Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riza Rizky Fitri

NIM : 105020307111012
Kelas : CA

The Information Perspective On Decision Usefulness


Pengertian Perspektif Informasi

Information perspective berkaitan dengan penyamaan kegunaan (usefulness) informasi


dengan kandungan informasi (information content).

Information perspective pada pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan yang mengakui
tanggungjawab individual untuk memprediksi kinerja masa depan perusahaan yang berkonsentrasi
pada penyediaan informasi yang bermanfaat untuk tujuan tersebut. Pendekatan ini mengakui bahwa
pasar akan bereaksi terhadap informasi yang bermanfaat dari manapun sumbernya, termasuk laporan
keuangan.

Untuk membuktikan ini diperlukan penelitian empiris dalam akuntansi. Walapun sulit dalam
perancangan riset eksperimen untuk menguji hal ini, riset akuntansi telah menemukan bahwa pasar
bereaksi setidaknya terhadap komponen laba dalam informasi akuntansi. Bukti tentang hal ini
pertama kali ditemukan oleh Ball dan Brown (1968). Kalau pasar bereaksi, berarti bahwa informasi
digunakan untuk pengambilan keputusan. Akuntan dapat membantu meningkatkan kegunaan
(usefulness) dengan menggunakan pedoman respon pasar sebagai dasar untuk menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh investor.

Alasan Pasar Bereaksi terhadap Informasi

1. Keyakinan sebelumnya (prior belief) investor yang didasarkan pada informasi yang telah
tersedia tidak sama. Ketidaksamaan tersebut dipengaruhi oleh besar-kecilnya informasi yang
diperoleh dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi.
2. Dengan masuknya informasi baru berupa laba, sebagian investor menjadi lebih informed dan
merevisi ekspektasinya (upward) dengan datangnya berita baik ini. Namun sebagian investor
lain yang sebelumnya memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi mungkin akan
menginterpretasikan informasi laba tersebut sebagai berita buruk (downward).
3. Investor yang merevisi ekspektasinya upward akan bersedia membeli sekuritas pada harga
sekarang, sedangkan investor yang merevisi ekspektasinya downward akan melakukan
sebaliknya.
4. Kita dapat mengobservasi jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan munculnya
informasi baru berupa laba ini. Seharusnya volume perdagangan akan semakin besar dengan
semakin besarnya perbedaan ekspektasi antara investor yang bersikap upward dengan yang
bersikap downward.

Temuan tentang Respon Pasar : Ball and Brown (1968)

Pada tahun 1968, Ball dan Brown (BB) memulai tradisi riset empiris pasar modal. BB
menguji sampel 261 perusahaan publik yang terdaftar di NYSE dari tahun 1957 sampai 1965. Studi
ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap kandungan informasi laporan keuangan.
Perusahaan yang terdaftar di NYSE biasanya mengumumkan laporan keuangan lebih dahulu melalui
media massa baru kemudian dikeluarkan laporan keuangan tahunan secara resmi. Perlu diketahui
bahwa laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan Desember terbit sekitar bulan Februari tahun
berikutnya.

BB menguji apakah kandungan laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi pasar (good
news) atau lebih kecil dari ekspektasi pasar (bad news). Hal ini membutuhkan proksi ekspektasi
pasar. BB menggunakan laba tahun lalu sebagai proksi. BB menemukan bahwa dalam rentang waktu
sempit, narrow window, yaitu 1 bulan (dalam bulan Februari tersebut), investor mendapatkan
keuntungan abnormal positif (keuntungan di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan
kerugian abnormal negatif (kerugian di bawah rata-rata pasar) untuk pengumuman BN.

Pola tersebut ternyata konsisten. Pengumuman laba GN, dengan sampel 1.231, menunjukkan
keuntungan abnormal positif dalam bulan pengumuman laba yang sama. Demikian juga dengan
pengumuman laba BN, dengan sampel 1.109, menunjukkan kerugian abnormal negatif dalam bulan
pengumuman yang sama. Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba
yang diumumkan.

Pengujian kemudian dikembangkan dengan rentang waktu lebih lebar, wider window, yaitu
18 bulan (11 bulan sebelum bulan pengumuman, dan 6 bulan setelah bulan pengumuman). Tingkat
keuntungan dan kerugian abnormal cenderung berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu. Pada
kasus ini, saham dengan pengumuman GN yang diperoleh 11 bulan sebelum pengumuman dan dijual
akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh keuntungan 6% di atas keuntungan rata-rata
pasar. Sedangkan saham dengan pengumuman BN yang dibeli 11 bulan sebelum pengumuman dan
dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh kerugian 9% di bawah pasar. Reaksi
investor terhadap pengumuman berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu.

Reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam narrow window lebih tinggi karena dalam
waktu singkat tidak terjadi kejadian tertentu yang mempengaruhi pasar, kecuali informasi laba.
Sedangkan reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam wider window berkurang karena dalam
waktu yang relatif panjang dapat terjadi hal-hal lain selain pengumuman laba yang terkait dengan
saham.

Temuan tentang Respon Pasar : Beaver (1968)

Beaver (1968) menguji volume perdagangan sekitar pengumuman earnings. Ada 506
pengumuman earnings dari sebanyak 143 perusahaan di NYES dari tahun 1961 sampai 1965 (ada
261 minggu). Beaver menghitung rata-rata volume perdagangan disekitar pengumuman earnings
dengan window 17 minggu (8 minggu sebelum minggu pengumuman, minggu pengumuman, dan 8
minggu setelah minggu pengumuman). Hasilnya? Ada kenaikan volume secara dramatis pada
minggu 0 dan di bawah normal dalam minggu-minggu sebelum minggu pengumuman.

Peningkatan volume perdagangan di minggu 0 menunjukkan bukti bahwa pasar bereaksi


terhadap pengumuman earnings dan ada kandungan informasi dari pengumuman earnings. Hal ini
juga menjadi bukti bahwa informasi earnings dipergunakan oleh investor dalam pengambilan
keputusan.

Volume perdagangan di bawah normal pada minggu-minggu sebelum minggu pengumuman


karena tidak ada informasi yang signifikan yang dapat dijadikan oleh investor untuk merevisi
probabilitas tentang return masa depan diharapkan yang telah dibuat. Karena itu, begitu ada
pengumuman earnings, reaksinya muncul dengan cepat karena investor segera merevisi
ekspektasinya.

Temuan tentang Respon Pasar : Causation dan Association

Dalam studi BB ditemukan bahwa ada perbedaan return antara narrow window dengan wider
window. Apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam narrow window,
dapat diargumentasi bahwa informasi akuntansi adalah cause (penyebab) reaksi pasar. Alasannya
adalah karena dalam narrow window belum terdapat informasi lain yang masuk ke pasar.
Seandainyapun ada informasi lain yang masuk, misalnya pengumuman dividen dan stock split, maka
perusahaan tersebut dikeluarkan dari sampel. Maka, studi dengan narrow window dapat
dikategorikan sebagai causation.

Sebaliknya, apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam wider
window, dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi berhubungan secara positif terhadap return
pasar. Alasannya adalah karena dalam wider window, dimungkinkan sudah banyak informasi lain
yang masuk ke pasar selain informasi tentang laba. Karena itu, studi tentang wider window
dikategorikan sebagai association.

Earnings Response Coefficients (ERC)

ERC adalah koefisien yang mengukur besarnya keuntungan abnormal sebuah sekuritas
sebagai respon terhadap komponen tidak diharapkan (unexpected component) informasi keuangan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, BB menemukan keuntungan abnormal positif terhadap berita


baik dan negatif terhadap berita buruk secara rata-rata. Mengapa pasar merespon lebih kuat terhadap
berita baik atau berita buruk pada suatu perusahaan dibandingkan perusahaan lain? Penyebab hal ini
adalah ERC yang berbeda.

Faktor yang menentukan perbedaan ERC:

1. Beta. Semakin tingi beta (semakin tinggi risiko keuntungan diharapkan masa depan),
semakin rendah reaksi investor terhadap jumlah earnings tidak diharapkan.
2. Capital structure. Apabila tingkat leverage perusahaan tinggi, pengumuman informasi
laba lebih merupakan berita baik bagi kreditor daripada bagi pemegang saham.
Karena itu, reaksi pasar lebih rendah terhadap berita baik perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi dibandingkan tingkat leverage lebih rendah.
3. Persistence. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap informasi laba yang diharapkan
berlaku konsisten dalam jangka panjang dibandingkan informasi laba yang bersifat
sementara. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap pengumuman laba karena pengenalan
produk baru daripada pengumuman laba karena penjualan aktiva tetap.
4. Earnings quality. Semakin tinggi kualitas earnings diharapkan semakin tinggi ERC.
Kualitas earnings adalah besarnya probabilitas main diagonal dalam kaitannya dengan
informasi.
5. Growth opportunity. Berita baik dan berita buruk mengimplikasikan prospek akan
pertumbuhan laba. Semakin tinggi pertumbuhan laba akan semakin besar reaksi pasar
(semakin tinggi ERC).
6. The informativeness of price (firm size). Semakin informatif harga (proksinya adalah
firm size), semakin sedikit kandungan informasi tentang pengumuman laba. Reaksi
pasar tidak terlalu besar atas pengumuman laba perusahaan besar yang sering muncul
dalam perberitaan dan media massa.

Extraordinary Items

Karakteristik extraordinary item:

 Tidak diharapkan sering terjadi sepanjang tahun.


 Tidak merupakan aktivitas normal perusahaan.
 Tidak tergantung pada keputusan dan determinasi manajemen atau pemilik.

Pengertian yang tegas tentang extraordinary item harus dibuat. Jangan sampai manajemen
melakukan classificatory smoothing, yaitu melakukan income smoothing dengan mengklasifikasi
extraordinary item sebagai unsur earnings dari aktivitas operasi normal.

Dengan karakteristik tersebut, persistensi (kemampuan terjadi terus-menerus) laba karena


extraordinary item rendah. Unsur-unsur ini harus diungkapkan karena apabila tidak, pasar akan salah
menafsirkan persistensi earnings perusahaan.

Kalau tahun ini ada unsur extraordinaty item, maka tahun depan mungkin earningsnya akan
lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh unsur earnings tahun ini tidak hanya permanent earnings (yang
persisten) tetapi juga transitory earnings (sementara) yang berasal dari extraordinaty item tersebut.

High persistence (ERC lebih dari 1). Perusahaan mengumumkan telah berhasil
mengembangkan produk baru. Perusahaan berhasil menemukan metode untuk meningkatkan
efisiensi cukup signifikan. GN ini akan direaksi pasar lebih dari 1 karena diharapkan net income
masa depan akan lebih besar.

Persistence of 1 (ERC adalah 1). Perusahaan mengumumkan GN dengan adanya peningkatan


net income yang disebabkan oleh laba penjualan aktiva tetap atau penghentian suatu kegiatan usaha.
Hal ini terjadi karena tidak ada alasan untuk mengharapkan laba seperti ini akan terulang kembali.

Persistence of 0 (ERC adalah 0). Perusahaan mengumumkan GN dengan meningkatnya net


income yang disebabkan oleh perubahan metode akuntansi, misalnya perusahaan mengkapitalisasi
biaya organisasi atau biaya promosi. Tidak ada alasan bagi pasar untuk bereaksi terhadap GN ini.

Anda mungkin juga menyukai