonomi Utamanya Dipegang Oleh
Orang--Orang Shaleh
Orang

• Allah SWT berfirman (QS. An-Nur : 36 – 38)

َ ِ ُ َ ُ َ ُ ُ ُ ْ ‫ت أَ ِذ َن ُ أَنْ ُرْ َ َ َو ُْذ َ َر ِ َ ا‬ ٍ ‫ِ ُ ُو‬


ْ‫ َرةٌ َو*َ َ ْ ٌ َ(ن‬,َ ِ ‫ ِ ِ ْم‬.ْ ُ َ* ‫ ٌل‬,َ ‫( ِر‬36)‫ ُدو َو ْا! َ ِل‬#ُ ْ ِ
ِ ِ ُ‫ب‬.0َ َ َ ً ‫ون َ ْو‬َ ُ 2َ َ ‫َ ِة َوإِ َ ِء ا ز َ ِة‬6 ‫ ِم ا‬7َ ِ‫ِذ ْ ِر ِ َوإ‬
(37)‫َ ْ َ ُر‬8‫ُوبُ َو ْا‬.ُ0ْ ‫ا‬
Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan
untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada
waktu pagi dan waktu petang. (yaitu) oleh orang-orang yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli
dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan
(dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari
yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
Ciri Mendasar Orang Bertakwa

Berometer ketakwaan seseorang, dapat diukur


diantaranya dari aspek muamalah. Allah SWT
berfirman (QS. 2 : 188).
‫ُوا‬. ُ ْ: َ ِ ‫ُ ْم َ ْ َ> ُ ْم ِ ْ َ ِط ِل َو ُ ْد ُوا ِ َ إِ َ< ا ْ ُ; ِم‬ َ ‫ُوا أَ َْوا‬. ُ ْ: َ َ*‫َو‬
َ .َ ْ? َ ‫ِ ْ@ ِم وأَ ْ> ُ ْم‬Aْ ِ ‫س‬
‫ُون‬ ِ > ‫ا‬ ‫ال‬
ِ ‫و‬َ ْ َ ‫ِ نْ أ‬ 0ً ‫َ ِر‬
Dan janganlah kaliam memakan harta sebagian yang lain
dengan cara yang bathil. Dan janganlah pula kalian
membawa urusan harta itu kepada hakim, agar kamu
dapat memakan sebagian dari harta manusia dengan
cara yang dosa sedangkan kalian mengetahui.
Ciri Mendasar Orang Bertakwa

Bahwa ayat tersebut terletak “persis” setelah


Allah SWT menjelaskan panjang lebar mengenai
puasa ramadhan (ayat 183 – 187).
Tujuan utama dari puasa di bulan ramadhan
adalah “la’allakum tattaqun” (agar kalian
menjadi orang yang bertakwa.
Hasil ketakwaan tersebut, segera Allah SWT uji
dengan aspek muamalah. Karena orang yang
bertakwa akan sangat berhati-hati dalam
bermuamalah dengan harta.
BENEFIT RIZKI YANG HALAL

1. Mendatangkan keberkahan
2. Melaksanakan satu kewajiban
3. Menggugurkan dosa-dosa
4. Menggugurkan dosa yang tidak bisa
digugurkan dengan shalat puasa, zakat haji
dan umrah.
5. Mendapatkan cinta ilahi
6. Dihindarkan dari api neraka
7. Kemudahan & Rizki Yang Tidak Disangka-
Sangka
8. Dijanjikan Surga
Benefit Rizki Yang Halal
1. Mendatangkan Keberkahan
• Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda
َ َ‫ َﻢ ﻗ‬‫ﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﻰ اﻟﻠ‬‫ﺻﻠ‬
‫ﺎل‬ ِ  ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ
َ  ْ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ ْ ‫َﻋ ْﻦ َﺣ‬
‫ﻲ‬ ‫ﺒ‬ ‫ﻨ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻪ‬‫ﻠ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﺿ‬ ‫ر‬ ‫ام‬‫ﺰ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﻴﻢ‬ ‫ﻜ‬
‫ـﻨَﺎ ﺑُﻮِر َك ﻟَ ُﻬ َﻤﺎ ﻓِﻲ ﺑَـ ْﻴ ِﻌ ِﻬ َﻤﺎ َوإِ ْن‬‫ﺻ َﺪﻗَﺎ َوﺑَـﻴ‬
َ ‫ن‬ْ ِ
‫ﺈ‬‫ﻓ‬
َ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬‫ﺮ‬ ‫ﻔ‬
َ ‫ـ‬‫ﺘ‬ ‫ـ‬‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬
ََ ْ َ ََ‫ﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ ِ
‫ر‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻴ‬ ِ
‫ْﺨ‬ ‫ﻟ‬‫ﺎ‬ِ
‫ﺑ‬ ِ
‫ﺎن‬‫ـ َﻌ‬‫اﻟْﺒَـﻴ‬
(‫ﺖ ﺑَـ َﺮَﻛﺔُ ﺑَـ ْﻴ ِﻌ ِﻬ َﻤﺎَ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬ ‫ﻘ‬
َ ‫ﺤ‬ِ
ْ ‫َﻛ َﺬﺑَﺎ َوَﻛﺘَ َﻤﺎ ُﻣ‬
Dari Hakim bin Hizam ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau
bersabda, “Dua orang penjual dan pembeli boleh melakukan khiyar
selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya benar (jujur) dan
menjelaskan keadaan barang (yang diperjual belikan), maka
keduanya akan diberikan keberkahan dalam jaul belinya. Dan jika
keduanya menyembunyikan dan berdusta, maka akan dihapuskan
keberkahan jual belinya. (HR. Bukhari Muslim)
Benefit Rizki Yang Halal
2. Melaksanakan Satu Kewajiban
• Allah SWT memerintahkan untuk mencari rizki
yang halal (bekerja) kepada setiap hamba-
hamba-Nya (QS. Attaubah/ 9 : 105) :
َ >ُ ِ ‫َوا ْ ُْؤ‬
‫ون‬ ُ ُ ‫ ُ ْم َو َر ُو‬.َ َ (َ ُ ‫ُوا َ َ َ َرى‬. َ ْ(‫ُ ِل ا‬7‫َو‬
َ ِ ‫ ُ ْم‬Eُ >َ ُ َ ‫ َ َد ِة‬F ‫ب َوا‬ِ ْ #َ ْ ‫ون إِ َ< َ( ِ ِم ا‬
َ ‫د‬G ‫َو َ ُ َر‬
َ ُ. َ ْ? َ ‫ُ ْ> ُ ْم‬
‫ون‬
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-
Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan".
Benefit Rizki Yang Halal
3. Menggugurkan Dosa - Dosa
• Orang yang ikhlas bekerja akan mendapatkan
ampunan dosa dari Allah SWT. Dalam sebuah
hadits diriwayatkan :
‫ﺴﻰ َﻣﻐْ ُﻔ ْﻮًرا ﻟَﻪُ )رواﻩ‬‫َﻣ‬
‫أ‬ ِ ‫ ِﻣﻦ َﻋﻤ ِﻞ ﻳ ِﺪ‬‫ﻣﻦ أَﻣﺴﻰ َﻛﺎﻻ‬
‫ﻩ‬
َْ َ َ ْ َ ْ َْ
(‫اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ‬
Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan
lantaran pekerjaan yang telah dilakukannya,
maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-
dosanya diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani)
Benefit Rizki Yang Halal
4. Menggugurkan Dosa-Dosa Yang Tidak Dapat Diampuni
Dengan Shalat, Puasa, Haji & Umrah.
• Akan diampuninya suatu dosa yang tidak dapat
diampuni dengan shalat, puasa, zakat, haji & umrah.
Dalam sebuah riwayat dikatakan :
،ُ‫ْﺤ ُﺞ َوﻻَ اﻟْﻌُ ْﻤ َﺮة‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ َ‫ﻻ‬‫و‬ ‫م‬َ‫ﺎ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﺼ‬
 ‫اﻟ‬ َ‫ﻻ‬ ‫و‬ ُ‫ة‬‫ﻼ‬ ‫ﺼ‬
 ‫اﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﻫ‬ ‫ﺮ‬ 
‫ﻔ‬ ‫ﻜ‬
َ ‫ﺗ‬
ُ ‫ﻻ‬
َ ،‫ﺎ‬‫ﺑ‬‫ﻮ‬ ‫ـ‬
ُ‫ﻧ‬ ‫ﺬ‬
ُ ‫ﻟ‬
َ ِ
‫ب‬ ‫ﻮ‬ ‫ـ‬
ُ‫ﻧ‬ 
‫ﺬ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻦ‬ ِ ‫ن‬ ِ‫إ‬
‫ﻣ‬
َ َُ َ َُ ًْ ْ َ
‫ﺐ اﻟ َْﻤ ِﻌ ْﻴ َﺸ ِﺔ )رواﻩ‬ ِ َ‫اﷲ؟ ﻗﺎَ َل اﻟ ُْﻬ ُﻤ ْﻮ ُم ﻓِﻲ ﻃَﻠ‬ِ ‫ﻔﺮَﻫﺎ ﻳﺎ رﺳﻮ َل‬ ‫ﺎل وﻣﺎ ﺗُ َﻜ‬
ُْ َ َ ُ َ َ َ َ‫ﻗ‬
ْ
) ‫اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ‬
‘Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yang
tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah.’
Sahabat bertanya, ‘Apa yang dapat menghapuskannya wahai
Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat dalam mencari rizki.’
(HR. Thabrani)
Benefit Rizki Yang Halal
5. Mendapatkan ‘Cinta Allah SWT’.
Dalam sebuah riwayat digambarkan :
َ ‫ﺐ اﻟ ُْﻤ ْﺆِﻣ َﻦ اﻟ ُْﻤ ْﺤﺘَ ِﺮ‬
(‫ف )رواﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ‬  ‫ن اﷲَ ﻳُ ِﺤ‬ ِ‫إ‬
Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang
mu’min yang giat bekerja. (HR. Thabrani)
Benefit Rizki Yang Halal

6. Terhindar dari azab neraka


Dalam sebuah riwayat dikemukakan, "Pada suatu saat,
Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi
Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk,
beliau melihat tangan Sa'ad yang melepuh, kulitnya
gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan
matahari. Rasulullah bertanya, 'Kenapa tanganmu?'
Saad menjawab, 'Karena aku mengolah tanah dengan
cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang
menjadi tanggunganku." Kemudian Rasulullah SAW
mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya
berkata, 'Inilah tangan yang tidak akan pernah
disentuh oleh api neraka'" (HR. Tabrani)
Benefit Rizki Yang Halal

7. Kemudahan & Rizki Yang Tidak Disangka-


sangka
• Allah SWT berfirman :
ُ ;َ ْ‫ ُ ِ ن‬7ْ ‫ * َو َ رْ ُز‬,ً ‫ َر‬2ْ َ ُ َ ‫ْ َ? ْل‬, َ َ
َ* ‫ْث‬ ‫َو َ نْ َ ِق‬
* ُ‫َ ;ْ َ ِ ب‬
Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya
Allah akan memberikan baginya jalan-jalan keluar (dari
setiap permasalahannya), dan akan Allah berikan pula
baginya rezeki dari arah yang tiada di sangka-sangka.
(QS. Attalaq/ 65 : 2-3)
Benefit Rizki Yang Halal

8. Dijanjikan Surga
• Harta yang diperolah dengan cara yang halal,
akan mengantarkan pemiliknya ke dalam surga
:
‫ﻬ َﺪ ِاء )رواﻩ‬
‫ﺸ‬ ‫اﻟ‬
‫و‬ ‫ﲔ‬‫ﻘ‬ِ ‫ﻳ‬‫ﺼﺪ‬
 ‫اﻟ‬
‫و‬ ‫ﲔ‬‫ـ‬
َ َ َْ ْ َ َْ َ َ ُْ‫ﻴ‬
ِ‫ﺒ‬
‫ﻨ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻊ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﲔ‬ ِ ‫ﺼ ُﺪو ُق اْﻷ‬
‫َﻣ‬ ْ  ‫اﻟ‬ ‫ﺮ‬
ُ
ِ ‫اﻟﺘ‬
‫ﺎﺟ‬
(‫اﻟﱰﻣﺬي‬
Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak
akan dikumpulkan) bersama para nabi, shiddiqin dan
syuhada’. (HR. Turmudzi)
Dampak Rizki Yang Tidak Halal

1. Tidak dikabulkannya doa serta amal


ibadah lainnya.
2. Membuat hati menjadi “keras”.
3. Menghilangkan keberkahan.
4. Tidak dapat bergeraknya “kaki” pada
hari kiamat.
5. Masuk neraka wail, yang jarak antara
tepi atas dengan dasar neraka wail
adalah 40 tahun.
Dampak Rizki Yang Tidak Halal
1. Tidak Dikabulkannya Doa & Amal Ibadah Lainnya
• Dalam sebuah hadits dikisahkan oleh Rasulullah SAW :
‫ن‬ ِ‫ﺎس إ‬ َ  ِ ‫ﻪُ َﻋﻠَﻴ‬‫ﻰ اﻟﻠ‬‫ ِﻪ ﺻﻠ‬‫ﻮل اﻟﻠ‬ ِ
ُ ‫ﻨ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﺎ‬‫ﻬ‬ ‫ـ‬
‫ﻳ‬‫أ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻠ‬
َ َ ََ ْ ِ ‫ﺳ‬ ‫و‬ ‫ﻪ‬ َ ُ ‫ﺳ‬‫ر‬
َُ ِ ‫ﺎل‬
َ ‫ﻗ‬
َ ‫ﺎل‬
َ ‫ﻗ‬
َ ‫ة‬
َ‫ﺮ‬َ ْ َ ُ ‫ْﻦ أَﺑ‬‫َﻋ‬
‫ـ‬‫ﻳ‬‫ﺮ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻲ‬
‫ﺚ أَ ْﻏﺒَـ َﺮ‬ َ ‫ﺴ َﻔ َﺮ أَ ْﺷ َﻌ‬
 ‫ﻴﻞ اﻟ‬ُ ‫ﺮ ُﺟ َﻞ ﻳُﻄ‬ ‫ ذَ َﻛ َﺮ اﻟ‬... ‫ﺒًﺎ‬‫ ِﻃَﻴ‬‫ﺐ ِﻻَِ ﻳَـ ْﻘﺒَ ُﻞ إﻻ‬ ٌ ‫اﻟﻠﻪَ ﻃَﻴ‬
‫ب َوَﻣﻄ َْﻌ ُﻤﻪُ َﺣ َﺮ ٌام َوَﻣ ْﺸ َﺮﺑُﻪُ َﺣ َﺮ ٌام‬ ‫ب ﻳَﺎ َر‬  ‫ﺴ َﻤﺎء ﻳَﺎ َر‬ ‫ﺪ ﻳَ َﺪﻳْﻪ إﻟَﻰ اﻟ‬ ‫ﻳَ ُﻤ‬
(‫ﻚ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬ ِ
‫ﻟ‬ ‫ﺬ‬ ِ
‫ﻟ‬ ‫ﺎب‬ ‫ﺠ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻰ‬ 
‫ﻧ‬ ‫ﺄ‬ ‫ﻓ‬ ِ
‫ام‬ ‫ﺮ‬ ِ ِ
َ
َ ُ َ َْ ُ َ َ َ َ َ ُ‫ﺴﻪُ َﺣ َﺮ ٌام َوﻏ‬
‫ْﺤ‬ ‫ﻟ‬‫ﺎ‬‫ﺑ‬ ‫ي‬ ‫ﺬ‬ ُ َ‫َوَﻣﻠْﺒ‬
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu Maha baik dan
tidak akan menerima kecuali yang baik... Kemudian beliau
mengisahkan seorang laki-laki menempuh perjalanan jauh,
rambutnya masai dan penuh debu. Dia menadahkan kedua
tangannya ke langit sambil berkata, “Ya Rabbi, Ya Rabbi,”
sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya
haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (HR.
Muslim)
Dampak Rizki Yang Tidak Halal

2. Membuat Hati Menjadi Keras


• Allah berfirman dalam QS. 2 : 74
‫ ْ َو ًة َوإِن‬7َ ‫د‬G Fَ َ‫ َر ِة أَ ْو أ‬,َ ;ِ ْ َ َ ِ َ ‫ُو ُ ُ ْم ِ نْ َ ?ْ ِد َذ ِ َك‬.ُ7 ‫ت‬
ْ َ 7َ ‫ُ@م‬
‫ ُق‬0F َ َ َ َ >ْ ِ ‫َ َ◌ ْ> َ ُر َوإِن‬8‫ ُر ِ ْ> ُ ا‬,Mَ َ َ َ َ ‫ َر ِة‬,َ ;ِ ْ ‫ِ َن ا‬
ُ َ ‫ ِ َو‬Nِ َ Fْ 2َ ْ‫ط ِ ن‬ ُ ِ ْ َ َ َ َ >ْ ِ ‫ ُر ُج ِ ْ> ُ ا ْ َ ُء َوإِن‬2ْ َ َ
َ ُ. َ ْ? َ (َ ‫ ِ ٍل‬#َ ِ
‫ون‬
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan
lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada
yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya
sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya
dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena
takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa
yang kamu kerjakan.
Dampak Rizki Yang Tidak Halal

3. Menghilangkan Keberkahan
• Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda
َ َ‫ َﻢ ﻗ‬‫ﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﻰ اﻟﻠ‬‫ﺻﻠ‬
‫ﺎل‬ ِ  ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ
َ  ْ َ ُ َ ُ َ َ َ ْ ‫َﻋ ْﻦ َﺣ‬
‫ﻲ‬ ‫ﺒ‬ ‫ﻨ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻨ‬
ْ ‫ﻋ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻠ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻲ‬‫ﺿ‬ ‫ر‬ ‫ام‬‫ﺰ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﻴﻢ‬ ‫ﻜ‬
‫ـﻨَﺎ ﺑُﻮِر َك ﻟَ ُﻬ َﻤﺎ ﻓِﻲ ﺑَـ ْﻴ ِﻌ ِﻬ َﻤﺎ‬‫ﺻ َﺪﻗَﺎ َوﺑَـﻴ‬َ ‫ن‬
ْ ِ
‫ﺈ‬‫ﻓ‬
َ ‫ﺎ‬َ‫ﻗ‬‫ﺮ‬ ‫ﻔ‬
َ ‫ـ‬‫ﺘ‬ ‫ـ‬‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻟ‬
َ
ََ ْ َ َ ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ ِ
‫ر‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻴ‬ ِ
‫ْﺨ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬ ِ
‫ﺑ‬ ِ
‫ﺎن‬ ‫ـ َﻌ‬‫اﻟْﺒَـﻴ‬
(‫ﺖ ﺑَـ َﺮَﻛﺔُ ﺑَـ ْﻴ ِﻌ ِﻬ َﻤﺎَ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬ ‫ﻘ‬َ ‫ﺤ‬ِ
ْ ‫َوإِ ْن َﻛ َﺬﺑَﺎ َوَﻛﺘَ َﻤﺎ ُﻣ‬
Dari Hakim bin Hizam ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau
bersabda, “Dua orang penjual dan pembeli boleh melakukan
khiyar selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya benar
(jujur) dan menjelaskan keadaan barang (yang diperjual
belikan), maka keduanya akan diberikan keberkahan dalam jaul
belinya. Dan jika keduanya menyembunyikan dan berdusta,
maka akan dihapuskan keberkahan jual belinya. (HR. Bukhari
Muslim)
Dampak Rizki Yang Tidak Halal
4. Tidak Dapat Bergeraknya Kaki Pada Hari Kiamat
• Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
ِ  ِ   ِ ٍ
‫آد َم‬ ‫ﻦ‬ ‫اﺑ‬
َ ْ ُ َ َُ ‫م‬ ‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬ ‫ول‬
ُ ‫ﺰ‬ ‫ـ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﻻ‬
َ ‫ﺎل‬
َ َ‫ﻗ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﺳ‬‫و‬ ‫ﻪ‬
َ ََ َْ ُ‫ﻴ‬‫ﻠ‬
َ ‫ﻋ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻠ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻰ‬ ‫ﻠ‬ َ  ْ َ ُ‫َﻋ ْﻦ اﺑْ ِﻦ َﻣ ْﺴﻌ‬
‫ﺻ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﺒ‬‫ﻨ‬‫اﻟ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻮد‬
‫ﻴﻢ أَﻓْـﻨَﺎﻩُ َو َﻋ ْﻦ‬ ِ‫ﺲ َﻋﻦ ﻋُﻤ ِﺮِﻩ ﻓ‬ ٍ ‫ﻤ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ ْ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ َ ‫ﻳَـ ْﻮَم اﻟ‬
‫ﺧ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻋ‬ ‫َل‬
َ ‫ﺄ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻰ‬
‫ﺘ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﺑ‬
‫ر‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻨ‬‫ﻋ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺔ‬ ‫ﺎﻣ‬ ‫ﻴ‬‫ْﻘ‬
‫ﻴﻤﺎ َﻋﻠِ َﻢ‬ ِ‫َﺷﺒﺎﺑِ ِﻪ ﻓِﻴﻢ أَﺑﻼَﻩُ وﻣﺎﻟِ ِﻪ ِﻣﻦ أَﻳﻦ ا ْﻛﺘَﺴﺒﻪُ وﻓِﻴﻢ أَﻧْـ َﻔ َﻘﻪُ وﻣﺎ َذا َﻋ ِﻤﻞ ﻓ‬
َ َ ََ َ َ ََ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ
(‫)رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬي‬
Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan
dapat bergerak tapak kaki anak cucu Adam pada hari kiamat di
sisi Allah SWT, hingga ia ditanya tentang lima perkara ; umurnya
untuk apa dihabiskannya, masa mudahnya digunakan untuk apa,
hartanya dari mana ia memperolehnya, kemana
dibelanjakannya, dan ilmunya apakah diamalkannya?
Dampak Rizki Yang Tidak Halal
5. Masuk Neraka Wail
• Allah SWT berfirman (QS. Al-Mutaffifin : 1 – 6) :
‫ون‬َ ُ ‫س َ ْ َ ْو‬ِ > ‫ا‬ < َ
. (
َ ‫وا‬ُ َ ْ ‫ا‬ ‫ا‬‫ذ‬َ ِ ‫إ‬ ‫ن‬
َ ‫ذ‬
ِ ‫ا‬ ( 1 ) ‫ن‬َ M
ِ M َ
‫ُط‬ ْ
. ِ ‫َو ْ ٌل‬
‫ َك‬Eِ َ ‫ أُو‬G‫ظن‬
ُ َ َ*َ‫(أ‬3) ‫ُون‬َ ‫ ِ ر‬2ُْ ‫( َوإِ َذا َ ُو ُھ ْم أَ ْو َو َز ُ>و ُھ ْم‬2)
‫ُو ُم ا > سُ ِ َرب‬0 َ ‫( َ ْو َم‬5) ‫( ِ َ ْو ٍم َ( ِظ ٍم‬4) ‫ون‬ ُ ? ْ َ ‫أَ> ُ ْم‬
َ @‫ُو‬
(6) ‫ا ْ َ? َ ِ َن‬
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang-
orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka
minta dipenuhi. dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu
yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada
suatu hari yang besar. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri
menghadap Tuhan semesta alam?
Dampak Rizki Yang Tidak Halal

• Dalam sebuah hadits diriwayatkan (mengenai


neraka wail) :
‫ﻢ‬
‫ﻨ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﺟ‬ ‫ﻲ‬ ِ‫ﺎل اﻟْﻮﻳﻞ و ٍاد ﻓ‬َ َ‫ﻗ‬ ‫ﻢ‬ 
‫ﻠ‬ ‫ﺳ‬ ‫و‬ ِ ‫ﻪُ َﻋﻠَﻴ‬‫ﻰ اﻟﻠ‬‫ﻲ ﺻﻠ‬ ِ‫ﺒ‬‫ﻴﺪ َﻋﻦ اﻟﻨ‬
‫ﻪ‬ ٍ ‫َﻋﻦ أَﺑِﻲ ﺳ ِﻌ‬
َ ََ َ ُ َْ َ ََ ْ َ ْ َ ْ
(‫ﻴﻦ َﺧ ِﺮﻳ ًﻔﺎ ﻗَـ ْﺒ َﻞ أَ ْن ﻳَـ ْﺒـﻠُ َﻎ ﻗَـ ْﻌ َﺮﻩُ )رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬي‬ ِ ‫ﻳـ ْﻬ ِﻮي ِﻓ ِﻴﻪ اﻟْ َﻜﺎﻓِﺮ أَرﺑ‬
‫ﻌ‬
َ َْ ُ َ
Dari Abu Sa’id ra, dari Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Neraka wail adalah sebuah lembah/
jurang di neraka jahanam, dimana orang kafir
jatuh ke lembah tersebut selama 40 tahun,
hingga tiba di dasarnya. (HR. Turmudzi)
Perlunya Bersabar Dan Berusaha, Agar
Semua Harta Menjadi Halal
Dukungan dari suami maupun istri, agar mendapatkan
harta yang halal....
Meyakini, bahwa rizki merupakan anugerah dari Allah
yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya....
Meyakini, bahwa apapun yang kita lakukan, pasti akan
dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
Pemahaman bahwa kesabaran untuk tidak mengambil
sesuatu yang tidak halal, akan mendapatkan pahala di
sisi Allah SWT....
Sebisa mungkin, menginvestasikan harta kekayaan, pada
proyek-proyek yang halalan thoyyiban....
Aqidah Syariah Akhlak

Tauhid Fiqh Etika

Fiqh Ibadah Fiqh Muamalah


Urgensi Fiqh Muamalah Dalam Islam

• Hidup merupakan realisasi ibadah kepada Allah SWT, yang


segala sesuatunya harus kembali kepada Allah, termasuk di
dalamnya aspek muamalah :
‫ َرب ا ْ َ? َ ِ َن‬V َ َ ْ; َ ‫َ ِ َو ُ> ُ ِ َو‬6 َ ‫ُ ْل إِن‬7
ِ ِ ِ َ َ ‫ي َو‬
Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (QS. Al-
An’am : 162)
• Dalam merealisasikan hal tersebut, perlu ada panduan dan
rambu-rambu yang menjauhkan manusia dari hal-hal yang
merugikan manusia itu sendiri, baik di dunia maupun di akhirat.
• Rambu-rambu dalam ibadah adalah fiqh ibadah dan rambu-
rambu dalam muamalah adalah fiqh muamalah.
Mengenal Larangan-
Larangan-Larangan Dalam
Muamalah

Objek Yang Dilarang Untuk DImuamalahkan


1. Barang yang haram dimakan
2. Khamer
3. Barang-barang yang dipergunakan untuk
maksiat, mengarah pada kemusyrikan, dsb.
4. Barang yang samar (gharar).
5. Barang yang belum sempurna diserah
terimakan.
6. Jual beli ma’dum (jual beli barang yang tidak
ada/ tidak dimiliki).
7. Barang hasil rampasan, barang curian dan
yang sejenisnya
Objek Yang Dilarang Untuk
Dimuamalahkan
1. Barang yang haram dimakan, seperti daging babi, bangkai,
darah, sembelihan yang tidak dengan asma Allah SWT, serta
segala seuatu yang terkait dengannya.
Allah SWT berfirman (QS. An-Nahl 115) : “Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan atas kalian memakan
bangkai, darah, daging bagi dan apa-apa yang
disembelih bukan karena Allah SWT.
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
َ َ‫ َﻢ ﻗ‬‫ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﺻﻠ‬ ِ ٍ ‫ َﻋ ِﻦ اﺑْ ِﻦ َﻋﺒ‬: ‫ﺮم َﻋﻠَﻰ ﻗَـﻮٍم أَ ْﻛﻞ َﺷﻲ ٍء‬ ‫ن اﷲ إِ َذا ﺣ‬ ِ‫وإ‬
‫ﺎل‬ َ ‫ﻲ‬ ِ‫ﺒ‬‫ﺎس َرﺿ َﻲ اﷲُ َﻋ ْﻨﻪُ َﻋ ِﻦ اﻟﻨ‬ ْ َ ْ َ َ َ َ
‫ﺮَم َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ ﺛَ َﻤﻨَ ُﻪ‬ ‫)رواﻩ أﺣﻤﺪ( َﺣ‬
“Dan sesungguhnya Allah apabila mengharamkan makan
sesuatu kepada satu kaum, maka Allah menghamkan pula
harganya.” (HR. Ahmad)
Objek Yang Dilarang Untuk
Dimuamalahkan

1. Minuman keras (khamer), dan segala sesuatu yang terkait


dengannya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda ;
‫ﺮَم ﺑَـ ْﻴ َﻊ اﻟْ َﺨ ْﻤ ِﺮ َواﻟ َْﻤ ْﻴﺘَ ِﺔ‬ ‫ن اﷲَ َﺣ‬ ِ‫ َﻢ إ‬‫ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﺻﻠ‬ ِ
َِ ‫ﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ‬
َ َ‫ﺿ َﻲ اﷲُ َﻋ ْﻨﻪُ ﻗ‬ َ
ِ ‫َﻋﻦ ﺟﺎﺑِ ٍﺮ ﺑْ ِﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ‬
ِ ‫اﷲ ر‬
َ ْ
‫ﺻﻨَ ِﺎم‬ َ
‫ﻷ‬ ‫ا‬‫و‬ ِ
‫ﺮ‬
ْ َْ ْ ْ َ ‫ﻳ‬ِ
‫ﺰ‬ ‫ﺘ‬‫ْﺨ‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬‫و‬ (‫ﻋﻠﻴﻪ‬ ‫ﻣﺘﻔﻖ‬ )
Dari Jabir bin Abdillah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW
bersabda “Sesungguhnya Allah mengharamkan jual beli
khamer, bangkai, babi dan berhala.” (Muttafaqun Alaih)
Dalam pengharaman khamer, diharamkan pula segala hal
yang terkait baik langsung maupun tidak langsung
dengan khamer.
Minuman keras (khamer), dan segala sesuatu
yang terkait dengannya.

Dalam riwayat lain dijelaskan :


‫ َﻢ ﻓِﻲ‬‫ﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﻰ اﻟﻠ‬‫ﺻﻠ‬ ِ ‫ﻮل اﻟﻠ‬ ٍ ِ‫ﺲ ﺑْ ِﻦ ﻣﺎﻟ‬
َ ‫ﻪ‬ ُ ‫ﺳ‬ ‫ر‬
َُ ََ‫ﻦ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻟ‬
َ ‫ﺎل‬
َ ‫ﻗ‬
َ ‫ﻚ‬ َ ِ َ‫َﻋ ْﻦ أَﻧ‬
‫ﺼ َﺮَﻫﺎ َو َﺷﺎ ِرﺑَـ َﻬﺎ َو َﺣ ِﺎﻣﻠَ َﻬﺎ َواﻟ َْﻤ ْﺤ ُﻤﻮﻟَﺔُ إِﻟَْﻴ ِﻪ‬
ِ َ‫ﺎﺻﺮَﻫﺎ وﻣ ْﻌﺘ‬
َُ َ
ِ ‫اﻟْ َﺨﻤ ِﺮ َﻋ ْﺸﺮًة َﻋ‬
َ ْ
‫َو َﺳﺎﻗِﻴَـ َﻬﺎ َوﺑَﺎﺋِ َﻌ َﻬﺎ َوآﻛِ َﻞ ﺛَ َﻤﻨِ َﻬﺎ َواﻟ ُْﻤ ْﺸﺘَ ِﺮي ﻟَ َﻬﺎ َواﻟ ُْﻤ ْﺸﺘَـ َﺮاةُ ﻟَﻪُ )رواﻩ‬
(‫اﻟﺘﺮﻣﺬي واﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬
“Rasulullah SAW melaknat dalam khamer sepuluh macam;
pemerasnya, yang menyuruh memeras, peminumnya,
pembawanya, penampungnya, pelayan yang
menghidangkannya, penjualnya, yang memakan
harganya, pembelinya dan yang menyuruh
dibelikannya.” (HR. Turmudzi & Ibnu Majah)
Objek Yang Dilarang Untuk
Dimuamalahkan

1. Barang-barang yang dipergunakan untuk maksiat,


mengarah pada kemusyrikan, barhala dsb.
Seperti berhala/ patung, alat-alat yang umumnya
dipergunkan untuk perjudian, mengandung pornografi
dan atau pornoaksi, konde, tato, tembakau, alkohol, dsb.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah mengharamkan penjualan khamer,
bangkai, babi dan berhala.” (Muttafaqun Alaih
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT
melaknat perempuan yang menyambung rambut
(konde) dan yang minta disambungkan.” (HR. Bukhari)
Objek Yang Dilarang Untuk
Dimuamalahkan

1. Barang yang samar/ tidak jelas (gharar)


Barang yang samar atau mengandung
kesamaran, pada prinsipnya haram diperjual
belikan, karena umumnya akan
menimbulkan pertengkaran dan perselisihan
di kemudian hari.
Selain itu, jual beli gharar dilarang karena
hilangnya kesempurnaan salah satu rukun
jual beli, yaitu ma’qud alaih (objek akad).
Dimanaobjek akad/ barang yang diperjual
belikan tidak jelas.
Barang yang samar (gharar)

Dalam sebuah hadits diriwayatkan :


‫ﺼﺎةِ َو َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴ ِﻊ اﻟْﻐَ َﺮِر‬ ِ
َ ‫ َﻢ َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴ ِﻊ اﻟ‬‫ﻪُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﻰ اﻟﻠ‬‫ﺻﻠ‬
َ ‫ْﺤ‬
ِ ُ ‫ﺎل ﻧَـﻬﻰ رﺳ‬
َ ‫ﻪ‬‫ﻮل اﻟﻠ‬ ُ َ َ َ َ‫)رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ( َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ُﻫ َﺮﻳْـ َﺮةَ ﻗ‬
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW melarang jual beli
dengan lemparan batu, dan (melarang) jual beli gharar. (HR.
Muslim)
Macam-macam gharar
Gharar beragam dan bermacam-macam bentuknya ;
1. Gharar dalam wujud ( ‫د ا ر‬ ‫ا‬ ) yaitu ada tidaknya
barang yang ditransaksikan. Seperti jual beli hewan dalam
kandungan induknya, sebelum hewan tersebut hamil.
2. Gharar dalam memperolehnya ( ‫ل ا ر‬ ‫ا‬ ), yaitu bisa
tidaknya suatu benda/ barang yang ditransaksikan
didapatkan, sementara wujudnya ada. Seperti jual beli burung
di angkasa dan ikan di lautan.
Barang yang samar (gharar)

1. Gharar dalam jenisnya ( ‫ا ر‬ ‫ا‬ ), yaitu ketidak jelasan


dari jenis barang apa yang diperjual belikan. Seperti jual beli
barang barang yang tersembunyi (misalnya dalam karung),
sementara di dalam karung tersebut terdapat beberapa jenis
barang.
2. Gharar dalam macamnya ( ‫ا ع‬ ‫ )ا ر‬yaitu ketidak
jelasan macam-macam dari satu jenis barang. Seperti jual
beli sapi namun tidak jelas sapi yang mana.
3. Gharar dalam kuantitinya ( ‫ار‬ ‫ا‬ ‫)ا ر‬, yaitu ketidak
jelasan dari kuatiti barang/ objek yang ditransaksikan, seperti
jual beli tanah sejauh lemparan batu (bai’ al-hashoh)
4. Gharar dalam penentuannya ( ‫ا‬ ‫ )ا ر‬yaitu ketidak
jelasan dalam menentukan salah satu dari kedua barang/
objek yang diperjual belikan. Seperti jual beli satu baju dari
dua baju.
5. Gharar dalam keberadaannya ( ‫ا ء‬ ‫ )ا ر‬yaitu seperti
jual beli buah-buahan sebelum jelas jadi tidaknya buah
tersebut.
Objek Yang Dilarang Untuk
Dimuamalahkan

1. Barang yang belum diterima, tidak boleh dijual.


Tidak diperbolehkan membeli suatu barang,
dimana sebelum barang tersebut diterima dijual
kembali kepada pihak lainnya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda;
َ ِ‫ﻰ ﺗَـ ْﻘﺒ‬‫ﺖ ﺑَـ ْﻴـ ًﻌﺎ ﻓَﻼَ ﺗَﺒِ ْﻌﻪُ َﺣﺘ‬
)‫ﻀﻪُ (رواﻩ أﺣﻤﺪ‬ َ ْ‫ﻓَِﺈ َذا ا ْﺷﺘَـ َﺮﻳ‬
“Jika engkau membeli sesuatu, janganlah dijual
sebelum engkau menerimanya.” (HR. Ahmad &
Thabrani)
Objek Yang Dilarang Untuk
Dimuamalahkan
1. Jual beli ma’dum (jual beli barang yang tidak ada/ tidak
dimiliki).
Ulama madzahib sepakat tidak sahnya jual beli barang/
sesuatu yang tidak ada, atau sesuatu yang memiliki resiko
ketiadaan wujudnya. Seperti jual beli barang yang tidak
dimiliki oleh penjual.
Rasulullah SAW bersabda
)‫ﺲ ِﻋ ْﻨ َﺪ َك (رواﻩ أﺻﺤﺎب اﻟﺴﻨﻦ وﺻﺤﺤﻪ اﻟﺘﺮﻣﺬي‬ ِ
َ ‫ﻻَ ﺗَﺒ ْﻊ َﻣﺎ ﻟَْﻴ‬
Janganlah kalian menjual sesuatu yang bukan (belum)
menjadik milikmu. (HR. Ashabus Sunan)
Rasulullah SAW bersabda
ِ ‫ﺸﻲ ِء ﻗَـ ْﺒﻞ ﻗَـ ْﺒ‬
‫ﻀ ِﻪ‬  ‫اﻟ‬ ‫ﻊ‬ ‫ﻴ‬ ‫ـ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﺻﻠ‬ ِ
َ ْ ِ ْ َ ْ َ َ َ ‫)رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري(ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ‬
Rasulullah SAW melarang jual beli sesuatu yang belum
diterimanya. (HR. Bukhari)
Objek Yang Dilarang Untuk
Dimuamalahkan

7. Barang hasil rampasan, barang curian dan yang sejenisnya


Diharamkan membeli barang yang diketahui hasil dari
perbuatan yang tidak halal. Karena membeli barang
tersebut artinya bekerjasama untuk berbuat dosa.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
‫ـ َﻬﺎ ِﺳ ْﺮﻗَﺔٌ ﻓَـ َﻘ ِﺪ ا ْﺷﺘَـ َﺮ َك ﻓِ ْﻲ إِﺛْ ِﻤ َﻬﺎ َو َﻋﺎ ِرَﻫﺎ )رواﻩ‬‫َﻣ ِﻦ ا ْﺷﺘَـ َﺮى ِﺳ ْﺮﻗَﺔً َو ُﻫ َﻮ ﻳَـ ْﻌﻠَ ُﻢ أَﻧ‬
(‫اﻟﺒﻴﻬﻘﻲ‬
Barang siaya yang membeli barang hasil curian dan ia
mengetahuinya, maka ia juga sama mendapatkan
dosa dan kejelekannya. (HR. Bukhari)
Tatacara Transaksi Yang Tidak
Diperbolehkan

1. Membeli barang yang telah dijual kepada


orang lain.
2. Jual beli paksa (Bai’ Ikrah)
3. Jual beli Najasyi
4. Jual beli dengan pengecualian.
5. Jual beli urbun (uang panjar hilang).
6. Melakukan “akad” ketika azan jum’at.
7. Akad di dalam masjid
8. Jual beli dengan lemparan batu (bai’ al-
hasha)
9. Melakukan dua akad dalam satu akad.
1. Membeli barang yang telah dijual
kepada orang lain

Menjual barang yang telah diakad oleh pihak lain


hukumnya adalah haram. Seperti seorang penjual
yang telah menjual barangnya kepada si A Rp.
50.000,- Kemudian datang si B dan tertarik dengan
barang tersebut, lalu dia berkata, ‘Tarik kembali
barangmu, aku akan membelinya dengan harga Rp.
70.000,- misalnya.
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda,
ِ ‫ﻻً ﻳﺒِﻊ أَﺣ ُﺪ ُﻛﻢ ﻋﻠَﻰ ﺑـﻴ ِﻊ أ‬
(‫َﺧ ْﻴ ِﻪ )رواﻩ أﺣﻤﺪ واﻟﻨﺴﺎﺋﻲ‬ َْ َ ْ َ ْ َ
Dan janganlah diantara kamu menjual barang yang
telah dijual kepada pihak lain.” (HR. Ahmad)
2. Jual beli paksa (Bai’ Ikrah)

Jual beli yang dilakukan dengan unsur paksaan adalah tidak


sah akadnya. Karena dalam suatu perakadan, dua pihak yang
berakad disyaratkan harus “bebas” menentukan pilihan,
apakah akan melakukan jual beli atau tidak. Atau terhadap
barang yang mana yang akan diperjual belikan.
Kecuali jual beli paksa untuk suatu maslahat yang menopang
kehidupan orang banyak. Seperti menjual tanah atau rumah
untuk fasilitas umum, masjid dsb.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda;
ٍ ‫ َﻤﺎ اﻟْﺒَـ ْﻴ ُﻊ َﻋ ْﻦ ﺗَـ َﺮ‬‫إِﻧ‬
(‫اض )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬
“Bahwasanya jual beli itu adalah berdasarkan saling keridhaan.”
(HR. Ibnu Majah)
3. Jual Beli Najasyi

Secara umum jual beli najasyi merupakan suatu taktik yang


dilakukan oleh pedagang untuk melariskan dagangannya melalui
“promosi” yang berlebihan atau menipu agar orang menjadi
tertarik untuk membeli barangnya, atau orang membeli
barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari sesungguhnya.
Jual beli najasyi memiliki dua pengertian :
Memuji-muji dagangannya sendiri secara berlebihan agar laris.
Bersekongkol dengan orang lain yang berpura-pura menawar
barang dengan harga tinggi agar orang lain merasa tidak
kemahalan, lalu terpengaruh membelinya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
‫ﺸ ْﻮا‬
ُ ‫ﺎﺟ‬
َ َ‫َوﻻَ ﺗَـﻨ‬
“Dan janganlah kalian melakukan tanajusy (menambahkan
harga pada barang dagangan untuk menipu pembeli)
(Muttafaqun Alaih)
4. Jual beli dengan pengecualian
Jual beli dengan pengecualian yang tidak jelas, tidak
diperkenankan dalam syariah. Seperti menjual beberapa rumah
dengan pengecualian sebuah rumah tertentu (namun tidak
dijelaskan rumah yang mana yang dikecualikan.
Jual beli dengan pengecualian diperbolehkan jika pengecualian
telah ditentukan dan diketahui serta disepakati bersama. Seperti
jual beli tanah, dengan dikecualikan bagian tertentu, yang
diketahui dan disepakati bersama.
Dalam sebuah hadits :
(‫ أَ ْن ﺗُـ ْﻌﻠَ َﻢ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬‫ـ ْﻨـﻴَﺎ إِﻻ‬‫اﻟﻤ ُﺤﺎَﻗَـﻠَ ِﺔ َواﻟ ُْﻤ َﺰاﻳَـﻨَ ِﺔ َواﻟﺜ‬ ِ
ْ ‫ َﻢ َﻋ ِﻦ‬‫ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﺻﻠ‬
ِ
َ ‫ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ‬
“Dari Jabir ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW melarang jual
beli dengan cara muhaqalah (menjual biji-bijian yang masih di
tangkai), muzabanah (menjual buah yang basah dengan buah
yang kering) dan jual beli dengan pengecualian. Kecuali jika
yang dikecualikan itu diketahui.” (HR. Bukhari)
5. Jual beli urbun (uang panjar hilang).

Jual beli urbun adalah jual beli dengan uang muka, dan ketika
akad jual beli tidak terjadi uang muka menjadi milik si penjual.
Dalam sebuah riwayat :
ِ ‫ﻢ َﻋﻦ ﺑـ ْﻴ ِﻊ اﻟْﻌﺮﺑ‬‫ﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ وﺳﻠ‬‫ﻰ اﻟﻠ‬‫ ِﻪ ﺻﻠ‬‫ﻮل اﻟﻠ‬
) ‫ﺎن )رواﻩ أﺑﻮ داود‬ ُ ‫ﺎل ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ‬
َ َ‫ﺎص ﻗ‬ ِ ‫َﻋﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ‬
ِ ‫اﷲ ﺑْ ِﻦ َﻋ ْﻤ ٍﺮو ﺑْ ِﻦ اﻟ َْﻌ‬
َُْ َ ْ َ َ َ َ ْ
Dari Abdullah bin Amru bin Ash ra berkata bahwa Rasulullah SAW
melarang jual beli urbun.” (HR. Abu Daud)
Imam Malik berkata, ‘Jual beli urbun adalah seumpama
seseorang yang membeli sesuatu atau menyewa kendaraan lalu
ia berkata, ‘Aku berikan satu dinar, dan jika aku meninggalkan
barang atau sewaan tersebut, maka uang itu jadi milikmu.’
6. Akad Ketika Azan Jum’at

Para ulama sepakat mengenai larangan jual beli


ketika azan shalat jum’at berkumandang. Hal ini
didasarkan firman Allah SWT (QS. Al-Jumu’ah : 9)
‫ﺎﺳ َﻌ ْﻮا إِﻟَﻰ ِذ ْﻛ ِﺮ‬‫ﻓ‬
َ ِ
‫ﺔ‬ ‫ﻌ‬‫ﻤ‬‫ْﺠ‬
‫ﻟ‬ ‫ا‬ ِ
‫م‬‫ﻮ‬ ‫ـ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ِ ‫ﺼﻼَ ِة‬
‫ﻣ‬  ‫ﻠ‬ ِ‫ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُـﻮا إِ َذا ﻧُـﻮ ِدي ﻟ‬‫ـﻬﺎ اﻟ‬‫ﻳﺎ أَﻳ‬
ْ َ ْ ُ َْ ْ َ ْ ْ َ َْ َ َ
ِ
‫اﷲ َو َذ ُرْوا اﻟْﺒَـ ْﻴ َﻊ‬
Hai orang-orang yang beriman, jika diserukan
shalat pada hari jumat, maka pergilah kalian
untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli.”
7. Melakukan “Akad” Jual Beli Dalam
Masjid
Kendatipun terjadi akad bisnis secara syariah dan dilakukan
oleh perusahaan syariah, namun “akad jual beli” tersebut tetap
tidak diperbolehkan dilakukan di dalam masjid.
Larangan ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW :
(‫ﻚ )رواﻩ اﻟﻨﺴﺎﺋﻲ واﻟﺘﺮﻣﺬي‬ ِ ‫إِذَا رأَﻳـﺘﻢ ﻣﻦ ﻳﺒِﻴﻊ أَو ﻳـﺒﺘﺎع ﻓِﻲ اﻟْﻤﺴ ِﺠ ِﺪ ﻓَـ ُﻘﻮﻟُﻮا ﻟَﻪ ﻻَ أَرﺑﺢ اﷲ ﺗِﺠ‬
َ ‫ﺎرﺗ‬َ َ ُ َ َْ ُ ْ ْ َْ ُ َْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ
“Apabila kalian melihat orang yang berjual beli di dalam
masjid, maka katakanlah kepadanya: “Mudah-mudahan Allah
tidak akan memberikan keuntungan perniagaanmu itu.” (HR.
Nasa’i & Turmudzi)
Dalam hadits yang lain
(‫ﺸ َﺮ ِاء ﻓِﻲ اﻟ َْﻤ ْﺴ ِﺤ ِﺪ )رواﻩ اﻟﺨﻤﺴﺔ‬
 ‫ َﻢ َﻋ ِﻦ اﻟْﺒَـ ْﻴ ِﻊ َواﻟ‬‫ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﺻﻠ‬ ِ
َ ‫ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ‬
“Rasulullah SAW melarang berjual beli di dalam masjid” (HR.
Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Turmudzi dan Ibnu Majah)
8. Jual Beli Dengan Lemparan Batu (Bai’
Al--Hashoh)
Al
Pada zaman jahiliyah terjadi jual beli dengan lemparan batu,
misalnya dalam jual beli tanah yang tidak ditentukan ukurannya.
Pembeli dipersilakan melempar sejauh-jauhnya, di mana batu
jatuh di stiulah yang menjadi batas tanah yang dijualnya. Atau
jual beli suatu barang dengan lemparan. Pembeli diminta
melempar, mana saja yang terkena batu, barang itulah yang
dibelinya.
Dalam sebuah hadits :
(‫ﺼﺎةِ َو َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴ ِﻊ اﻟْﻐََﺮِر )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬ ِ
َ ‫ َﻢ َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴ ِﻊ اﻟ‬‫ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﺻﻠ‬
َ ‫ْﺤ‬
ِ
َ ‫ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ‬
“Rasulullah SAW melarang jual beli dengan lemparan batu dan
jual beli gharar.” (HR. Muslim)
9. Melakukan Dua Akad Dalam Satu
Akad
Termasuk yang dilarang oleh syariah adalah jual beli dua akad
dalam satu akad (bai’atani fil bai’ah/ shofqatain fi shafaqah).
Terdapat beberapa pengertian jual beli dua akad dalam satu
akad, yaitu
Seseorang menjual suatu barang dengan harga kontan Rp.
100.000,- dan harga kredit Rp. 125.000,-. Kemudian transaksi
berjalan tanpa ada kejelasan dengan yang mana transaksi
tersebut digunakan.
Seseorang menjual sebuah rumah kepada orang lain
dengan harga Rp. 100 juta, dengan syarat orang tersebut
harus menjual mobilnya kepadanya dengan harga Rp. 100
juta juga.
Seseorang menjual salah satu dari dua barang yang
berbeda (misalnya TV dan AC) dengan harga @Rp. 1 Juta.
Kemudian terjadilah transaksi sedang pembeli tidak
mengetahui barang mana yang dibelinya.
9. Melakukan Dua Akad Dalam Satu
Akad
Dalam kondisi penawaran dua barang, kemudian ditentukan
barang mana yang akan diperjual belikan, baru kemudian akad
terjadi maka diperbolehkan. Atau dari dua harga, cash dan
kredit yang berbeda, kemudian ditentukan dengan salah
satunya lalu terjadi akad, maka dalam kondisi seperti ini
diperbolehkan.
Dalam sebuah hadits digambarkan :
(‫ َﻢ َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴـ َﻌﺘَـ ْﻴ ِﻦ ﻓِﻲ ﺑَـ ْﻴـ َﻌ ٍﺔ )رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬي واﻟﻨﺴﺎﺋﻲ‬‫ﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﻰ اﻟﻠ‬‫ﺻﻠ‬ ِ ُ ‫ﺎل ﻧَـﻬﻰ رﺳ‬
َ ‫ﻪ‬‫ﻮل اﻟﻠ‬ ُ َ َ َ َ‫َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ُﻫ َﺮﻳْـ َﺮةَ ﻗ‬
Dari Abu Hurairah ra berkata bahwasanya Rasulullah SAW melarang
dua jual beli dalam satu transaksi. (HR. Turmudzi & Nasa’i)
Usaha--Usaha Yang Tidak Diperbolehkan
Usaha

1. Usaha yang menggunakan sistem ribawi.


2. Prostitusi, pornografi dan pornoaksi.
3. Usaha yang mengandung perjudian.
4. Peramalan nasib.
5. Pengangkutan Barang Haram
6. Penimbunan Dan Monopoli (Ihtikar)
7. Persaingan yang tidak sehat
8. Usaha yang mengandung unsur syubhat.
9. Risywah.
PORNOG
SISTEM RAFI PERJUDIA
RIBAWI N

USAHA YANG PERDUKU


TIDAK
RISYWAH NAN
DIPERBOLEHK
AN

SYUBHAT KARGO
HARAM

PERSAINGAN MONOPO
TDK SEHAT LI
1. Usaha Yang Menggunakan Sistem Ribawi

Muamalah secara ribawi merupakan bentuk


muamalah yang paling dimurkai oleh Allah SWT.
Dan tidak pernah Allah SWT mengharamkan
sesuatu sedahsyat Allah SWT mengharamkan riba.
Usaha-usaha yang terkait dengan riba macam dan
jenisnya banyak sekali, seperti kredit bank
konvensional, leasing kendaraan, kartu kredit, MLM
konvensional, gadai tidak syariah, pinjaman
berbunga, dsb.
Asuransi Syariah harus menjauhi segala bentuk
transaksi yang terkait secara langsung dengan riba.
Karena jika tidak, maka berarti Asuransi Syariah
mensupport sisitem ribawi. Dan jika demikian, maka
haram adanya.
1. Usaha Yang Menggunakan Sistem Ribawi

Dalam beberapa literatur klasik (baca; kitab turats) digambarkan


mengenai praktek riba pada masa jahiliyah, yang pada akhirnya
dikenal dengan istilah riba jahiliyah.

Diantara bentuknya adalah, si A hutang kepada B dengan janji


akan dilunasi pada waktu tertentu. Namun ternyata si A tidak
dapat melunasinya pada waktu yang telah diperjanjikan. Maka si
B memberikan tenggang waktu, namun dengan konpensasi si A
harus menambahkan jumlah uang yang harus dikembalikannya.

‫ ﻓﻴﺆﺧﺮ ﻋﻨﻪ‬،‫ ﻓﻴﻘﻮل ﻟﻪ ﻟﻚ ﻛﺬا وﺗﺆﺧﺮ ﻋﻨﻲ‬،‫ ﻛﺎﻧﻮا ﻓﻲ اﻟﺤﺎﻫﻠﻴﺔ ﻳﻜﻮن ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﻞ اﻟﺪﻳﻦ‬: ‫ﻗﺎل ﻣﺠﺎﻫﺪ‬
Mujahid mengatakan, bahwa pada masa jahiliyah jika seseorang
berhutang pada orang lain, kemudian batas waktunya tiba, ia
berkata, ‘saya tambahkan untuk kamu sekian, namun
tambahkan waktu untuk saya melunasinya.
1. Usaha Yang Menggunakan Sistem Ribawi

Secara bahasa, riba ( ‫ ) ا‬berarti ziyadah ( ‫ ) ا دة‬yaitu


‘tambahan’ Dan dilihat dari sudut pandang tehnis, riba adalah
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara
bathil.
Sedangkan dari segi istilah, menurut Dr. Yusuf Al-Qardhawi riba
adalah ‘Setiap pinjaman yang di dalamnya disyaratkan
adanya tambahan tertentu.’ Sedangkan menurut ulama
Hambali, riba adalah ‘kelebihan suatu harta tanpa
penggantian di dalam suatu kontrak pertukaran harta dengan
harta.
Sebagai tambahan, Syekh Muhammad Abduh mendefiniskan
riba dengan; ‘penambahan-penambahan yang diisyaratkan
oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam
hartanya karena pengunduran janji pembayaran oleh
peminjam dari waktu telah ditentukan.’
1. Usaha Yang Menggunakan Sistem Ribawi

Secara garis besar riba terbagi dua :


1. Riba Nasi’ah
Nasi’ah berasal dari kata nasa’a yang berarti menunda,
menangguhkan atau menunggu dan merujuk pada waktu yang
diberikan kepada peminjam untuk membayar kembali
pinjamannya dengan imbalan ‘tambahan’ atau premium. Jadi
Riba Nasi’ah sama dengan bunga yang dikenakan atas
pinjaman
2. Riba Fadhl
Dari segi bahasa, fadhl adalah ‘lebihan’. Sedangkan dari istilah
riba fadhl adalah, lebihan atau penambahan kuantitas dalam
transaksi pertukaran atau jual beli barang yang jenisnya sama,
seperti emas dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum dsb, yang jumlahnya tidak sama.
2. Prostitusi, Pornoaksi & Pornografi
Segala jenis usaha yang mengandung unsur prostitusi, pornoaksi
dan pornografi adalah tidak diperbolehkan dan haram
adanya.
Allah SWT berfirman
ً6 ِ َ ‫ َو َ َء‬Nً Fَ ;ِ َ ‫ َر ُوا ا ز َ> إِ> ُ َ َن‬0ْ َ َ*‫َو‬
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
(QS. Al-Isra’/ 17 : 32)
Dalam hadits :
ِ ‫ان اﻟْ َﻜ‬
ِ ‫ﻲ وﺣﻠْﻮ‬ ‫ْﺐ وﻣ ْﻬ ِﺮ اﻟْﺒ ِﻐ‬ ِ ِ
(‫ﺎﻫ ِﻦ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬ َ ُ َ َ َ َ ِ ‫ َﻢ ﻧَـ َﻬﻰ َﻋ ْﻦ ﺛَ َﻤ ِﻦ اﻟْ َﻜﻠ‬‫ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠ‬‫ﺻﻠ‬
َ ‫ن َر ُﺳ ْﻮ َل اﷲ‬ َ‫أ‬
“Bahwasanya Rasulullah SAW melarang harga (jual beli) anjing,
hasil pelacuran dan upah tukang tennung.” (Muttafaqun Alaih)
3. Usaha Yang Mengandung Perjudian (Maisir)
Segala jenis usaha yang mengandung unsur perjudian/ maisir adalah
haram adanya dan berdampak pada tidak sahnya transaksi tersebut.
Allah SWT berfirman (QS. Al-Maidah : 90)
‫ ُﻜ ْﻢ ﺗُـ ْﻔﻠِ ُﺤﻮ َن‬‫ﺎﺟﺘَﻨِﺒُﻮﻩُ ﻟَ َﻌﻠ‬
ْ َ‫ﺎن ﻓ‬  ‫ﺲ ِﻣ ْﻦ َﻋ َﻤ ِﻞ اﻟ‬
ِ َ‫ﺸ ْﻴﻄ‬
ٌ ‫ﺎب َواْﻷَ ْزﻻَ ُم ِر ْﺟ‬
ُ ‫ﺼ‬
ِ
َ ْ‫ َﻤﺎ اﻟْ َﺨ ْﻤ ُﺮ َواﻟ َْﻤ ْﻴﺴ ُﺮ َواْﻷَﻧ‬‫ﻳﻦ َء َاﻣﻨُﻮا إِﻧ‬
ِ
َ ‫ـ َﻬﺎ اﻟﺬ‬‫ﻳَﺎأَﻳ‬
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Dari segi bahasa, maisir diterjemahkan dengan judi. Dan istilah ini
merupakan istilah pada bentuk permainan untung-untungan yang
dilakukan oleh masyarakat jahiliyah.
Dalam bahasa Arab sendiri, maisir memiliki beberapa padanan
kata yang memiliki kemiripan makna, yaitu muqamarah/ qimar (
‫ة‬ ‫ ا‬/‫ ) ا ر‬dan rihan/ murahanah ( ‫ ا اھ‬/‫) ا ھ ن‬.
3. Usaha Yang Mengandung Perjudian (Maisir)

Qimar lebih pada permainan (taruhan) antara sesama


pemain. Misalkan pada balapan sepeda motor, dua orang
saling bertaruhan satu juta – satu juta. Yang menang
mendapatkan satu juta dari lawannya dan yang kalah
mengeluarkan satu juta untuk lawannya.
Sedangkan rihan merupakan taruhan yang dilakukan oleh
para penontonnya yang saling menjagokan “jagonya”
masing-masing, tanpa harus mereka ikut bermain. Jika
taruhannya menang, ia mendapatkan uang. Namun jika
“jago”nya kalah ia mengeluarkan uang.
Namun ada juga yang menyebutkan bahwa qimar lebih luas
dibandingkan dengan maisir. Karena maisir lebih pada
permainan judi yang dilakukan oleh ahli jahiliyah. Sedangkan
qimar/ muqamarah mencakup segala bentuk dan jenis
perjudian atau aktivitas untung-untungan.
4. Peramalan Nasib

Segala jenis usaha yang terkait dengan perdukunan,


peramalan nasib, pertenungan merupakan
perbuatan yang jelas keharamannya. Walaupun di
zaman modern ini, hal-hal tersebut di kemas secara
modern pula, melalui SMS, internet dan bahkan
komputer sistem di mall-mall dan pusat perbelanjaan
modern lainnya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
‫ﺻﻼَةُ أ َْرﺑَ ِﻌ ْﻴ َﻦ ﻳَـ ْﻮ ٍ◌ ًﻣﺎ‬  ٍ
‫ﻪ‬َ‫ﻟ‬ ‫ﻞ‬‫ﺒ‬ ‫ﻘ‬
ْ ‫ـ‬‫ﺗ‬ ‫ﻢ‬َ‫ﻟ‬ ‫ﻪ‬َ‫ﻗ‬‫ﺪ‬ ‫ﺼ‬َ‫ﻓ‬ ‫ء‬ َ َ‫ﺮﻓًﺎ ﻓ‬ ‫َﻣ ْﻦ أَﺗَﻰ َﻋ‬
َ ُ ْ َ ُ ْ ُ َ ‫ﺴﺄَﻟَﻪُ َﻋ ْﻦ َﺷ ْﻲ‬
(‫)رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬
“Barang siapa yang datang kepada tukang tenung
(ahli nujum) lalu dia bertanya kepadanya dan
mempercayainya, maka tidak diteima shalatnya
selama empat puluh hari. (HR. Muslim)
5. Pengangkutan Barang Haram

Apabila sesuatu diharamkan dalam syariat Islam,


maka diharamkan pula segala tindakan yang
menuju padanya. Seperti sesuatu yang haram
dimakan atau diminum, maka diharamkan pula
pengangkutannya.
Mengangkut dengan sengaja barang-barang yang
haram pemakaiannya untuk dipakai di suatu
tempat, berarti ikut memperlancar penggunaannya.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman, “Dan
janganlah kamu bertolong-tolongan dalam
perbuatan dosa dan permusuhan. Dan hendaklah
kalian takut kepada Allah, karena sesungguhnya
Allah itu sangat keras siksaannya.
6. Penimbunan dan Monopoli

Diantara usaha yang diharamkan adalah usaha menimbun


suatu barang-barang tertentu agar harganya naik, kemudian
setelah harganya naik barang tersebut dijual dengan harga
yang tinggi. Usaha semacam ini diistilahkan dalam fiqh sebagai
IHTKAR.
Syekh Yusuf Qardhawi mengemukakan bahwa diharamkan
ihtikar pada dua hal ;
Dilakukan di suatu negara dimana penduduk negara itu akan
menderita karena penimbunan tersebut, seperti penimbunan
sembako.
Dengan maksud untuk menaikkan harga sehingga orang-
orang merasa payah, dan dia mendapatkan keuntungan
yang berlipat ganda dari hal tersebut.
6. Penimbunan dan Monopoli

Larangan penimbunan terdapat dalam hadits-hadits nabi


Muhammad SAW, diantaranya adalah :
HR. Ahmad, Al-Hakim & Abi Syaibah:
(‫ئ اﷲُ ِﻣ ْﻨﻪُ )رواﻩ أﺣﻤﺪ واﻟﺤﺎﻛﻢ‬
َ ‫ َﻌ َﺎم أ َْرﺑَ ِﻌ ْﻴ َﻦ ﻟَْﻴـﻠَﺔً ﻓَـ َﻘ ْﺪ ﺑَ ِﺮ‬‫اﺣﺘَ َﻜ َﺮ اﻟﻄ‬
ْ ‫َﻣ ِﻦ‬
“Barang siapa menimbun bahan makanan selama empat
puluh malam, maka Allah berlepas diri daripadanya.”
(HR. Ahmad dan Hakim)
HR. Muslim
ِ ‫ َﺧ‬‫ﻻَ ﻳﺤﺘ ِﻜﺮ إِﻻ‬
(‫ﺎﻃ ٍﺊ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬ ُ َْ َ
“Tidak akan menimbun suatu barang, kecuali orang
yang berdosa.” (HR. Muslim)
7. Persaingan Tidak Sehat
Islam sangat menganjurkan adanya pesaingan yang baik
dalam berbisnis. Karena dengan adanya persaingan, suatu
bisnis akan semakin cepat berkembang dan maju, selama
persaingan dilakukan dengan sehat.
Akan tetapi ketika persaingan tersebut tidak sehat, seperti saling
memfitnah, “mengambil alih” client orang lain, saling
menjatuhkan, banting-bantingan harga dsb, maka akan
merusak iklim bisnis yang ada. Dan akibatnya semua usaha
yang bergerak pada bidang yang sama, dalam jangka
panjang akan hancur.
Riwayat-riwayat hadits yang melarang hal ini cukup banyak,
diantaranya sabda Rasulullah SAW, “Dan janganlah salah
seoran dari kalian menjual barang yang telah “dijual” pada
orang lain.
8. Usaha Yang Mengandung Unsur Syubhat

Secara sederhana syubhat adalah sesuatu yang samar


kehalalannya dan samar pula keharamannya. Atau dapat juga
berupa bercampurnya anatara sesuatu yang halal dengan
yang haram, dimana sulit dipilahkan antara keduanya.
Sesuatu yang syubhat sebaiknya dihindari. Karena dalam hadits
Rasulullah SAW menggambarkan bahwa sesuatu yang halal
adalah jelas dan yang haram adalah jelas, sementara diantara
keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat yang tidak
diketahui oleh kebanyakan manusia. Kemudian Rasulullah SAW
mengemukakan, bahwa barang siapa yang terjerumus pada
yang syubhat maka hakekatnya ia terjerumus pada area yang
haram.
8. Usaha Yang Mengandung Unsur Syubhat

Dalam sebuah hadits digambarkan :


‫ ٌﻦ َوﺑَـ ْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ‬‫ْﺤ َﺮ ُام ﺑَـﻴ‬
‫ﻟ‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻴ‬
 ‫ـ‬‫ﺑ‬ ‫ل‬ُ َ‫ﻼ‬ ‫ْﺤ‬‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ﻮل‬
ُ ‫ﻘ‬
ُ ‫ـ‬‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻠ‬‫ﺳ‬ ‫و‬ ِ ‫ﻪُ َﻋﻠَﻴ‬‫ﻰ اﻟﻠ‬‫ ِﻪ ﺻﻠ‬‫ﻮل اﻟﻠ‬
‫ﻪ‬ ُ ‫ﺎل َر ُﺳ‬
َ َ‫ﻗ‬
َ ٌَ َ َ ََ ََ ْ َ
‫اﺳﺘَْﺒـ َﺮأَ ﻟِ ِﺪﻳﻨِ ِﻪ‬ ِ ‫ﺸﺒـ َﻬ‬
‫ﺎت‬  ‫اﻟ‬ ‫ﻰ‬ ‫ﻘ‬ 
‫ـ‬ ‫ﺗ‬‫ا‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻤ‬‫ﻓ‬ ِ
‫ﺎس‬ ‫ﻨ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻦ‬ ِ ‫ﺎت ﻻَ ﻳـﻌﻠَﻤﻬﺎ َﻛﺜِﻴﺮ‬
‫ﻣ‬ ‫ﻬ‬ ِ
ْ ُ َ َْ َ ْ ٌ َُ َْ ٌ َ ‫ُﻣ ْﺸﺘَﺒ‬
(‫ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬.... ‫ْﺤ َﺮ ِام‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﻲ‬‫ﻓ‬ِ ‫ﺎت وﻗَﻊ‬ ِ ‫ﺸﺒـ َﻬ‬  ‫اﻟ‬ ‫ﻲ‬ ِ‫ﺿ ِﻪ وﻣﻦ وﻗَﻊ ﻓ‬ ِ ‫و ِﻋﺮ‬
َ َ َ ُ َ َ ْ ََ ْ َ
Sesuatu yang halal adalah jelas dan yang haram juga jelas.
Namun diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang
syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barang
siapa yang menghindari syubhat maka ia telah menjaga/
menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barang
siapa yang terjerumus pada yang syubhat, maka sesungguhnya
ia terjerumus pada sesuatu yang haram....
JIWA INSAN
Membersih Mengotori
kan Jiwa Jiwa

Proses PILIHAN Proses


Pembersihan Mengotori
Jiwa Jiwa

Jujur & Amanah Dusta & Khianat

Beruntung Merugi

SURGA NERAKA
‫واب‬ ‫? < أ(‪ <.‬وأ(‪.‬م‬ ‫و‬
‫ن‬ ‫وا ; د ‪ V‬رب ا ?‬

Anda mungkin juga menyukai