Anda di halaman 1dari 10

Analisis Laporan Keuangan

PT. Tirta Mahakam Resources Tbk & PT. SLJ Global Tbk.
Manajemen Keuangan 1

Disusun Kelompok 8
Nofel Andriawan (041711535002)
Dimas Fajar Nurcholis (041711535006)
Bari Bahtiar (041711535007)
Dian Pratama (041711535022)
Raka Gemilang Hevrinanda (041711535053)

Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi
2018
A. Gambaran Perusahaan PT. Tirta Mahakam Resources Tbk dan PT. SLJ Global Tbk.

1. PT. SLJ Global Tbk.

Perusahaan ini berdiri tanggal 14 April 1980, berdasarkan akta Notaris nomer 10 tanggal 14 April 1980 dan diubah Akte Nomer
1 pada tanggal 3 Juni 1980 oleh Rukmasanti hardjasatya. SH. Perusahaan ini bergerak pada industri pengolahan kayu terpadu
dan pengembangan atau eksploitasi hasil hutan alam, kode saham perusahaan ini adalahh SULI. Kantor operasionalnya
bertempat di Jl. Dr. Cipto mangungkusumo kelurahan sengkotek kecamatan loa Janan ilir Kalimantan timur.
Awal berdiri dari perusahaan ini berfokus pada bidang kehutanan dan industri perkayuan dengan mengeloala 1 areal seluas
132.000 Ha. Perusahaan ini berani menerbitkan 25.000.000 saham biasa atas nama kepada masayarakat dan mencatatkannya
kepada Bursa Efek Jakarata pada bulan Maret 1994. Untuk meningkatkan kemampuan dari pegawai, pihak PT. SLJ Global Tbk
memberikan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dengan professional guna menghadapi perubahan
lingkungan dan organisasi yang dinamis.

2. PT. Tirta Mahakam Resources Tbk

Berdiri tanggal 22 April 1981 dengan akta notaris nomer 245 dan diubah dengan akta notaris nomor 14 tanggal 11 januari 1982
oleh notaris Kartini Muljadi, SH. Perusahaan ini bergerak pada pengelohan kayu lapis. PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
memiliki pabrik pengolahan kayu yang berdiri diatas tanah seluas 179.050 M2. Kegiatan usaha PT. Tirta Mahakam Resources
Tbk adalah pengolahan kayu lapis. Perusahaan ini mulai beroperasi secara resmi pada tahun 1983 dengan produk pertamanya
yaitu regular plywood dan sampai sekarang memproduksi berbagai ragam pilihan plywood. PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
juga membangun pabrik daur ulang sisa pemotongan kayu . PT. Tirta Mahakam Resources Tbk juga mengeskpor hasil barang-
barang yang diproduksinya. Tujuan negara ekspor produk PT. Tirta Mahakam Resources Tbk adalah Jepang, Taiwan, Korea,
Amerika serikat dan negara-negara lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
didukung oleh dua perusahaan yang memiliki hak pengusahaan hutan (HPH) Afiliasi yaitu PT Roda Mas Timber Kalimantan
dan PT. Kemakmuran Berkah Timber.
B. Analisis Rasio Keuangan

No Rumus PT. Tirta Mahakam Resources Tbk PT. SLJ Global Tbk.
2016 2017 2016 2017
1 Rasio Liquidity
a. Current ratio 558602090736
= 1,12
589913892673
=1,14 34467170 28633520
496551611099 513715444072 =0,95
39040191 2974970
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 =0,88
= 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦

b. Quick Ratio 558602090736−376801257461 589913892673−387677204036 34467170−23558136 28633520−19752248


𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 496551611099 513715444072 39040191 2974970
= = 0,36 = 0,39 = 0,27 =0,29
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
c. Cash Ratio 16777430320 39066225257 3725437 3076723
= 0.03 = 0,07 = 0,09 =0,1
496551611099 513715444072 39040191 2974970
𝑐𝑎𝑠ℎ + 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑆𝑒𝑐𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
=
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦

2 Rasio Leverage
a. Debt Ratio 192637764711 221761267659 67973936 51684826
= 0,23 = 0,25 = 0,742 = 0,626
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 815997477795 859299056455 91571846 82527597
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

b. Times interest earned ratio 37132935023 2334588272 597956 546092


= 307,9 = 19,62 = Data = Data
120565394 118931474 0 0
𝐸𝐵𝐼𝑇 Tidak Tersedia Tidak Tersedia
=
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡

c. Cash Coverage Ratio 37132935023+310729570745 2334588272+329740086839 597956+0 546092+0


= Data = Data
𝐸𝐵𝐼𝑇 + 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 120565394 118931474 0 0
= = 2885,25 = 2792,15 Tidak Tersedia Tidak Tersedia
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡

d. Long-term Debt To Equity 192637764711 221761267659 67973936 51684826


= 1,51 = 1,79 = -4,4 = 59,55
𝐿𝑜𝑛𝑔 − 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑑𝑒𝑏𝑡 126808101985 123822344724 (15442281) 867801
=
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

3 Rasio Activity
a. Inventory Turnover (689484158130) (697837557027) 60667093 58768879
= 1,82 = -1,8 = 2,57 = 2,97
𝐶𝑜𝐺𝑆 376801257461 387677204036 23558136 19752248
=
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

b. Average Days in Inventory 360 360 360 360


= 161,43 = 175,6 = 115,38 = 108,1
360 2,23 2,05 3,12 3,33
=
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

c. Receivable Turnover 843528979435 795611411050 737171004 65920016


= 29,2 = 14,82 = =
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 28879969062 53651218597 3492145+602842 2200410+627597
= 18, 001 23,3
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒
d. Days Sales Outstanding 360 360 360 360
= 12,32 = 24,29 = 19,99 = 15,45
29,2 14,82 18,001 23,3
(DSO)
360
=
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟
e. Fixed Aseets Turnover 843528979435 795611411050 73717004 65920016
= 3,27 = 2,95 = 1,29 = 1,22
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 257395387059 269385163782 57104676 53894077
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
f. Total Asset Turnover 843528979435 795611411050 73717004 65920016
= 1,03 = 0,92 = 0,8 = 0,79
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 815997477795 859299056455 91571846 82527597
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
4 Rasio Profitability
a. Return on Assets (ROA) 28988504757 1001385942 5783729 1116870
= 0,03 = 1,16 = 0,06 = 1,41
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 815997447795 859299056455 91571846 82527597
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
b. Return On Equity 28988504757 1001385942 5783729 116870
= 0,22 = 8,08 = -0,37 = 0,13
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠 126808101985 123822344724 (15442281) 867801
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
c. Profit Margin Ratio
Net Profit Margin 28988504757 1001385942 5783729 116870
=0,034 = 0,001 =0,07 =1,77
795611411050 795611411050 73717004 659920016

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠


=
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Operating Profit Margin 37132935023 2334588272 5979565 546092
=0,044 = 0,002 = 8,11 = 8,28
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠 795611411050 795611411050 73717004 65920016
= 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Gross Profit Margin 154044821305 97773854023 13049911 7151137
= 0,18 = 0,12 =0,17 = 0,10
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 795611411050 795611411050 73717004 65920016
=
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
d. Basic Earning Power 37132935023 2334588272 597956 546092
= 0,045 = 0,002 = 0,0065 = 0,0066
815997477795 859299056455 91571846 82527597

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Analisis :
Rasio Liquidity
1. Current ratio
Dari data perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa PT. sumalindo tidak atau kurang likuid, hal ini bisa kita lihat dari hasil analisis yakni,
angkanya kurang dari 1, akan tetapi secara performance, kinerja PT. Sumalindo mengalami peningkatan yang tidak begitu signifikan.
Dari data diatas pula, dapat kita lihat bahwa likuiditas PT. TIRTA sudah baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai analisis yaitu lebih dari 1.
Dan secara umum performansi PT. TIRTA juga mengalami kenaikan, walaupun tidak begitu signifikan.
Dari kedua perusahaan tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya, PT. TIRTA memiliki likiuiditas yang lebih baik daripada PT. Sumalindo,
artinya, kemampuan PT. TIRTA untuk melunasi hutang – hutang jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancer yang dimiliki, lebih
baik daripada PT. SUMALINDO. dengan demikian dapat kita Tarik kesimpulan bahwa jumlah asset yang dimiliki oleh PT. Sumalindo
lebih kecil dari jumlah hutang lancarnya, dan PT. TIRTA memiliki jumlah asset yang lebih besar dari hutang lancarnya.

2. Quick Ratio
Dari data analisis diatas, dapat kita ketahui bahwasanya PT. Sumalindo kurang mampu membayar hutang lancarnya, menggunakan aktiva
lancer yang paling likuid. Dan secara overall, PT. Sumalindo mengalami kenaikan dari 0,27 menjadi 0,29. Maknanya performansi
perusahaan meningkat.
PT. Tirta juga kurang mampu membayar hutang lancarnya menggunakan Asset lancarnya (dikurangi dengan Persediaan). Karena angka
yang ditunjukkan hanya 0,36 atau kurang dari satu (1), dan mengalami peningkatan sebesar 0,3 dimana angkanya menjadi 0,39, artinya
kinerja perusahaan juga mengalami peningkatan.
Dari kedua perusahaan tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya, PT. TIRTA memiliki quick ratio yang lebih baik daripada PT. Sumalindo,
artinya, kemampuan PT. TIRTA untuk melunasi hutang – hutang jangka pendeknya dengan menggunakan asset lancer yang dimiliki
(dikurangi dengan persediaan), lebih baik daripada PT. SUMALINDO. dengan demikian dapat kita Tarik kesimpulan bahwa jumlah asset
yang dimiliki oleh PT. Sumalindo lebih kecil dari jumlah hutang lancarnya, dan PT. TIRTA memiliki jumlah asset yang lebih besar dari
hutang lancarnya.
3. Cash Ratio
Dari data perhitungan diatas, dapat diketahui bahwasannya PT. Sumalindo memiliki kemampuan membayar hutang jangka pendeknya
dengan kas yang dimilki kurang bagus, hal ini bisa dilihat dari angka yang diperoleh yaitu 0,09 di tahun 2016 dan mengalami peningkatan
menjadi 0,1 di tahun 2017.
Cash ratio PT. TIRTA juga mengalami kenaikan dari 0,03 di tahun 2016 menjadi 0,07 ditahun 2017. Kenaikan yang tidak begitu signifikan
ini tetap mencerminkan bahwasanya PT. TIRTA mengalami kenaikan dalam kinerjanya.
Dari kedua analisis diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya PT. Sumalindo memilki Cash ratio yang baik dibandingkan PT. TIRTA,
hal ini mengindikasikan bahwa perbandingan antara uang kas yang dimiliki perusahaan dan hutang jangka pendeknya tidak begitu besar.

Rasio Leverage
1. Debt Ratio
PT. Sumalindo memiliki debt ratio yang menurun dari tahun 2016 (0,742) dan di tahun 2017 menjadi 0,626. Artinya bahwa asset yang
dimiliki perusahaan yang bersumber dari hutang, mengalami penurunan, hal ini berarti baik bagi perusahaan, karena menunjukkan
bahwasanya asset yang kita miliki berasal dari kodal sendiri, bukan dari hutang.PT. TIRTA memilki debt ratio yang cenderung naik dari
2016 yang hanya 0,23 menjadi 0,25 ditahun 2017, artinya bahwa total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang bersumber dari hutang
meningkat.
Dari kedua perbandingan diatas dapat diketahui bahwa sebenarnya PT. Sumalindo memiliki Debt rasio yang kurang baik, jika
dibandingkan dengan PT. Tirta. Hal ini tampak dari angka hasil analisis yang kami temukan, dimana total asset dari PT. Sumalindo yang
dibiayai oleh hutang jangka Panjang adalah melebihi 50 % yaitu 0,742 ditahun 2016 dan 0,626 ditahun 2017. Sedangkan PT. Tirta sendiri
secara angka, memilki jumlah asset yang dibiayai oleh hutang jangka panjang yang lebih sedikit, yaitu hanya dikisaran 20 -25 %, dimana
pada tahun 2016 mencapai 0,23 dan mengalami kenaikan menjadi 0,25 ditahun 2017. Walaupun secara angka, PT. Tirta lebih kecil
dibandingkan PT. Sumalindo, akan tetapi secara kinerja, sebenarnya PT. Tirta mengalami penurunan (memburuk) hal ini dikarenakan
jumlah asset yang dibiayai oleh hutang jangka panjangnya mengalami kenaikan, walaupun hanya sebesar 0,02, seadangkan PT. Sumalindo
sendiri, walaupun angkanya besar, namun cenderung mengalami penurunan, dan ini mengindikasikan bahwa kinerja PT. Sumalindo
membaik.
2. Times Interset earned rasio
Dapat disimpulkan bahwa pelaporan PT. Tirta lebih baik daripada PT. Sumalindo, dimana untuk rasio ini, tidak tersedia datanya pada
annual report.
3. Cash coverage rasio
Dapat disimpulkan bahwa pelaporan PT. Tirta lebih baik daripada PT. Sumalindo, dimana untuk rasio ini, tidak tersedia datanya pada
annual report.
4. Long term debt to equity Ratio
Rasio ini menunjukkan seberapa besar komponen modal yang didapatkan dari hutang jangka panjang, rasio ini membandingkan lebih
besar mana modal yang dimiliki untuk usaha atau pinjaman jangka panjangnya, semakin naik maka semakin tidak baik bagi perusahaan.
Dari hasil perhitungan kelompok kami, dapat dilihat bahwasanya PT sumalindo mengalami kenaikan yang sangat besar yang berarti
tidak baik bagi kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan PT. Tirta juga mengalami kenaikan namun tidak begitu besar.

Rasio Activity
1. Inventory ratio
Inventory rasio ini menghitung sejauh mana konstribusi inventory (HPP) dalam menentukan laba perusahaan, semakin besar
semakin tidak baik, karena akan menurunkan laba perusahaan. Dari hasil analisis kelompok kami dapatvdilihat bahwasannya PT
Sumalindo mengalami kenaikan, dan PT. Tirta mengalami penurunan.
2. Average days in inventory ratio
Rasio ini juga sama seperti rasio inventory, dimana semakin kecil angkanya maka akan semakin baik bagi perusahaan, rasio ini
menghitung seberapa lama persediaan dapat menjadi akun penjualan yang merupakan pendapatan perusahaan. Dari hasil perhitungan
yang kami lakukan, PT Sumalindo mengalami penurunan, sedangkan PT. Tirta mengalami kenaikan.3.
3. Receivable Ratio
Dari data analisis yang kami lakukan, bahwasanya Receivable ratio PT. Sumalindo mengalami peningkatan, dari 18,001 ditahun
2016 menjadi 23,3 ditahun 2017. Peningkatan ini mengindikasikan bahwasanya akan terjadi keadaan baik bagi perusahaan, hal ini
dikarenakan dari rasio itu dapat diketahui bahwa konstribusi piutang terhadap penjualan mengalami penurunan, sehingga perusahaan
lebih banyak mendapatkan uang kas dari penjualannya, dan uang tersebut dapat digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan tersebut.
Sedangkan hasil perhitungan kami terhadap PT. Tirta mengindikasikan bahwa terjadi penurunan konstribusi piutang terhadap
penjualan yang dilakukan oleh PT. Tirta mengalami peningkatan, dan hal ini menginformasikan bahwa uang kas yang harusnya
diterima perusahaan dari kegiatan penjualan, dialihkan menjadi piutang semakin besar, hal ini disebabkan karena menurunnya
jumlah penjualan dan juga naiknya jumlah piutang, sehingga menyebabkan angka receivable rasionya menjadi turun.
Dari analisis keduanya, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hal receivable rasio, PT. Sumalindo lebih baik daripada PT. Tirta,
dimana trend PT Sumalindo adalah mengalami peningkatan, sedangkan PT. Tirta mengalami penurunan kinerja.
4. Days Sales Outstanding Ratio
Hampir sama dengan rasio nomor sembilan, dimana ketika angkanya semakin kecil maka akan lebih baik. Dari hasil oerhitungan
kelompok kami, PT. Sumalindo mengalami penurunan, sedangkan PT Tirta mengalami peningkatan.
5. Fixed Asset Turn over Ratio
Dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh kelompok kami, dapat diketahui bahwasanya Fixed asset Turn over dari PT. Sumalindo
mengalami penurunan sebesar 0,07 atau 7% dari 1,29 ditahun 2016 menjadi 1,22 ditahun 2017. Penurunan ini disebabkan karena
saldo dari penjualan mengalami penurunan dan diikuti dengan menurunnya jumlah aktiva tetap, jadi walaupun mengalami
penurunan, pada dasarnya hal ini wajar saja dan tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja perusahaa.
Sedangkan hasil analisis kelompok kami terhadap PT. Tirta, juga menemukan trend penurunan, yaitu dari angka 3,27 ditahun 2016,
menjadi 2,95 ditahun 2017. Hal ini menunjukkan angkanya menurun secara signifikan yaitu sebesar 0,32, penurunan ini disebabkan
oleh menurunnya kinerja perusahaan, hal ini dapat kita lihat pada menurunnya angka penjualan yang diikuti dengan naiknya angka
fixed asset, hal ini jelas mendefinisikan, bahwasannya asset tetap yang dimiliki oleh perusahaan, belum begitu mampu untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal memperoleh laba atau meningkatkan penjualannya.
Dari keduanya dapat disimpulkan bahwa, PT. Sumalindo memilki Fixed asset turn ratio yang lebih baik jika dibandingkan dengan
fixed asset turn over yang dimiliki oleh PT. Tirta.
6. Total Assets Turn Over Ratio
Dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh kelompok kami, dapat diketahui bahwasanya Fixed asset Turn over dari PT. Sumalindo
mengalami penurunan sebesar 0,01 atau 1% dari 0,8 ditahun 2016 menjadi 0,79 ditahun 2017. Penurunan ini disebabkan karena
saldo dari penjualan mengalami penurunan dan diikuti dengan menurunnya jumlah asset yang dimiliki oleh perusahaan, jadi
walaupun mengalami penurunan, pada dasarnya hal ini wajar saja dan tidak begitu berpengaruh terhadap kinerja perusahaa.
Sedangkan hasil analisis kelompok kami terhadap PT. Tirta, juga menemukan trend penurunan, yaitu dari angka 1,03 ditahun 2016,
menjadi 0,92 ditahun 2017. Hal ini menunjukkan angkanya menurun secara signifikan yaitu sebesar 0,11, penurunan ini disebabkan
oleh menurunnya kinerja perusahaan, hal ini dapat kita lihat pada menurunnya angka penjualan yang diikuti dengan naiknya angka
total asset yang dimiliki, hal ini jelas mendefinisikan, bahwasannya asset asset yang dimiliki oleh perusahaan, belum begitu mampu
untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal memperoleh laba atau meningkatkan penjualannya. Dari keduanya dapat
disimpulkan bahwa, PT. Sumalindo memilki Total asset turn over yang lebih baik jika dibandingkan dengan total asset turn over
yang dimiliki oleh PT. Tirta.

Rasio Profitabilitas
1. ROA
Dari analisis dan perhitungan yang dilakukan oleh kelompok kami, dapat diuraikan bahwasannya Return on Asset dari PT
Sumalindo mengalami peningkatan dari tahun 2016 yang hanya sebesar 0,06 menjadi 1,41 ditahun 2017, dari angka ini dapat
dihitung kenaikannya sangatlah signifikan yaitu sebesar 1,35 atau 135%, hal ini mendefinisikan bahwasanya kemampuan asset
perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami peningkatan kinerja. Sedangkan PT Tirta juga mengalami hal yang sama, yaitu
meningkat sebesar 1,13 atau 113 %, dari angka 0,03 ditahun 2016 menjadi 1,16 ditahun 2017. Ini mengindikasikan bahwasannya
asset yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara optimal dalam rangka menaikkan laba perusahaan. Dari keduannya dapat
disimpulkan bahwa PT. Sumalindo memiliki ROA yang lebih baik dibandingkan dengan PT. Tirta, hal ini disebabkan oleh hasil
perhitungan kami, dan juga data yang ada di laporan keuangannya.

2. ROE
Dari perhitungan yang dilakukan oleh kelompok kami, diketahui bahwa ROE dari PT Sumalindo mengalami dari - 0,37
ditahun 2016 menjadi 0,013 ditahun 2017. Artinya modal yang dimiliki oleh perusahaan telah digunakan secara optimal untuk
menghasilkan laba, dan menutup kerugian dari tahun sebelumnya (saldonya minus).
Sedangkan PT. Tirta juga mengalami penurunan dari angka 0,22 menjadi 0,00116 yang disebabkan opleh turunnya laba yang
diperoleh dan diikuti dengan naiknya ekuitas yang dimiliki, artinya bahwa PT. Tirta belum mampu mengoptimalkan modal
yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dari keduanya dapat disimpulkan bahwasannya PT. Sumalindo memiliki pertumbuhan
ROE yang lebih baik.
3. Net Profit Margin
Dari analisis kelompok kami, dapat kami simpulkan bahwa PT sumalindo memiliki Net Profit Margin yang mengalami
kenaikan dari 0.07 menjadi 1,77. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya laba yang diperoleh dan juga stabilnya angka
penjualan, maknanya PT Sumalindo telah mampu menekan beban – beban Operasional. Sedangkan PT Tirta, memiliki trend
penurunan dari angka 0,034 menjadi 0,001 dimana hal ini disebabkan karena laba yang dihasilkan menurun jumlahnya, namun
tidak diikuti dengan menurunnya penjualan, jadi ini mengindikasikan bahwasannya konstribusi penjualan terhadap laba
mengalami penurunan, bisa saja hal ini disebabkan karena naiknya COGS dan naiknya beban operasional perusahaan.
4. Operating profit margin
Dari perhitungan dan analisis kelompok kami, kami menyimpulkan bahwasannya PT. Tirta memiliki Operating Profit margin
yang lebih buruk diandingkan dengan PT. Sumalindo hal ini bisa kita lihat pada hasil perhitungan, dimana PT. Tirta
mengalami penurunan, sedangkan PT. Sumalindo mengalami kenaikan yang signifikan.
5. Gross profit margin
Dari perhitungan dan analisis kelompok kami, kami menyimpulkan bahwasannya PT. Tirta memiliki gross Profit margin yang
lebihbaik diandingkan dengan PT. Sumalindo hal ini bisa kita lihat pada hasil perhitungan, dimana PT. Tirta mengalami
penurunan, sedangkan PT. Sumalindo mengalamipenurunan lebih besar dibanding PT. Tirta yaitu sebesar 7 %, sedangkan PT.
Tirta hanya 6%.
6. Basic earning power
Dari perhitungan dan analisis kelompok kami, kami menyimpulkan bahwasannya PT. Tirta memiliki Basic earning power
yang lebih buruk diandingkan dengan PT. Sumalindo hal ini bisa kita lihat pada hasil perhitungan, dimana PT. Tirta
mengalami penurunan, sedangkan PT. Sumalindo mengalamikenaikan walaupun hanya 0,0001, sedangkan PT. Tirta
mengalami penurunan yang sangat signifikan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari diskusi kelompok kami adalah, bahwasanya secara keseluruhan kinerja, PT Sumalindo lebih baik daripada
PT. Tirta. Hal ini terceermin dari berbagai analisis yang ada dan menghasilkan bahwa PT. Sumalindo lebih baik daripada PT.
Tirta.
Akan tetapi, kita tidak dapat memutuskan secara sepihak, dalam menentukan perusahaan mana yang lebih baik, kita harus
melihat dari sudut pandang apa penilaiannya.

BIBILOGRAPHY
Sumarni, Murti, John Suprihanto. Pengantar Bisnis (Dasar – Dasar Ekonomi Perusahaan). Edisi ke -6. Yogyakarta : Liberty
Yogyakarta.
Sudana, I Made, 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan edisi 2. Jakarta : Erlangga.
Warren. Carl S, et all. 2014. Accounting 25th edition. South western : Cengange Learning.

Anda mungkin juga menyukai