Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler(CIS) dan cairan
ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari
tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial, dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah
cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Perbandingan CIS dengan CES: Dewasa = 2:1; Anak-Anak = 3:2; Bayi = 1:1.
Pada tubuh terdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi cairan
tubuh manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi sekitar 75%,
anak 70%, pria dewasa 57%, wanita dewasa 55% dan dewasa tua 45% dari berat tubuh total.
Persentasi yang bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-
paru dan gastrointestinal.
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan
cairan dan elektrolit.
2. Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas.
3. Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water
loss ± 400ml/hari.
4. Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan yang berperan dalam mengeluarkan
cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang
hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari.
Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang
dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem
aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.

B. Jenis Cairan
1. Cairan zat gizi (nutrien)
Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan nutrien
dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, Nitrogen dan vitamin untuk
metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori
perliter.
Cairan nutrien terdiri atas :
 Karbohidrat dan air
Asam amino
 Lemak

Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Air pada Anak


UMUR BB ( Kg ) AIR TOTAL 24 Jam( ml ) NUTRIEN 24 Jam( ml )
1 Tahun 9,5 1350 – 1500 120 – 135
2 Tahun 11,8 1600 – 1800 115 – 125
4 Tahun 16,2 1800 – 2000 100 – 110
6 Tahun 20,0 2000 – 2500 90 – 100
10 Tahun 28,7 2200 – 2700 70 – 85
14 Tahun 45,0 2200 – 2700 50 – 60
2. Blood volume expanders
Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah
sesudah kehilangan darah atau plasma.

C. Rumus Berat Cairan Pada Anak


Tabel 2.Kebutuhan air pada anak:
BERAT BADAN KEBUTUHAN AIR/ HARI
1- 10 KG 100 ML/ KG BB
11- 20 KG 1000 ML + 50 ML / KG DIATAS BB 10 KG
> 20 KG 1500 ML + 20 ML / KG DIATAS BB 20 KG

Kebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:


 Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka kebutuhan
cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari.
 Pada anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan ditambah 50 ml
per Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000 ml ditambah 5 x 50 ml
maka menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan cairannya
 Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml pada 20 kg
pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, misal seseorang dengan BB 40 Kg, maka 20 kg
pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga kebutuhan
cairan seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900 ml/hari
Contoh soal:
1. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 7 kg?
Diketahui: kebutuhan air/hari untuk BB 1-10 kg = 100 ml/kg BB
Jawab : 7 kg x 100 ml/kg = 700 ml/hari
2. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 12 kg?
Diketahui:
 Kebutuhan air/hari untuk BB 11-20 kg = 1000 ml + 50 ml/ kg
 12 kg = 10 kg + 2 kg = 1000 ml + 2 kg
Jawab : 1000 ml + (2 kg x 50 ml) = 1000 + 100 = 1100 ml/hari
3. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 50 kg?
Diketahui:
 Kebutuhan air/hari untuk BB > 20 kg = 1500 ml + 10 ml/kg
 50 kg = 20 kg + 30 kg = 1500 ml + 30 kg
Jawab: 1500 ml + (30 kg x 20 ml) = 1500 + 600 = 2100 ml/hari

D. Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan


1. Hipovolume atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan
pengeluaran cairan.
Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu:
a. Dehidrasi isotonic, terjadi jika kekurangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang.
b. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada
elektrolitnya.
c. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.
2. Hipervolume atau overhidrasi
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu, hipervolume
(peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).

E. Intake dan Out Put


1. Intake Cairan
Tabel 3. Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan
No. Umur BB (kg) Kebutuhan Cairan (ml)
2. 1 tahun 9,5 1150 – 1300
3. 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4. 6 tahun 20 1800 – 2000
5. 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6. 14 tahun 45 2200 – 2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan
yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh gastrointestinal.
2. Output Cairan
Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius merupakan
proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500
ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat
kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan
keseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi. Pada orang
dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per
hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. IWL
Dewasa : 15 cc/kg BB/hari. Sedangkan IWL Anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari
Tabel 4. Besar IWL menurut usia.
Usia Besar IWL (mg/kg BB/hari)
Baru lahir 30
Bayi 50-60
Anak-anak 40
Remaja 30
Dewasa 20

c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari
anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Hal hal yang perlu di perhatikan:
1) Rata-rata cairan per hari
a) Air minum : 1500-2500 ml
b) Air dari makanan :750 ml
c) Air dari hasil oksidasi atau metabolisme :200 ml
2) Rata- rata haluaran cairan per hari
a) Urin : 1400 -1500 ml
b) Iwl
c) Paru : 350 -400 ml
d) Kulit : 350 400 ml
e) Keringat : 100 ml
f) Feses : 100 -200 ml

F. Mengukur Intake Dan Output


1. Definisi
Merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh (intake) dan
mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh (out put).
2. Tujuan
Menentukan status keseimbangan cairan tubuh dan tingkat dehidrasi klien.
3. Prosedur
a. Menentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, terdiri dari air minum, air
dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme), cairan intra vena.
b. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, terdiri dari urine, keringat, feses,
muntah, insensible water loss (IWL).
c. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus : INTAKE = OUTPUT.
d. Mendokumentasikan

G. Kebutuhan Elektrolit
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen,
nutrient, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion.
1. Komposisi elektrolit
Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :
Natrium : 135 – 145 m Eq/L
Kalium : 3,5 - 5,3 m Eq/L
Klorida : 100 – 106 m Eq/L
Bikarbonat arteri : 22 - 26 m Eq/L
Bikarbonat vena : 24 - 30 m Eq/L
Kalsium : 4 – 5 m Eq/L
Magnesium : 1,5 - 2,5 m Eq/L
Fosfat : 2,5 - 4,5 mg/100ml

2. Jenis Cairan Elektrolit


Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap.
Cairan saline terdir dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik.
Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.

3. Gangguan /Masalah Kebutuhan Elektrolit


a. Hiponatremia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah
yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual,
muntah dan diare.
b. Hipernatremia, suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai
dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit
membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.
c. Hipokalemia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia
ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare
berkepanjangan.
d. Hiperkalemia, merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan
ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia
dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan, dll.
e. Hipokalsemia, merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia
ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll.

H. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


1. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia berpengaruh
terhadap proporsi tubuh, luas ermukaan tubuh, kebutuhan metabolic, serta berat badan. Bayi
dan anak di masa pertumbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan
orang dewasa. Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga
lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak
juga dipengaruhi oleh laju metabolic yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum
matur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran
cairan yang besar dari kulit dan pernapasan.
Tabel 3. Perkiraan kebutuhan cairan tubuh berdasarkan usia.
Usia Berat badan (kg) Kebutuhan (ml)/24 jam
3 hari 3,0 250-300
1 tahun 9,5 1150-1300
2 tahun 11,8 1350-1500
6 tahun 20,0 1800-2000
10 tahun 18,7 2000-2500
14 tahun 45,0 2200-2700
18 tahun 54,0 2200-2700

2. Temperature yang tinggi


Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup
banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

3. Diet
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan yang
tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi penggerakan cairan dari interstisial ke interseluler,
yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.

4. Stress
Stress dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses
peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme
sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium
dan air.

5. Sakit.
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaikinya sel
membutuhkan proses pemenuhan cairan yang cukup.

I. Penyebab Terjadinya Gangguan Keseimbangan pada Cairan Tubuh dan Elektrolit


1. Diare
Diare adalah frekwensi buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali, dalam satu
hari .Biasanya berlangsung dua hari atau lebih, selain itu tinja atau feses penderita masih
memiliki kandungan air berlebihan, kira – kira 200 gram.Diare merupakan keadaan yang
paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar.Di seluruh dunia, 4 juta
anak-anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.

2. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulusginjal akibat infeksi kuman umumnya
bakteristreptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia atau edema.
Uremia adalah masuknya kembali urine (C5H4N4O3) dan urea ke dalam pembuluh darah
sedangkan edema adalah penimbunan air di kaki karena terganggunya reabsorpsi air.

3. Anoreksia
Anoreksia nervosa(AN) adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan
untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap
peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang.Karena kekurangan asupan
makan inilah, tubuh mengalami kekurangan garam mineral yang berakibat terjadi
ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh penderita.

4. Gagal ginjal akut (GGA)


Gagal ginjal adalah keadaan dimana ginjal tidak dapat melakukan kerja sesuai dengan
fungsinya. Berkaitan dengan keseimbangan cairan, dengan ketidakmampuan ginjal
melakukan fungsinya maka keseimbangan cairan dalam darah tidak akan di filtrasi ataupun di
reabsorbsi oleh ginjal sehingga cairan tersebut masih akan bercampur dalam darah.

5. Gangguan pernafasan seperti kanker oesofagus


Pada kasus kanker oesofagus maka akan menganggu system pencernaan terutama proses
penelanan makanan yang mengandung garam mineral dan air.

J. Tindakan Untuk Mengatasi Masalah/Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan


dan elektrolit
1. Pemberian cairan melalui infuse
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena
yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infuse. Tindakan ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian
makanan.
a. Persiapan Bahan dan Alat :
Standar infuse
Perangkat infuse
Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Jarum infus/ abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
Pengalas
Tourniquet/pembendung
Kapas alkohol 70%
Plester
Gunting
Kasa steril
Betadine
Sarung tangan
b. Prosedur Kerja :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
Hubungakan cairan dan perangkat infuse dengan menusukkan ke dalam botol infuse (cairan).
Isi cairan ke dalam perangkat infuse dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan
tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan keluar udaranya.
Letakkan pengalas
Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
Gunakan sarung tangan
Desinfeksi daerah yang akan ditusuk.
Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abocath.
Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus.
Buka tetesan.
Lakukan desinfeksi dengan betadineŒ dan tutup dengan kasa steril.
Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester.
Catat respons yang terjadi.
Cuci tangan
c. Cara menghitung tetesan infuse untuk anak:

Tetesan per menit (mikro)=(Jumlah cairan yang masuk)/(Lamanya infus (jam) )

Contoh: seorang pasien anak memerlukan rehidrasi dengan 250 ml infuse dalam waktu 2 jam,
maka tetesan permenit adalah:
Jumlah tetesan/menit =250/2=125 tetes mikro/menit.

2. Transfusi Darah
Transfusi darah merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan seperangkat alat transfusi pada pasien yang membutuhkan darah. Tujuannya
untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Standar infuse
2) Perangkat transfuse
3) NaCl 0,9%
4) Darah sesuai dengan kebutuhan pasien
5) Jarum infus/abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
6) Pengalas
7) Tourniquet/pembendung
8) Kapas alcohol 70%
9) Plester
10) Gunting
11) Kasa steril
12) Betadine
13) Sarung tangan
b. Prosedur Kerja :
o Cuci tangan
o Jelaskan pada pasien mengenai proosedur yang akan dilakukan.
o Hubungkan cairan NaCl 0,9% dan seperangkat transfuse dengan menusukkannya.
o Isi cairan NaCl 0,9% ke dalam perangkat transfusi dengan menekan bagian ruang tetesan
hingga ruangan tetesan terisi sebagian. Kemudian buka penutup, hingga selang terisi dan
udaranya keluar.
o Letakkan pengalas.
o Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
o Gunakan sarung tangan
o Desinfeksi daerah yang akan disuntik
o Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
o Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abocath.
o Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang tranfusi.
o Buka tetesan.
o Lakukan desinfeksi dengan betadineΠdan tutup dengan kasa steril.
o Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester.
o Setelah NaCl 0,9% masuk sekitar ± 15 menit, ganti dengan darah yang sudah disiapkan.
o Darah sebelum dimasukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas pasien, jenis golongan
darah dan tanggal kadaluwarsa.
o Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian transfusi.
o Catat respons yang terjadi.
o Cuci tangan

K. Perhitungan Kebutuhan Cairan Pada Anak Menurut WHO


1. < 2 tahun
System 24 jam
4 jam I : 5 tts / KgBB / menit
20 jam II : 3 tts / KgBB / menit

2. > 2 tahun
System 8 jam
1 jam I : 10 tts / KgBB / menit
7 jam II : 3 tts / KgBB / menit

3. PEM
System 24 jam
1 jam I : 7 tts / KgBB / menit
13 jam II : 1½ tts / KgBB / menit

L. Menghitung Balance Cairan Pada Anak


Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air
Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT.
Otsuka Indonesia yaitu:
Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari

Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x
cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari

CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut
ibunya: “rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi
malam berdarah” Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah,
kesadaran composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki,
Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; muntah /24 jam 100 cc;
BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr
terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000 cc
Infus : 1000 cc
AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)
————————-
2112 cc

Out put cairan: Muntah : 100 cc


Urin : 1000 cc
IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg
—————————–
1478 cc
Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam
2112 cc – 1478 cc
+ 634 cc

Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C !


Penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus:
IWL + 200 ( Suhu Tinggi – 36,8 °C) 36,8 °C adalah konstanta.
IWL An X = 378 + 200 (39,8 °C – 36,8 °C)
378 + 200 (3)
378 + 600
978 cc
Maka output cairan An X = Muntah : 100 cc
Urin : 1000 cc
IWL : 978 cc +
————————-
2078 cc
Jadi Balance cairannya = 2112 cc – 2078 cc = 34 cc.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penderita anak sering mengalami gangguan homeostasis, termasuk homeostasis air dan
elektrolit. Perbaikan maupun perburukan keadaan klinis berjalan parallel dengan perubahan-
perubahan pada variable fisiologis.
Total cairan tubuh dapat diperkirakan dari berat badan. Kebutuhan rumatan air dan
elektrolit tergantung pada banyaknya air yang keluar melalui urine, feses, dan insensible
losses. Jumlah total air dan elektrolit dalam tubuh merupakan hasil dari pengaturan
keseimbangan antara intake dan output.
Penatalaksanaan cairan dan elektrolit pada penderita anak didasarkan pada prinsip-prinsip
fisiologi. Meskipun demikian ini tidaklah sama halnya dengan membuat normal semua
variable fisiologis, tetapi harus mempertimbangkandasar penyebab gangguannya. Kegagalan
dalam melakukan ini dapat mengakibatkan harm kepada penderita.

B. SARAN
Kebutuhan cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, oleh karena itu kita
sebagai manusia harus selalu bisa menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Jika terdapat
ketidakseimbangan dalam cairan dan elektrolit di dalam tubuh akan berakibat pada
terganggunya semua sistem yang berkerja karena ketidakseimbangan ini akan langsung
mengganggu kerja sel yang merupakan penyusun terkecil dari jaringan. Penjagaan
keseimbangan cairan dalam tubuh ini bisa dimulai dengan minum air putih 18 gelas sehari.
Karena lebih baik mencegah daripada mengobati.

DAFTAR PUSTAKA

Lorin, Martin I. _____. Kumpulan Soal-soal Pediatri. Jakarta: EGC.


Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tamsuri, Anas. _____. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Jakarta: EGC.
Uliyah,Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Kebidanan Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
_____________. _____. Terapi Inravena. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai