Pengertian Hypabisal
Batuan beku disebut intrusif jika proses pembekuannya berlangsung di dalam lapisan
bumi. Berdasarkan kedudukan terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur
batuan beku intrusif terbagi menjadi dua, yaitu konkordan dan diskordan. Penjelasan
mengenai keduanya sebagai berikut.
a. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan di sekitarnya disebut
konkordan. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini, yaitu: sill, lakolit, dan pakolit.
1) Sill
Tubuh batuan intrusif yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan di
sekitarnya disebut sill. Sill akan menyisip di antara bidang lemah pada batuan. Sebagai
contoh, pada bidang perlapisan batuan sedimen atau foliasi pada batuan metamorf. Ciri
kenampakan sill di lapangan terlihat seperti efek terbakar pada bagian atas dan bawah
batuan yang diintrusi. Contoh sill dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2) Lakolit
Tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome) disebut lakolit. Lakolit dapat
diketahui melalui perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat
penerobosan tubuh batuan. Meskipun demikian, bagian dasar lakolit tetap datar.
Lakolit memiliki diameter berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
Bentuk lakolit dapat dilihat seperti gambar 2.7.
Gambar 2.7. Gunung Ellen dan ilustrasi Lakolit (Sumber: Lutgens & Tarbuks, 2012)
Gambar 2.7 adalah contoh instrusi lakolit di Gunung Ellen, Pegunungan Henry, Utah.
Instrusi utama di Pegunungan Henry adalah stok, yakni 聽 lava yang muncul ke
permukaan, tetapi tidak dalam bentuk kubah. Instrusi stok di sini banyak menghasilkan
cabang-cabang yang berupa lakolit (lihat pada ilustrasi di atas).
a. Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan di se-kitarnya disebut
diskordan. Jenis-jenis tubuh batuan ini, yaitu: dike, batolit, dan stok. Penjelasan
mengenai struktur batuan beku diskordan sebagai berikut.
1) Dike
Dike adalah tubuh batuan yang memotong perlapisan di sekitarnya dan memiliki
bentuk memanjang. Dike memiliki ketebalan dari beberapa sentimeter sampai puluhan
kilometer dengan panjang ratusan meter. Dike dapat terlihat di permukaan. Hal ini
salah satunya disebabkan oleh batuan di sekitarnya tererosi. Contoh dike dapat dilihat
seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.10. Intrusi batuan beku diskordan Dike. Sumber klik di sini
Gambar 2.10 adalah contoh intrusi batuan beku dike yang ada di Kepulauan Maug,
Samudera Pasifik. Pada gambar terlihat jelas adanya perpotongan yang tegak lurus
dengan struktur batuan di sekitarnya. Instrusi magma terlihat lebih jelas karena lebih
tahan terhadap pelapukan dan erosi, serta komposisi yang berbeda dari batuan di
sekitarnya. Bentuk dike lainnya dapat dilihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.11. Instrusi Dike mirip tanggul di sebelah barat Granby, Colorado, dekat
Arapaho National Forest (Sumber: Lutgens & Tarbuks, 2012)
2) Batolit
Batolit berasal dari bahasa Yunani, bathos yang artinya dalam dan lithos yang artinya
batu. Batolit terbentuk oleh tubuh intrusi yang mempunyai ukuran sangat besar, yaitu >
100 km2. Batolit membeku di perut bumi yang sangat dalam Batolit hampir selalu
memiliki komposisi jenis batuan asam dan intermediet, seperti granit, monzonit kuarsa,
atau diorit. Meskipun tampak seragam, batolit sebenarnya mempunyai struktur dengan
sejarah yang komplek dan komposisi yang beragam. Batolit dapat dibedakan dengan
batuan beku yang ada di sekitarnya dengan beberapa kriteria seperti: umur, komposisi,
tekstur, dan strukturnya.Batolit dapat tersingkap ke permukaan bumi dari kedalaman
dengan dua proses, yaitu karena gaya eksogen dan endogen.
Batolit yang tersingkap karena gaya eksogen dipengaruhi oleh erosi. Pada awalnya,
batolit tertutup oleh material batuan terlapuk. Kemudian, jika lapisan di atasnya terkena
erosi, lama kelamaan akan menyingkapkan batolit tersebut.
Batolit yang tersingkap karena gaya endogen, dipengaruhi oleh adanya pengangkatan
di daerah tersebut. Batolit yang mengalami pengangkatan akibat desakan lempeng
tektonik yang bergerak di bawahnya. Contoh yang terkenal adalah batolit yang
tersingkap di Sierra Nevada, Amerika Serikat yang berkomposisi batuan granit seperti
pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.13. Half Dome, di Yosemite National (Sumber: Lutgens & Tarbuks, 2012)
Gambar 2.13 adalah singkapan batolit raksasa yang dinamakan Half Dome, di 聽
Yosemite National Park. Batolit berkomposisi Granit monolit ini menjadi bagian dari
聽 The 聽 Sierra Nevada Batholiths. Tampak pada peta batolit (berwarna merah) yang
terjadi di sepanjang barat Amerika Utara. Batuan raksasa ini memanjang terdiri dari
berbagai pluton yang terbentuk selama 150 juta terakhir
Dalam mempelajari ilmu geologi terdapat beberapa hukum dasar. Hukum – hukum
dasar geologi ini bertujuan untuk penentuan umur relatif, yaitu untuk memperkirakan
batuan mana yang terbentuk lebih dulu dan batuan mana yang terbentuk terakhir.
Pemahaman mengenai konsep-konsep dan hukum-hukum dalam ilmu geologi
sangatlah penting dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu geologi. Adapun
hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan dalam geologi antara lain adalah
konsep tentang susunan, aturan dan hubungan antar batuan dalam ruang dan waktu.
Berikut ini adalah uraian mengenai hokum Geologi :
1. HUKUM SUPERPOSISI
Hukum Superposisi di kemukakan oleh Steno pada tahun 1669 yang berisi “the
lower is the older, the upper is the younger” Yang berarti Dalam suatu urutan
perlapisan batuan, maka lapisan batuan yang terletak di bawah umurnya relatif lebih
tua dibanding lapisan diatasnya selama lapisan batuan tersebut belum mengalami
deformasi.
Gambar diatas adalah gambar suatu lapisan batuan yang belum terkenan
deformasi atau masih dalam keadaan normal. Dalam gambar tersebut kita dapat
melihat bahwa lapisan Batuserpih adalah lapisan yang pertama kali terbentuk
kemudian di ikuti oleh lapisan Batugamping, Konglomerat, dan Batupasir. Sehingga
dapat di simpulkan bahwa Serpih merupakan lapisan tertua dan Batupasir merupakan
lapisan termuda.
2.HUKUM HORIZONTALITY
Hukum horizontalitas dikemukakan oleh Steno pada tahun 1669. Hukum ini
menjelaskan bahwa Pada awal proses sedimentasi, sebelum terkena gaya atau
perubahan, sedimen akan terendapkan secara horizontal. Sehingga jika dijumpai
batuan sedimen dengan kedudukan lapisan miring berarti batuan tersebut sudah
mengalami deformasi
Dalam gambar tersebut terlihat bahwa lapisan batuan akan terbentuk secara
horizontal dengan mengikuti wadah atau cekungan tempat lapisan tersebut
terendapkan.
Gambar tersebut menjelaskan jika lapisan batuan sudah tidak horizontal atau
tidak mengikuti bentuk wadahnya maka lapisan tersebut sudah mengalami deformasi
atau sudah tidak lagi dalam keadaan normal.
3. ORIGINAL CONTINUITY
Hukum Continuity di kemukakan oleh Nicolas Steno pada tahun 1669. Hukum
ini menyatakan bahwa Lapisan sedimen diendapkan secara menerus dan
bersinambungan (continuity), sampai batas cekungan sedimentasinya. Lapisan
sedimen tidak mungkin terpotong secara tiba-tiba, dan berubah menjadi batuan lain
dalam keadaan normal. Pada dasarnya hasil suatu pengendapan yakni bidang
perlapisan, akan menerus walaupun tidak kasat mata.
Gambar ini menjelaskan bahwa pada awalnya lapisan itu terbentuk pada waktu
yang sama tetapi mengalami deformasi yaitu terlipat dan bagian atasnya terkena
erosi.
4. UNIFORMITARIANISM
Hukum Uniformitarianisme dikemukakan oleh James Hutton pada tahun 1785.
Uniformitarianisme adalah peristiwa yang terjadi pada masa geologi lampau dikontrol
oleh hukum-hukum alam yang mengendalikan peristiwa pada masa kini. Hukum ini
dikenal dengan semboyan “PRESENT IS THE KEY TO THE PAST” yang
Maksudnya adalah bahwa proses-proses geologi alam yang terlihat sekarang ini
dipergunakan sebagai dasar pembahasan proses geologi masa lampau.
Gambar di atas menjelaskan pada masa zaman permian hanya terdapat satu benua
yaitu benua pangea. kemudian pada zaman triasic benua pangea terbelah menjadi
benua laurasia dan gondwana. Pada zaman Jurassic benua laurasia dan gondwana
terbelah lagi menjadi beberapa benua hingga akhirnya sampai saat ini terdapat 5
benua.
5. FAUNAL SUCCESSION
Gambar diatas menunjukkan bahwa lapisan yang memotong lebih muda daripada
lapisan yang di potong. Yang memotong dapat berupa intrusi batuan.
7. LAW OF INCLUSION
Hukum ini menyatakan bahwa Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas
menembus kerak, menelan fragmen - fragmen besar disekitarnya yang tetap sebagai
inklusi asing yang tidak meleleh. Jadi jika ada fragmen batuan yang terinklusi dalam
suatu perlapisan batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah fragmen batuan.
Dengan kata lain batuan/lapisan batuan yang mengandung fragmen inklusi, lebih
muda dari batuan lapisan batuan yang menghasilkan fragmen tersebut.
Gambar tersebut menunjukan bahwa ada fragmen yang terjebak pada matrik.
8. UNCONFORMITY
Unconformity adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya
(batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh
adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 (tiga) jenis ketidak
selarasan yaitu :
2.Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu
lapisan sedimen dengan satu batuan sedimen lainnya yang dibatasi oleh satu rumpang
waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak terjadi pengendapan)
3.Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis
ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan
satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang
membentuk sudut.
5.Nonconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu
lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan beku atau metamorf.