Anda di halaman 1dari 2

Beberapa peraturan pengukuran kayu bulat rimba Indonesia, yaitu :

(1) Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No.2442/A2/DD/1970 tentang Peraturan


Pengukuran dan Pengujian dan Tabel Isi KBRI.
(a) Panjang :
 diukur dalam satuan meter dengan kelipatan 10 cm.
 ukuran panjang diberikan spilasi (trim allowance) sebesar 10 cm.

(b) Diameter :
 diukur dalam satuan cm dengan kelipatan 1 cm penuh.
 kedua bontos diukur tanpa kulit.
 pengukuran bontos (penampang lintang).
- pertama ukur diameter terkecil pada salah satu bontos melalui titik pusat (d1).
- kemudian ukur diameter melalui titik pusat bontos tegak lurus d1 (d2).
- ukur diameter pada bontos yang lain dengan cara yang serupa (d3 dan d4).

(c) Volume (Isi) : didasarkan pada sistem Brereton metrik (actual volume = true volume)

Perlu diingat! Isi kayu bulat Indonesia ditetapkan berdasarkan rumus Brereton Metrik yang
menghitung isi sebenarnya kayu bulat atas dasar silinder khayal.

(2) SNI 1987 (Standar Nasional Indonesia 01-0187-1087) tentang Peraturan Pengukuran dan
Tabel Isi Kayu Bulat Rimba. Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan no.2442/A-2/DD/1970.

(3) SNI 2000 (SNI 01-5007.3-2000) merevisi SNI 01-0190-1987. Awalnya merupakan
Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No. 99/Kpts/DJ/I/1975, tentang Petunjuk Teknis
Pengujian Kayu Bundar Rimba. (Perevisi : Pusat Standardisasi dan Lingkungan Kehutanan dan
Perkebunan

Anda mungkin juga menyukai