Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Dosen Pengampu : Prof Djoko Suhardjanto M.Com. (Hons), Ph.D.,Ak

Disusun oleh:
Rina Yuli Ningsih S4301808014

PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
APRIL 2019
JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

1. a. Pengertian Sektor Publik


 Apabila dipandang dari sudut ilmu ekonomi, Mardiasmo berpendapat bahwa sektor
publik sering didefinisikan sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan
dengan penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik atau
masyarakat.
 Menurut Wikipedia Sektor publik adalah sektor ekonomi yang menyediakan berbagai
layanan pemerintah kepada masyarakat. Komposisi sektor publik berbeda antarnegara,
tetapi umumnya mencakup bidang militer, kepolisian, transportasi umum, pendidikan,
dan kesehatan. Sektor publik umumnya mencakup lembaga pemerintah dan badan
usaha milik negara (BUMN).
 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Sektor Public merupakan bagian
dari ekonomi yang berkaitan dengan penyediaan layanan pemerintah kepada
masyarakat, dimana sector-sektor ini meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah
pusat dan daerah serta unit-unit kerja pemerintah), BUMN, BUMD, Yayasan, Orpol,
Universitas, LSM, Rumah Sakit, dan organisasi nirlaba lainnya.
b. Perbedaan dan Persamaan Sector Public dan Swasta
 Perbedaan Sektor Public dan Swasta
Perbedaan Public Swasta
Tujuan Organisasi Non Profit Oriented Profit Oriented
Pola Pertanggungjawaban Secara Horizontal dan Secara Vertikal
Vertikal
Sumber Legitimasi Warga Negara/ Masyarakat Pemilik Modal/ Pemegang
pada Umumnya Saham
Pelayanan yang Diberikan Diatur Oleh Pemerintah Diatur oleh Mekanisme
Pasar
Orientasi Organisasi Mencari keadilan masyarakat Mencari kepuasan Pasar

 Persamaan Sector Public dan Swasta


Persamaan akuntansi sektor publik dan sektor swasta, antara lain :

1
1. Kedua sektor, baik sektor publik maupun sektor swasta merupakan bagian integral dari
sistem ekonomi, di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut
untuk menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif.
3. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya sama
di kedua sektor. Kedua sektor tersebut membutuhkan informasi yang handal, relevan
untuk melaksanakan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian).
4. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, seperti sama-sama
bergerak dibidang transportasi massal, pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dan
sebagainya.
5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum lain
yang disyaratkan.

c. Pengertian Akuntansi Sektor Publik


 Abdul Hafiz (2006:35), Akuntansi Sektor Publik atau Akuntansi Pemerintah Daerah
adalah proses pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu
dalam ukuran moneter, transaksi, serta kejadian-kejadian yang pada umumnya
bersifat keuangan termasuk laporan hasil penyelenggaraan urusan pemerintah
seturut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip NKRI.
 Indra Bastian (2007:15) yang mendefinisikan Akuntansi Sektor Publik sebagai
mekanisme teknis dan analisis akuntansi yang diterapkan pengelolaan dana
masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen di bawahnya,
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun dana proyek
kerja sama sektor publik dan swasta.
 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa “Akuntansi Sektor Publik bisa
dipahami sebagai serangkaian proses untuk mengumpulkan, mencatat, klasifikasi,
melakukan analisis, sampai dengan membuat laporan transaksi untuk organisasi
publik.”

2
2. Berikan alasan mengapa sektor publik perlu direformasi?
1) Alasan perlunya reformasi sector public yaitu masyarakat atau rakyat pada dasarnya
memiliki hak-hak dasar yang harus menjadi tanggung jawab pemerintah untuk
memenuhinya atau paling tidak terjamin pelaksanaannya. Akan tetapi dalam
realitasnya, banyak arah dan kebijakan layanan public tidak ditujukan guna
peningkatan kesejahteraan public. Namun sebaliknya , layanan public mendorong
masyarakat maupun rakyat untuk “melayani” elit penguasa. Sehingga sector public
perlu dirancang untuk mendukung demokratisasi dan terbentuknya clean and good
governance yaitu tumbuhnya pemerintahan yang rasional, melakukan transparansi
dalam berbagai urusan publik, memiliki sikap kompetisi antar departemen dalam
memberikan pelayanan, mendorong tegaknya hukum dan bersedia memberikan
pertanggungjawaban terhadap publik (public accountibility) secara teratur.
2) Apa dan bagaimana Value for Money (3E)?
Berdasarkan pendapat Mardiasmo (2009, h.4) value for money merupakan konsep
prinsip pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasar pada tiga elemen utama,
yaitu : ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
Ekonomis: perolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu dengan harga yang
terendah. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sector public dapat
meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran
yang boros dan tidak produktif.
Efisien: pencapaian output yang maksimum dengan input yang terendah untuk
mencapai output tertentu.
Efektifitas: tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.
3) Apa dan bagaimana New Public Management tersebut (NPM)?
 New Public Management adalah suatu sistem manajemen desentral dengan
perangkat-perangkat manajemen baru seperti controlling, benchmarking dan lean
management.
 New public management (NPM) adalah sebuah konsep manajemen
publik/pemerintahan baru, yang menerapkan praktik kerja sektor privat ke sektor
publik untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas kinerja pemerintah daerah
sehingga akan tercipta welfare society (kesejahteraan masyarakat).

3
Dimana menurut Ferlie, Ashbuerner, Filzgerald, dan Pettgrew dalam Keban
(2004:25) New Public Management ini mengalami perubahan orientasi yaitu:
 Orientasi The Drive yaitu mengutamakan nilai efisiensi dalam pengukuran kinerja.
 Orientasi Downsizing and Decentralization yaitu mengutamakan penyederhanaan
struktur, memperkaya fungsi dan mendelegasikan otoritas kepada unit-unit yang lebih
kecil agar dapat berfungsi secara cepat dan tepat.
 Orientasi in Search of Excellence yaitu mengutamakan kinerja optimal dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Orientasi Public Service yaitu menekankan pada kualitas, misi dan nilai-nilai yang
hendak dicapai organisasi publik, memberikan perhatian yang lebih besar kepada
aspirasi, kebutuhan dan partisipasi “user” dan warga masyarakat, termasuk wakil-
wakil mereka menekankan “social learning” dalam pemberian pelayanan publik
dan penekanan pada evaluasi kinerja secara berkesinambungan, partisipasi
masyarakat dan akuntabilitas.
4) Apa dan bagaimana Good Public Governance (GPG)?
 Pada tahun 2008, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) merilis sebuah
pedoman Good Public Governance. Dalam buku panduan GCG, disebutkan bahwa
Good Public Governance (GPG) merupakan sistem atau aturan perilaku terkait
dengan pengelolaan kewenangan oleh para penyelenggara negara dalam menjalankan
tugasnya secara bertanggung jawab dan akuntabel. Dalam penerapannya, GCG
membutuhkan kolaborasi yang baik antara pelenggara negara dengan lembaga
negara, penyelenggara negara dengan sektor bisnis, penyelenggara dengan
masyarakat, dan hubungan negara dengan negara. Penyelenggara yang dimaksud
dalam GPG meliputi ranah eksekutif, ranah legislatif, ranah yudikatif, bahkan juga
lembaga-lembaga nonstruktural.
 Dapat disimpulkan Good Public Governance (GPG) merupakan system atau aturan
perilaku terkait dengan pengelolaan wewenang oleh para penyelenggara Negara
dalam menjalankan tugasnya secara bertanggung jawab dan akuntabel. GPG pada
dasarnya mengatur pola hubungan antara penyelenggara Negara dan masyarakat,
antara penyelenggara Negara dan lembaga Negara serta antar Negara.
5) Apa perbedaan NPM dan GPG?
Vigoda dan Keban (Pasolong, 2007:34), mengungkapkan bahwa ada 7 (tujuh)
prinsip-prinsip NPM, yaitu: Pemanfaatan manajemen professional dalam sektor

4
public, Penggunaan indikator kinerja, Penekanan yang lebih besar pada kontrol
output, Pergeseran perhatian ke unit-unit yang lebih keci, Pergeseran ke kompetisi
yang lebih tinggi, Penekanan gaya sektor swasta pada penerapan manajemen, dan
Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih tinggi dalam penggunaan
sumber daya. Sedangkan menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
dalam Good Public Governance asas-asas yang di anut dalam penerapannya yaitu:
demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya, hukum serta kewajaran dan
kesetaraan.
3. Aspek-Aspek Kelayakan Investasi Sektor Publik
Dalam perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan beberapa aspek yang
secara bersama-sama menunjukkan keuntungan atau manfaat yang diperoleh akibat
adanya suatu investasi tertentu.
a. Aspek Teknis.
Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus diper-
timbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat dari aspek teknisnya,
maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk ditolak.
b. Aspek Sosial dan Budaya.
Aspek sosial budaya ini menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara
adil dan merata, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Aspek sosial budaya mencakup juga aspek legal dan lingkungan.
c. Aspek Ekonomi dan Finansial
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu proyek
yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan
perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam
menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang digunakan.
d. Aspek Distribusi
Keputusan investasi merupakan keputusan yang perlu dikaitkan dengan masalah
distribusi pelayanan publik secara adil dan merata. Untuk itu perlu diketahui siapa
yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang dihasilkan dari proyek investasi.
CONTOH:
Dalam pembangunan investasi public saluran irigasi, aspek yang perlu dipertimbangkan
sebelum melaksanakan yaitu:

5
Aspek Teknis : Sebelum melaksanakan pembuatan irigasi harus dipertimbangkan
terlebih dahulu lokasi, data topografi, keadaan tanah, keadaan lokasi, serta transportasi
menuju lokasi.
Aspek Sosial dan Budaya : Keadaan penduduk sekitar apakah banyak masyarakat yang
bermata pencaharian sebagai petani atau tidak. Masyarakat sekitar perlu atau tidak dengan
adanya pembangunan irigasi tersebut. Apakah dengan adanya irigasi akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat/petani sekitar.
Aspek Ekonomi dan Finansial : Apakah dengan pembuatan irigasi tersebut akan
memberikan manfaat yang jauh lebih besar dari biaya yang sudah dikeluarkan untuk
membangun saluran irigasi tersebut. Jika dapat memberikan manfaat dan dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar maka pembangunan irigasi tersebut dapat
dilaksanakan.
Aspek Distribusi : Bagaimana system pendistribusian irigasi dilakukan, dapat
menjangkau dan adil bagi masyarakat sekitar atau tidak.
4. Jelaskan aspek apa yang harus dipertimbangkan dalam penentuan jasa pelayanan
publik dan berikan contohnya?
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, pengertian Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Penyediaan pelayanan public dapat dibiayai melalui dua sumber yaitu: pajak dan
pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa public. Jika pelayanan
public dibiayai dengan pajak maka setiap wajib pajak harus membayar, meskipun ia
menikmati jasa public tersebut secara langsung atau tidak. Namun jika pelayanan public
dibiayai melalui pembebanan langsung maka yang membayar hanyalah mereka yang
memanfaatkan pelayanan public tersebut. Sedangkan dalam menentukan harga pelayanan
public juga di anut konsep different cost for different purpose, yaitu membedakan kos
untuk pelayanan yang berbeda. Marginal cost pricing menganut prinsip bahwa tarif yang
di pungut seharusnya sama dengan biaya untuk melayani konsumen.
Penentuan harga dengan teknik apapun yang digunakan pada dasarnya adalah
mendasarkan pada usaha penaksiran biaya secara akurat. Hal ini melibatkan beberapa
pertimbangan sebagai berikut:
c. Opportunity cost untuk staff perlengkapan dll.

6
d. Opportunity cost of capital
e. Accounting price untuk input ketika harga pasar tidak menunjukkan value to society
(opportunity cost)
f. Pooling, ketika biaya berbeda-beda antara setiap individu
g. Cadangan inflasi
Dalam pelayanan kesehatan, milik pemerintah seperti puskesmas dan rumah sakit, tarif
biasanya ditetapkan oleh pemerintah secara sepihak tanpa suatu kajian yang rasional
(melakukan perhitungan unit cost). Tarif ini biasanya ditetapkan melalui suatu peraturan
pemerintah yakni dalam bentuk surat keputusan menteri kesehatan untuk rumah sakit
umum pusat, dan peraturan daerah (perda) untuk rumah sakit umum propinsi, rumah sakit
umum kabupaten/kota maupun puskesmas. Hal ini menunjukan adanya kontrol ketat dari
pemerintah sebagai pemilik sarana pelayanan tersebut. Akan tetapi disadari bahwa tarif
pemerintah biasanya mempunyai “cost recovery” yang rendah (Trisnantoro, 2004)

Perinciannya dalam penentuan tarif unit cost menggunakan metode Activity Based
Costing (ABC) yaitu dengan cara merinci dan menghitung terkait biaya-biaya yang
dikeluarkan, yaitu:
Biaya tetap : listrik (PLN), air (PDAM), telepon, gaji dsb
Biaya Variabel : Obat, Ruang inap, penggunaan lab, UGD, Ambulance dsb
Biaya Investasi : Pembangunan gedung, pembelian peralatan baru, dsb
Dimana biaya-biaya tersebut akan dijumlahkan dan dikurangkan dengan subsidi yang
diberikan oleh Pemerintah sebagai dasar penentuan tarif yang harus dibayarkan oleh
pasien berdasarkan pelayanan yang diberikan oleh puskesmas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai