Anda di halaman 1dari 7

PERJANJIAN KERJA ENUMERATOR

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)


RISET FASILITAS KESEHATAN (RIFASKES) 2019
KOORDINATOR WILAYAH I
NOMOR :

Pada hari ini, senin, tanggal dua puluh dua bulan april tahun dua ribu
sembilan belas telah dilaksanakan perjanjian antara:

1. Nama : dr. Irmansyah, Sp.KJ(K)


NIP : 196201231986111001
Pangkat/Golongan : Pembina Utama Madya / IV/d
Jabatan : Kepala Puslitbang Sumber
Daya dan Pelayanan Kesehatan

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU

2. Nama : Abdul Hadi, S.K.M., M.K.M.


NIK : 1103171906820001
Tempat/tanggal lahir : Alue Lhok/19 Juni 1982
Alamat
(sesuai surat domisili dari RT) : Dusun Makmur
Desa Seuneubok Teungoh
Kecamatan Peureulak Timur
Kabupaten Aceh Timur

Alamat (sesuai KTP) : Dusun Makmur


Desa Seuneubok Teungoh
Kecamatan Peureulak Timur
Kabupaten Aceh Timur

Nomor Telepon seluler : 0852 9696 4985

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

-1-
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang jika sendiri-sendiri disebut PIHAK
atau jika bersama-sama disebut PARA PIHAK, menyatakan setuju dan
sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Enumerator Riset Fasilitas
Kesehatan (Rifaskes) 2019 yang selanjutnya disebut Perjanjian, dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal-Pasal sebagai berikut :

Pasal 1
Perjanjian ini dibuat dengan tujuan PIHAK KESATU memberikan tugas
pelaksanaan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2019 kepada PIHAK
KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut dan bertanggung
jawab menyelesaikan sampai selesai sesuai dengan ketentuan yang telah
diatur oleh PIHAK KESATU.

Pasal 2
(1) PIHAK KESATU memberi tugas kepada PIHAK KEDUA sebagai
Enumerator pada kegiatan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2019 di
Provinsi Aceh Kabupaten Aceh Timur

(2) PIHAK KEDUA bertugas di bawah pengawasan Koordinator Wilayah I


Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2019.

Pasal 3
Perjanjian ini dilaksanakan sejak tanggal ditandatangani sampai dengan
tanggal 30 Juni 2019.

Pasal 4

(1) Selama jangka waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib melaksanakan


tugas dengan uraian sebagai berikut:

a. mengikuti Workshop Enumerator di provinsi masing-masing;

b. melakukan pengumpulan data sesuai dengan Buku Pedoman


pada Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2019;

c. mengecek kelengkapan isian kuesioner pengumpulan data;

d. melakukan entri data lapangan;

e. melaksanakan administrasi keuangan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan;

-2-
f. melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Penanggung Jawab
Teknis (PJT) Kabupaten/Kota;

g. bertanggung jawab terhadap instrumen pengumpulan data sampai


dengan serah terima kepada Penanggung Jawab Operasional (PJO)
Kabupaten/Kota;

h. bertanggung jawab terhadap bahan lapangan mulai dari


penerimaan, penggunaan sampai dengan serah terima barang
dalam keadaan baik pada saat Workshop Enumerator sampai
dengan pengumpulan data selesai termasuk pengembalian
komputer tablet kepada PIHAK KESATU Penanggung Jawab
Operasional (PJO) Kabupaten/Kota pada wilayah yang menjadi
sampel paperless; dan

i. memberikan tanggapan, jawaban atau klarifikasi kepada PIHAK


KESATU terkait administrasi, keuangan, data dan proses
pengumpulan data apabila diminta.

(2) Selama jangka waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memenuhi


ketentuan umum sebagai berikut:
a. mematuhi serta menaati seluruh tata tertib dan ketentuan yang
ditetapkan oleh PIHAK KESATU;

b. menjaga kerahasiaan data dan/atau informasi hasil Riset


Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2019; dan

c. memiliki bukti kepesertaan jaminan kesehatan dari Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) atau asuransi kesehatan
lainnya.

(3) Setelah jangka waktu Perjanjian berakhir, PIHAK KEDUA bersedia


memberikan tanggapan, jawaban atau klarifikasi kepada PIHAK
KESATU terkait administrasi, keuangan, data dan proses
pengumpulan data apabila diminta (khusus korwil I)

Pasal 5

(1) Selama jangka waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA berhak mendapatkan:

a. akomodasi penginapan selama pelaksanaan Workshop


Enumerator di provinsi masing-masing;

b. uang harian paket meeting selama mengikuti Workshop


Enumerator di provinsi masing-masing;

-3-
c. uang transpor berangkat/pulang dari/ke lokasi Workshop
Enumerator;

d. uang harian sesuai dengan jumlah hari Pengumpulan Data yang


ditetapkan oleh Koordinator Wilayah, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

e. uang penginapan selama hari penugasan dari PIHAK KESATU


untuk kegiatan pengumpulan data, sebesar 30% (tiga puluh
persen) golongan III dari Satuan Biaya Masukan (SBM) di provinsi
masing-masing; dan

f. satu kali uang transpor berangkat/pulang dari/ke lokasi


pengumpulan data.

(2) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut untuk diberikan hak-hak lain
selain yang telah diatur dalam Perjanjian ini.

(3) PIHAK KESATU hanya berkewajiban memberikan pembiayaan kepada


PIHAK KEDUA sesuai uraian sebagaimana tercantum pada ayat (1),
untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang telah diperjanjikan
sebagai kewajiban PIHAK KEDUA.

Pasal 6

(1) PIHAK KESATU berkewajiban:

a. mengevaluasi pelaksanaan pengumpulan data dan penyusunan


laporan baik secara berkala maupun pada saat Perjanjian ini
berakhir, sesuai dengan target kinerja yang telah ditentukan;

b. mengimplementasikan lebih lanjut terkait uraian hak PIHAK


KEDUA sesuai dengan kebijakan pembiayaan dari PIHAK KESATU.

(2) Apabila berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf a, PIHAK KEDUA terbukti melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan dalam Perjanjian ini, akan dikenakan sanksi berupa:

a. peringatan tertulis;

-4-
b. penggantian biaya yang telah dikeluarkan PIHAK KESATU sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau

c. pemutusan perjanjian oleh PIHAK KESATU.

(3) Hasil evaluasi PIHAK KESATU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersifat final dan oleh karenanya PIHAK KEDUA tidak dapat
mengajukan keberatan dan tidak akan menuntut ganti rugi dalam
bentuk apapun.

Pasal 7

(1) Selama jangka waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA tidak dapat:

a. mengundurkan diri sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3; dan

b. memberikan dan/atau memperbanyak data dan/atau informasi


hasil Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2019 untuk kepentingan
diri sendiri maupun kepada pihak lain.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (a) tidak
berlaku, apabila PIHAK KEDUA mengalami sakit berat, kecelakaan
yang mengakibatkan cacat berat, meninggal, atau hal-hal lain yang
mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajibannya, yang
dibuktikan dengan keterangan dari dokter Pemerintah yang ditunjuk
oleh PIHAK KESATU.

(3) Dalam hal PIHAK KEDUA:

a. mengundurkan diri sebelum Perjanjian ini berakhir; dan/atau

b. melakukan pelanggaran disiplin yang mengakibatkan


diberhentikan atau mengundurkan diri sebelum Perjanjian ini
berakhir;

wajib mengganti biaya yang telah dikeluarkan PIHAK KESATU sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

-5-
Pasal 8

(1) Force majeur (keadaan memaksa) adalah suatu keadaan diluar


kehendak, kemampuan dan kekuasaan masing-masing pihak yang
dapat menghambat atau menghentikan pelaksanaan perjanjian ini
secara langsung yaitu bencana alam, bencana sosial dan perubahan
peraturan perundang-undangan di bidang ekonomi dan moneter yang
secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini.

(2) Dalam hal terjadi force majeur (keadaan memaksa) yang


mengakibatkan salah satu pihak atau PARA PIHAK tidak dapat
memenuhi kewajibannya sesuai Perjanjian Kerja Sama ini maka segala
akibat akan diselesaikan melalui musyawarah untuk mufakat.

(3) Dalam hal terjadi force majeur (keadaan memaksa) pihak yang
mengalami force majeur (keadaan memaksa) harus memberitahukan
kepada pihak lainnya secara lisan secepatnya dan secara tertulis
disertai bukti yang layak dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh)
kali 24 jam.

(4) Apabila dalam waktu 7 (tujuh) kali 24 jam sejak diterimanya


pemberitahuan tersebut tidak ada tanggapan dari pihak yang
menerima pemberitahuan maka adanya force majeur (keadaan
memaksa) tersebut dianggap telah disetujui.

Pasal 9

(1) Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan yang timbul


sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan
terlebih dahulu secara mus yawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.

(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) tidak berhasil mencapai mufakat, PARA PIHAK sepakat
untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

-6-
Pasal 10

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur lebih
lanjut berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dan akan dituangkan secara
tertulis dalam suatu perubahan (addendum) yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Pasal 11

(1) Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dengan
penuh kesadaran tanpa adanya unsur paksaan dari pihak manapun.

(2) Perjanjian ini dibuat di Banda Aceh pada hari dan tanggal tersebut di
atas dalam rangkap 2 (dua) asli, bermaterai cukup, mempunyai
kekuatan hukum yang sama dan mengikat PARA PIHAK.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

Abdul Hadi, S.K.M., M.K.M. dr. Irmansyah, Sp.KJ(K)

-7-

Anda mungkin juga menyukai