LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS
PADA NY.L G3P2A0 DENGAN UMUR KEHAMILAN 36-37 MINGGU DI RUANG
ALAMANDA A RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG Tugas ini ditunjukkan untuk memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Maternitas yang di bimbing oleh Ibu Ariani Fatmawati, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat
Disusun Oleh : Anisa Santri Yanti 012016054
STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG PRODI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JL. KH. Ahmad Dahlan Dalam, No. 6, 4026 2019 A. Definisi Plasenta previa totalis adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu padasegmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. (FKUI, 2000). Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostenutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim (Cunningham 2006). Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yakni pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan/ostium uteri internal (OUI). B. Klasifikasi Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu atau derajat abnormalitas tertentu, yaitu:
1. Plasenta previa totalis
Bila ostium internum servisis seluruh pembukaan jalan lahir tertutupi oleh plasenta. 2. Plasenta previa lateralis Ostium internum servisis bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta. 3. Plasenta previa marginalis Plasenta previa marginalis memang tidak menutupi jalan lahir saat sedang terjadi proses persalinan. Ini dikarenakan yang tertutup hanya bagian tepi bagian dalam jalan lahir saja. 4. Plasenta previa letak rendah/ Low-lying plasenta Bila plasenta berada3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir. C. Etiologi Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah mencakup: 1. Perdarahan (hemorrhaging) 2. Usia lebih dari 35 tahun 3. Multiparitas 4. Pengobatan infertilitas 5. Multiple gestation 6. Erythroblastosis 7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya 8. Keguguran berulang 9. Status social ekonomi yang rendah 10. Jarak antara kehamilan yang pendek 11. Merokok Penyebab plasenta previa secara pasti sulit ditentukan, tapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa, misalnya bekas operasi rahim (bekas sesar, atau opersi mioma), sering mengalami infeksi rahim (radang panggul), kehamilan ganda, pernah plasenta previa, atau kelainan bawaan rahim. D. Tanda Dan Gejala 1. Perdarahan tanpa nyeri 2. Perdarahan berulang 3. Warna perdarahan merah segar 4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah 5. Timbulnya perlahan-lahan 6. Waktu terjadinya saat hamil 7. His biasanya tidak ada 8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi 9. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina 10. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul 11. Presentasi mungkin abnormal Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah pendarahan tanpa nyeri biasanya baru terlihat setelah trimester kedua atau sesudahnya. Penyebab pendarahan karena plasenta terletak pada ostium internum, pembentukan segmen bawah uterus dan dilatasi ostium internum tanpa bias diletakkan akan mengakibatkan robekan pada tempat pelekatan plasenta yang diikiuti oleh pendarahan dari pembuluh-pembuluh darah uterus. Pendarahan tersebut diperberat dengan ketidakmampuan serabut-serabut otot miometrium segmen bawah uterus untuk mengadakan kontaksi dan retraksi agar bisa menekan pembuluh darah yang rupture sebagaimana terjadi secara normal ketika terjadi pelepasan plasenta dari dalam uterus yang kosong pada kala tiga persalinan. Akibat pelekatan yang abnormal seperti terlihat pada plasenta akreta, atau akibat daerah pelekatan yang sangat luas, maka proses perlekatan plasenta kadangkala terhalang dan kemudian dapat terjadi pendarahan yang banyak setelah bayi dilahirkan. Pendarahan dari tempat implantasi plasenta dalam segmen bahwa uterus dapat berlanjut setelah plasenta dilahirkan, mengingat segmen bahwa uterus lebih cenderung memiliki kemampuan kontraksi yang jelek dibandingkan korpus uteri. Sebagai akibatnya, pembuluh darah memintas segmen bahwa kurang mendapat kompresi. Pendarahan dapat terjadi pula akibat laserasi pada pada bagian bawah utrerus dan serviks yang rapuh, khususnya pada usaha untuk mengeluarkan plasenta yang melekat secara manual. E. Faktor Predisposisi Dan Presipitasi Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah: 1. Melebarnya pertumbuhan plasenta: a. Kehamilan kembar (gemeli) b. Tumbuh kembang plasneta tipis 2. Kurang suburnya endometrium: a. Malnutrisi ibu hamil b. Melebarnya plasenta karena gemeli c. Bekas seksio sesarea d. Sering dijumpai pada grande multipara 3. Terlambat implantasi: a. Endometrium fundus kurang subur b. Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang siap untuk nidasi F. Patofisiologi Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi pendarahan G. Komplikasi Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah sebagai berikut: 1. Pada ibu dapat terjadi: a. Pendarahan tinggi syok akibat pendarahan b. Anemia karena pendarahan c. Plasentitis d. Endometritis pasca persalinan 2. Pada janin dapat terjadi: a. Persalinan premature b. Asfiksia berat H. Penatalaksanaan 1. Konservatif bila: a. Kehamilan kurang 37 minggu b. Pendarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal) c. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh perjalanan selama 15 menit) Perawatan konservatif berupa: a. Istirahat b. Memberikan hematinik dan spasmolitik untuk mengatasi anemia c. Memberikan antibiotic bila ada indikasi d. Pemeriksaan USG, Hb, dan Ht 2. Penanganan aktif bila: a. Pendarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan b. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih c. Anak mati Penanganan aktif berupa: a. Persalinan per vagina b. Persalinan per abdominal Penderita disiapkan untuk pemeriksaan dalam diatas meja operasi yakni dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan: a. Plasenta previa marginalis b. Plasenta previa letak rendah c. Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang, kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka lakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam bila gagal drips. Bila terjadi perdarahan banyak, lakukan seksio sesar. 3. Penangan pasif a. Tipe pendarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera dikirim ke RS tanpa dilakukan suatu manipulasi/UT. b. Apabila pendarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartus, kehamilan belum cukup 37 minggu/berat badan janin kurang dari 2.500 gram persalinan dapat ditunda dengan istirahat, obat-obatan, spasmolitik, progestin, observasi teliti. c. Siapkan darah untuk transfuse darah, kehamilan dipertahankan setua mungkin supaya tidak premature d. Bila ada anemia, transfuse dan obat-obatan penambah darah Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta previa dan janin premature tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas penundaan persalinan dengan menciptakan suasana yang memberikan keamanan sebesar-besarnya bagi ibu maupun janin. Perawatan di rumah sakit yang memungkinkan pengawasan ketat, pengurangan aktifitas fisik, penghindaran setiap manipulasi intravaginal dan tersedianya segera terapi yang tepat, merupakan tindakan yang ideal. Terapi yang diberikan mencakup infuse larutan elektrilit, transfuse darah, persalinan sesarea dan perawatan neonates oleh ahlinya sejak saat dilahirkan. Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan kedalam dua kategori, yaitu persalinan sesarea atau per vaginam. 1. Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinkan uterus untuk berkontraksi sehingga perdarahan berhenti 2. Persalinan sesarea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi serviks yang merupakan komplikasi serius persalinan per vaginam pada plasenta previa totalitas srta parsial. I. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan 1. Karena terhalang oleh plasenta maka bagian terbawah janin tidak dapat masuk PAP, kesalahan-kesalahan letak, letak sungsang, letak lintang, letak kepala mengapung. 2. Sering terjadi partus premature, rangsangan koagulum darah pada servix, jika banyak plasenta yang lepas kadar progesterone menurun dan dapat terjadi His, pemeriksaan dalam. J. Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Partus 1. Letak janin yang tidak normal, partus akan menjadi patologis 2. Bila pada plasenta previa lateralis, ketuban pecah/dipecahkan dapat terjadi prolaps funkuli 3. Sering dijumpai inserasi primer 4. Perdarahan K. PRC (Packed Red Cell) 1. Definisi PRC adalah sel darah merah pekat berisi eritrosit, trombosit, leukosit dan sedikit plasma. PRC didapatkan dengan memisahkan sel darah merah dari plasma, sehingga didapatkan sel darah merah dengan nilai hematokrit tinggi (69-70%). 2. Indikasi PRC diberikan kepada pasien yang mengalami anemia dengan defisiensi hanya pada sel darah merah saja. Fungsi PRC sebagai pembawa oksigen (seperti eritrosit), sehingga pada anemia dapat ditingkatkan oksigenasi jaringan tanpa harus membebani tubuh dengan volume yang berlebih. 3. Rumus dosis dan cara pemberian PRC Pada orang dewasa 1 unit PRC dapat meningkatkan Hb sekitar 1g/dl. Atau kalau digunakan hematokrit sebagai indicator, kira-kira dapat meningkatkan 3- 4%/kantong PRC. (Hb target – Hb saat ini) x BB x 3 (Jenis Darah PRC)) L. WB (Whole Blood) 1. Definisi Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Transfuse darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan massif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. 2. Indikasi Pasien dengan perdarahan massif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume dari total 3. Rumus WB (Hb target – Hb saat ini) x BB x 6 (Jenis Darah WB))