Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE TRIMESTER 3

A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi atas 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, trimester ke-2 dari bulan keempat sampai 6
bulan, dan triwulan ke-3 dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Padila,
2014).

2. Anatomi

Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan.


Menurut George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil
antara lain:

1
a. Uterus

Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang


paling nyata pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon
estrogen dan progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan
hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan
peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari
jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat
terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga
disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik.
Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding
uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai
perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan
Hegar.
b. Payudara

Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang


dihasilkan oleh plasenta menimbulkan perubahan pada payudara
(tegang dan membesar), pigmentasi kulit dan pembesaran uterus.
Adanya chorionic gonadotropin (hCG) digunakan sebagai dasar uji
imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin (Human Placental
Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang
pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai
perubahan metabolik yang mengiringinya.

Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan


sistem penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron
berperan dalam perkembangan sistem alveoli kelenjar susu.
Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan
menyebabkan sensasi noduler pada payudara. Chorionic
somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan pembesaran
payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif
terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan),
pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat
atau dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12
minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea berupa tuberkel Montgomery
atau folikel disekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua bulan
pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari payudara dapat
menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada
kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah
kulit payudara.

c. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan
dikaitkan dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah
yang berlebihan atau hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini
juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan
karena berbagai penyebab metabolik lain dapat pula menimbulkan
gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan
normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama.
3. Fisiologi
a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya
mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia
kehamilan muda disebut morning sickness tetapi mual muntah ini
dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14
mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai
kehamilan trimester kedua dan ketiga.

b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada
jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.

c. Sering buang air kecil


Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan,
karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan
relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun
keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan
nutrisi yang lebih baik saat hamil.

e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil
pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke
tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke
posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa
sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada
biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.
Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala.

f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk
yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah
normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal
dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim
dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.

g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa
kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan
berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim
telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua
karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran
rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh
menahan air

B. Konsep Antenatal Care Trimester 3


1. Pengertian
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi yang
dihitung dari hari pertama haid (HPHT) sampai lahirnya janin
(Prawirohardjo Sarwono, 2016).
Pada trimester 3 umur kehamilan antara 28-42 minggu (Arief
Manjojoer, 2015). Ini merupakan waktu untuk menyiapkan kelahiran
dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada
kehadiran bayi, sehingga disebut sebagai periode penantian (
Kusmiyati, 2015).

2. Perubahan Anatomi dan Fisiologis


1. Uterus
Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram
(normal 20 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada
kehamilan 28 minggu fundus uterus terletak kira0kira 3 jari di atas
pusat atau 1/3 jarak antara antara pusat ke prosesus xipoedeus.
Pada kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak ½ pusat dengan
psrosesus xipoedeus. Pada kehamilan 36 minggu fundus uterus
berada kira-kira 1 jari dibawah prosesu xipoedeus. Bila
pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri 28 minggu
adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm, pada 36 minggu
adalah 30 cm.
2. Vagina dan Vulva
Akibat hormon estrogen mengalami perubahan adanya
hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vilva tampak
lebih merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick), cairan vagina
mulai meningkat dan lebih kental.]
3. Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepas dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu
Estrogen dan Progesteron.
4. Sirkulasi Darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat
kecenderungan peningkatan tekanan darah. Sama halnya dengan
pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi
vena tungkai yang berpengaruh pada kehamilan lanjut karena
terjadi obstruksi aliran balik vena, akibat tingginya tekanan darah
yang kembali dari uterus, keadaan ini menyebabkan varises pada
vena tungkai.
5. Sistem respirasi elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran
uterus, diafragma naik 4 cm. Kondisi ini menyebabkan ibu bernafas
pendek dan sering terjadi pada 60 % wanita hamil.
6. Sistem Pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung
meningkat hal ini yang menyebabkan pengeluaran air liur
berlebihan (hipersaliva), daerah lambung terasa panas dan mual
muntah. Pengaruh estrogen menimbulkan gerakan usus makin
berkurang dan dapat menyebabkan sembelit.
7. Sistem perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih
karena kepala janin turun ke pintu atas panggul, desakan ini
menyebabkan kandung kemih terus terasa penuh. Akibat terjadinya
hemodiaksi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga
pembentukan urin pun bertambah.

3. Tanda Subyektif dan Obyektif


a. Tanda Subyektif :
1) 29-33 Minggu
a) Fatigue
b) Ansietas tentang masa depan
c) Mimpi buruk
d) Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan fisik
2) 34-38 Minggu
a) Sakit punggung, perubahan gaya berjalan
b) Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
c) Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivilen
3) Sebelum kelahiran
a) Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
b) Sakit perut bagian bawah
b. Tanda Obyektif :
1) 29-33 Minggu
a) Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild
hiatus hernia dan muntahan asam perut ke dalam esofagus.
b) Kontraksi braxton-hick
c) Fundus terletak diantara umbilikus dari xipoid
2) 34-38 Minggu
1) Hearburn (pirosis, nyeri dada)
2) Nyeri pada tulang belakang bagian bawah
3) Konstipasi
4) Edema kaki
5) Hemoroid (wasir)
3) Sebelum Kelahiran
Fundus ada di bawah diafragma sampai kepala janin masuk ke
dalam rongga panggul, kemudian perut kelihatan maju ke depan
(Dickason, 1997).

4. Patofisiologi
a. Persalinan prematuris
b. Kehamilan ganda (kembar)
c. Perdarahan placenta previa
d. Perdaarahan solusio plasenta
e. Kehamilan dengan ketuban pecah dini
f. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim
g. Kehamilan lewat waktu persalinan
h. Kehamilan dengan pre-eklamsia dan eklamsia
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
b. Kardiografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
c. Amniocentesis : Pemeriksaan sitologi air ketuban.
d. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
e. Uji Oksigenasi : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi
uterus.
f. Pemeriksaan kadar estirol dalam urine.
g. Pemeriksaan sitologi vaginam

7. Penatalaksanaan
a. Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu, yang terpenting
adalah monitoring janin sebaik-baiknya.
b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan
spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan servik,
apabila sudah matang, boleh dilakukan induksi persalinan.
d. Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar dan
kemungkinan disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu
diperhatikan. Selain itu janin postmatur lebih peka terhadap sedative
dan narkosa.
e. Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila
keadaan onsufisiensi plasenta dengan keadaan servik belum matatng,
pembukaan belum lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin,
primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklamsia,
hipertensi menahun, dan kesalahan letak janin.
8. Komplikasi Kehamilan Trimester III
a. Persalinan prematur
Persalinan prematur dimaksudka dengan peralinan yang
terjadi diantara umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan
lahir kurang dari 2,5 kg. Persalinan prematuritas merupakan
masalah besar karena berat janin kurang dari 2,5 kg dan umur
kurang dari 36 minggu, maka alat-alat vital belum sempurna.
Sebab persalinan prematuritas :
1) Hamil dengan perdarahan dan kehamilan ganda.
2) Kehamilan disertai dengan komplikasi (preeklamsia dan
eklamsia).
3) Kehamilan dengan komplikasi penyakit ibu (hipertensi, penyakit
ginjal, penyakit jantung).
4) Keadaan gizi yang rendah disertai kurang darah, lapisan dalam
lahir yang kurang subur karena jarak hamil terlalu pendek.
b. Kehamilan Ganda (Kembar)
1) Pengaruh hamil ganda terhadap ibu : diperlukan gizi yang lebih
banyak , sehingga tumbuh kembang janin mencapai cukup bulan,
pada hamil muda sering terjadi keluhan yang lebih hebat, ibu
sering ceat lelah, sering terjadi penyulit hamil, (hidramnion,
preeklamsia, dan eklamsia), pada saat persalinan dijumpai
kesulitan.
2) Pengaruh kehamilan ganda terhadap janin : dapat terjadi
persalinan prematuritas, dapat terjadi janin dengan anemia atau
BBLR, setelah persalinan anak pertama dapat terjadi pelepasan
plasenta sebelum waktunya dan membahayakan janin yang kedua.
c. Kehamilan dengan perdarahan
Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang
membahayakan ibu dan janin dalam kandungan. Perdarahan yang
dapat membahayakan dan berhubungan dengan trimester ketiga
adalah mengalami perdarahan plasenta previa, perdarahan solusio
plasenta, perdarahan dari pecahnya sinus marginalis dan perdarahan
dari pecahnya vasa previa.
d. Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD)
Pecahnya selaput janin memberikan pertanda bahaya dan
memberi kesempatan infeksi langsung pada janin. Disamping itu,
gerak janin makin terbatas, sehingga pada kehamilan kecil mungkin
dapat terjadi deformitas. Oleh karena itu bila berhadapan dengan
kehamilan dengan mengeluarkan air apalagi belum cukup bulan
harus segera datang ke rumah sakit degan fasilitas yang memadai.
e. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim
1) Kehamilan di atas umur hamil 36 minggu pada ibu dengan
diabetes melitus.
2) Mungkin terjadi lilitan tali pusat yang mematikan.
3) Gangguan nutrisi menjelang kehamilan cukup bulan.
4) Kehamilan dengan perdarahan.
5) Kehamilan lewat waktu lebih dari 14 hari.
f. Kehamilan Lewat Waktu Persalinan (Senotinus)
1) Janin kekurangan nutrisi dan oksigen, akan mengalami
pengerusakan diri sendiri, dengan metabolisme jaringan lemak
bawah kulit sehingga tampak tua dan keriput.
2) Air ketuban yang makin kental, akan sulit dibersihkan, sehingga
dapat menimbulkan gangguan pernafasan saat kelahiranya.
3) Bila gangguan terlalu lama dan berat, janin dapat meninggal
dalam rahim.
4) Mungkin plasenta cukup baik tumbuh kembangnya sehingga
dapat memberikan nutrisi cukup dan janin menjadi lebih besar.
5) Dengan makin besarnya janin dalam rahim memerlukan tindakan
operasi persalinan
6) Kerugian pada ibu tidak terlalu besar, kecuali kemungkinan
persalinan dengan tindakan operasi seperti induksi persalinan
sampai dengan SC
g. Kehamilan dengan preeklamsia dan eklamsia
Gejala klinik preeklamsia ringan :
1) Tekanan darah sekitar 140/90 atau kenaikan tekanan darah 30
mmHg untuk sistolik 15 mmHg untuk sistolik dengan interval
pengukuran selama 6 jam.
2) Terdapat pengeluaran protein dalam urin 0,3 gr/ literatur
kualitatif +1, -+2.
3) Edema (bengkak kaki, tangan atau lainnya).
4) Kelainan berat badan lebih dari 1 kg/minggu.
Gejala preeklamsia berat (kelanjutan preeklamsia ringan) :
1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2) Pengeluaran protein dalam urin lebih dari 5 gr/24 jam
3) Terjadi penurunan produksi urin kurang dari 400 cc/24 jam.
4) Terdapat edema paru dan sianosis dan terasa sesak napas.
5) Terdapat gejala subyektif (sakit kepala, gangguan penglihatan,
nyeri dibagian perut atas).
9. Masalah Keperawatan Yang Perlu Dikaji

No. Data Etiologi Masalah


1. Ds. kurangnya Ansietas
- Klien mengatakan merasa pengetahuan
khawatir dan takut dalam terhadap persiapan
mengahadapi persalinan nanti melahirkan
Do.
- Klien tampak melamun
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 89 x/m
R : 24 x/m
T : 36,8oC
2 DS Agen injury Nyeri akut
Biasanya pasien mengatakan nyeri biologis

Do: pasien tampak meringis


3 Ds: Biasanya pasien mengatakan sesak Perusakan atau Pola nafas
kelemahan tidak efektif
Do: pasien tampak sesak
4 Ds: Biasanya pasien mengatakan sering Adanya Gangguan
untuk buang air kecil prembesaran uterus eliminasi urin
dan fresentasi janin
Do: pasien tampak menahan kencing meningkat
5 DS energi menurun kelelahan
klien mengatakan mudah lelah
DO
klien tampak lemah
wajah klien tampak pucat
6 pDS peningkatan massa ganguan citra
Klien biasanya malu abdomen tubuh
DO
Klien tampak lodrosi
7 faktor resiko resiko jatuh
1. Pusing
2. Lemas
3. Tekanan darah meningkat
4. Tekanan darah menurun

10. Diagnosa Keperawatan


1. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terhadap
persiapan melahirkan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injury biologis
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Perusakan atau kelemahan
4. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan Adanya prembesaran
uterus dan fresentasi janin meningkat
5. kelelahan berhubungan dengan energi menurun
6. ganguan citra tubuh berhubungan dengan peningkatan massa abdomen
7. resiko jatuh

11. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa
No. Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan
berhubungan keperawatan selama 1x24 jam yang menenangkan.
dengan diharapkan masalah dapat teratasi. 2. Berikan informasi
kurangnya Dengan Indicator : pada klien tentang
pengetahuan Indikator IR ER proses persalinan.
terhadap - Klien tidak cemas 3 5 3. Kaji tingkat ansietas
persiapan lagi yang dialami klien.
melahirkan. - TTV dalam batas 4 5 4. Kaji kekhawatiran
normal yang dialami klien.
- Klien tampak 3 5 5. Observasi TTV
rileks 6. Ajarkan teknik
- tidak terjadi 3 5 relaksasi.
insomnia 7. Kolaborasi dalam
- Klien tampak 3 5 pemberian obat.
percaya diri
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Pain Management

berhubungan keperawatan selama….x 24 jam 1. Lakukan pengkajian


diharapkan nya reteratasi. nyeri secara
dengan Agen
Kriteria hasil: komprehensif termasuk
injury biologis
Pain Level lokasi, karakteristik,
Indikator Ir Er durasi, frekuensi, kualitas
1. Melaporkan dan faktor presitipasi.
adanya nyeri. 2. Observasi reaksi
2. Luas bagian nonverbal dari
tubuh yang ketidaknyamanan
terpengaruh. 3. Gunakan teknik
3. Frekuensi nyeri. kumonikasi terapeutik
4. Panjangnya untuk mengetahui
episode nyeri. pengalaman nyeri pasien.
5. Pernyataan 4. Kaji kultur yang
nyeri. mempengaruhi respon
6. Ekspresi nyeri nyeri.
pada wajah. 5. Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau.
6. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan,
dan kebisingan.
7. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi.
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan nyeri tidak berhasil
3 Pola nafas Setelah dilakukan tindakan Airway Management

tidak efektif keperawatan selama ….x24 jam 1. Buka jalan nafas gunakan
diharapkan pola nafas efektif. teknik chin lift atau jaw
berhubungan
Kriteria hasil: thrust bila perlu.
dengan
Respirstory status : airway patency 2. Posisikan pasien untuk
Perusakan atau
Indikator Ir Er memaksimalkan
kelemahan 1. Frekuensi ventilasi.
pernapasan 3. Identifikasi pasien
sesuai yang perlunya pemasangan
diharapkan. alat jalan nafas buatan.
2. Irama nafas 4. Pasang mayo bila perlu.
sesuai yang 5. Lakukan fisioterapi dada
diharapkan. jika perlu.
3. Kedalaman 6. Keluarkan secret dengan
inspirasi. batuk atau suction.
4. Bersuara secara 7. Auskultasi suara nafas
adekuat. catat adanya suara
5. Tidak tambahan.
didapatkan 8. Lakukan suction pada
kontraksi dada. mayo.
6. Tidak Monitor respirasi dan status
didapatkan suara O2
nafas tambahan.
7. Tidak
didapatkan
dyspnea
4 Gangguan setelah dilakukan tindakan 1. pantau asupan dan
eliminasi urin keperawatan selama 1x...jam keluaran
diharapkan masalah dapt teratasi 2. membantu dengan toilet
berhubungan kriteria hasil
secara berkala
dengan Indikator IR ER 3. anjurkan klien untuk
1. Intake cairan mengurangi minum
Adanya
dalam batas pada malam hari
prembesaran noraml
4. ajarkan klien untuk
uterus dan 2. Tidak ada spasme
bladder melakukan senam kagel
fresentasi janin
3. Balance cairan
meningkat seimbang

5 kelelahan setelah dilakukan tindakan energy management


berhubungan keperawatan selama 1x...jam 1. monitor nutrisi dan
diharapkan masalah dapt teratasi sumber energi
dengan energi kriteria hasil adekuat
menurun Indikator IR ER 2. monitor TTV
1. Istrahat cukup 3. Anjurkan keluarga
2. Kecemasan memberikan
menurun dukungan kepada
3. Memverbalisasika klien
n peningkatan 4. Tingkatkan tirah
energi dan merasa baring
lebih baik

6 ganguan citra setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan tentang

tubuh keperawatan selama 1x...jam perubahan yang dialami


diharapkan masalah dapt teratasi klien
berhubungan kriteria hasil
2. Anjurkan keluara untuk
dengan Indikator IR ER
1. Mempertahan memberikan dukungan
peningkatan
iteraksi sosial dan motivasi kepada
massa 2. Mendeskripsikan klien
abdomen secara faktual 3. Anjurakan kepada
perubahan fungsi
suami untuk
tubuh
3. Mampu mendampingi klien
mengidentifikasi selama proses
kekuatan personal kehamilan
7 resiko jatuh Setelah dilakukan asuhan 1. Ciptakan lingkungan
keperawatan selama 2 x6 jam yang aman untuk
diharapkan risiko cidera dapat pasien
diminimalisir dengan criteria hasil: 2. Identifikasi
Risk Control kebutuhan
Indikator IR ER keamanan pasien,
- Pasien mengenal berdasarkan tingkat
tanda dan gejala fisik, fungsi kognitif
yang dan sejarah tingkah
mengindikasikan laku
faktor resiko 3. Hilangkan bahaya
cidera lingkungan
- Pasien dapat 4. Jauhkan objek
mengidentifikasi berbahaya dari
resiko kesehatan lingkungan
yang mungkin 5. Menjaga dengan
terjadi siderail jika
- Tingkat diperlukan
kesadaran pasien 6. Sediakan tempat
baiK tidur yang rendah
- Status kognitif jika diperlukan
pasien baik 7. Tempatkan furniture
- Orientasi kognitif diruangan dengan
pasien baik susunan terbaik
untuk akomodasi
ketidakmampuan
pasien dan keluarga
8. Jauhkan dari pajanan
yang tidak
diperlukan,
mengerikan dan
panas
9. Manipulasi
pencahayaan untuk
keuntungan
terapeutik
10. Batasi pengunjung
DAFTAR PUSTAKA

Ratna Dwi. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Panji Pustaka : Yogyakarta.

Maya. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga.

Kismiati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta :
Fitramaya.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai